Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEUANGAN YANG

DIKONSOLIDASI
( PERSOALAN - PERSOALAN KHUSUS )
DISUSUN OLEH :

Nadya Ardiyanti (16130310293)


Rizqi Sasgia Putri (16130310312)
Dinda Pusarini (16130310333)
MASALAH KHUSUS YANG TERJADI DALAM
LAPORAN KONSOLIDASI
Perusahaan anak
Pembelian saham Saham bonus
memiliki lebih dari 1
langsung dari dari perusahaan
jenis saham yang
perusahaan anak anak
beredar
MASALAH KHUSUS YANG TERJADI DALAM
LAPORAN KONSOLIDASI
Perusahaan anak
Pembelian saham Saham bonus
memiliki lebih dari 1
langsung dari dari perusahaan
jenis saham yang
perusahaan anak anak
beredar
MASALAH KHUSUS YANG TERJADI DALAM
LAPORAN KONSOLIDASI
Suatu perusahaan membeli sebagian atau seluruh saham-
Pembelian saham saham dari pemegang saham langsung dari perusahaan
langsung dari lain yang bersangkutan pada waktu saham-saham
dikeluarkan. Bentuk-bentuk saham yang dijual oleh
perusahaan anak perusahaan anak, dapat berupa saham dalam portopel
maupun saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi
emisi saham. Apabila hal ini terjadi, maka saldo modal
(hak-hak pemegang saham) perusahaan anak bertambah
dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham
yang dijual tersebut. Oleh karena itu, apabila neraca
konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak
bertitik tolak dari saldo modal setelah terjadinya
penjualan saham terakhir itu.
Pada tanggal 1 Januari 1978 PT PI membeli 6.000 lembar dari
pemegang sahan PT PA di Pasar Modal dengan harga @ Rp
15.000,00 dan seluruh saham yang ditarik kembali dari
peredaran dengan harga yang sama setiap lembarnya.
Sehingga, adanya transaksi itu struktur permodalan PT PA
berubah pada tanggal 1 Januari 1978 menjadi sebagai
berikut :

Modal saham, 10.000 lembar tanpa nilai nominal Rp 100.000.000,00

Modal penjualan kembali saham di atas harga perolehannya Rp 5.000.000,00

Laba yang ditahan Rp 25.000.000,00

Jumlah Rp 130.000.000,00

Apabila pada tanggal 1 Januari 1978, sesaat setelah terjadinya pemilikan saham-saham PT
PA disusun neraca konsolidasinya, maka dibentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca
konsolidasi baik atas dasar metode harga perolehan maupun metode equity dan dengan
mengabaikan pos-pos lain di dalam neraca individual masing-masing perusahaan, nampak
pada buku halaman 370.
MASALAH KHUSUS YANG TERJADI DALAM
LAPORAN KONSOLIDASI
Perusahaan anak
Pembelian saham Saham bonus
memiliki lebih dari 1
langsung dari dari perusahaan
jenis saham yang
perusahaan anak anak
beredar

Saham Prioritas, Saham Proritas, Saham Prioritas, Saham Prioritas,


tidak Komulatip dan komulatip tidak tidak Komulatip Komulatif
Tidak Berpartisipasi berpartisipasi Berpartisipasi Penuh Berpartisipasi Penuh
Apabila posisi kontrol terhadap perusahaan anak dicapai melalui pemilikan saham-
sahamnya, dan perusahaan anak memilki lebih dari satu jenis (modal) saham, maka harus
dibedakan besarnya bagian hak-hak pemegang saham menurut jenisnya masing-masing.

Perusahaan anak
memiliki lebih dari 1
jenis saham yang
beredar
Penjelasan : Perusahaan anak
Hak-hak masing-masing kelompok pemegang saham,
pada tiap-tiap kasus tersebut dihitung sebgai berikut :
memiliki lebih dari 1
jenis saham yang
beredar

Contoh 2 pada halaman 373


Contoh 2 pada halaman 374
Contoh 2 pada halaman 374
Contoh 3 pada halaman 375
Apabila pada contoh nomor 2 PT PA dalam keadaan
defisit sebesar Rp 45.000.000,00, maka pembagian
(alokasi) terhadap saldo modal sebesar Rp
11.000.000,00 kepada masing-masing kelompok
pemegang saham , yang dapat dilihat pada buku
halaman 376.
Hak dari masing-masing kelompok pemegang saham
seperti tersebut di atas dihitung dengan cara yang sama
pada contoh sebelumnya, namun demikian karena
perusahaan dalam keadaan defisit , maka hak partisipasi
saham prioritas praktis tidak mempunyai pengaruh di
dalam penentuan hak atas saldo laba yang belum dibagi.
Dalam keadaan defisit ini selain nilai nominal (nilai yang ditetapkan) hak para
pemegang saham prioritas hanya berupa hak atas deviden-deviden yang
menunggak (belum dibayarkan) saja. Sedang bagi para pemegang saham
biasa hak/klaim terhadap harta kekayaaan (bersih) kurang dari jumlah yang
disetor mula-mula, tidak saja sebesar defisit yang tercantum di dalam neraca
akan tetapi termasuk juga jika ada bagian deviden saham prioritas komulatip
yang belum dibayarkan.
(Hak Pemegang) Saham (Hak Pemegang) Saham
Jumlah Modal
Prioritas Biasa
1. Nominal Saham .... Rp 150.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Rp 50.000.000,00

2. Agio Saham .......... Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00


-

3. Defisit .................. (Rp 45.000.000,00) (Rp 45.000.000,00)


-

Deviden menunggak,
tahun 1975 sampai
dengan 1977 = (3 ×
6% × 50.000.000 = - Rp 9.000.000,00 (Rp 9.000.000,00)
9.000.000)

Jumlah Rp 110.000.000,00 Rp 59.000.000,00 Rp 51.000.000,00


Contoh 4 pada halaman 377

Pada tanggal 1 Januari 1978 PT PI membeli saham-saham PT PA di Pasar Modal


masing-masing sebagai berikut :
•2.000 lembar Saham Prioritas dengan kurs 120
•8.000 lembar Saham Biasa dengan kurs 125

6% Saham Prioritas, 5.000 lembar nominal @ Rp


10.000,00 ............... Rp 50.000.000,00
Saham Biasa, 10.000 lembar, nominal @ Rp 10.000,00
................ Rp 100.000.000,00
Agio Saham Biasa .......................... Rp 5.000.000,00
Laba Yang Ditahan ......................... Rp 45.000.000,00

Jumlah .......................... Rp 200.000.000,00


Apabila pada tanggal 1 Januari 1978 di saat setelah terjadi
pemilikan saham-saham oleh PT PI kemudian disusun
neraca konsolidasi, maks alokasi hak-hak para pemegang
saham, pada tanggal tersebut adalah sebagi berikut

Elemen Modal Jumlah Saham Prioritas Saham Biasa


Rp 150.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Nominal saham ..............
Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00
Agio saham ................... -
Rp 45.000.000,00
Laba yang ditahan - -
- Untuk saham prioritas - - -
-
Dividen tahun 1976 &
1977 (2 × 6% × Rp 6.000.000,00
Rp 50.000.000,00)
- -
- Rp 39.000.000,00
Sisa untuk saham biasa - -

Saldo per 1 Januari 1978 Rp 200.000.000,00 Rp 56.000.000,00 Rp 144.000.000,00


Adapun eliminasi hak-hak pemilikan PT PI di dalam daftar lajur
penyusunan neraca konsolidasinya pada tanggal 1 Januari 1978 nampak
pada halaman 379.

Atas dasar komposisi modal dan masing-masing


kelompok/jenis saham yang telah dipisahkan
tersebut kemudian, eliminasi terhadap hak-hak
pemilikan perusahaan induk dapat
dilakukan di dalam daftar lajur seperti (1) Modal Saham Prioritas, PT PA ............ Rp 20.000.000,00
Laba Yang Ditahan, PT PA .................. Rp 2.400.000,00
terlihat di atas. Adapun jurnal
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku
eliminasinya adalah sebagai berikut : Saham ................................ Rp 1.600.000,00

Investasi Saham-saham Prioritas .. Rp 24.000.000,00

(2) Modal Saham Biasa, PT PA ................. Rp 80.000.000,00


Agio Saham Biasa ................................. Rp 4.000.000,00
Laba Yang Ditahan, PT PA .................. Rp 31.200.000,00

Investasi Saham-saham Biasa ...... Rp 100.000.000,00


Selisih Lebih Nilai Buku di atas Harga
Perolehan Saham ............. Rp 15.200.000,00
Apabila saham prioritas mempunyai hak atas Apabila kemudian pada tanggal 31
deviden yang komulatip, maka dilihat dari segi Desember 1978, disusun neraca
kepentingan para pemegang saham biasa
deviden atas saham-saham prioritas itu konsolidasi, maka bentuk daftar
mempunyai status yang sama dengan biaya lajur penyusunan neraca
usaha. Oleh karena itu di dalam hal perusahaan konsolidasinya tergantung pada
menderita rugi, beban yang harus ditanggung metode pencatatan yang dipakai.
pemegang saham biasa masih harus ditambah
dengan deviden yang diperhitungkan untuk Metode harga perolehan
pemegang saham prioritas. Dengan demikian Metode equity
dalam contoh ini saldo laba yang ditahan
sebesar Rp 15.000.000,00 pada akhir tahun
1978 akan dialokasikan sebagai berikut :

Untuk (pemegang) saham prioritas = Rp 9.000.000,00 [(Rp 6.000.000,00 + 6% (Rp 50.000.000,00)]


Untuk (pemegang) saham biasa = Rp 6.000.000,00 [Rp 39.000.000,00 – (Rp 30.000.000,00 + 6% × Rp 50.000.000,00)]
Jika metode harga perolehan dipakai (pada
contoh nomor 4), maka tidak ada mutasi
apapun yang dicatat oleh PT PI, selama PT PA
tidak membagikan deviden. Namun demikian
untuk penyusunan neraca konsolidasinya, saldo
laba yang ditahan PT PA pada tanggal 31
Metode Desember 1978 tetap harus dialokasikan. Hal
Harga ini diperlukan untuk menentukan besarnya
kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan
Perolehan (defisit) sejak terjadinya pemilikan saham oleh
PT PI.
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca
konsolidasi per 31 Desember 1978, apabila
metode harga perolehan dipakai akan nampak
pada buku halaman 328.
Apabila metode equity dipakai sebagai dasar
pencatatan terhadap investasi saham-saham
perusahaan anaknya, maka pencatatan yang harus
dilakukan oleh PT PI berhubungan dengan investasi
saham-sahamnya pada PT PA selama tahun buku
Metode 1978 ialah; pengakuan terhadap bagian atas
kerugian yang diderita (untuk saham-saham biasa)
Equity dan pengakuan terhadap bagian atas deviden
untuk saham-saham prioritasnya.
Adapun jurnal untuk mencatat pengakuan rugi dan bagian deviden
tersebut adalah sebagai berikut :
MASALAH KHUSUS YANG TERJADI DALAM
LAPORAN KONSOLIDASI
Perusahaan anak
Pembelian saham Saham bonus
memiliki lebih dari 1
langsung dari dari perusahaan
jenis saham yang
perusahaan anak anak
beredar
Apabila saham bonus (stock deviden) dibagikan oleh perusahaan anak,
Saham bonus maka pada perusahaan anak terjadi perubahan posisi modalnya,
dari perusahaan karena hal ini berarti terjadi perubahan status dari sebagian (seluruh)
saldo laba yang ditahan menjadi modal statutair. Namun demikian
anak dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham lainnya
pembagian bonus saham ini tidak mempengaruhi proporsi pemilikannya,
kecuali terhadap adanya tambahan jumlah lembar saham yang
dimilikinya. Oleh sebab itu perusahaan induk sebagai pemegang saham
perusahaan anaknya, demikian pula halnya pemegang saham lainnya
tidak perlu mengakui adanya penghasilan yang timbul dan kenaikan
nilai investasinya sebagai akibat dari saham-saham yang diterima
kemudian sebagai deviden tersebut. Akan tetapi cukup membuat
catatan memo tentang bertambahnya jumlah (lembar) saham yang
dimiliki.
Adanya perubahan komposisi modal pada perusahaan anak (khususnya berkurangnya saldo laba yang
ditahan tanpa diikuti dengan berkurangnya aktiva dari saat terjadinya pemilikan saham) menimbulkan
masalah. Masalah tersebut terutama berhubungan dengan proses eliminasi terhadap hak-hak pemilikan
pada perusahaan anak di dalam penyusunan daftar lajur. Akan tetapi oleh karena persoalan eliminasi
hak-hak pemilikan pada perusahaan anak berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh metode
pencatatannya
Contoh 5 pada halaman 385
Pada tanggal 1 Januari 1977 PT Wijaya membeli 400 lembar saham-saham PT Dian dengan kurs 175.
Pada saat tersebut posisi modal PT Dian adalah sebagai berikut :

Modal Saham, 500 lembar nominal @ Rp 100.000,00 Rp 50.000.000,00


Laba yang ditahan ..................................................... Rp 27.500.000,00

Dalam tahun 1977 PT Dian melaporkan laba sebesar Rp 12.500.000,00 dan membagikan bonus saham
sebanyak 50% dari modal yang telah beredar.

Metode
Metode
Harga
Equity
Perolehan
Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak ada penghasilan
apapun yang harus diakui dari bonus saham yang dibagikan. Di lain
Metode pihak nilai investasi juga tidak berubah meskipun dalam hal ini diterima
Harga saham yang sama sebanyak 200 lembar (50% x 400 lembar). Hal ini
Perolehan sesuai kenyataan, di samping tidak ada pengorbanan yang terjadi untuk
200 lembar saham yang diterima kemudian ini, juga tambahan 200
lembar saham yang sekarang dimiliki itu sama sekali tidak
mempengaruhi besarnya bagian pemilikan perusahaan induk pada
perusahaan anaknya.

Maka apabila setelah terjadi pembagian saham bonus ini disusun neraca konsolidasi, eliminasi
hak-hak pemilikan dari perusahaan induk diatur sebagai berikut :
Eliminasi terhadap modal saham, dipakai titik tolak dari posisi terakhir (setelah pembagian
bonus saham) sebesar presentase pemilikannya.
Eliminasi terhadap saldo laba yang ditahan bertitik tolak dari saldo laba yang ditahan pada
saat/tangal terjadinya pembelian saham-saham dikurangi dengan jumlah yang dikapitalisasi
sebagai modal saham (statutair).
Atas dasar ketentuan tersebut di atas maka bentuk daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi pada tanggal 31 Januari 1977, menurut metode harga
Metode perolehan akan nampak sebagai berikut:
Harga
Perolehan

Tabel pada halaman 387


Apablia metode equity dipakai, maka rekening Investasi Saham Perusahaan
Anak harus didebit sebesar RP 10.000.000,00 = (80% x Rp 12.500.000,00)
sebagai pengakuan terhadap bagian atas laba yang diperoleh PT Dian dalam
Metode tahun 1977, dengan rekening lawan kredit pada Rugi-Laba PT Dian (Laba Ynag
Equity Ditahan).
Penerimaan 200 lembar saham bonus hanya dicatat dalam bentuk memo, dan
dengan demikian sekarang dimiliki 600 lembar dari 750 lembar saham-saham
PT Dian yang sudah beredar. Dalam hal ini juga berlaku argumentasi yang sama
pada metode harga perolehan untuk tidak menaikkan nilai investasi saham bagi
PT Wijaya berhubung dengan bonus saham yang diterima.

Maka disusun neraca konsolidasi, eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak di
dalam daftra lajur dilakukan seperti biasa dalam metode equity, yaitu bertitik tolak pada posisi
keuangan perusahaan anak pada saat neraca konsolidasi disusun. Adapun bentuk daftar lajur
penyusunan neraca konsolidasi yang disusun dengan berdasarkan dari data pada contoh nomor
5 adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai