Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR

KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
STEMI ANTERIOR DI RUANG ICU RSUD DR. SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU MUHAMMADIYAH CIAMIS
BAB I PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler lebih banyak
menyebabkan kematian dari pada penyakit lainnya. Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu
penyakit kardiovaskuler terbanyak yang menjadi penyebab utama kematian dan kecatatan di seluruh
dunia. Infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala, kelainan gambaran EKG, dan enzim
jantung. Infark miokard dapat dibedakan menjadi infark miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI)
dan infark miokard tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI) (Thygesen et al., 2012). ST elevation myocardial
infarction (STEMI) merupakan salah satu spectrum sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat
Menurut American Heart Association setiap tahun di perkirakan 785 ribu orang Amerika Serikat
mengalami infark miokard, dan 470 ribu orang akan mengalami kekambuhan. Setiap 25 detik diperkirakan
terdapat 1 orang yang mati karena infark miokard.
Di Indonesia prevalensi kematian yang disebabkan
penyakit kardiovaskuler (STEMI) meningkat dari 25% hingga
40% berdasarkan presentasi infark miokard (Depkes RI, 2013)
BAB II TINJAUAN TEORI
STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) adalah
penyakit jantung yang terjadi secara
mendadak dikarenakan adanya sumbatan
plak pada pembuluh darah. Kondisi ini
akan menyebabkan jantung kekurangan
oksigen dan menyebabkan kerusakan otot
jantung.

ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Faktor pembuluh darah Pada infark miokard
dikenal istilah TRIAS :
Faktor sirkulasi
- Nyeri
Faktor darah - Laboraturium
- Perubahan EKG
Faktor resiko
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
STEMI ANTERIOR DI RUANG ICU RSUD DR. SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA

A. PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D Nama : Ny. E
Umur : 51 Tahun Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gentong, Margamulya, Sukaresik Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Hubungan dgn klien : Istri
Status Pernikahan: Menikah Alamat : Gentong,
Agama/Keyakinan: Islam Kel. Margamulya, Kec. Sukaresik
Pekerjaan : Sopir
Diagnosa Medik : STEMI Anterior
No. RM : 16955490
Tgl Masuk : 17 Februari 2019. Pukul 21.50 WIB
Tgl Pengkajian : 18 Februari 2019. Pukul 09.00 WIB
1. PRIMARY SURVEY
Hidung mulut tampak bersih, tidak terdapat sputum, jalan nafas paten,
tidak ada hambatan jalan nafas, klien tidak mengalami pangkal lidah jatuh
Airway ke belakang, tidak terdapat akumulasi cairan maupun benda asing pada
jalan nafas, tidak ada suara nafas seperti stridor, snoring, crowing, serta
gurgling pada jalan nafas.
MK : Tidak ada masalah

Pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, frekuensi pernafasan


30x/menit, irama nafas ireguler, klien tampak sesak, tampak retraksi
dinding dada, tampak penggunaan otot bantu nafas, terpasang oksigen
binasal dengan konsentrasi 4 liter/menit, terdengar suara nafas
Breathing bronkovesikuler yaitu bernada tinggi dengan fase inspirasi dan ekspirasi
yang sama panjang, tidak terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi,
crackles, dan wheezing. Perkusi paru tampak sonor pada kedua lapang
paru. Palpasi tidak ada krepitasi dan perubahan bentuk dada.

Warna kulit sawo matang, klien tampak pucat dan sianosis, kulit tampak
lembang, teraba akral dingin pada ekstermitas. TTV menunjukan :
Circulation Tekanan Darah 106/74 mmHg, Nadi 110x/menit, Pernafasan 30x/menit,
Suhu 36,5ºC, SPO2 96%, CRT > 2 detik
Kesadaran composmentis dengan nilai Eye 4 membuka mata dengan
Dissability spontan, Motorik 6 mengikuti perintah, dan Verbal 5 orientasi baik,
jumlah GCS 15. Pupil isokor, refleks terhadap cahaya baik, bentuk pupil
bulat, diameter pupil 3 mm simetris antara kanan dan kiri.

Eksposure Tidak terdapat luka / lebam pada tubuh klien.


Folley
Catheter
Tidak ada kontraindikasi pemasangan cateter seperti perdarahan pada
saluran kencing, hematoma pada skrotum, dan prostat melayang. Klien
tampak terpasang DC dengan frekuensi urine sebanyak 350 cc /8 jam.
Gastric
Tube
Klien tidak terpasang NGT. Reflek menelan dan mengunyah baik, tidak ada
mual dan muntah.
Heart
Monitor
Terpasang herat monitor, gambaran EKG menunjukan sinus takikardi
dengan heart rate 110x/menit. Tekanan darah 106/74 mmHg, Suhu 36,5,
Pernafasan 30 x/m, SPO2 96%.
2. SECONDARY SURVEY

ANAMNESIS
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh
nyeri dada.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke ruang ICU pada tanggal 17 Februari 2019, pukul 21.50 WIB dengan keluhan nyeri
dada hebat yang dirasakan secara tiba-tiba sejak ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada saat
dilakukan pengkajian tanggal 18 Februari 2019, pukul 09.00 WIB. Klien mengeluh nyeri dada dan
berdebar-debar. Nyeri dada dirasakan terus menerus dan semakin meningkat ketika berbicara,
bergerak, dan beraktifitas. Nyeri tidak hilang ketika di istirahatkan. Nyeri dada dirasakan seperti
tertimpa beban berat dan rasa terbakar. Nyeri dirasakan pada bagian dada sebelah kiri dan
menjalar ke bagian lengan kiri, bahu dan rahang, skala nyeri 7 dari indikator (0-10) dengan
metode Numeric Rating scale (NRS) yaitu nyeri berat. Nyeri bersifat menetap, timbul setiap 1 jam
dengan durasi nyeri ± 30 menit, pada saat nyeri klien tampak meringis dan melokalisir area nyeri.
Klien juga mengeluh sesak nafas, rasa sakit di ulu hati dan lemas pada seluruh badan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Fokus Pemeriksaan
Sistem Pernafasan & Sistem Kardiovaskuler
Klien tampak terbaring lemah, penampilan
klien cukup bersih, klien terlihat gelisah
disertai sesak. Kesadaran composmentis Inspeksi : Bentuk hidung dan leher
dengan nilai Eye 4 membuka mata dengan simetris, pergerakan dada simetris antara
spontan, Motorik 6 mengikuti perintah, dan kanan dan kiri, tidak ada lesi, frekuensi
Verbal 5 orientasi baik. Jumlah nilai GCS 15.
pernafasan 30x/menit, terdapat takipneu,
Tanda-Tanda Vital irama nafas ireguler, klien tampak sesak,
• Tekanan Darah : 106/74 mmHg tpernafasan cepat dan dangkal, ampak

• Nadi : 110x/menit retraksi dinding dada, tampak penggunaan


otot bantu nafas, terpasang oksigen
• Pernafasan : 30x/menit
binasal dengan konsentrasi 4 liter/menit.
• Suhu : 36,5ºC
• SPO2 : 96% - Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak ada perubahan bentuk pada dada.
- Perkusi : suara sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : terdengar suara bronkovesikuler yaitu bernada tinggi dengan fase
inspirasi dan ekspirasi yang sama panjang, tidak terdengar suara nafas
tambahan seperti ronchi, crackles, dan wheezing.
Fokus Pemeriksaan
Sistem Pernafasan & Sistem Kardiovaskuler

Sistem Kardiovaskuler
- Inspeksi : klien tampak pucat dan sianosis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan limfe,
tidak terdapat peningkatan JVP, tinggi JVP ± 2 cm, tidak ada edema.
- Palpasi : Frekuensi nadi 110x/menit, takikardi, nadi teraba kuat, irama nadi reguler.
- Perkusi : redu/dullnes pada area jantung
- Auskultasi : Tekanan darah 106/74 mmHg, terdengar suara jantung S1 dan S2, irama reguler,
tidak terdapat suara tambahan seperti murmur dan gallops, terdapat suara flatness pada area
dada kiri, ictus cordis di iga ke 5
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17/02/2019 jam 22.51
WIB

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi


Hematology
Hemoglobin 11,6 14-15 g/dl Rendah
Hematokrit 36 40-50 % Rendah
Jml Leukosit 8.700 5.000-10.000 /mm3 Normal

Jml Trombosit 231.000 150.000- /mm3 Normal


350.000
Faal Hati/Jantung

Ck-mb 45 <25 U/L/37۫C Tinggi


Faal Ginjal
Ureum 55 15-45 mg/dl Tinggi
Kreatinin 1,42 0,7-1,20 mg/dl Tinggi

Karbohidrat
Glukosa sewaktu 122 76-110 mg/dl Tinggi

Elektrolit
Kalium, K 139 135-145 mmol/l Normal
Natrium, N 3,5 3,5-4,5 mmol/l Normal
Kalsium, Ca 1,21 1,10-1,40 mmol/l Normal
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 18/02/2019
Jam 10.43 Wib

Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
Faal Hati/Jantung

Ck-mb 31 <25 U/L/37۫C


SGOT 143 10-38 U/L/37۫C
SGPT 166 9-40 U/L/37۫C
Ldh 1955 230-460 U/L/37۫C
Lemak
Kolesterol total 210 <200 mg/dl
Kolesterol Hdl 47 >35 mg/dl
Kolesterol Ldl 129 130-159 mg/dl
Trigliserida 169 40-160 mg/dl
Kimia lain
Asam urat 7,5 3,6-7,7 mg/dl
Therapy Medis

Nama Obat Dosis Cara Pemberian Waktu Pemberian


Infus NaCl 0,9% 500ml 58ml/jam IV Line Maintenance
+ 2 amp Dobutamine
Infus WIDA BES 500ml 21ml/jam IV line Maintenance
Spironolactone 1 x 25 mg Oral 08.00
Miozidine 2x1 Oral 08.00, 16.00
Lansoprazole 1 x 1 flk Oral 16.00
Rovator 1 x 1 tab Oral 20.00
Alprazolam 0,5 0-0-1 tab Oral 20.00
Laxadine 1 x 15 cc Oral 20.00
Clopidogrel 75 1x1 Oral 08.00
Aspilet 1x1 Oral 08.00
Ranitidine 2x1 IV line 08.00, 20.00
Lasix 1 x 60 mg IV line 08.00
Concor 2,5 1 x 2,5 mg Oral 08.00
Codein 2x1 Oral 08.00, 20.00
Lovenox 2 x 0,6 ml Subkutan 02.00
Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
DS ; Arteroskleroosis
1. Klien mengeluh nyeri dada terasa berdebar-
Penurunan
debar disertai dengan sesak nafas. Klien juga cardiac output
Aliran darah ke jantung menurun
mengeluh badanya terasa sangat lemah.
DO :
Klien tampak pucat dan sianosis, teraba akral
dingin pada ekstermitas, membrane mukosa Jaringan miokard iskemik
lembab.
Terdapat dipsneu, takipneu dan takikardi Infark miokardium
TTV :
TD 106/74 mmHg Suplai O2 ke miokard menurun
Nadi 110x/menit
Pernafasan 30x/menit
Suhu 36.5ºC
Selullar hipoksia
SPO2 96%
Gambaran EKG menunjukan elevasi segmen ST
pada V4 (Anterior) Integritas membran sel berubah
CKMB 31 U/L/37ºC
CRT > 2 detik Kontraktilitas menurun
Hb 11,6 g/dL

Penurunan curah jantung


DS : Arteroskleroosis Nyeri Akut
2. Klien mengeluh nyeri dada berdebar-
debar. Nyeri dada dirasakan terus menerus
dan semakin meningkat ketika berbicara, Aliran darah ke jantung menurun
bergerak, dan beraktifitas. Nyeri tidak
hilang ketika di istirahatkan. Nyeri dada
dirasakan seperti tertimpa beban berat
Jaringan miokard iskemik
dan rasa terbakar. Nyeri dirasakan pada
bagian dada sebelah kiri dan menjalar ke
bagian lengan kiri dan rahang
DO : Infark miokardium
Skala nyeri 7 dari indikator (0-10) dengan
metode Numeric Rating scale (NRS) yaitu
nyeri berat.. Suplai O2 ke miokard menurun
Nyeri timbul setiap 1 jam dengan durasi
nyeri ± 30 menit ,
Saat nyeri klien tampak berkeringat, Metabolisme anaerob
meringis dan melokalisir area nyeri.

Produksi asam laktat

Nyeri
DS : Arteroskleroosis Intoleransi aktivitas
3. Klien mengeluh badannya terasa sangat
lemas Aliran darah ke jantung menurun
Klien juga mengatakan nyeri dada dan
sesak nafas akan semakin meningkat ketika
berbicara, bergerak dan beraktivitas
DO : Jaringan miokard iskemik
Klien tampak bedrest
ADLs dibantu oleh keluarga dan juga Infark miokardium
petugas kesehatan
Klien tampak pucat terbaring lemah Suplai O2 ke miokard menurun
Tampak perubahan TTV pada saat klien
berbicara, bergerak terlalu lama
TTV :
Metabolisme anaerob
TD 106/74 mmHg
Nadi 110x/menit
Pernafasan 30x/menit
Suhu 36.5ºC Produksi asam laktat
SPO2 96%
Gambaran EKG menunjukan elevasi Fatique
segmen ST pada V4 (Anterior)
Tampak sesak semakin meningkat ketika
klien berbicara.bergerak terlalu lama.
Klasifikasi aktifitasmenurut NYHA
termasuk dalam Class IV yaitu terasa sesak
dalam melakukan aktifitas ringan
sekalipun. Seperti bergerarak, berbicara,
dan beraktifitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kontraktilitas miokard. Ditandai dengan : ketidaksimbangan suplai oksigen ke
DS : Klien mengeluh nyeri dada terasa berdebar-debar setiap jaringan tubuh. Ditandai dengan :
disertai dengan sesak nafas. Klien juga mengeluh badanya DS : Klien mengeluh badannya terasa
terasa sangat lemah. sangat lemas. Klien juga mengatakan
DO : Klien tampak pucat dan sianosis, teraba akral dingin nyeri dada dan sesak nafas akan semakin
pada ekstermitas, membrane mukosa lembab. Terdapat meningkat ketika berbicara, bergerak
dipsneu, takipneu dan takikardi. TTV TD 106/74 mmHg, Nadi dan beraktivitas
110x/menit, Pernafasan 30x/menit, Suhu 36.5ºC, SPO2 96%, DO : Klien tampak bedrest. ADLs dibantu
Gambaran EKG menunjukan elevasi segmen ST pada V4 oleh keluarga dan juga petugas
(Anterior). CKMB 31 U/L/37ºC. CRT > 2 detik. Hb 11,6 g/dL. kesehatan. Klien tampak pucat terbaring
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. lemah. Tampak perubahan TTV pada
Ditandai dengan : saat klien berbicara, bergerak terlalu
DS : Klien mengeluh nyeri dada berdebar-debar. Nyeri dada lama. TTV : TD 106/74 mmHg Nadi
dirasakan terus menerus dan semakin meningkat ketika 110x/menit, Pernafasan 30x/menit,
berbicara, bergerak, dan beraktifitas. Nyeri tidak hilang Suhu 36.5ºC, SPO2 96%, Gambaran EKG
ketika di istirahatkan. Nyeri dada dirasakan seperti tertimpa menunjukan elevasi segmen ST pada V4
beban berat dan rasa terbakar. Nyeri dirasakan pada bagian (Anterior) , Tampak sesak semakin
dada sebelah kiri dan menjalar ke bagian lengan kiri dan meningkat ketika klien
rahang berbicara.bergerak terlalu lama.
DO : Skala nyeri 6 dari indikator (0-10) dengan metode Klasifikasi aktifitasmenurut NYHA
Numeric Rating scale (NRS) yaitu nyeri sedang. Nyeri timbul termasuk dalam Class IV yaitu terasa
setia 1 jam dengan durasi nyeri ± 30 menit. Saat nyeri klien sesak dalam melakukan aktifitas ringan
tampak berkeringat, meringis dan melokalisir area nyeri. sekalipun. Seperti bergerarak, berbicara,
dan beraktifitas.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (N0C) Intervensi
(NIC)
1 Penurunan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam penurunan 1. Cardiac care
curah jantung curah jantung klien teratasi dengan kriteria hasil: 2. Vital Sign
berhubungan Cardiac pump effectiveness Monitoring
dengan Tidak ada keletihan
gangguan Status pernafasan dalam batas rujukan
kontraktilitas Circulation status
miokard Kestabilan TTV
Perfusi jaringan perifer dalam batas rujukan.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien 1. Pain
berhubungan merasakan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: Management
dengan agen Pain Control 2. Analgesic
cedera biologis Mampu mengontrol nyeri
Administration
Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
Pain Level
Tidak terjadi gangguan tidur
Mampu mengontrol nyeri
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 24 jam pasien 1. Energy
aktifitas menunjukkan toleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasil: Management
berhubungan 2. Activity Therapy
Activity Tolerance
dengan
Tidak ada keletihan
ketidakseimban Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai perubahan TTV.
gan antara Psychomotor Energy
suplai dan Mampu memenuhi kebutuhan ADLs secara mandiri
kebutuhan Mmelakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
oksigen Kestabilan TTV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

Penurunan curah Tgl : 18-02-2019 Tgl : 18-02-2019


1 jantung berhubungan Jam : 09:30 WIB Jam : 13:50 WIB
dengan 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada. S : Klien mengatakan nyeri dada
dan sesak nafas masih ada namun
Hasil :
muncul dalam frekuensi yang
Klien mengeluh nyeri dada dengan skala 6 sedikit yaitu ± 5 -10 menit.
dari indikator (0-10) dengan metode NRS. O : klien tampak terlihat pucat,
Jam : 09:35 WIB teraba akral dingin pada
1. Mencatat adanya tanda-tanda penurunan ekstermitas, membrane mukosa
cardiac output. lembab. Terdapat dipsneu,
takipneu dan takikardi
Hasil :
TTV menunjukan TD 94/88 mmHh,
TD : 106/74 mmHg Nadi 120x/menit, Pernafasan
N : 109 X/Menit 29x/menit, Suhu 35,9
P : 30 X/Menit Klien terpasang O2 4 liter/menit.
S : 36,5OC A : penurunan cardiac output
Akral dingin, klien tampak pucat, dan lemah. P : Lanjutkan intervensi
Jam : 09:40 WIB -Monitor EKG adakah perubahan
segmen ST.
1. Memonitor status pernafasan.
-Lakukan penilaian komperhensif
Hasil : pada sirkulasi perifer (sianosis,
Klien terpasang oksigen 4 liter/menit dengan pengisian ulang CRT, cek nadi
respirasi 30 x/menit pernafasan cepat dan perifer, edema, dan suhu
dangkal. ekstermitas).
Jam : 10:00 WIB -Monitor nilai laboraturium (enzim
1. Memonitor balance cairan. jantung dan elektrolit).
-Monitor balance cairan (intake dan
Hasil : intake ......... cc, output ± ....cc/8 jam
output).
-Monitor TTV
Nyeri akut Tgl : 18-02-2019 Tgl : 18-02-2019
2.
berhubungan Jam : 10:00 WIB Jam : 14:10 WIB
dengan agen 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. S : Klien mengeluh nyeri
cidera Hasil : dada, nyeri dirasakan terus
biologis Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, nyeri dirasakan menerus, nyeri bertambah
terus-menerus, nyeri berada pada skala 6 dari indikator (0- bila banyak beraktivitas dan
10) dengan metode NRS yaitu nyeri sedang, nyeri berkurang apabila
bertambah bila banyak beraktivitas dan berkurang apabila diistirahatka, nyeri terasa
diistirahatka, nyeri terasa tertekan oleh beban berat. tertekan oleh beban berat.
Jam : 10:07 WIB O : Klien terlihat meringis
1. Memonitor tanda-tanda vital kesakitan dengan skala
Hasil : nyeri 6 dari indikator (0-10)
TD : 120/80 dengan metode NRS yaitu
N : 107 x/menit nyeri sedang.
R : 34 x/menit TD : 120/80
S : 36,4oC N : 107 x/menit
SPO2 : 99% R : 34 x/menit
Jam : 10:30 WIB S : 36,4oC
1. Menganjurkan untuk beristirahat dan tidak banyak SPO2 : 99%
berbicara untuk menghindari kelelahan. Klien telah diberikan terapi
Hasil : analgetik
Klien terlihat beristirahat dan tidak banyak berbicara. A : Masalah nyeri akut
Jam : 09:00 WIB P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik -Observasi TTV tiap jam
Hasil : -Anjurkan istirahat dan
Obat telah diberikan, klien tidak menunjukan tanda-tanda teknik relaksasi
-Berikan obat sesuai advice
adanya alergi terhadap obat yang di berikan.
Intoleransi aktifitas Tgl : 18-02-2019 Tgl : 18-02-2019
3.
berhubungan Jam : 10:10 WIB Jam : 14:15 WIB
dengan 1. Mengobservasi adanya pembatasan S : Klien mengatakan mudah
ketidakseimbangan klien dalam beraktifitas. kelelahan apabila banyak
antara suplai dan Hasil : beraktifitas dan berbicara.
kebutuhan O2. Klien tidak banyak beraktifitas dan O : Klien tampak pucat, klien
berbicara hanya seperlunya. terlihat lemah, akral dingin.
Jam : 10:15 WIB Klien melakukan aktifitas ADL
2. Memonitor nutrisi dan sumber energi di bantu keluarga dan perawat.
yang adekuat. A : Masalah intoleransi aktifitas
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
Klien diet bubur dengan 1 porsi habis -Monitor TTV tiap jam
dan memakan bubur sum-sum. -Pertahankan intake nutrisi yang
Jam : 10;30 WIB adekuat
- Monitor pasien akan adanya
3. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur.
kelelahan fisik dan emosi secara
Hasil : berlebihan
Tidur malam 8 jam -Monitor respon
Tidur siang 2-4 jam kardivaskuler terhadap
Jam : 10:45 WIB aktivitas
4. Mengidentifikasi aktifitas yang mampu
dilakukan
Hasil :
Klien melakukan ADL dengan bantuan
keluarga.
EVALUASI
Penurunan cardiac output
Tidak ada keletihan
Status pernafasan dalam batas rujukan
Kestabilan TTV
Perfusi jaringan perifer dalam batas rujukan.
Nyeri akut
Mampu mengontrol nyeri
Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
Tidak terjadi gangguan tidur
Mampu mengontrol nyeri
Intoleransi aktivitas
Tidak ada keletihan
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai perubahan
TTV.
Mampu memenuhi kebutuhan ADLs secara mandiri
Melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
Kestabilan TTV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai