Anda di halaman 1dari 41

PRESENTASI SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IAS 2: INVENTORIES
(PERSEDIAAN)

KELOMPOK 5:
HADYAN ABDULLAH (1711070226)
MIFTAHUDIN (1711070232)
OUTLINE
IAS 2

A PENDAHULUAN
B RUANG LINGKUP
C DASAR PENILAIAN
D PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN
E NILAI REALISASI NETO
F PENGAKUAN BEBAN
G IMPAIRMENT
H PENGUNGKAPAN
PENDAHULUAN

Berisi persyaratan tentang cara


menghitung berbagai jenis persediaan

Bertujuan untuk mengatur tentang


IAS 2: perlakuan akuntansi untuk persediaan
Inventories

Memberikan panduan untuk


menentukan biaya persediaan dan
panduan tentang formula biaya yang
digunakan untuk menetapkan biaya
persediaan
RUANG LINGKUP

 Aset yang dimiliki


untuk dijual

Persediaan ?  Aset dalam proses


produksi untuk dijual

 Bahan yang digunakan


dalam produksi
RUANG LINGKUP

Pengecualian IAS 2 ?
Barang dalam proses yang timbul
IAS 11
berdasarkan kontrak konstruksi

Instrumen keuangan IAS 39

Aset biologis yang berkaitan dengan


aktivitas pertanian dan hasil pertanian IAS 41
RUANG LINGKUP
IAS 2 Tidak Diterapkan Untuk

× Produsen produk pertanian dan hasil hutan, hasil


pertanian setelah panen, dan mineral dan produk mineral,
sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi
bersih sesuai dengan praktik dalam industri tersebut

× Aset biologis yang berkaitan dengan aktivitas pertanian


dan hasil pertanian
DASAR PENILAIAN
Sistem Pencatatan Persediaan

1 Sistem Periodik Atau Fisik (Physical Method)


• Pencatatan persediaan dilakukan pada akhir
periode akuntansi.
• Rincian catatan persediaan barang yang dimiliki
tidak disesuaikan secara terus menerus dalam
satu periode.
• Harga pokok penjualan barang ditentukan
hanya pada akhir periode akuntansi.
DASAR PENILAIAN
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem Periodik Atau Fisik (Physical Method)
1 Jurnal:
Saat Pembelian:
Purchase Rp xxx
Cash/Account Payable Rp xxx
Jika terjadi retur pembelian
Cash/Account Payable Rp xxx
Purchase Return Rp xxx
Saat penjualan:
Cash/Account Receivable Rp xxx
Sales Rp xxx
Jika terjadi retur penjualan
Sales Return Rp xxx
Cash/Account Receivable Rp xxx
DASAR PENILAIAN
Sistem Pencatatan Persediaan

2 Sistem Perpetual (Perpetual Method)


• Pencatatan persediaan dilakukan pada setiap
terjadi transaksi yang mempengaruhi
persediaan.
• Rincian catatan persediaan barang disesuaikan
secara terus menerus dalam satu periode.
• Harga pokok penjualan barang ditentukan
setiap terjadi penjualan.
DASAR PENILAIAN
Sistem Pencatatan Persediaan

2 Sistem Perpetual (Perpetual Method)


Jurnal:
Saat pembelian
Merchandise Inventory Rp xxx
Account Payable/Cash Rp xxx
Jika terjadi retur pembelian
Account Payable/Cash Rp xxx
Merchandise Inventory Rp xxx
Saat penjualan:
Account Receivable/Cash Rp xxx
Sales Rp xxx
Cost of Good Sold Rp xxx
Merchandise Inventory Rp xxx
DASAR PENILAIAN
Sistem Pencatatan Persediaan

2 Sistem Perpetual (Perpetual Method)


Jurnal:
Jika terjadi retur penjualan
Sales Return Rp xxx
Cash/Account Receivable Rp xxx
Merchandise Inventory Rp xxx
Cost of Good Sold Rp xxx

Sistem perpetual dicatat setiap ada perubahan dalam


persediaan, maka saldo dalam perkiraan yang ada di neraca
saldo adalah saldo perkiraan persediaan akhir, sehingga
tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian.
DASAR PENILAIAN
Menghitung Harga Pokok Penjualan
dan Persediaan Akhir

1 Metode First In, First Out (FIFO)


Persediaan yang dibeli pertama kali akan
dijual terlebih dahulu

2 Metode Rata-Rata (Average)


Persediaan yang tersedia untuk dijual memiliki rata-rata
biaya per unitnya sama

3 Metode Last In, First Out (LIFO)


Persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih
dahulu
DASAR PENILAIAN
Menghitung Harga Pokok Penjualan dan
Persediaan Akhir

4 Metode Identifikasi Khusus


Metode identifikasi khusus menentukan biaya
persediaan akhir dan harga pokok penjualan
berdasarkan identifikasi unit penjualan dan persediaan.

Perusahaan atau entitas menggunakan metode


identifikasi khusus jika memiliki persediaan yang dapat
diidentifikasi dan pada saat penjualannya tidak dapat
disubtitusikan.
DASAR PENILAIAN
Contoh
PT. Aneka melakukan transaksi persediaan (pembelian dan penjualan)
pada tahun 2017 adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
2 Januari Persediaan awal 200 unit Rp9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp15.000
21 September Pembelian 400 unit Rp11.000
18 November Pembelian 100 unit Rp12.000
20 November Penjualan 200 unit Rp17.000
10 Desember Penjualan 200 unit Rp18.000
DASAR PENILAIAN
Metode FIFO
DASAR PENILAIAN
Metode Rata-rata
DASAR PENILAIAN
Metode LIFO
DASAR PENILAIAN
Sistem Periodik

FIFO Rata-rata LIFO


Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000
Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000
Barang tersedia
10.400.000 10.400.000 10.400.000
untuk dijual

Persediaan akhir (3.400.000) (3.120.000) (2.800.000)

Harga Pokok
7.000.000 7.280.000 7.600.000
Penjualan
DASAR PENILAIAN
Sistem Periodik
Jurnal (FIFO):
Saat Mencatat Pembelian:
Pembelian Rp8.600.000
Utang usaha/Kas Rp8.600.000

Saat Mencatat Penjualan:


Piutang Usaha/Kas Rp11.500.000
Penjualan Rp11.500.000

Saat Penyesuaian untuk Persediaan:


Ikhtisar Rugi Laba Rp1.800.000
Persediaan Rp1.800.000
Persediaan Rp3.400.000
Ikhtisar Rugi Laba Rp3.400.000
DASAR PENILAIAN
Sistem Perpetual

FIFO Rata-rata LIFO


Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000
Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000
Barang tersedia
10.400.000 10.400.000 10.400.000
untuk dijual

Persediaan akhir (3.400.000) (3.224.000) (2.900.000)

Harga Pokok
7.000.000 7.176.000 7.500.000
Penjualan
DASAR PENILAIAN
Sistem Periodik
Jurnal (FIFO):
Saat Mencatat Pembelian:
Persediaan Rp8.600.000
Utang Usaha/Kas Rp8.600.000

Saat Mencatat Penjualan:


Piutang Usaha/Kas Rp11.500.000
Penjualan Rp11.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp7.000.000
Persediaan Rp7.000.000
DASAR PENILAIAN

Mengapa metode LIFO


tidak digunakan lagi ?
 Nilai persediaan yang  Terdapat signifikansi
disajikan dalam laporan perbedaan laba menurut
posisi keuangan tidak metode FIFO dan Rata-
merepresentasikan recent rata dengan metode LIFO
cost level of inventory
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

1 Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)


Digunakan untuk menentukan taksiran
nilai persediaan tanpa melakukan
perhitungan fisik persediaan

2 Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)


Digunakan pada perusahaan retail dan department
store, yang memperjualbelikan banyak jenis barang
dengan frekuensi perputaran barang yang relatif tinggi
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

1 Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)


Metode laba kotor digunakan untuk menaksir harga pokok
persediaan barang dagang pada akhir suatu periode melalui
tahapan:
1. menentukan persentase laba kotor dari penjualan bersih
pada periode sebelum diadakannya penaksiran nilai
persediaan barang dagangan.
2. menghitung nilai harga pokok penjualan barang daganan
untuk periode diadakannya penaksiran nilai persediaan.
3. menghitung persediaan akhir dengan persamaan:
HPP = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

1 Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)


Penjualan $150.000
HPP $120.000
Persediaan Barang Dagang (1 $5000
Januari 2013)
Pembelian Bersih (Januari 2013) $98.000
Penjualan bersih (31 Januari 2013) $125.000

Hitunglah nilai estimasi persediaan barang dagangan per 31


Januari 2013!
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

1 Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)


Menghitung persentase laba kotor:
Penjualan bersih periode 2012 $ 150,000
Harga pokok penjualan periode 2012 ($ 120,000)
Laba kotor $ 30,000

Persentase laba kotor dari penjualan periode 2012:


Laba kotor/penjualan *100%
= ($30,000 / $150,000) * 100%
= 20%
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

1 Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)


Menghitung harga pokok penjualan periode Januari 2013:
= (100% - persentase laba kotor) * penjualan bersih 2013
= (100% - 20%) * $125,000
= 80% * $125,000
= $100,000
Harga pokok penjualan = Persediaan Awal + Pembelian
Bersih – Persediaan Akhir

$100,000 = $5,000 + $98,000 – persediaan akhir


Persediaan akhir = $103,000 - $100,000 = $3,000
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

2 Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)


Alasan digunakannya metode harga jual eceran adalah:
 banyaknya jenis barang dengan tingkat perputaran tinggi
sehingga menyebabkan tidak dimungkinkannya
penggunaan sistem permanen (perpetual) maupun sistem
fisik (lazimnya stock opname dilakukan sekali, yaitu pada
setiap akhir tahun),
 penggunaan harga jual sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan manajemen.
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

2 Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)


Tahap-tahap penentuan persediaan dengan metode harga
jual eceran:
1. Penentuan besarnya barang tersedia untuk dijual dengan
harga pokok dan harga jual eceran.
2. Penentuan cost ratio.
3. Penentuan besarnya Penjualan bersih.
4. Penentuan nilai persediaan akhir menurut harga jual
eceran.
5. Penentuan taksiran harga pokok persediaan akhir.
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

2 Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)

Harga Pokok Harga Jual Eceran

Persediaan awal 500.000 625.000

Pembelian 11.250.000 14.062.500

Penjualan 13.750.000
DASAR PENILAIAN
Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran

2 Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)


Tahap Keterangan Harga Jual Eceran Harga Pokok
Persediaan 625.000 500.000
Pembelian 14.062.500 11.250.000
(1) Barang tersedia untuk dijual 14.687.500 11.750.000
(2) cost ratio
11.750.000/14.687.500*100 = 80%
(3) penjualan (13.750.000)
(4) Persediaan akhir menurt harga jual 937.500
eceran
(5) Persediaan akhir menurt harga pokok 750.000
(80%*937.500)
HPP (taksiran) 11.000.000
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN

Biaya harus mencakup semua:

 biaya pembelian (termasuk pajak, biaya transportasi,


dan biaya handling) setelah diskon perdagangan
diterima;

 biaya konversi (termasuk biaya overhead tetap dan


variabel); dan

 biaya lain yang dikeluarkan untuk membawa persediaan


ke lokasi dan kondisinya saat ini.
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN
Biaya persediaan tidak termasuk:
× limbah abnormal
× biaya penyimpanan
× overhead administrasi yang tidak terkait dengan produksi
× biaya penjualan
× selisih kurs mata uang asing yang timbul secara langsung
pada akuisisi persediaan yang baru ditagih dalam mata
uang asing
× biaya bunga ketika persediaan dibeli dengan ketentuan
penyelesaian yang ditangguhkan.
NILAI REALISASI NETO

• Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam


kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
penjualan
• Aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah
yang mungkin dapat direalisasi
NILAI REALISASI NETO

• Biasanya persediaan mengalami penurunan nilai karena


kerusakan, keusangan, penurunan harga, dan lain-lain
yang menyebabkan nilai persediaan juga diturunkan.
Oleh karena itu, persediaan dilaporkan pada biaya/nilai
terendah atau nilai realisasi bersih (lower of cost or net
realizable value)/LCNRV
• Ilustrasi:
Cost NRV Nilai Inventory
80,000 120,000 80,000
100,000 110,000 100,000
50,000 40,000 40,000
90,000 72,000 72,000
95,000 92,000 92,000
384,000
NILAI REALISASI NETO
• Terdapat dua metode pencatatan NRV yaitu COGS
Method dan Loss Method.
• Ilustrasi:
Ending inventory (cost) 50.000

Ending inventory (NRV) 40.000

• COGS Method
HPP 10.000
Persediaan 10.000
(82.000-70.000 )
Loss Method
Kerugian akibat penurunan NRV 10.000
Persediaan 10.000
PENGUNGKAPAN BEBAN
• Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan.

• Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya


menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan harus diakui sebagai beban pada periode
terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.

• Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan


terhadap jumlah beban persediaan pada periode
terjadinya pemulihan tersebut.
IMPAIRMENT
• Impairment atau penurunan nilai aset terjadi karena
nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang
dapat dipulihkan (recoverable amount) melalui
penggunaan atau penjualan aset.
• Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara
nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai
pakai
• Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan
dan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi
pada saat terjadi penurunan nilai
• Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai
tercatat dikurangi dengan nilai terpulihkan
PENGUNGKAPAN

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,


termasuk rumus biaya yang digunakan

Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat


menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas

Jumlah tercatat persediaan dicatat dengan nilai wajar dikurangi


biaya untuk menjual

Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode


berjalan
PENGUNGKAPAN

Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah


persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan

Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang


diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai
beban dalam periode berjalan

Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai


persediaan yang diturunkan

Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan


kewajiban
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai