Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Kebidanan pada

Kanker Serviks
Disusun Oleh :
Ayunda Ardiana NIM. 011611233002
Alifa Felicita Isworo NIM. 011611233004
Vischa Nurlaily Ardianti NIM. 011611233006
Adella Wahyuningsih NIM. 011611233008
Rara Yumna Elfrida Putri NIM. 011611233010
Fifi Lailiya NIM. 011611233013
Amilia Krisdiantini NIM. 011611233015
Aprilia Laraswati NIM. 011611233017
Menurut Kementerian KesehatanRepublik Indonesia
(2019) kanker leher rahim sebesar 23,4 per
100.000 penduduk. Menurut Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI (2015), Jawa
Timur mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi
pada kanker leher rahim sebesar 21.313 pada tahun
2013.
Pengertian Kanker Servix

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari


serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan
vagina melalui ostium uteri eksternum (kemenkes).
ETIOLOGI

1. HPV (Human Papilloma Virus) Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18,
45 dan 56. Sekitar 90-99% jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV.
2. Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada leher rahim.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. perempuan yang melakukan hubungan
seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar daripada yang
menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
4. Perilaku seksual berganti pasangan seks
5. Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan meningkatkan insiden NIS
(Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks) meskipun tidak langsung. Diduga mempercepat
perkembangan progresivitas lesi.
6. Suami yang tidak disirkumsisi.
Manifestasi Klinik

•Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
•Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
•Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
•Perdarahan spontan saat defekasi.
•Perdarahan diantara haid.
•Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
•Anemia akibat pendarahan berulang.
•Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
Deteksi Dini Kanker Servix

1. Pap smear merupakan salah satu cara deteksi


dini Kanker serviks, test ini mendeteksi adanya
perubahan-perubahan sel leher rahim yang
abnormal
2. Biopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap
smear
3. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) tes merupakan
alternatif skrining untuk kanker serviks. Prosedur
pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan
leher rahim diolesi dengan asam asetat, akan
tampak bercak-bercak putih pada permukaan
Kanker serviks yang tidak normal.
Tatalaksana Lesi Prakanker
1. Krioterapi digunakan untuk destruksi lapisan epitel serviks dengan metode pembekuan
atau freezing hingga sekurangkurangnya -20oC selama 6 menit (teknik Freeze-thaw-
freeze) dengan menggunakan gas N2O atau CO2.
2. Elektrokauter Metode ini menggunakan alat elektrokauter atau radiofrekuensi dengan
melakukan eksisi Loop diathermy terhadap jaringan lesi prakanker pada zona
transformasi.
3. Diatermi Elektrokoagulasi dapat memusnahkan jaringan lebih luas dan efektif jika
dibandingkan dengan elektrokauter, tetapi harus dilakukan dengan anestesi umum.
4. Laser Sinar laser (light amplication by stimulation emission of radiation), suatu muatan
listrik dilepaskan dalam suatu.
Pemeriksaan Diagnostik
• Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat bermanfaat untuk
mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila dilakukan dengan baik.
• Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan menilai perubahan pola epitel dan vascular serviks yang
mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
• Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat seluruhnya dengan
kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian kelainan didalam kanalis
serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan
dengan tepat dan alat biopsy harus tajam sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.
• Konisasi
Konisasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa sehingga yang
dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut.
Manajemen Asuhan
Kebidanan
II. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kanker Servix
Pengkajian data
No. Register :
Tanggal Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
1. Data Subjektif
Diperoleh dari hasil anamnesa terhadap ibu sendiri (autoanamnesa) atau dari keluarga.
a. Biodata/Identitas
Nama : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita
dan agar tidak keliru dengan penderita lain (Christina, 1993:4)
Umur : Usia yang rentan terjadinya kanker adalah diatas 40 tahun.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan
klien. Dengan mengetahui kebiasaan klien, maka akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. Agama ini ditanyakn
berhubungan dengan perawatan penderita. (Christina, 1998:88)
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan
seseorang.
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi penderita agar
nasehat yang diberikan sesuai. (Christina, 1989:85)
Alamat : Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak. Dengan
diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal pasien dan linkungannya. (Bobak, 2005:144)
b. Keluhan Utama
Berisi keluhan atau gejala yang disampaikan ibu kepada tenaga kesehatan terkait hal yang
menurut ibu tidak sesuai. Gejala kanker leher rahim (Ibu mengatakan mengeluarkan darah saat atau
setelah berhubungan seksual, keluar cairan berbau dari kemaluan, lebih lama dan lebih
banyak, keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat, mengandung
darah atau hitam serta berbau busuk.
c. Riwayat Kesehatan Ibu
Untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat penyakit menular,menahun ataupun menurun,dan
apakah ibu sebelumnya pernah mengalami gangguan reproduksi seperti kanker .
d. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui apakah ibu saat ini dalam keadaan hamil atau tidak,jika dalam keadan hamil
akan mempengaruhi dari tumbuh kembang janin dalam kandungan
e. Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah (menikah usia muda atau hubungan seksual yang terlalu dini memicu terjadinya
kanker)
f. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui tentang riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang terdahulu terutama untuk
mengetahui penyulit yang dialami selama kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu. Ditanyakan jumlah anak
(banyak anak menjadi factor predisposisi kanker), saat hamil pernah mengalami Ketuban Pecah Dini
(berhubungan dengan adanya infeksi organ genital).
g. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui ibu menggunakan kontrasepsi jenis apa dan sudah berapa lama serta apakah ibu saat ini
masih menggunakan kontrasepsi.
h. Riwayat Psikologi
Untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga bisa menerima dengan kondisi tersebut.
i. Riwayat Sosial Budaya
Kanker berhubungan dengan aktifitas seksual dan pola hubungan seksual.
j. Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola Personal Hygiene
Terutama pada alat kelamin, setelah BAK dan BAB cara cebok yang benar
Pola Kebiasaan lain
Merokok (Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok)
Pola Seksual
Apakah sering berganti-ganti pasangan.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
 KU : Menilai keadaan pasien dengan cara kita bertanya.
 Kesadaran : Compomentis/confusion/darium/somolenta
 TTV : TD : untuk mengetahui tekanan sistole dan diastole
N : untuk mengetahui frekuensi nadi pasien
S : untuk mengetahui temperatur/suhu pasien.
RR : untuk mengetahui frekuensi nafas pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : bagaimana keadaan kulit kepalanya,apakah terdapat ketombe,ataupun lesi
 Muka : apakah terdapat odema atau pucat
 Mata : bagaimana warna konjungtivanya.
 Hidung : apakah ada polip,sekret,benda asing atau benjolan abnormal
 Mulut : bagaimana keadaan mulutnya,bibir lembab/ tdiak,adakah stomatitis
 Telinga : adakah serumen,adakah benda asing atau benjolan abnormal
 Leher : adakah pembesaran/bendungan vena jularis, tiroid dan limfe
 Payudara : adakah benjolan abnormal,bagaimana keadaan puting susu.
 Abdomen : adakah bekas operasi, adakah nyeri tekan
 Genetalia : Inspeksi : kotor, ada rabas, keluar cairan kuning kehijauan berbau busuk, ada darah
Inspekulo : pada portio tampak kemerahan, dan ada masa seperti bunga kol yang berdungkul-dungkul
dan mudah berdarah
 Ekstremitas
 Atas : adakah odema.
 Bawah : adakah odema dan adakah varises
c. Pemeriksaan Penunjang
 IVA
 Pap Smear
 USG
Interprestasi Data
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interprestasi atau data-data yang telah
dikumpulkan.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada tahap ini petugas kesehatan mengidentikasi diagnosa dan masalah yang potensial berdasarkan rangkaian
masalah yang ada dan dan membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi hal-hal buruk yang akan timbul.
Identifikasi Tindakan Segera,Kolaborasi, dan Rujukan
Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera diperlukan apabila dalam suatu kondisi ibu memerlukan kebutuhan yang
dapat membuat keadaan lebih baik atau mengatasi keadaan darurat yang tiba tiba terjadi.
Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang telah ditentukan agar
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan criteria yang diteteapkan
Evaluasi
Catatan perkembangan menggunakan SOAP, Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari
tindakan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
efektif dalam pelaksanaannya
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri
Patologi. Jakarta : EGC
Darmawati. KANKER SERVIKS WANITA USIA SUBUR. Diperoleh pada tanggal 10 april 2019, dari:
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id
Elizabeth. (2001). Cegah kanker pada wanita. Jakarta: EGC.
Kanzania, Gusti. 2014. Lapsus Asuhan Kebidanan Pada Pasien Dengan Kanker Serviks. Makalah. Bali. Akademi Kebidanan
Sari Mulia Banjarmasin. Diakses pada tanggal 14 April, dari https://www.academia.edu/24249676/Lapsus_Asuhan
_Kebidanan_Pada_Pasien_Dengan_Kanker_Serviks_Stadium_III_B_Anemia_Ringan_Pasca_Paxus_Carboplatin_6_Ser
i_Eksternal_Radiasi_9_Kali_Di_Ruang_Cempaka_Timur_Perawatan_Onkologi_RSUP_Sanglah_Denpasar_Bali_2014
Kemenkes. PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER SERVIKS. Diperoleh pada tanggal 10 april 2019, dari :
http://kanker.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2015. InfoDatin (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI).Online.Diakses
http://www.depkes.go.id/resources/download/ pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf. Pada Tanggal 11 April 2019
pukul 19.00 WIB
Kementerian Kesehatan RI. 2015.Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Online. Diakses
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf. Pada Tanggal 11 April 2019 pukul 19.30 WIB
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Hari Kanker Sedunia 2019. Online. Diakses
http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html. Pada Tanggal 11 April 2019
pukul 19.00 WIB
Mulawardhana, Pungky. 2019. Mata Kuliah Ginekologi: Kanker Serviks Deteksi Dini & Pencegahan.
Prawirohardjo, Sarwono.; Ilmu Kebidanan.; Edisi Keempat, Penerbit Tridasa Printer; Jakarta 2012
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai