• Suprijatna, dkk (2008) berpendapat bahwa untuk mendapatkan bahan pakan yang
murah dan memenuhi kebutuhan zat makanan maka peternak sebagai pelaku
utama dalam usaha peternakan perlu mengetahui prinsip-prinsip :
Penyusunan pakan ternak unggas
Bahan-bahan pakan ternak unggas
Kebutuhan pakan ternak unggas
• ZAT-ZAT MAKANAN & ENERGI UNTUK UNGGAS
KARBOHIDRAT
Karbohidrat (KH) merupakan senyawa organik yang disusun oleh 3 unsur utama: C, H dan O
dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Kadang-kadang ada unsur tambahan seperti sulfur (S),
nitrogen (N) dan fosfor (P). Sebahagian dari KH ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
bagi ternak unggas. Kebutuhan KH bagi ternak unggas biasanya dinyatakan dalam bentuk
kebutuhan energi.
Jenis Karbohidrat yang bisa dimanfaatkan unggas
Monakarida :
Contoh : - Gula dengan 5 atom C ( arabinosa, ribosa dan xylosa),
- Gula dengan 6 atom C (glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa)
Disakarida :
Contoh : - Sukrosa (glukosa + fruktosa)
- Laktosa (glukosa + galaktosa)
- Maltosa (glukosa + glukosa)
- Iso-maltosa (glukosa + glukosa)
Polisakarida : gula yang disusun oleh banyak molekul monosakarida biasanya lebih dari 10.
Contoh : - Pati (amilosa dan amilo-pektin)
- Pentosan (araban dan xylan)
- Hemiselulosa
- Glikogen
• Bahan Pakan Sumber Karbohidrat untuk Unggas
Biji-bijian/Sereal : jagung, gandum, padi, barley, sorghum, milo, millet, oat
Batang : sagu
Umbi-umbian : Ubi kayu, ubi talas, ubi jalar dan lain-lain
Tembolok:
Alfa Amilase
KH (Pati/amilosa) Gula sederhana (dekstrin dan maltosa)
Proventrikulus:
Tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini rendah (2 – 4), sehingga aktivitas
enzim alfa-amilase menurun.
Ventrikulus:
Tidak terjadi pencernaan pati karena pH sekitar 2,6, sedangkan pH untuk aktivitas alfa-amilase
di atas 4,5. Pencernaan hemiselulosa tetap berlanjut disini. Namun terjadi pemecahan bahan
makanan dan molekul KH secara mekanis dari partikel yang lebih besar menjadi partikel yang
lebih halus, tetapi pemecahan secara enzimatis tidak terjadi.
• Di Usus Halus terdapat bermacam enzim pencerna KH:
- Alfa-amilase, maltase (glukosidase), isomaltase (oligo-1,6-glukosidase), sukrase
(invertase) dan laktase
• Pencernaan KH dalam usus halus unggas berlangsung pada bagian Jejunum karena pada
bagian ini enzim-enzim pencerna KH mempunyai aktivitas tertinggi.
PENYERAPAN :
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, seperti: glukosa, fruktosa, galaktosa dan
mannosa.
Glukosa dan galaktosa diserap lebih cepat karena ia menggunakan sistem transport aktif yang
terikat pada protein pembawa (carrier) bersama-sama dengan sodium (Na)
Fruktosa dan mannosa diserap lebih lambat karena menggunakan transport pasif (secara
diffusi) yang difasilitasi.
1. Semua monosakarida yang diserap oleh usus halus akan memasuki lintasan
glikolisis.
2. Hasil akhir glikolisis 2 asam piruvat dan 2 molekul ATP
3. Piruvat masuk ke dalam mitochondria dan diubah menjadi asetil-Co-A sebelum
memasuki siklus Krebs.
4. Reaksi pada siklus Krebs yaitu: asetil CoA bersatu dengan OAA membentuk asam
sitrat.
5. Selanjutnya asam sitrat berubah menjadi iso-sitrat, terus alfa-ketoglutarat,
suksinil CoA, suksinat, fumarat, malat dan akhirnya terbentuk OAA kembali.
6. Pada siklus Krebs ini dihasilkan sebanyak 12 ATP.
7. Pembentukan ATP terjadi melalui proses transpor elektron.
8. Total ATP yang terbentuk pada pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 6CO2 dan
6H2O yaitu 38 atau 36 ATP.
9. Energi yang dihasilkan KH yaitu 4,15 Kkal/gram KH, hampir sama dengan protein
yaitu 4,10 Kkal/gram protein, sedangkan energi lemak 2,25 kali lebih besar dari
pada energi yang dihasilkan KH atau protein, yaitu 9,40 Kkal/gram lemak.
• PENYIMPANAN GULA DALAM TUBUH UNGGAS
Serat Kasar pada tanaman merupakan KH struktural yang terdiri dari : selulosa,
hemi-selulosa dan lignin. Selulosa disusun oleh sampai 5000 unit molekul glukosa
yang dihubungkan oleh ikatan beta-1,4-glikosida. Ikatan beta-1,4-glikosida hanya
dapat dipecah oleh enzim selulase.
Dalam alat pencernaan unggas dan hewan tingkat tinggi lainnya tidak ada diproduksi
enzim selulase sehingga tidak dapat memanfaatkan SK sebagai sumber energi.
Pemberian SK dalam ransum unggas terbatas yaitu: 3 - 6% untuk ayam broiler dan
sampai 8% untuk ayam petelur.
SK masih dibutuhkan dalam jumlah yang kecil oleh unggas yang berperan sebagai
bulky, yaitu untuk memperlancar pengeluaran feses.
• PEMBERIAN LAKTOSA DALAM RANSUM AYAM
Laktosa hanya dapat diberikan sampai 10% dalam ransum ayam karena
jika lebih dapat menurunkan pertumbuhan. Terganggunya pertumbuhan
ini disebabkan oleh dua hal :
2. Laktosa yang tidak dihidrolisis ini akan menumpuk dalam usus halus dan
akan menarik air yang ada di sekitarnya karena sifatnya yang higroskopis.
Keadaan seperti ini bagus untuk pertumbuhan mikroba yang dapat
menimbulkan diare pada ayam. Akhirnya pertumbuhan ayam juga
menurun.
GULA PENTOSA DALAM RANSUM AYAM
• Polimer gula dengan 5 atom C seperti araban dan xylan tidak bisa dicerna oleh
ayam sebab ayam tidak memiliki enzim untuk mencerna golongan pentosan
tersebut.
• Araban dan xylan ini bisa dipecah oleh larutan asam dalam proventrikulus dan
ventrikulus menjadi arabinosa dan xylosa.
• Arabinosa dan xylosa ini bisa diserap oleh ayam, tetapi dalam jumlah terbatas.
Untuk itu arabinosa dan xylosa tidak boleh lebih dari 10% dalam ransum.
• Jika lebih dari 10% dapat menimbulkan diare karena arabinosa dan xylosa ini
bersifat higroskopis, yaitu menarik air yang ada disekitarnya. Kondisi seperti ini
sangat disukai oleh mikroba dan tidak menguntungkan bagi saluran cerna unggas
karena menimbulkan diare.
• LEMAK
Lemak atau lipid juga disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi
perbandingannya berbeda dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya
sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O =
8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan
banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih
tinggi dari pada KH.
KLASIFIKASI LEMAK :
1. Lemak sederhana (simple lipid ), yaitu gabungan antara asam-asam lemak dengan alkohol
(gliserol dan kholesterol)
Contoh: trigliserida.
Di samping itu ada pula ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang yang disebut dengan
lilin (wax). Lilin ini tidak penting bagi unggas.
• 2. Lemak majemuk (compound lipid), yaitu gabungan antara dua asam lemak dengan alkohol
(gliserol) ditambah fosfat, choline, serine dan lain-lain
Contoh: lecithin, cephalin dan sphyngomyelin.
3. Lemak derivatif (derived lipid), yaitu senyawa-senyawa yang berasal dari perubahan lemak
Contoh: asam lemak, gliserol, sterol (kholesterol, sitosterol, ergosterol) dll.
• SUMBER ASAM LEMAK:
1. Hasil pemecahan lemak tubuh oleh enzim lipase, sehingga terbentuk asam
lemak dan gliserol.
2. Hasil sintesis asam lemak dalam tubuh yang terbuat dari asetil CoA.
3. Dari bahan makanan yang diserap dalam bentuk asam lemak bebas
PENCERNAAN :
Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase
yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan
oleh pankreas. Lipase pada anak ayam belum begitu aktif. Aktivitas lipase ini mulai meningkat pada umur
4 hari dan peningkatannya sangat cepat, mencapai 100 kali pada umur 21 hari
Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang kerjanya
mengemulsifikasi lemak sebelum dicerna.
Hasil pencernaan lemak :
- tiga asam lemak bebas + gliserol, atau
- dua asam lemak bebas + monogliserida, atau
- satu asam lemak bebas + digliserida
Lipase pankreas biasanya mencerna lemak dimulai pada asam lemak pada atom C nomor 3 dari gliserol,
menghasilkan 1,2-digliserida, lalu asam lemak pada atom C nomor 1, menghasilkan 2-monogliserida
2-monogliserida ini tidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan gliserol, tetapi
mengalami isomerisasi terlebih dahulu menjadi 1-monogliserida
Selain dari lipase, pankreas juga menghasilkan enzim kholesterol esterase yang menghidrolisis kholesterol
asam lemak ester menjadi kholesterol dan asam lemak bebas
PENYERAPAN
Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa usus halus. Asam lemak
rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam
empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap. Garam-garam empedu berupa : glikokholat dan
taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurinm, dibuat di hati dan dialirkan ke
duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum.
• Ada dua Teori tentang penyerapan ini :
a. Panjang rantai atom C, makin panjang rantai atom C, makin sulit dicerna dan diserap
b. Tingkat kejenuhan, makin jenuh asam lemak, makin sulit dicerna dan diserap
c. Ada tidaknya ikatan ester, asam lemak bebas atau yang tidak berikatan dengan ester gliserol
sulit diserap
d. Posisi asam lemak pada trigliserida, asam lemak pada posisi atom C nomor 2 pada
trigliserida lebih mudah diserap karena mudah membentuk misel.
e. Umur ayam, ayam yang lebih muda lebih sulit mencerna lemak dan menyerap asam lemak,
terutama untuk asam lemak jenuh.
f. Pembentukan sabun dari asam lemak dengan mineral seperti Ca dan Mg menghalangi
pencernaan dan penyerapan
g. Ketidakmurnian lemak atau lemak yang tercemar dengan senyawa lain seperti ‘erusic acid’
dan ‘cyclopropenoid’ dapat menurunkan kecernaan.
h. pH dalam lumen usus halus yang rendah atau terlalu asam menurunkan kecernaan lemak.
i. Infeksi pada usus halus seperti coccidiosis menurunkan kecernaan lemak.
j. Populasi mikroba tertentu dapat menurunkan kecernaan lemak.
k. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam makanan menurunkan kecernaan lemak
• Penambahan Lemak dalam Ransum Ayam :
Fungsinya:
1. Sebagai sumber energi bagi ayam.
2. Untuk menghindari berdebunya ransum.
3. Untuk membantu dalam penyebaran zat-zat makanan yang halus dan larut lemak dalam
ransum.
4. Untuk meningkatkan palabilitas ransum.
5. Untuk lubrikasi dalam pembuatan ransum
Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan jumlah energi yang diperoleh oleh
ayam, terutama ayam dewasa. Hal ini diistilahkan dengan extra metabolic effect dan extra
caloric effect.
Senyawa eikosanoat diproduksi hampir pada setiap jaringan dalam tubuh dan ia merupakan
senyawa yang penting sebagai hormon. Pada unggas senyawa eikosanoat ini penting sebagai:
1. Pertahanan tubuh.
2. Perkembangan tulang.
3. Perkembangan reproduksi.
4. Perkembangan embrio