Anda di halaman 1dari 22

KEBUTUHAN NUTRISI TERNAK UNGGAS

• Prinsip-prinsip ilmu nutrisi perlu diterapkan dalam produksi ternak unggas(Wahju,


1982). Dikatakan demikian karena untuk mengubah bahan pakanternak
unggas yang berupa butir-butiran dan hasil ikutan sampai
menjadidaging dan telur harus dicapai secara efisien dan ekonomis.

• Konversi pakan yang mempunyai derajat tinggi untuk


memproduksi dagingdan telur hanya bisa didapat dengan bahan pakan yang
bergizi tinggi dan dengan harga yang murah.

• Suprijatna, dkk (2008) berpendapat bahwa untuk mendapatkan bahan pakan yang
murah dan memenuhi kebutuhan zat makanan maka peternak sebagai pelaku
utama dalam usaha peternakan perlu mengetahui prinsip-prinsip :
Penyusunan pakan ternak unggas
Bahan-bahan pakan ternak unggas
Kebutuhan pakan ternak unggas
• ZAT-ZAT MAKANAN & ENERGI UNTUK UNGGAS

KARBOHIDRAT
Karbohidrat (KH) merupakan senyawa organik yang disusun oleh 3 unsur utama: C, H dan O
dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Kadang-kadang ada unsur tambahan seperti sulfur (S),
nitrogen (N) dan fosfor (P). Sebahagian dari KH ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
bagi ternak unggas. Kebutuhan KH bagi ternak unggas biasanya dinyatakan dalam bentuk
kebutuhan energi.
Jenis Karbohidrat yang bisa dimanfaatkan unggas

Monakarida :
Contoh : - Gula dengan 5 atom C ( arabinosa, ribosa dan xylosa),
- Gula dengan 6 atom C (glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa)
Disakarida :
Contoh : - Sukrosa (glukosa + fruktosa)
- Laktosa (glukosa + galaktosa)
- Maltosa (glukosa + glukosa)
- Iso-maltosa (glukosa + glukosa)

Polisakarida : gula yang disusun oleh banyak molekul monosakarida biasanya lebih dari 10.
Contoh : - Pati (amilosa dan amilo-pektin)
- Pentosan (araban dan xylan)
- Hemiselulosa
- Glikogen
• Bahan Pakan Sumber Karbohidrat untuk Unggas
Biji-bijian/Sereal : jagung, gandum, padi, barley, sorghum, milo, millet, oat
Batang : sagu
Umbi-umbian : Ubi kayu, ubi talas, ubi jalar dan lain-lain

PENCERNAAN KH Pada Unggas:

Tembolok:
Alfa Amilase
KH (Pati/amilosa) Gula sederhana (dekstrin dan maltosa)

Proventrikulus:
Tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini rendah (2 – 4), sehingga aktivitas
enzim alfa-amilase menurun.

Ventrikulus:
Tidak terjadi pencernaan pati karena pH sekitar 2,6, sedangkan pH untuk aktivitas alfa-amilase
di atas 4,5. Pencernaan hemiselulosa tetap berlanjut disini. Namun terjadi pemecahan bahan
makanan dan molekul KH secara mekanis dari partikel yang lebih besar menjadi partikel yang
lebih halus, tetapi pemecahan secara enzimatis tidak terjadi.
• Di Usus Halus terdapat bermacam enzim pencerna KH:
- Alfa-amilase, maltase (glukosidase), isomaltase (oligo-1,6-glukosidase), sukrase
(invertase) dan laktase

• Pencernaan KH dalam usus halus unggas berlangsung pada bagian Jejunum karena pada
bagian ini enzim-enzim pencerna KH mempunyai aktivitas tertinggi.

Berikutnya pada bagian Ileum dan paling rendah pada Duodenum.

PENYERAPAN :
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, seperti: glukosa, fruktosa, galaktosa dan
mannosa.

Glukosa dan galaktosa diserap lebih cepat karena ia menggunakan sistem transport aktif yang
terikat pada protein pembawa (carrier) bersama-sama dengan sodium (Na)

Fruktosa dan mannosa diserap lebih lambat karena menggunakan transport pasif (secara
diffusi) yang difasilitasi.

Tempat penyerapan utama pada bagian Jejunum


• PROSES PEMECAHAN KARBOHIDRAT

1. Semua monosakarida yang diserap oleh usus halus akan memasuki lintasan
glikolisis.
2. Hasil akhir glikolisis 2 asam piruvat dan 2 molekul ATP
3. Piruvat masuk ke dalam mitochondria dan diubah menjadi asetil-Co-A sebelum
memasuki siklus Krebs.
4. Reaksi pada siklus Krebs yaitu: asetil CoA bersatu dengan OAA membentuk asam
sitrat.
5. Selanjutnya asam sitrat berubah menjadi iso-sitrat, terus alfa-ketoglutarat,
suksinil CoA, suksinat, fumarat, malat dan akhirnya terbentuk OAA kembali.
6. Pada siklus Krebs ini dihasilkan sebanyak 12 ATP.
7. Pembentukan ATP terjadi melalui proses transpor elektron.
8. Total ATP yang terbentuk pada pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 6CO2 dan
6H2O yaitu 38 atau 36 ATP.
9. Energi yang dihasilkan KH yaitu 4,15 Kkal/gram KH, hampir sama dengan protein
yaitu 4,10 Kkal/gram protein, sedangkan energi lemak 2,25 kali lebih besar dari
pada energi yang dihasilkan KH atau protein, yaitu 9,40 Kkal/gram lemak.
• PENYIMPANAN GULA DALAM TUBUH UNGGAS

• Gula disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak


• Glikogen disimpan dalam hati dan otot rangka
• Lemak dalam jaringan lemak (adiposa) yang banyak terdapat dalam rongga perut
dan di bawah kulit.

SERAT KASAR UNTUK AYAM

Serat Kasar pada tanaman merupakan KH struktural yang terdiri dari : selulosa,
hemi-selulosa dan lignin. Selulosa disusun oleh sampai 5000 unit molekul glukosa
yang dihubungkan oleh ikatan beta-1,4-glikosida. Ikatan beta-1,4-glikosida hanya
dapat dipecah oleh enzim selulase.

Dalam alat pencernaan unggas dan hewan tingkat tinggi lainnya tidak ada diproduksi
enzim selulase sehingga tidak dapat memanfaatkan SK sebagai sumber energi.
Pemberian SK dalam ransum unggas terbatas yaitu: 3 - 6% untuk ayam broiler dan
sampai 8% untuk ayam petelur.
SK masih dibutuhkan dalam jumlah yang kecil oleh unggas yang berperan sebagai
bulky, yaitu untuk memperlancar pengeluaran feses.
• PEMBERIAN LAKTOSA DALAM RANSUM AYAM

Laktosa hanya dapat diberikan sampai 10% dalam ransum ayam karena
jika lebih dapat menurunkan pertumbuhan. Terganggunya pertumbuhan
ini disebabkan oleh dua hal :

1. Hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa lambat karena jumlah


enzim laktase pada saluran cerna (usus halus) ayam terbatas, akibatnya
glukosa yang tersedia dalam darah menurun, sehingga energi menurun
yang dapat menekan pertumbuhan.

2. Laktosa yang tidak dihidrolisis ini akan menumpuk dalam usus halus dan
akan menarik air yang ada di sekitarnya karena sifatnya yang higroskopis.
Keadaan seperti ini bagus untuk pertumbuhan mikroba yang dapat
menimbulkan diare pada ayam. Akhirnya pertumbuhan ayam juga
menurun.
GULA PENTOSA DALAM RANSUM AYAM
• Polimer gula dengan 5 atom C seperti araban dan xylan tidak bisa dicerna oleh
ayam sebab ayam tidak memiliki enzim untuk mencerna golongan pentosan
tersebut.
• Araban dan xylan ini bisa dipecah oleh larutan asam dalam proventrikulus dan
ventrikulus menjadi arabinosa dan xylosa.
• Arabinosa dan xylosa ini bisa diserap oleh ayam, tetapi dalam jumlah terbatas.
Untuk itu arabinosa dan xylosa tidak boleh lebih dari 10% dalam ransum.
• Jika lebih dari 10% dapat menimbulkan diare karena arabinosa dan xylosa ini
bersifat higroskopis, yaitu menarik air yang ada disekitarnya. Kondisi seperti ini
sangat disukai oleh mikroba dan tidak menguntungkan bagi saluran cerna unggas
karena menimbulkan diare.

POLISAKARIDA BUKAN PATI (NON-STARCH POLYSACHARIDE = NSP)


a. Polisakarida bukan pati tak larut air.
Contoh: selulosa, hemiselulosa, lignin dan pectin.
b. Polisakarida bukan pati larut air.
Contoh: arabinoxylan atau pentosan
• OLIGOSAKARIDA SULIT DICERNA :
1. raffinosa
2. stachyosa
3. Verbaskosa
Ketiganya banyak terdapat pada kacang kedelai.

• LEMAK
Lemak atau lipid juga disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi
perbandingannya berbeda dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya
sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O =
8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan
banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih
tinggi dari pada KH.

Fungsi Lemak Dalam Tubuh Ayam :


a. Sebagai sumber dan cadangan energi (sama dengan KH).
b. Penahan terhadap temperatur lingkungan yang tinggi.
c. Kandungan dari membran sel.
d. Pelindung organ-organ dalam tubuh terhadap benturan dari luar.
e. Membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
• BEDA LEMAK DENGAN MINYAK :
1. Lemak merupakan senyawa gliserol ester yang padat pada suhu kamar
2. Lemak banyak mengandung asam lemak jenuh dan asam-asam lemak rantai panjang,
sehingga ia padat pada suhu kamar. Lemak juga banyak mengandung digliserida dan
trigliserida. Lemak biasanya banyak terdapat pada hewan.
3. Minyak juga senyawa gliserol ester, tetapi cair pada suhu kamar
4. Minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak rantai pendek, sehingga
ia cair pada suhu kamar.
5. Minyak juga banyak mengandung asam-asam lemak bebas dan monogliserida. Minyak ini
biasanya banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan

KLASIFIKASI LEMAK :
1. Lemak sederhana (simple lipid ), yaitu gabungan antara asam-asam lemak dengan alkohol
(gliserol dan kholesterol)
Contoh: trigliserida.
Di samping itu ada pula ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang yang disebut dengan
lilin (wax). Lilin ini tidak penting bagi unggas.
• 2. Lemak majemuk (compound lipid), yaitu gabungan antara dua asam lemak dengan alkohol
(gliserol) ditambah fosfat, choline, serine dan lain-lain
Contoh: lecithin, cephalin dan sphyngomyelin.
3. Lemak derivatif (derived lipid), yaitu senyawa-senyawa yang berasal dari perubahan lemak
Contoh: asam lemak, gliserol, sterol (kholesterol, sitosterol, ergosterol) dll.
• SUMBER ASAM LEMAK:
1. Hasil pemecahan lemak tubuh oleh enzim lipase, sehingga terbentuk asam
lemak dan gliserol.
2. Hasil sintesis asam lemak dalam tubuh yang terbuat dari asetil CoA.
3. Dari bahan makanan yang diserap dalam bentuk asam lemak bebas

JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN JUMLAH ATOM C :


Asam lemak dengan 2 atom C sampai dengan 24 atom C, bahkan menurut catatan
terakhir ada asam lemak dengan 34 atom C, tetapi belum begitu dikenal
peranannya dalam tubuh.

JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN IKATAN RANGKAP :


a. Asam lemak jenuh yaitu tidak memiliki ikatan rangkap dengan rumus kandungan
C, H dan O sebagai berikut: C(n) : H(2n) : O(2).
b. Asam lemak tak jenuh yaitu memiliki ikatan rangkap. Dimulai pada asam lemak
dengan 16 atom C yang mempunyai hanya satu ikatan rangkap, contohnya asam
lemak palmitoleat. Asam lemak dengan 18 atom C memiliki sampai 3 ikatan
rangkap, asam lemak dengan 20 atom C mempunyai sampai 5 ikatan rangkap dan
seterusnya.
• Bahan Makanan Sumber Lemak :
• Tumbuh-tumbuhan: kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai
dan biji bunga mahari
• Hewan: babi, sapi dan ikan
• Lemak atau minyak dari bahan-bahan di atas sering
ditambahkan dalam ransum yang dapat digunakan sebagai
sumber energi bagi ternak ayam.

Zat-zat Makanan Sebagai Sumber Lemak:


Ternak unggas dapat mensintesis lemak dalam tubuhnya.
Lemak ini dapat disintesis dari 3 macam zat makanan yaitu :
a. dari asam lemak bebas dan gliserol
b. dari KH (glukosa)
c. dari protein (asam-asam amino)
• PENCERNAAN DAN PENYERAPAN LEMAK OLEH UNGGAS

PENCERNAAN :
Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase
yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan
oleh pankreas. Lipase pada anak ayam belum begitu aktif. Aktivitas lipase ini mulai meningkat pada umur
4 hari dan peningkatannya sangat cepat, mencapai 100 kali pada umur 21 hari
Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang kerjanya
mengemulsifikasi lemak sebelum dicerna.
Hasil pencernaan lemak :
- tiga asam lemak bebas + gliserol, atau
- dua asam lemak bebas + monogliserida, atau
- satu asam lemak bebas + digliserida
Lipase pankreas biasanya mencerna lemak dimulai pada asam lemak pada atom C nomor 3 dari gliserol,
menghasilkan 1,2-digliserida, lalu asam lemak pada atom C nomor 1, menghasilkan 2-monogliserida
2-monogliserida ini tidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan gliserol, tetapi
mengalami isomerisasi terlebih dahulu menjadi 1-monogliserida
Selain dari lipase, pankreas juga menghasilkan enzim kholesterol esterase yang menghidrolisis kholesterol
asam lemak ester menjadi kholesterol dan asam lemak bebas
PENYERAPAN
Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa usus halus. Asam lemak
rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam
empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap. Garam-garam empedu berupa : glikokholat dan
taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurinm, dibuat di hati dan dialirkan ke
duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum.
• Ada dua Teori tentang penyerapan ini :

a. Misel langsung diserap oleh usus halus.


b. Misel tidak langsung diserap oleh ususn halus, tetapi dipecah dulu pada permukaan
mukosa usus halus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencernaan dan Penyerapan Asam Lemak :

a. Panjang rantai atom C, makin panjang rantai atom C, makin sulit dicerna dan diserap
b. Tingkat kejenuhan, makin jenuh asam lemak, makin sulit dicerna dan diserap
c. Ada tidaknya ikatan ester, asam lemak bebas atau yang tidak berikatan dengan ester gliserol
sulit diserap
d. Posisi asam lemak pada trigliserida, asam lemak pada posisi atom C nomor 2 pada
trigliserida lebih mudah diserap karena mudah membentuk misel.
e. Umur ayam, ayam yang lebih muda lebih sulit mencerna lemak dan menyerap asam lemak,
terutama untuk asam lemak jenuh.
f. Pembentukan sabun dari asam lemak dengan mineral seperti Ca dan Mg menghalangi
pencernaan dan penyerapan
g. Ketidakmurnian lemak atau lemak yang tercemar dengan senyawa lain seperti ‘erusic acid’
dan ‘cyclopropenoid’ dapat menurunkan kecernaan.
h. pH dalam lumen usus halus yang rendah atau terlalu asam menurunkan kecernaan lemak.
i. Infeksi pada usus halus seperti coccidiosis menurunkan kecernaan lemak.
j. Populasi mikroba tertentu dapat menurunkan kecernaan lemak.
k. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam makanan menurunkan kecernaan lemak
• Penambahan Lemak dalam Ransum Ayam :
Fungsinya:
1. Sebagai sumber energi bagi ayam.
2. Untuk menghindari berdebunya ransum.
3. Untuk membantu dalam penyebaran zat-zat makanan yang halus dan larut lemak dalam
ransum.
4. Untuk meningkatkan palabilitas ransum.
5. Untuk lubrikasi dalam pembuatan ransum
Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan jumlah energi yang diperoleh oleh
ayam, terutama ayam dewasa. Hal ini diistilahkan dengan extra metabolic effect dan extra
caloric effect.

Extra Metabolic dan Extra Caloric Effect :


Kejadiannya adalah sebagai berikut:
• Pemberian lemak dapat menurunkan laju makanan dalam saluran pencernaan, sehingga
makanan memperoleh kesempatan yang luas untuk dicerna dan diserap. Dengan demikian
jumlah energi yang diperoleh ayam meningkat. Hal ini dinamakan dengan extra metabolic
effect.
• Heat Increment (panas yang hilang) pada lemak lebih rendah dari KH, sehingga akan
menghemat penggunaan energi. Dengan demikian energi yang dimanfaatkan ayam
meningkat. Hal ini dinamakan extra caloric effect
• Ketengikan Pada Bahan-bahan Makanan Sumber Lemak :
1. Proses oksidasi ini terdiri atas tiga fase yaitu:
a. Fase awal, pada fase ini oksigen bergabung dengan asam lemak tak jenuh membentuk
hidroperoksida dan radikal-radikal bebas yang sangat reaktif. Fase ini akan terjadi jika terdapat zat
oksidator, logam seperti Fe dan Cu, atau enzim seperti lipoksigenase. Panas dan cahaya juga akan
mempercepat oksidasi. Produk reaktif dari fase awal ini akan bereaksi dengan molekul lipid lainnya.
b. Fase propagasi, pada fase ini produk dari fase awal akan menyerang molekul-molekul lipid
lainnya, sehingga terjadi auto-oxidation.
c. Fase akhir, pada fase ini terbentuk senyawa yang tidak begitu reaktif seperti hidrokarbon, aldehid
dan keton.
Bahan makanan yang mengalami oksidasi nilai energinya menurun karena:asam lemaknya jadi rusak
dengan terbentuknya radikal bebas dan peroksida-peroksida asam lemak yang kalau berlanjut terus
menghasilkan senyawa hidrokarbon, aldehid dan keton.
Untuk mengatasi oksidasi diperlukan zat-zat anti-oksidan alami seperti : vitamin E, vitamin C, beta-
karoten dan lain-lain, atau zat-zat anti oksidan buatan seperti : ethoxyquin (6-ethoxy-1,2-dihydro-
2,2-4-trimethylquinoline), propylgallat, butylated-hydroxy-toluene (BHT), butylated-hidroxy-annisol
(BHA) dan sebagainya.
2. Hidrolisis
Disebabkan oleh mikroba yang menyerang bahan makanan tersebut sehingga lemaknya terurai
menjadi asam-asam lemak bebas atau digliserida atau monogliserida dan gliserol.
Nilai gizi bahan pakan tidak turun karena produk-produk yang terbentuk dapat dimanfaatkan oleh
unggas.
• Asam Lemak yang Sering Dijumpai dalam Ransum Ayam
Asam-asam lemak jenuh:
asam laurat ( C 12 : 0)
asam miristat ( C 14 : 0)
asam palmitat ( C 16 : 0)
asam stearat ( C 18 : 0)
Asam-asam lemak tak jenuh:
asam palmitoleat (C 16 : 1)
asam oleat (C 18 : 1)
asam linoleat (C 18 : 2)
asam linolenat (C 18 : 3)
asam arachidonat(C 20 : 4)
asam lemak yang betul-betul esensil bagi ayam hanya linoleat.

Efek Kekurangan Asam Lemak Linoleat pada Unggas :


a. Menurunnya integritas membran karena sebagian besar komponen dari membran terbuat
dari asam-asam lemak.
b. Meningkatnya kebutuhan air minum.
c. Menurunnya ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
d. Menurunkan produksi sperma.
e. Menurunkan fertilitas.
f. Menurunkan perkembangan embrio dalam telur.
• Sintesis Arachidonat dari Linoleat :
Asam lemak linolenat juga dipakai untuk biosintesis asam lemak arachidonat
Asam lemak arachidonat tergolong kedalam asam lemak dengan atom C sebanyak 20 yang
secara umum disebut eikosanoat

Eikosanoat ada 2 macam:


a. Prostanoid, yang terdiri atas: prostaglandin, prostasiklin dan thromboxan.
b. Leukotrin.

Senyawa eikosanoat diproduksi hampir pada setiap jaringan dalam tubuh dan ia merupakan
senyawa yang penting sebagai hormon. Pada unggas senyawa eikosanoat ini penting sebagai:
1. Pertahanan tubuh.
2. Perkembangan tulang.
3. Perkembangan reproduksi.
4. Perkembangan embrio

Anda mungkin juga menyukai