Anda di halaman 1dari 98

FARMAKOGNOSI I

KARBOHIDRAT

Ike Yulia W., M.Farm, Apt


Vini Noviani, M.Farm, Apt
Novi Fajar Utami, M.Farm, Apt

1
KARBOHIDRAT
• Karbohidrat  konstituen yang paling banyak jumlahnya
dibandingkan dengan kandungan kimia lainnya yang
terdapat dalam tanaman atau hewan.
• Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis pada
tanaman.
• Zat tersebut dapat diubah menjadi senyawa kimia
organik lain yang diperlukan tanaman.

2
• Karbohidrat atau gula berguna sebagai storing
energy seperti pati, dapat pula berguna sebagai
transport of energy seperti sukrosa, dan sebagai
penyusun dinding sel seperti selulosa.
• Banyak senyawa kimia dalam tanaman seperti
asam nukleat dan glikosida yang mengandung
gula di mana gula tersebut merupakan bagian
esensial pada strukturnya.

3
Kegunaan gula pada tanaman 
– membantu penyerbukan (seperti nektar yang
mengandung gula)
– melindungi luka
– mencegah terjadinya infeksi serta detoksifikasi dari
bahan lain.

4
Karbohidrat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
– Monosakarida
Contoh: glukosa, fruktosa, arabinosa
– Oligosakarida
Contoh: sukrosa, rafinosa
– Polisakarida
Polisakarida merupakan rantai panjang terdiri dari
monosakarida di mana yang satu dengan yang
lainnya dapat berupa ikatan heand to tail dan dapat
bercabang-cabang.
Contoh: Pati, selulosa, inulin.

5
• Monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi
gula yang lebih sederhana.
• Disakarida dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida.
• Tetrasakarida ketika dihidrolisis menjadi empat
monosakarida, dan seterusnya terjadi hal yang
sama pada sakarida yang lebih tinggi.

6
• Monosakarida
• Monosakarida bebas yang ditemukan dalam
tanaman umumnya berupa glukosa dan
fruktosa, sedikit yang terdapat dalam bentuk
xilosa, ramnosa, dan galaktosa.
• Monosakarida dapat berupa poli hidroksi aldehid
atau polihidroksi keton.
• Monosakarida yang termasuk aldoheksosa ialah
glukosa dan yang termasuk ketoheksosa adalah
fruktosa.

7
Berdasarkan jumlah rantai atom C,
monosakarida dapat dibedakan menjadi:
– Tetrosa (empat rantai atom C)
– Pentosa (lima rantai atom C)
– Heksosa (enam rantai atom C)
Diosa dan triosa tidak ditemukan dalam bentuk bebas
di alam, biasanya ditemukan dalam bentuk ester
fosfat.

8
• Pentosa ditemukan di alam, sebagai hasil
hidrolisis dari hemiselulosa, gom atau musilago.
• Heksosa merupakan monosakarida penting
yang terdapat dalam tanaman.
• Ester fosfat dari heptosa merupakan zat yang
penting untuk metabolisme glukosa pada
binatang dan proses fotosintesis pada tanaman.

9
• Monosakarida yang sering ditemukan sebagai
komponen glikosida dan polisakarida adalah:
glukosa dan galaktosa (heksosa), xilosa dan
arabinosa (pentosa), serta ramnosa (metal
pentos).
• Ribosa dan deoksiribosa merupakan komponen
dari DNA dan RNA, yang tidak ditemukan pada
tanaman dalam bentuk ikatan lain.

10
11
• Dari 16 aldoheksosa dan 8 ketoheksosa, bila
masing-masing dapat berbentuk α dan β maka
dapat diperoleh 48 kemungkinan isomer.
• Kenyataannya bentuk bebas yang terdapat
dalam tanaman hanya D-Fruktosa dan D-
Glukosa.
• Keduanya terdapat dalam buah yang terasa
manis dan madu.
• Pati bila dihidrolisis akan menghasilkan glukosa,
sedang inulin bila dihidrolisis akan menghasilkan
fruktosa.
12
• Biosintesis
– Karbohidrat dihasilkan melalui proses fotosintesis,
yaitu proses biologis yang mengubah energi
elektromagnetik menjadi energi kimia yang terjadi
pada tanaman berwarna hijau.

• Fotosintesis terdiri dari dua tingkat reaksi.


– Reaksi cahaya  mengubah energi elektromagnetik
menjadi energi kimia.
– Reaksi enzimatik  memanfaatkan energi yang
dihasilkan oleh reaksi cahaya, mengubah
karbondioksida menjadi gula.

13
CO2 + H2O
hn PRIMARY METABOLISM

Photosynthesis Glucose Carbohydrates

SECONDARY SECONDARY
G
METABOLISM L METABOLISM
Building Blocks Y
C
O
Phenyl- L
Y
propanoids Amno Acids S Fatty Acids
Flavonoids I Lipids
Proteins S
Alkaloids synthesis
enzymes Acetyl CoA
regulation Acetogenins
Nucleic
Terpenes
Acids Citric Acid
Steroids
reproduction Cycle
14
RNA DNA
CO2 + H2O + ATP
• Reaksi :
2H2O+CO2+Cahaya Klorofil (CH2O)+H2O+O2
• Fotosintesis karbohidrat sebagai berikut.
– Karbon dioksida yang terdapat pada udara (alam)
bereaksi dengan ribulosa difosfat (Ru-DP), membentuk
zat yang tidak stabil.
– Zat tersebut pecah menjadi dua molekul Asam 3-
fosfogliseret (PGA) yang stabil.

15
– Karboksil dari PGA mengalamai reduksi menjadi
aldehid, yaitu 3-fosfat-Gliseraldehid(TrP).
– Lima molekul TrP mengalami kondensasi, dismutase
menjadi tiga gula dengan lima atom karbon, yaitu
Ribosa 5-fosfat, Ribulusa 5-fosfat, dan Xilosa 5-fosfat.
– Senyawa ini diubah menjadai Ru-DP yang
merupakan akseptor dari karbondioksida.

16
• Energi diperlukan untuk mereduksi PGA menjadi
TrP dan untuk mengubah ribolusa 5-fosfat
menjadi RuDP.
• Setiap satu molekul adenosine trifosfat (ATP)
dan dua molekul nikotinamid adenine dinukleodit
tereduksi.
• Yang terakhir dapat berupa NADH2 atau
NADPH2 tergabung spesies tanaman.

17
• Untuk mengubah ribulosa 5-fosfat diperlukan
satu molekul ATP
• Dengan demikian untuk mengubah satu molekul
karbondioksida menjadi gula diperlukan tiga
molekul ATP dan dua molekul NAD.
• Molekul ATP dan NAD dihasilkan pada
fotosintesis oleh reaksi cahaya dan reaksi
pemindahan elektron.
• Absorpi cahaya dilakukan oleh molekul klorofil.

18
• Pada reaksi oksidasi, air diubah menjadi
molekul oksigen, sedang pada peristiwa reduksi,
NAD diubah menjadi NADH2.
• Kofaktor lain, yaitu ATP disintesis dari
adenosine difosfat (ADP) dan difosfat inorganic
(P), dengan memanfaatkan energi selama
pemindahan electron dari air menjadi NAD.

19
• Pembentukan sukrosa
– Sukrosa merupakan metabolit yang penting bagi
kehidupan tanaman tinggi.
– Sukrosa tidak hanya merupakan gula bebas yang
pertama dibentuk pada proses fotosintesis, tetapi
juga merupakan bahan pengangkut.
– Sukrosa dimungkinkan sebagai prekursor untuk
sintesis polisakarida.

20
– Fruktosa 6-fosfat yang diperoleh pada fotosintesis,
diubah menjadi glukosa 1-fosfat. Zat tersebut
bereaksi dengan UTP membentuk UDP-Glukosa.
– Reaksi lain menunjukan fruktosa 6-fosfat membentuk
sukrosa fosfat dan pada reaksi selanjutnya berubah
menjadi sukrosa.
– Fruktosa dapat membentuk sukrosa secara langsung.

21
22
• Fermentasi
– Karbohidrat berbentuk ester seperti ester fosfot dari
pentose atau heksosa mempunyai posisi sangat
penting dalam proses fisiologi.
– Ester yang pertama merupakan konstituen dari asam
nukleat dan ester yang kedua merupakan syarat
untuk proses fermentasi biologis bagi pemecahan
karbohidrat.

23
• Skema fermentasi pati menjadi etil alkohol
dikemukakan oleh Embden-Meyerhof.
• Jika terjadi gangguan pada akhir reaksi,
misalnya dengan penambahan sulfit,
disfosfopiridin nukleotida tereduksi (DPNH2)
akan dihidrogenasikan membentuk gliserol.
• Beberapa contoh lain tentang fermentasi laktosa
menjadi asam laktat oleh Streptococcus lactis.
• Fermentasi aseton-butanol disebabkan oleh
Clostridium acetobutylicium.
24
Sifat kimia
– Sangat larut dalam air
– Optik aktif
– Bila murni, sering sukar dikristalkan: sering
dipisahkan sebagai derivatnya seperti osazon.
– Mudah terjadi isomeri
– Tidak berwarna
– Berat molekulnya ringan
– Dalam jumlah kecil dapat dideteksi dengan pereaksi
kromogenik tertentu

25
• Gula yang mudah mereduksi seperti glukosa,
dengan larutan Fehling akan terbentuk menjadi
endapan merah kekuningan.
• Gula yang mudah mereduksi dapat dideteksi
pada kromatogram dengan menggunakan
pereaksi resorsinol- H2SO4 atau aniline
hydrogen ftalat.
• Gula yang tidak mereduksi, kurang responsive
terhadap pereaksi di atas.
• Gula tidak mereduksi dapat dideteksi dengan
peryodat atau timbal tetraasetat.
26
Identifikasi
1 Reaksi Molish (Reaksi –naftol)
• Bahan yang mengandung karbohidrat akan
dihidrolisis menghasilkan monosakarida.
• Lebih kurang 5 mg bahan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
• Tambahkan 10 tetes air, kemudian 2 tetes
larutan – naftol 10% dalam kloroform.
• Teteskan dengan hati-hati 1 ml asam sulfat
pekat dengan cara mengalirkannya melalui
dinding tabung.
27
• Pada batas kedua larutan terbentuk cincin
merah selama beberapa detik.
• Warna akan segera hilang bila didiamkan atau
dikocok dan terjadi larutan berwarna ungu tua.
• Larutan dikocok kemudian didiamkan selama 2
menit, lalu ditambahkan 5 ml air dingin; terjadi
endapan berwarna violet.
• Pada penambahan amoniak pekat berlebih,
warna akan berubah menjadi cokelat muda.

28
• Reaksi Fehling
• Gula yang mereduksi seperti laktosa dan
maltosa dari suatu disakarida akan mereduksi
larutan alkali dari garam metalik seperti:
tembaga, raksa, dan terbentuk endapan.
• Garam metalik yang sering digunakan Tembaga
(II) tartrat dikenal sebagai larutan Fehling.

29
• Lebih kurang 10 ml larutan Fehling, dimasukkan
ke dalam tabung reaksi.
• Larutan tersebut kemudian ditambahkan dengan
beberapa cc larutan gula.
• Campuran dididihkan selama 2 menit akan
terbentuk endapan merah dari tembaga oksida.

30
• Reaksi Barfoed
• Reaksi ini digunakan untuk membedakan
laktosa atau muktosa, setelah diketemukan
adanya gula mereduksi dengan reaksi
sebelumnya.
• Penyiapan pereaksi:
• Lebih kurang 45 g Kristal netral tembaga (II)
asetat dilarutkan dalam 900ml air, saring.

31
• Pada filtrat ditambahkan 1,2 ml larutan asam
asetat 50%, encerkan larutkan hingga diperoleh
sebanyak 1 liter.
• Sedikit pereaksi dipanaskan di atas air, larutan
tidak menunjukkan sifat reduksi.
• Prosedur: Lebih kurang 5 ml pereaksi
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 5 ml larutan di periksa.
• Campuran dididihkan di atas tangas air selama
4 menit; terbentuk endapan merah tembaga.
32
• Reaksi Osazon
• Gula yang mengandung grup aldehd atau keton,
bila direaksikan dengan 1 molekul fenilhidrazin
akan terbentuk hidrozon.
• Bila fenilhidrazin kelebihan –CH.OH selanjutnya
dioksidasi menjadi – CO
• Fenilhidrazon kemudian bereaksi dengan
molekul fenilhidrazin kedua membentuk osazon.

33
• Prosedur:
• Di dalam tabung reaksi lebih kurang 0,5 g
fenilhidrazin hidroklorida, 0,2 g gula, 1 g Kristal
natrium asetat dan 5 ml air dicampur; dikocok
hingga larut, bila perlu disaring.
• Larutan dipanaskan dalam tangas air selama
1,5 jam, kemudian didiamkan sampai dingin.

34
• Larutan fenilhidrazin asetat dapat dibuat dengan
cara lain, yaitu dengan melarutkan fenilhidrazin
dalam asetat glacial hingga tepat larut.
• Fenilhidrazin asetat dapat digunakan untuk
mengganti fenilhidrazin hidroklorida.
• Dalam hal ini natrium asetat sudah tidak
diperlukan lagi.

35
• Endapan osazon berwarna kekuningan.
• Osazon dari monosakarida dipisahkan dengan
pencucian menggunakan air panas.
• Osazon dimurnikan dengan penyaringan
menggunakan kertas saring kecil, endpan dicuci
dengan air dingin.
• Endapan dilarutkan dengan etanol (50%)
mendidih dan disaring hangat.

36
• Untuk identifikasi selanjutnya dapat dilakukan
pengujian titik leburnya.
• Glukosa, seluulosa, dan monosa menghasilkan
osazon yang memiliki titik lebur sama, yaitu
pada suhu 204˚ sampai 205˚.
• Galaktosa melebur pada suhu 191˚-196˚.
• Laktosazon melebur pada suhu 202˚-208˚

37
• Alat yang digunakan
– Lempengan kaca 20 x 20cm
– Alat penyemprot
– Oven
– Peralatan TLC
• Reagen
– asam asetat glukosa
– Sukrosa anis adehid
– Naftoresorsinol silica gel G
– n-butanol asam fosfat
– asam sulfat etanol
– ramnosa xilosa
– eter
38
• Waktu
– Penyedia lempeng lapis tipis 1 – 2 jam
– Perambatan dan penetapan 3 – 4 jam
• Cara kerja
– Penyimpan lempeng silikat gel G
– Suspensi untuk 5 lempengan dengan ukuran 20x20
cm disiapkan dengan mengaduk 30 g silikat gel G
dan 60 ml air selama 30 detik.
– Suspensi diratakan pada lempengan dengan alat
sehingga diperoleh lapisan dengan ketebalan 0,25
mm.
– Lempengan diaktifkan pada 120˚ selama 1 jam.

39
• Perambatan
– Contoh karbohidrat dilarutkan dalam air, larutan
ditotolkan dengan mikropipet pada jarak 2 cm diatas
sisi lempeng
• Perambatan dilakukan dalam
n-butanol - asam asetat - etil eter - air
9 : 6 : 3 : 1.

40
• Penetapan Pereaksi naftoresorsional.
– Lempengan disemprot dengan larutan 0,2%
naftoresorsial dalam butanol dan 10% asam fosfat.
– Lempengan dipanaskan selama 10 menit pada suhu
100˚ lalu diberi warna:
– merah jambu untuk ketos
– Hijau untuk aldopentosa dan
– biru untuk aldoheksosa

41
PERTEMUAN KE 2 KARBOHIDRAT

42
Kromatografi Lapis Tipis
untuk Karbohidrat
• Pendahuluan
• Beberapa penyerap telah digunakan pada kromatografi
lapis tipis untuk karbohidrat.
• Stahl dan Kalten Bach menggunakan kieselgur yang
dimampatkan dengan natrium asetat.
• Kemampuan ion borat membentuk kompleks dengan
senyawa polihidroksi telah dilakukan oleh pustaka dan
prey untuk memisahkan bermacam-macam gula pada
lempengan yang telah dilapisi dengan asam borat.

43
• Schweiger, Vomhof, dan Tucker menganalisia gula
dengan lapisan selulosa.
• Prey dan asistennya menggunakan selulosa mikrokristal
untuk analisa gula.

44
• Cara kerja
• Penyimpanan lempengan silica gel G:
• Suspensi untuk 5 lempengan berukuran 20 x 20 cm
disiapkan dengan mengaduk 30 g silica gel G dan 60 ml
air selama 30 detik
• suspensi diratakan pada lempengan dengan alat
sehingga diperoleh lapisan dengan ketebalan 0,25 mm.
• Lempengan diaktifkan pada suhu 120˚ selama 1 jam.

45
• Alat
• Lempeng kaca 20 x 20 cm
• Alat penyemprot
• Oven
• Peralatan KLT
• Waktu
• Penyediaan lempengan lapisan tipis 1-2jam.
• Elusi dan analisis 3-4 jam.

46
• Pereaksi
• Asam asetat Anisaldehid
• n-Butanol Etanol
• Eter Glukosa
• Nafto resorsial Asam fosfat
• Ramnasa Sukrosa
• Silika fel G Asam sulfat
• Xilos

47
• Elusi
• Sampel karbohidrat dilarutkan dalam air, larutan
ditotolkan dengan mikrokapiler pada jarak 2 cm di atas
sisi lempengan.
• Elusi dilakukan dalam n-butanol – asam asetat – etil
eter – air (9:6:3:1)

48
• Analisis
• Pereaksi nafto resorsinol (mollish)
• Lempengan disemprot dengan larutan 0.2% nafto
resorsinol dalam butanol dan 10% asam fosfat.
• Lempengan dipanaskan selam 10 menit pada suhu 100˚
akan member warna merah jambu untuk ketosa, hijau
untuk aldopentosa, dan biru untuk aldoheksosa.

49
Reaksi Furfural
Pentosan cepat dapat dibedakan dari monosakarida yang
lain, bila bahan tersebut dididihkan dengan asam klorida
pekat.

50
• Prosedur (pentosa)
• Pada tabung reaksi, pada sejumlah kecil bahan yang
diteliti, dididihkan dengan larutan asam klorida (12%).
• Tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang
dibatasi dengan larutan anilim asetat.
• Bila terjadi furfural, warna kertas berubah menjadi
merah. Ini berarti zat yang diperiksa adalah pentosan.

51
• Reaksi Resorsin
• Reaksi untuk membedakan gula yang termasuk
kelompok keton seperti fruktosa dari gula yang termasuk
kelompok adehid seperti dekstrosa.
• Prosedur
• Pada tabung reaksi ditambahkan 10 ml larutan gula
yang diperiksa dan 10 ml larutan asam klorida (25%)
dan lebih kurang 0,1 g resorsin.
• Campuran dipanaskan dengan api kecil. Bila ada gula
keton  terjadi warna merah.

52
• Pereaksi Anisaldehid
• Pereaksi dibuat dari 0,5 ml anisaldehid dalam 9 ml
etanol (95%), 0,5 ml asam sulfat pekat, dan 0,1 ml asam
asetat.

Gula Rf Warna dengan anisaldehid


Sukrosa 0.09 Violet
Glukosa 0.22 Biru
Fruktosa 0.27 Violet
Xilosa 0.40 Abu-abu
Ribosa 0.47 Biru
Ramnosa 0.55 Hijau
53
Kromatografi gas likuid dari
karbohidrat
• Penggunakan kromatografi gas untuk memisahkan
karbohidrat dan senyawa yang ada hubungannya
dengan polihidroksi sulit dilakukan, karena keterbatasan
turunannya yang mudah menguap.
• Penggunaan kromatografi gas untuk karbohidrat
pertama dilakukan pada pemisahan turunan tri-O metil
dari metil pentapiranosida yang merupakan turunan
tetra-O-metil dari metil heksapiranosida.

54
• Pemisahan turunan poliasetil dari karbohidrat dilaporkan
oleh Bishop dan Copper.
• Kircher melaporkan pemisahan anomer metil
glikopiranosida yang termetilasi dengan sempurna.
• Akhir-akhir ini turunan asetil telah digunakan untuk
memisahkan gula amino dan untuk memisahkan asetal
serta turunan ketal.
• Hedgley, Overend, dan Ferrier melaporkan reaksi dan
analisa dari karbohidrat dalam bentuk trimetilsill eter
yang menguap.

55
Oligosakarida

• Oligosakarida digolongkan menjadi: disakarida,


trisakarida, tetrasakarida, dan seterusnya.
• Oligosakarida bisa terdiri dari sepuluh monosakrida.
• Monosakrida penyusun bisa sama, seperti maltosa.
Tetapi dapat juga berbeda, seperti pada sukrosa.

56
• Rafinosa merupakan contoh trisakarida alam.
• Gula amino seperti glukosamin dan galaktosamin
banyak terdapat di alam.
• Gula tersebut terbentuk dari hidrolisis polisakarida
binatang seperti kitin dan heparin.

57
• Sukrosa
• Sukrosa dikenal dengan nama gula atau sakurum
terdapat pada tanaman Saccharum officinarum L.
• Selain terdapat pada tanaman tebu, sukrosa terdapat
juga pada beberapa tanaman palm dan beit.
• Gula diperoleh dengan memeras batang tebu cairan
yang diperoleh, lalu dididihkan dengan kapur untuk
menetralkan.
• Hal ini untuk mencegah perubahan gula menjadi gula
invert dan untuk mengumpulkan albumin.

58
• Albumin menuju permukaan sebagai buih. Buih
dihilangkan, lalu cairan disaring dan kadang-kadang
dihilangkan warnanya dengan belerang dioksida.
• Cairan dipekatkan dan dikristalkan.
• Residu berwarna gelap disebut molase.
• Molase digunakan untuk makanan ternak dan
pembuatan etil alcohol, bumbu masak, dll.

59
• Penggunaan: Gula digunakan untuk bahan baku sirup,
demulcent, dan nutrient.
• Pada larutan pekat, gula dapat berfungsi sebagai
bakteriostatik dan preservative.
• Gula digunakan juga sebagai lapisan tablet dan trokisi
untuk menutupi rasa serta untuk mencegah oksidasi.

60
• Dekstrosa
• Dekstrosa atau D-glukosa adalah gula yang biasanya
diperoleh dari hidrolisis pati.
• Dekstrosa terdapat pada anggur dan buah lainnya.
• Dekstrosa dapat dibuat dengan cara seperti pada
pembuatan glukosa cair.
• Konversi dilakukan dengan pemanasan pada tekanan 45
pon, selama 35 menit.

61
• Dekstrosa dikristalkan, kemudian dicuci dan dikeringkan.
Kemurnian dekstrosa 99,5% - 100%.
• Penggunaan: Dekstrosa digunakan sebagai makanan,
diberikan melalui oral, enema, suntikan subkutan, atau
suntikan intravena.
• Dekstosa merupakan bahan baku untuk injeksi
dekstrosa, injeksi dekstroda, dan natrium klorida.

62
• Dekstrosa juga digunakan sebagai antikoagulan dalam
bentuk larutan dekstrosa sitrat atau larutan dekstrosa
sitrat fosfat.
• Larutan tersebut digunakan untuk menyimpan darah.
• Dalam industri, dekstrosa digunakan untuk permen,
minuman, es krim, roti, dan industri pengalengan.

63
• Glukosa Cair
• Glukosa cair dihasilkan melalui hidrolisis pati.
• Glukosa cair terdiri dari dekstrosa dalam jumlah besar,
dekstrin, maltosa dan air.
• Di Indonesia glukosa cair dibuat dari tepung tapioka.
• Di Amerika dibuat dari tepung jagung.
• Tepung yang telah dicuci dicampur dengan asam klorida
encer, dipanaskan selama 22 menit dengan tekanan 30
pon.

64
• Asam dinetralkan, lalu cairan netral diputar dan disaring
hingga bersih, kemudian diuapkan hingga berbentuk
sirup.
• Glukosa cair digunakan sebagai pemanis, pengganti
gula dalam sirup juga untuk pengisi dan penyalut pada
tablet.

65
• Kalsium Glukonat
• Klasium glukonat adalah garam kalsium dari asam
glukonat.
• Asam glukonat diperoleh dari oksidasi dekstrosa atau
melalui fermentasi.
• Kalsium glukonat larut dalam air dingin dan untuk obat
suntik iritasinya lebih kecil dibandingkan kalsium klorida.
• Dosis tiga kali sehari dalam 1 gram untuk oral.
Penggunaan pada infuse intervena selama satu sampai
tiga hari.

66
• Besi (II) Glukonat
• Digunakan untuk pengobatan anemia.
• Dosis tiga kali sehari 300 mg.

• Fruktosa (Levulosa)
• Gula ini diperoleh dari invertasi larutan sukrosa dalam
air.
• Waktu sukrosa dihidrolisis akan terbentuk fruktosa dan
dekstrosa dalam jumlah yang sama.

67
• Fruktosa merupakan gula ketosa, di alam terdapat pada
madu dan buah yang berasa manis.
• Fruktosa dapat diperoleh dari hidrolisis inulin. Fruktosa
digunakan sebagai bahan makanan bayi, penderita
diabetes.
• Injeksi fruktosa dan natrium klorida dipergunakan untuk
menambah cairan, makanan, dan elekrolit.

68
• Kalsium Levulinat
• Kalsium levulinat adalah garam kalsium dari asam 1
levulinat.
• Asam levulinat dibuat dari pati atau gula pasir yang
dididihkan dengan asam klorida.
• Kalsium levulinat digunakan secara parenteral untuk
penderita kekurangan kalsium dengan dosis 1g sehari
satu kali.

69
• Laktosa
• Susu sapi segar mengandung laktosa.
• Susu sapi merupakan suspense butir-butir lemak dalam
larutan kasein, albumin, laktosa, dan garam anorganik.
• Mengandung 80%-90% air.
• Pada air tersebut larutan sektar 3% kasein, 5% laktosa,
dan 0,1%-1% garam mineral.
• Susu mengandung 2,5%-5% lemak dan kaya akan
vitamin.

70
• Bila susu didiamkan beberapa jam, butir-butir lemak
akan naik keatas.
• Masing-masing butir dikelilingi oleh lapisan albumin.
• Saat pengocokan, butir-butir lemak tadi bersatu
membentuk mentega, bila cair dikenal dengan nama
mentega susu (butter milk).
• Susu bila dipisahkan dari butir-butir lemak (krim) dikenal
dengan nama susu skim dan jika direaksikan dengan
rennin terkoagulsi (menggumpal).

71
• Cairan yang telah dipisahkan dari gumpalan tersebut
dikenal dengan nama Whey yang mengandung laktosa
dan garam inorganic.
• Condensed milk dibuat dengan penguapan dalam
vakum dan disterilkan dalam autoklaf.
• Malted milk dibuat dengan mengupakan susu bersama
ekstrak malt.
• Agar enzim yang ada tidak rusak, pemanasan dilakukan
dalam temperature rendah dan vakum.

72
• Laktosa atau gula susu diperoleh dari susu.
• Gula susu dikristalkan dari why yang diperoleh pad
apembuatan keju.
• Kristal yang masih kotor dilarutkan dalam air, warna
dihilangkan dengan karbo aktif, kemudian dikristalkan
kembali.
• Laktosa digunakan sebagai bahan pengisian tablet.

73
• Laktosa kurang manis bila dibandingkan dengan gula
pasir dan mudah dihidrolisis.
• Oleh karena itu, laktosa diguanakan sebagai bahan
makanan bayi.
• Dalam bidang farmasi laktosa banyak digunakan
sebagai bahan pengisi inert pada pembuatan obat.
• Laktosa stabil di udara, tetapi dapat menyerap bau.
• Saat hidrolisis laktosa akan terurai menjadi D-glukosa
dan D-galaktosa.

74
• Madu
• Madu adalah sekresi yang dihasilkan oleh lebah Apis
mellifera L. selain menghasilkan madu, lebah juga dapat
menghasilkan malam.
• Nectar bunga mengandung banyak sukrosa.
• Sukrosa dirubah menjadi gula invert dengan bantuan
enzim yang terdapat pada silva.
• Bila madu dilihat dibawah mikroskop masih diketemukan
butir-butir serbuk sari.

75
• Madu merupakan campuran ekuimolar antara dekstrosa
dan fruktosa yang dikenal sebagai gula invert sebanyak
50%-90% dan air.
• Madu juga mengandung 0,1 sampai 10% sukrosa dan
sejumalah kecil karbohidrat, minyak atsiri, pigmen, serta
baian tanaman terutama serbuk sari.
• Madu digunakan sebagai bahan makanan, bahan
emulgator, sirup obat batu, dan laksatif.

76
• Manitol
• Manitol atau D-manitol diperoleh dari reduksi atau dari
isolasi manna.
• Manna adalah eksudat kering dari Fraxinus ornus,
mengandung 50%-60% manitol.
• Manitol tidak mengalami metabolisme dan secepatnya
dipisahkan oleh penyaringan glomerulus.

77
• Dari 100 g dosis yang diberikan, sekitar 80% dikeluarkan
melalui air seni selama 3 jam.
• Dengan demikian manitol dapat juga digunakan sebagai
diagnostik dan diuretic osmatik.
• Absorpsi kembali pada tubular menunjukan adanya
variabel yang tidak terkontrol pada tubular menunjukan
adanya variabel yang tidak terkontrol bila manitol
digunakan sebagai diagnostic (reabsorpsi kurang dari
10%).

78
• Dosis pemakaian manitol sebagai diagnotik 200% mg/kg
berat badan dalam 15%-25% larutan secara intravena
selama 3-5 menit.
• Dosis pengguna sebagai diuretik 50 g-100 g/hari dalam
5%-20% larutan, diberikan sebagai infuse intravena 30-
50 ml/jam.
• Injeksi manitol atau dengan natrium klorida digunakan
sebagi diuretik.

79
• Sorbitol
• Sorbitol atau D-sorbitol, di alam terdapat pada buah
Sorbus nucuparia dan pada buah-buahan lain, tetapi
biasanya dibuat dengan hidrogensi atau reduksi elektrolit
dari glukosa.
• Sorbital rasanya manis, manisnya sekitar ½ kali manis
gula pasir, diggunakan sebagai bahan pelembab
(humektan).

80
• Sorbitol tidak diserap dilambung dan tidak mengalami
metabolism secara cepat.
• Sorbitol digunakan sebagai bahan pengisin pada pasta
gigi, permen karet, dan bermacam-macam produk diet.
• Injeksi Iron Sorbitex adalah larutan yang kompleks terdiri
dari besi, sorbitol, dan asam sitrat.
• Digunakan secara intramuscular pada penderita
kekurangan besi.

81
Polisakarida
• Pati
• Pati dihasilkan dalam daun yang berwarna hijau.
• Pati merupakan hasil fotosintesis dan disimpan
sementara alam daun tersebut.
• Sebagai bahan persediaan makanan untuk tanaman,
perti terdapat di dalam biji, jari-jari empular, korteks
batang atau korteks akar.
• Biji-bijian terdiri dari 50%-65% pati sedangkan umbi
kentang kering mengandung 80% pati.

82
• Pati yang dikenal dalam perdaganagan antara lain pati
jagung, kentang, garut, tapioca, beras dan lain-lain.
• Pati mempunyai hilus dan lamella yang berbeda
tergantung jenis patinya.
• Perbedaaan tersebut dapat dlihat dibawah mikroskop.
• Pati merupakan campuran dari 2 polisakarida yang
berbeda strukturna, yaitu:

83
1. Amilosa
• Amilosa terdiri dari 250-300 D-glukopiranosa yang
dihubungkan dengan ikatan -1,4 glukosida.

2. Amilopektin
• Amilopektin terdiri dari 100 atau lebih glukosa yang
berhubungan dengan -1,4 tetapi ada juga 1,6 yang
terjadi pada cabang.
• Amilosa lebih mudah larut dalam air bila dibandingkan
amilopektin.

84
• Perbedaan ini dimanfaatkan untuk memisahkan kedua
bahan tersebut.
• Pemisahan yang lebih sempurna dilakukan dengan
pembentukan secara kompleks melalui pengedepanan
amilosa dengan zat tertentu seperti nitroparafin atau
bermacam-macam alcohol.
• Amilosa bereaksi dengan yodium; terjadi warna biru tua,
amilopektin memberikan warna violet kebiruan atau
warna ungu.

85
• Kebanyakan pati mempunyai perbandingan 25%
amilosa dan 75% amilopektin.
• Bila pati tidak mengandung amilosa atau mengandung
amilosa dengan kabar kurang dari 6%, maka amilum
akan berbentuk seperti malam atau selai.

86
• Inulin
• Inulin adalah polisakarida yang merupakan polimer dari
D-fruktofuranosa.
• Zat tersebut terdapat pada sel sekresi daun seribu, umbi
dahlia, dan tanaman lain yang termasuk dalam family
Asteraceae.
• Penyarian dapat dilakukan dengan etanol.

87
• Inulin digunakan sebagai bahan diagnostic untuk
mengukur kecepatan penyaringan glomerulus.
• Dosis 10g dilarutkan dalam 100 ml larutan injeksi
natrium klorida, digunakan untuk infuse intravena.
• Sediaan: injeksi, inulin, dan natrium klorida (USP),
Injeksi Inulia (BP)

88
• Dekstran
• Dekstran adalah polisakarida (polianhidro glukosa) yang
dihasilkan melalui fermentasi sukrosa oleh strain/baikan
Leuconostoc mesenteroides pilihan.
• n Sukrosa + (Glukosa)x ------(Glukosa)x+n Dekstran + n
Frukton
• Khasiat dan penggunaan dekstran adalah untuk
penambahan volume plasma darah, mengurangi
kekentalan darah agar pengaliran darah lebih lancar.

89
• Sediaan Dextrain 40 injectio merupakan larutan steril
dalam injeksi glukosa atau dalam injeksi natrum klorida
dari dekstran yang terbobot molekul 40.000, Dextrani 70
Injection, Dextrani 110 Injectio.

90
• Selulosa
• Kapas
• Kapas adalah rambut biji tanaman Gossypium sp.
(familian Malvaceae).
• Kapas steril adalah kapas yang telah dibebaskan dari
kotoran yang melekat, zat lemak, asam atau
basa,diputihkan dan telah disterilkan.
• Penggunaan untuk perlengkapan bedah, penutup luka.

91
• Metil Selulosa
• Metil selulosa adalah metil eter dari selulosa, diperoleh
dari reaksi selulosa dengan natrium karbonat dan metil
klorida.
• Metil selulosa digunakan untuk laksatif dan zat
pensuspensi. Dosis sebgai katartika 1-1,5g. sebagai
larutan mata 0,5 dan 1%.

92
• Natrium Karboksi Metil Selulosa
• Natrium karboksi metil selulosa adalah garam natrium
dari polikarboksimetileter selulosa.
• Serbuk higroskopik digunakan sebagai zat pensuspensi
dan serbuk laksatif. Untuk laksatif digunakan tiga kali
sehari dengan dosis 1,5 g.

93
• Gom dan Musilago
• Gom adalah hidrokoloid yang berasal dari tanaman.
• Gom dibedakan menjadi polisakarida anionik,
polisakarida nonionik, atau garamnya.
• Gom berupa bahan yang amorf, transparan dan
dihasilkan oleh tanaman tinggi dalam rangka menjaga
dari setelah luka.

94
• Gom juga terdapat pada biji tertentu, tanaman laut
seperti algae dan beberapa mikroorganisme tertentu.
• Gom banyak digunakan sebagai plester, emulgator, zat
pensuspensi, pengisi table, stabilisator atau pengental.
• Contoh: tragakan, gom arab, agar, natrium alginate,
karagenan.

95
• Pektin
• Pektin diperoleh dari penyarian kulit bagian dalam buah
jeruk atau apel dengan asam ancer.
• Pectin adalah koloid hidrofil alam yang terdiri dari asam
poligalakturonat yang termetoksilasi.
• Pectin pada buah dalam jeruk tidak larut dikenal dengan
nama protopektin.

96
• Protopektin dapat diubah menjadi bentuk yang larut
dengan memanaskan buah dalam asam encer.
• Larutan pectin dapat diendapkan dengan alkohol.
• Pektin digunakan sebagai zat pensuspensi, dalam
berbagai formula obat diare.

97
TERIMA KASIH

98

Anda mungkin juga menyukai