KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
STEMI ANTERIOR DI RUANG ICU RSUD DR. SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU MUHAMMADIYAH CIAMIS
BAB I PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler lebih banyak
menyebabkan kematian dari pada penyakit lainnya. Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu
penyakit kardiovaskuler terbanyak yang menjadi penyebab utama kematian dan kecatatan di seluruh
dunia. Infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala, kelainan gambaran EKG, dan enzim
jantung. Infark miokard dapat dibedakan menjadi infark miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI)
dan infark miokard tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI) (Thygesen et al., 2012). ST elevation myocardial
infarction (STEMI) merupakan salah satu spectrum sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat
Menurut American Heart Association setiap tahun di perkirakan 785 ribu orang Amerika Serikat
mengalami infark miokard, dan 470 ribu orang akan mengalami kekambuhan. Setiap 25 detik diperkirakan
terdapat 1 orang yang mati karena infark miokard.
Di Indonesia prevalensi kematian yang disebabkan
penyakit kardiovaskuler (STEMI) meningkat dari 25% hingga
40% berdasarkan presentasi infark miokard (Depkes RI, 2013)
BAB II TINJAUAN TEORI
STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) adalah
penyakit jantung yang terjadi secara
mendadak dikarenakan adanya sumbatan
plak pada pembuluh darah. Kondisi ini
akan menyebabkan jantung kekurangan
oksigen dan menyebabkan kerusakan otot
jantung.
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Faktor pembuluh darah Pada infark miokard
dikenal istilah TRIAS :
Faktor sirkulasi
- Nyeri
Faktor darah - Laboraturium
- Perubahan EKG
Faktor resiko
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
STEMI ANTERIOR DI RUANG ICU RSUD DR. SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA
A. PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D Nama : Ny. E
Umur : 51 Tahun Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gentong, Margamulya, Sukaresik Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Hubungan dgn klien : Istri
Status Pernikahan: Menikah Alamat : Gentong,
Agama/Keyakinan: Islam Kel. Margamulya, Kec. Sukaresik
Pekerjaan : Sopir
Diagnosa Medik : STEMI Anterior
No. RM : 16955490
Tgl Masuk : 17 Februari 2019. Pukul 21.50 WIB
Tgl Pengkajian : 18 Februari 2019. Pukul 09.00 WIB
1. PRIMARY SURVEY
Hidung mulut tampak bersih, tidak terdapat sputum, jalan nafas paten,
tidak ada hambatan jalan nafas, klien tidak mengalami pangkal lidah jatuh
Airway ke belakang, tidak terdapat akumulasi cairan maupun benda asing pada
jalan nafas, tidak ada suara nafas seperti stridor, snoring, crowing, serta
gurgling pada jalan nafas.
MK : Tidak ada masalah
Warna kulit sawo matang, klien tampak pucat dan sianosis, kulit tampak
lembang, teraba akral dingin pada ekstermitas. TTV menunjukan :
Circulation Tekanan Darah 106/74 mmHg, Nadi 110x/menit, Pernafasan 30x/menit,
Suhu 36,5ºC, SPO2 96%, CRT > 2 detik
Kesadaran composmentis dengan nilai Eye 4 membuka mata dengan
Dissability spontan, Motorik 6 mengikuti perintah, dan Verbal 5 orientasi baik,
jumlah GCS 15. Pupil isokor, refleks terhadap cahaya baik, bentuk pupil
bulat, diameter pupil 3 mm simetris antara kanan dan kiri.
ANAMNESIS
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh
nyeri dada.
Sistem Kardiovaskuler
- Inspeksi : klien tampak pucat dan sianosis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan limfe,
tidak terdapat peningkatan JVP, tinggi JVP ± 2 cm, tidak ada edema.
- Palpasi : Frekuensi nadi 110x/menit, takikardi, nadi teraba kuat, irama nadi reguler.
- Perkusi : redu/dullnes pada area jantung
- Auskultasi : Tekanan darah 106/74 mmHg, terdengar suara jantung S1 dan S2, irama reguler,
tidak terdapat suara tambahan seperti murmur dan gallops, terdapat suara flatness pada area
dada kiri, ictus cordis di iga ke 5
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17/02/2019 jam 22.51
WIB
Karbohidrat
Glukosa sewaktu 122 76-110 mg/dl Tinggi
Elektrolit
Kalium, K 139 135-145 mmol/l Normal
Natrium, N 3,5 3,5-4,5 mmol/l Normal
Kalsium, Ca 1,21 1,10-1,40 mmol/l Normal
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 18/02/2019
Jam 10.43 Wib
Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
Faal Hati/Jantung
Nyeri
DS : Arteroskleroosis Intoleransi aktivitas
3. Klien mengeluh badannya terasa sangat
lemas Aliran darah ke jantung menurun
Klien juga mengatakan nyeri dada dan
sesak nafas akan semakin meningkat ketika
berbicara, bergerak dan beraktivitas
DO : Jaringan miokard iskemik
Klien tampak bedrest
ADLs dibantu oleh keluarga dan juga Infark miokardium
petugas kesehatan
Klien tampak pucat terbaring lemah Suplai O2 ke miokard menurun
Tampak perubahan TTV pada saat klien
berbicara, bergerak terlalu lama
TTV :
Metabolisme anaerob
TD 106/74 mmHg
Nadi 110x/menit
Pernafasan 30x/menit
Suhu 36.5ºC Produksi asam laktat
SPO2 96%
Gambaran EKG menunjukan elevasi Fatique
segmen ST pada V4 (Anterior)
Tampak sesak semakin meningkat ketika
klien berbicara.bergerak terlalu lama.
Klasifikasi aktifitasmenurut NYHA
termasuk dalam Class IV yaitu terasa sesak
dalam melakukan aktifitas ringan
sekalipun. Seperti bergerarak, berbicara,
dan beraktifitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kontraktilitas miokard. Ditandai dengan : ketidaksimbangan suplai oksigen ke
DS : Klien mengeluh nyeri dada terasa berdebar-debar setiap jaringan tubuh. Ditandai dengan :
disertai dengan sesak nafas. Klien juga mengeluh badanya DS : Klien mengeluh badannya terasa
terasa sangat lemah. sangat lemas. Klien juga mengatakan
DO : Klien tampak pucat dan sianosis, teraba akral dingin nyeri dada dan sesak nafas akan semakin
pada ekstermitas, membrane mukosa lembab. Terdapat meningkat ketika berbicara, bergerak
dipsneu, takipneu dan takikardi. TTV TD 106/74 mmHg, Nadi dan beraktivitas
110x/menit, Pernafasan 30x/menit, Suhu 36.5ºC, SPO2 96%, DO : Klien tampak bedrest. ADLs dibantu
Gambaran EKG menunjukan elevasi segmen ST pada V4 oleh keluarga dan juga petugas
(Anterior). CKMB 31 U/L/37ºC. CRT > 2 detik. Hb 11,6 g/dL. kesehatan. Klien tampak pucat terbaring
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. lemah. Tampak perubahan TTV pada
Ditandai dengan : saat klien berbicara, bergerak terlalu
DS : Klien mengeluh nyeri dada berdebar-debar. Nyeri dada lama. TTV : TD 106/74 mmHg Nadi
dirasakan terus menerus dan semakin meningkat ketika 110x/menit, Pernafasan 30x/menit,
berbicara, bergerak, dan beraktifitas. Nyeri tidak hilang Suhu 36.5ºC, SPO2 96%, Gambaran EKG
ketika di istirahatkan. Nyeri dada dirasakan seperti tertimpa menunjukan elevasi segmen ST pada V4
beban berat dan rasa terbakar. Nyeri dirasakan pada bagian (Anterior) , Tampak sesak semakin
dada sebelah kiri dan menjalar ke bagian lengan kiri dan meningkat ketika klien
rahang berbicara.bergerak terlalu lama.
DO : Skala nyeri 6 dari indikator (0-10) dengan metode Klasifikasi aktifitasmenurut NYHA
Numeric Rating scale (NRS) yaitu nyeri sedang. Nyeri timbul termasuk dalam Class IV yaitu terasa
setia 1 jam dengan durasi nyeri ± 30 menit. Saat nyeri klien sesak dalam melakukan aktifitas ringan
tampak berkeringat, meringis dan melokalisir area nyeri. sekalipun. Seperti bergerarak, berbicara,
dan beraktifitas.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (N0C) Intervensi
(NIC)
1 Penurunan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam penurunan 1. Cardiac care
curah jantung curah jantung klien teratasi dengan kriteria hasil: 2. Vital Sign
berhubungan Cardiac pump effectiveness Monitoring
dengan Tidak ada keletihan
gangguan Status pernafasan dalam batas rujukan
kontraktilitas Circulation status
miokard Kestabilan TTV
Perfusi jaringan perifer dalam batas rujukan.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien 1. Pain
berhubungan merasakan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: Management
dengan agen Pain Control 2. Analgesic
cedera biologis Mampu mengontrol nyeri
Administration
Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
Pain Level
Tidak terjadi gangguan tidur
Mampu mengontrol nyeri
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 24 jam pasien 1. Energy
aktifitas menunjukkan toleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasil: Management
berhubungan 2. Activity Therapy
Activity Tolerance
dengan
Tidak ada keletihan
ketidakseimban Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai perubahan TTV.
gan antara Psychomotor Energy
suplai dan Mampu memenuhi kebutuhan ADLs secara mandiri
kebutuhan Mmelakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
oksigen Kestabilan TTV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN