Anda di halaman 1dari 47

Kelompok 4

Fasilitator : dr. Galih Indra Pratama


1. Dandy Akbar Maulana
2. Reza Kurnia Rahmawati
3. Fitma Dara Mahesti
4. M. Isa Mahendra
5. Golda Natalia
6. Widya Dwi Astuti
7. Juan Ortega Putra
8. Kadek Novita Sari
Pemicu 3

Pasien perempuan usia 24 tahun datang ke poliklinik RSUD


dengan keluhan menstruasi yang berkepanjangan sejak dua bulan
terakhir. Pasien mengaku ada waktu dimana mestruasi sempat
berhenti sekitar satu sampai dua hari kemudian pasien kembali
menstruasi. Pasien mengaku selama menstruasi yang berkepanjangan
ini, pasien berganti pembalut sebanyak empat sampai lima kali dalam
sehari. Pasien mengaku menstruasi pertama kali pada umur 12 tahun,
dan selama menstruasi sampai sekarang siklus menstruasi tidak
teratur, karena dalan waktu satu bulan bisa mengalami dua kali
menstruasi.
Hasil DK1P3
1. Kata kunci :
 Identitas : perempuan, usia 24 tahun
 Keluhan utama : menstruasi berkepanjangan
- onset : 2 bulan terakhir
- sifar keluhan : menstruasi sempat berhenti 1-2 hari,
kemudian pasien kembali mengalami menstruasi. Pasien
berganti pembalut 4-5 kali dalam sehari
 Keluhan penyerta : nyeri perut bagian bawah bila sedang
menstruasi
 Riwayat menstruasi : haid pertama umur 12 tahun, siklus
tidak teratur dalam 1 bulan bisa 2 kali menstruasi
2. Identifikasi masalah :
Perempuan 24 tahun mengeluhkan menstruasi
berkepanjangan sejak 2 bulan terakhir. Menstruasi sempat
berhenti 1-2 hari, kemudian pasien kembali menstruasi.
Akibat menstruasi berkepanjang, pasien sering berganti
pembalut 4-5 kali dalam sehari disertai nyeri perut bawah
bila sedang menstruasi.
 Analisis masalah :
Perempuan
24 th

K.U : KP : nyari
menstruasi perut
berkepanjan bawah bila
gan sejak 2 sedang
bln terakhir menstruasi

Gangguan
sistem
reproduksi

Siklus
menstruasi

DD :
Anomaly
• Oligomenorea
uterus
• Menometoragia
bleeding
• Menorragia
Pertanyaan terjaring :
1. Fisiologi menstruasi
2. Hormon-hormon yang mempengaruhi menstruasi
3. Tabel diagnosis banding
4. Diagnosis kerja :
- Definisi - Pemeriksaan penunjang
- Epidemiologi - Komplikasi
- Etiologi - Tatalaksana
- Manisfestasi klinis - Pencegahan
- Klasifikasi - Prognosis
- Klasifikasi
- patofisiologi
5. Jelaskan gangguan siklus menstruasi polimenorea,
amenorea, dismenorea
6. Jelaskan premenstrual sindrom
7. Jelaskan cara pemeriksaan VT dan interpretasikan
1. Fisiologi menstruasi
 Siklus menstruasi terjadi disebabkan oleh selaput lendir
rahim (endometrium) dari hari ke hari mengalami perubahan.
Setiap dari terjadinya siklus menstruasi pada tubuh wanita
akan mengalami beberapa fase yang akan dilewati

 Empat fase utama dari siklus menstruasi adalah:


 menstruasi
 fase folikular
 ovulasi
 fase luteal.
2. Hormon yang
mempengaruhi
menstruasi
Hormon seksual wanita
 Sistem hormon seksual wanita terdiri dari tiga hormon
sebagai berikut :
1. Hormon yang dikeluarkan hypothalamus,
gonadotropin releasing hormone (GnRH).
2. Hormon seks hipofisis anterior, follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)
disekresi sebagai respon dari hormon hipotalamus.
3. hormon ovarium, estrogen dan progesterone, yang
disekresi oleh ovarium sebagai respon terhadap
kedua hormon seks wanita dari kelenjar hipofisis
anterior.
Hormon yg mempengaruhi
menstruasi
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya
estrogen dan progesteron secara tiba-tiba.
Dengan mekanisme yang ditimbulkan oleh
kedua hormon di atas terhadap sel
endometrium, maka lapisan endometrium yang
nekrotik dapat dikeluarkan disertai dengan
perdarahan yang normal.
follicle-stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing-hormone (LH)
 Hormon estrogen bertanggung jawab atas
pembentukan fisik tubuh dan reproduksi.
 Progesterone berfungsi bantu menurunkan
kontraksi rahim yang bikin kita ngerasa kram pas
menstruasi (haid) dengan meningkatkan relaksasi
otot.
3. Tabel DD
oligomenorhea
DEFINISI Etiologi Manifestasi Klinik Penatalaksanaan
Keadaan dimana -Gangguan 1. Periode siklus -Memperbaiki nutrisi
siklus haid leboh Hormonal haid > 35 hari yang seimbang
panjang dari 35 -Anxietas sekali, terdapat - Estrogen
KB hormonal
rendah =

hari (normal 21-35 -Stress 4-9 periode mengandung


hari). -Penyakit Kronik dalam 1 tahun estrogen : Lynoral,
-Status penyakit 2. Haid yang tidak Premarin, Progynova
- Progesteron rendah
nutrisi yang buruk teratur dengan = KB hormonal :
-Olahraga yang jumlah yang tak Postinor
berat tentu - Estrogen dan
Progesteron rendah
-Penurunan berat 3. Penderita = pil kombinasi yang
badan yang oligomenorhea mengandung
signifikan terkadang sulit estrogen dan
hamil progesteron
seimbang :
Mycrogycon 50,
Ovral, Neogynon,
Norgiol, Eugynon,
Microgynon 30,
Mikrodiol, Nordette,
dll
Menoragia
Definisi Etiologi Faktor Resiko

Menoragia adalah - Gangguan pembekuan 1) Usia wanita lebih


perdarahan yang terjadi darah dari 35 tahun
pada masa - Polip 2) Siklus anovulasi
menstruasi dengan jumlah - Mioma 3) Obesitas
yang banyak dapat - hiperplasia endometrium 4) Nulipara
disertai gumpalan - Endokrinologi
darah bahkan disertai - Kelainan ginjal atau
dismenorhea. kelainan pada hati
- Alat kontrasepsi dalam
rahim
Patofisiologi
Tanda Klinis Prognosis Penatalaksanaan

1) Anemia Perdarahan yang Apabila perdarahan


2) 2) Perdarahan lebih terjadi dalam waktu menoragia terjadi karena
dari 80 ml. yang relatif lama, kelainan organik
3) Menstruasi lebih menyebabkan kondisi dapat dilakukan tata
lama dari normal. tubuh banyak laksana bedah, yaitu
4) Dapat disertai kehilangan darah dilatasi dan kuretase,
gumpalan-gumpalan akibatnya serta histeroskopi.
darah terjadi anemia sampai
shock haemoragic.
Definisi Etiologi Tanda dan Tanda Klinis
gerjala
Berdasarkan 1. Sebab organik 1. Perdarahan 1. Anamnesis
Menometroragia
pengertian diatas
dapat disimpulkan
2. Sebab-sebab
fungsional
banyak saat
menstruasi
2. Pemeriksaan
ginekologik
bahwa
dan
menometroragia
adalah perdarahan berlangsung
yang terjadi diluar terus/panjang
masa siklus haid
dengan interval
yang tidak teratur
dan jumlah
perdarahan yang
banyak.
4. Perdarahan Uterus
Abnormal
Definisi
Keluarnya darah dan serpihan endometrium dari rahim
melalui vagina Sebagai hasil Interaksi yang dinamis dari
komponen poros reproduksi pada perempuan dewasa,
sebagai manifestasi proses reproduksi yang berlangsung
secara periodik dan siklik dengan urutan proses yang
sekuensial dari sekresi hormon dan perubahan morfologi
organ reproduksi dengan tujuan tersedianya ovum
matang yang siap dibuahi serta endometrium yang siap
untuk terjadinya nidasi
 (Michel Ferin dkk, The Menstrual Cycle, 1993
Epidemiologi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmed di Lady
Willingdon Hospital, Lahore, dari Agustus 2010 sampai Juli
2011 didapatkan sebanyak 2.109 perempuan atau sekitar
19,6% dari total 10.712 wanita yang mengunjungi klinik pasien
rawat jalan ginekologi yang didiagnosis menderita perdarahan
uterus abnormal. Kategorisasi PALM-COEIN dilakukan pada
991 (47%) kasus yang menunjukkan 30 (3%) menderita polip,
15 (15%) adenomiosis, 250 (25%) Leiomioma, 66 (6,6%)
keganasan dan hiperplasia, 3 (0.3%) koagulopati , 236 (24%)
disfungsi ovulasi, 48 (5%) endometritis, dan 53 (6%) iatrogenik.
Sisanya 155 (15%) kasus yang tak terkategorikan
Etiologi
Menurut Wiknjoksastro (2007) penyebab anomali uterus bleeding antara
lain:
A. Kelainan hormonal
- Anovulasi atau ovulasi
- Gangguan korpus luteum
- KB hormonal
B. Kelainan anatomi genitalis
- Tumor jinak
- Pemakai IUD
C. Kontak berdarah
- Endometrium
- Partio uteri
- Vagina
- Labia
Klasifikasi
Etiopatogenesis
Tanda Gejala
 Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus
menstruasi
 Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan spontan, teratur,
disertai rasa tidak nyaman sedangkan onovulasi sebaliknya
 Gejala dapat timbul diantaranya seperti mood ayunan,
kekeringan atau kelembutan vagina serta juga menimbulkan
rasa lelah yang berlebih
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan ginekologi
Penilaian ovulasi
Penilaian endometrium
Penilaian kavum uteri
Penilaian miometrium
Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksana
 Non Bedah
Bedah
 Peran pembedahan dalam penatalaksanaan perdarahan uterus
abnormal membutuhkan evaluasi yang teliti dari patologi yang
mendasari serta faktor pasien. Indikasi pembedahan pada wanita
dengan perdarahan uterus abnormal adalah:
a. Gagal merespon tatalaksana non-bedah
b. Ketidakmampuan untuk menggunakan terapi non-bedah (efek
samping, kontraindikasi)
c. Anemia yang signifikan
d. Dampak pada kualitas hidup
e. Patologi uterus lainnya (fibroid uterus yang besar, hiperplasia
endometrium)
 Pilihan tatalaksana bedah untuk perdarahan uterus abnormal
tergantung pada beberapa faktor termasuk ekspektasi pasien
dan patologi uterus. Pilihan bedahnya adalah :
a. Dilatasi dan kuretase uterus
b. Hysteroscopic Polypectomy
c. Ablasi endometrium
d. Miomektomi
e. Histerektomi
Prognosis
Prognosis pada pasien dengan perdarahan uterus abnormal yang
hanya terjadi sesekali cukup baik. Terapi untuk pasien dengan
perdarahan uterus abnormal ini juga memberi efek samping dan
seringkali diberikan secara tidak tepat guna. Terapi estrogen
yang berlebihan untuk pasien dengan perdarahan uterus
abnormal dapat meningkatkan risiko hiperplasia endometrium
dan karsinoma endometrium. Banyak juga pasien dengan
perdarahan uterus abnormal diterapi dengan intervensi bedah
seperti kuretase berulang, ablasi endometrium, bahkan
histerektomi padahal seharusnya semua intervensi itu
belum/tidak diperlukan.
5. Gangguan Siklus
Menstruasi!
Gangguan Siklus Haid
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Amenorea

Gangguan Volume dan Lama


Haid
1. Hipermenorea (menoragia)
2. Hipomenorea

Gangguan Lain Terkait Haid


1. Dismenorea
a. Dismenorea Primer
b. Dismenorea Sekuder
2. Pre-Menstrual Syndrome / Tension
6. Premenstrual syndrome(PMS)
 Sindroma premenstruasi merupakan kumpulan gejala fisik,
psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi
wanita; gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi
dan menghilang ketika menstruasi dimulai.
 Premenstrual syndrome(PMS) adalah berbagai gejala fisik,
psikologis, dan emosional yang terkait dengan perubahan
hormonal karena siklus menstruasi (Proverawati, 2009:107).
 Dapat disimpulkan bahwa premenstrual syndromeadalah
suatu gejala fisik dan emosional yang terjadi menjelang
menstruasi. Gejala-gejala tersebut dapat berupa perubahan
perasaan maupun fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan
pada seseorang. Gejala tersebut akan hilang seiring dengan
berjalannya masa menstruasi.
Tanda dan gejala
 Perubahan fisik, diantaranya: sakit punggung, perut
kembung, payudara terasa penuh dan nyeri, perubahan
nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daerah
panggul terasa berat atau tertekan, hot flashes(kulit wajah,
leher, dan dada tampak merah serta terasa hangat saat
diraba), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan
muntah,kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya
jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau
nyeri persendian, dan penambahan berat badan.
 Perubahan suasana hati, diantaranya: mudah marah, cemas,
depresi, mudah tersinggung, gelisah, merasa sedih dan
gembira secara bergantian.
 Perubahan mental, diantaranya: merasa kalut, sulit
berkonsentrasi, dan pelupa.
 Tidak semua tanda dan gejala di atas selalu muncul, namun
wanita dikategorikan mengalami sindroma premenstruasijika
didapatkan satu gejala emosi dan satu gejala fisik yang dialami
saat pramenstruasi (6-10 hari menjelang menstruasi)
setidaknya dua siklus berturut-turut, berdampak negatif
terhadap aktivitas harian, dan gejala menghilang setelah
menstruasi berakhir.
7. Pemeriksaan Vaginal Toucher (VT)
Vaginal toucher adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara memasukkan jari telunjuk
dan jari tengah kedalam vagina.

Dengan indikasi :
1. Bila ketuban pecah, untuk
menentukan adanya prolapsus Kontraindikasi
tali pusat 1. Perdarahan pervaginam
2. Untuk mengevaluasi
pada kehamilan trimester
pembukaan serviks uteri
3. Sebagai bagian dalam ketiga
menegakkan diagnosa 2. Ketuban pecah dini
kehamilan muda
4. Pada primigravida dengan usia
kehamilan >37 minggu
Prosedur :
Persiapan pasien :
- Dokter memperkenalkan diri
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan

Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril
2. Kapas steril
3. Air DTT dan baskom
4. Meja ginekologis
5. Bengkok
Perlaksanaan :
1. Minta pasien untuk berkemih
2. Persiapkan pasien pada posisi litotomi
3. Tutup bagian bawah pasien dengan selimut
4. Dokter mencuci tangan dan memasang sarung
tangan steril
5. Lakukan inspeksi pada vulva
6. Bersihkan vulva dengan kapas dan air DTT
7. Buka labia minora, dan masukkan jari tengah
dan telunjuk tangan kanan secara perlahan ke
dalam vagina
8. Raba dan rasakan
- Apakah ada tumor?
- Serviks : Konsistensi, dilatasi, pendataran,
penurunan kepala janin (bidang hodge), dan
selaput ketuban
9. Lakukan pengukuran panggul
- Promontorium, linea innominata, spina
ischiadica, sudut arcus pubis
10. Keluarkan jari, perhatikan cairan yang keluar atau menempel
pada handscoon (Darah/cairan ketuban)
11. Celup sarung tangan kedalam klorin 0,5%, lepas dan rendam
dalam posisi terbalik
12. Cuci tangan
13. Lakukan penjelasan hasil pemeriksaan pada pasien

Anda mungkin juga menyukai