Sebagian besar masyarakat Indonesia selama ini menjadikan
beras sebagai sumber pangan utama untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Kebutuhan beras akan terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga indonesia berpotensi mengalami defisit persediaan beras dan dibutuhkan program diversifikasi pangan yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu contohnya adalah dengan menggati beras sebagai sumber pangan utama untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat ke sumber pangan karbohidrat non beras, misalnya singkong. Selain tinggi akan karbohidrat, singkong juga memiliki kandungan zat gizi lainnya, diantaranya; lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), dan mineral (Fe, F, Ca). Singkong juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Hal tersebut dinamakan divesifikasi vertikal yaitu penganekaragaman pengolahan komoditas pangan, terutama non beras sehingga mempunyai nilai tambah dari segi ekonomi, nutrisi maupun sosial Daftar Pustaka • Devi, S. N. (2014). Kadar Serat Dan Organoleptik Mie Kulit Singkong (Manihot utillisima) Dengan Penambahan Pewarna Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. • Harini, R. (2018). Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. • Jaffar, N. (2012). DIVERSIFIKASI KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT. PROGRAM STUDI ILMU GIZI. • Katadata.co.id. (2018, oktober 25). Data BPS: Neraca Beras Nasional 2018 Diperkirakan Surplus 2,85 Juta Ton. Retrieved mqret 29, 2019, from Katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/10/25/data-bps- neraca-beras-nasional-2018-diperkirakan-surplus-285-juta-ton