Dokter pendamping :
dr. Asviandri, SpA
GNAPS
Suatu sindrom nefritik akut yang ditandai
dengan timbulnya hematuria, edema,
hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal. Gejala
tersebut timbul setelah infeksi, umumnya oleh
kuman Stretococcus beta hemolitikus grup A
di saluran napas atas atau kulit.
Etiologi
• Istilah GNAPS berarti penyebabnya adalah
Streptokokus β-hemolitikus grup A.
• Penyebab lain selain Streptokokus β-
hemolitikus grup A, biasanya disebut sebagai
glomerulonefritis akut pasca infeksi.
Faktor host
• GNAPS menyerang semua kelompok umur
dimana kelompok umur 5-15 tahun.
• Anak laki-laki menderita 2 kali lebih sering
dibandingkan anak perempuan.
• GNAPS lebih sering dijumpai di daeah tropis
dan biasanya menyerang anak-anak dari
golongan ekonomi rendah
Patogenesis
Gejala klinis
• Periode laten
• Edema
• Hematuria
• Hipertensi
• Oliguria
• Gejala kardiovaskular
• Gejala sistemik lainnya
Diagnosis
Anamnesis
1) Riwayat infeksi saluran pernapasan 1 – 2 minggu
sebelumnya atau infeksi kulit (pioderma) 3 – 6 minggu
sebelumnya
2) Hematuria makroskopis atau sembab (edema) di
kedua kelopak mata dan tungkai
3) Pada stadium lebih lanjut, dapat ditemukan
komplikasi kejang, penurunan kesadaran
(ensepalopati hipertensi), gagal jantung, atau edema
paru
4) Oliguria atau anuria akibat gagal ginjal atau gagal
jantung
Pemeriksaan Fisik
1) Sering ditemukan edema di kedua kelopak
mata dan tungkai dan hipertensi
2) Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
3) Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat
mengalami penurunan kesadaran dan kejang
4) Pasien dapat mengalami gejala-gejala
hipervolemia seperti gagal jantung dan
edema paru.
Pemeriksaan penunjang
Urinalisa
• hematuri mikroskopis ataupun makroskopis
(gros),
• Proteinuri biasanya sesuai dengan derajat
hematuri dan berkisar sampai 2+ (100 mg/dl)
• Sedimen urin ditemukan eritrosit dismorfik
dan kas eritrosit, kas granular dan hialin
Pemeriksaan penunjang
Darah
• ureum dan kreatinin serum meningkat dengan
tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia,
asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia.
• Penurunan C3 sangat mencolok pada
penderita GNAPS kadar antara 20-40 mg/dl
• Kadar komplemen C3 akan mencapai kadar
normal kembali dalam waktu 6-8 minggu
Pemeriksaan penunjang
• Anemia biasanya berupa normokromik
normositer
• Adanya infeksi streptokokus harus dicari
dengan melakukan biakan tenggorok dan kulit.
• Uji serologis terhadap antigen streptokokus
antara lain antistreptozim, ASTO,
antihialuronidase, dan anti-DNase B
Komplikasi
• Gangguan ginjal akut (Acute kidney injury/AKI)
• Ensefalopati hipertensi (EH)
• Posterior leukoencephalopathy syndrome
• Edema paru
Diagnosis Banding
dari hematuria pada anak
Hematuria Glomerular Hematuria ekstra-Glomerular
Isolated renal disease • Kelainan anatomis : hidronefrosis,
• Nefropati IgA penyakit ginjal kistik, tumor
• GN pasca-infeksi (contoh : GN-pasca • Kristaluria : kalsium, oksalat, asam urat
streptokokus) • Urolitiasis
• Nefropati membran basal glomerulus • Trauma
tebal • Latihan fisik berat
• Sindrom Alport (Nefritis herediter) • Tubulointerstitial ginjal : pielonefritis,
• Nefropati membranosa nefritis interstitial, nekrosis tubular akut
Penyakit Multisistem • Inflamasi (infeksi maupun noninfeksi) :
• Nefritis purpura Henoch-Schonlein sistitis, uretritis
• Sindrom uremia-hemolitik • Vaskular : trombosis arteri/vena,
• Glomerulopati sel sabit malformasi vaskular
• Nefropati HIV • Hemoglobinopati
• Nefritis lupus eritematosis sitemik • Koagulopati
• Granulomatosis Wegener
• Nodosa poliarteritis
• Sindrom Goodpasture
Tatalaksana
Istirahat
• Penderita dipulangkan sesudah 10-14 hari
perawatan dengan syarat tidak ada komplikasi.
• Bila masih dijumpai kelainan laboratorium
urin, maka dilakukan pengamatan lanjut pada
waktu berobat jalan.
Diet
• Bila edema berat, diberikan makanan tanpa
garam, sedangkan bila edema ringan,
pemberian garam dibatasi sebanyak 0,5-1
g/hari.
• Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi,
yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
• Asupan cairan harus diperhitungkan dengan
baik.
Antibiotik
• Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis
selama 10 hari.
• Jika terdapat alergi terhadap golongan
penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30
mg/kgbb/hari IV. bila kondisi sudah baik dapat
diberikan oral dibagi dalam 3 dosis
Simtomatik
• Bendungan sirkulasi : furosemid (1-2
mg/kgbb/hari)
• Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda
serebral : kaptopril (0,3-2 mg/kgbb/hari),
nifedipin secara sublingual (0,25-0,5
mg/kgbb/hari) dapat diulangi setiap 30-60
• Hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala
serebral : klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) dapat
diulang 3 kali atau diazoxide (5 mg/kgbb/hari)
Pemantauan
• Setiap penderita yang telah dipulangkan
dianjurkan untuk pengamatan setiap 4-6 minggu
selama 6 bulan pertama.
• Bila masih terdapat hematuria mikroskopik dan
atau proteinuria, pengamatan diteruskan hingga
1 tahun atau sampai kelainan tersebut
menghilang.
• Bila sesudah 1 tahun masih dijumpai satu atau
kedua kelainan tersebut, perlu dipertimbangkan
biopsi ginjal
Prognosis
• Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dibanding
anak yang lebih besar atau orang dewasa
• 95% Complete Recovery
• Rekurensi sangatlah jarang
• acute phase resolves 6-8 wk.
• Proteinuri dan hipertensi kembali normal 4-6 minggu
setelah onset, persistent microscopic hematuria 1-2
tahun setelah onset awal
• Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30%
• Kemungkinan GNAPS menjadi kronik 5-10 %
GNAPS SN
Insidensi Usia 5-15 tahun, jarang usia < 3 Usia 1,5-5 tahun, lebih banyak
laki-laki (2:1)
S
tahun, lebih banyak pada anak pada anak laki-laki (2:1)
Gejala klinis Infeksi saluran napas atas atau ↑ BB, Edema anasarka, urin
pioderma 1-2 minggu berbusa, oliguria atau anuria,
sebelumnya, edema periorbita, dapat terjadi perubahan warna
perubahan warna urin, oliguria urin, azotemia, dan hipertensi
atau anuria, hipertensi
Paru Jantung
Inspeksi : simetris kiri=kanan, Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
statis dinamis Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Palpasi : fremitus kanan = kiri Perkusi : jantung dalam batas
Perkusi : sonor normal
IMUNOSEROLOGI SPESIFIK
FUNGSI GINJAL
KIMIA KLINIK
Dasar :
Gross Hematuria
Edema Periorbital
Hipoalbuminemia
Non-Medikamentosa
– Bedrest hingga 2-4 minggu
– Diet rendah garam rendah
protein
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up Terapi
26 januari 2019 S: sakit kepala (+) - Pantau ttv
Bengkak di leher dan di kelopak mata dan - IVFD D5% 10 tts/I
seluruh tubuh (+) - Inj. Lasix 1x40mg (iv)
Nyeri perut (+) - Inj. Cefotaxim 2x1gr (iv)
BAK seperti the pekat (+) - Captopril tab 3x6,25mg (po)
Nyeri kepala (+) - Spironilacton 2x25mg (po)
Demam (-) - Nifedipin 5mg (SL)
Badan lemas (+) 15’ td turun >140 mmHg
O: TD : 170/120mmHg Nifedipin 10mg (SL)
Nd : 126 15’ td >140mmHg
Nf : 24x/i Nifedipin 10mg (SL)
S : 36,6°C Jika td <140 mmHg 12 jam kemudian
A: GNAPS + krisis hipertensi lanjutkan nifedipin 2x10mg (SL)
- Diet nefritik 2000 kkal
Protein 1gr/kgBB
Garam 1gr/kgBB
- Balance cairan /24 jam
27 januari 2019 S: sakit kepala (+) - Pantau ttv
Bengkak di leher dan di kelopak - IVFD D5% 10 tts/I
mata dan seluruh tubuh (+) - Inj. Lasix 1x40mg (iv)
berkurang - Inj. Cefotaxim 2x1gr (iv)
Nyeri perut (+) - Captopril tab 2x6,25mg (po)
BAK seperti teh pekat (+) - Spironilacton 2x25mg (po)
Nyeri kepala (+) - Nifedipin 2x10 mg (SL)
Demam (-) - Diet nefritik 2000 kkal
Badan lemas (+) Protein 1gr/kgBB
O: TD : 120/80 mmHg Garam 1gr/kgBB
Nd : 102 - Balance cairan /24 jam
Nf : 24x/i
S : 36,1°C
A: GNAPS
28 januari 2019 S: sakit kepala (+) - Pantau ttv
Bengkak di leher dan di kelopak - IVFD D5% 10 tts/I
mata dan seluruh tubuh (+) - Inj. Lasix 1x40mg (iv)
berkurang - Inj. Cefotaxim 2x1gr (iv)
BAK seperti teh pekat (+) - Captopril tab 2x6,25mg (po)
Nyeri kepala (-) - Spironilacton 2x25mg (po)
Demam (-) - Nifedipin 2x10 mg (SL)
O: TD : 130/80 mmHg - Diet nefritik 2000 kkal
Nd : 102 Protein 1gr/kgBB
Nf : 24x/i Garam 1gr/kgBB
S : 36°C - Balance cairan /24 jam
Oedema minimal - Cek urinalisa 29 januari pagi
A: GNAPS
29 januari 2019 S: sakit kepala (-) - Pantau ttv
Bengkak di leher dan di - IVFD D5% 10 tts/I
kelopak mata dan seluruh - Inj. Lasix 1x40mg (iv)
tubuh berkurang - Inj. Cefotaxim 2x1gr (iv)
BAK seperti teh - Captopril tab 2x6,25mg
Nyeri kepala (-) (po)
Demam (-) - Spironilacton 2x25mg (po)
O: TD : 130/90 mmHg - Nifedipin 2x10 mg (SL)
Nd : 100 - Diet nefritik 2000 kkal
Nf : 24x/i Protein 1gr/kgBB
S : 36,5°C Garam 1gr/kgBB
Urinalisa : protein (+) positif - Balance cairan /24 jam
Eritrosit 7-10/LBP
A: GNAPS
30 januari 2019 S: sakit kepala (-) - IVFD D5% 10 tts/I
Bengkak (-) - Inj. Lasix 1x40mg (iv)
BAK kuning - Inj. Cefotaxim 2x1gr (iv)
Nyeri kepala (-) - Captopril tab 2x6,25mg
Demam (-) (po)
O: TD : 120/90 mmHg - Spironilacton 2x25mg (po)
Nd : 98 - Nifedipin 2x10 mg (SL)
Nf : 24x/i - Diet nefritik 2000 kkal
S : 36,8°C Protein 1gr/kgBB
A: GNAPS Garam 1gr/kgBB
- Balance cairan /24 jam
- Cek unrinalisa 31 januari
pagi
31 januari 2019 S: sakit kepala (-) - Boleh pulang
Bengkak (-)
BAK kuning
Nyeri kepala (-)
Demam (-)
O: TD : 120/90 mmHg
Nd : 98
Nf : 24x/i
S : 36,8°C
Urinalisa : protein (+) positif
Eritrosit 5-7/LBP
A: GNAPS
ANALISIS KASUS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, dapat ditarik diagnosis melalui
perjalanan penyakit pasien yang akan dijelaskan
dibawah ini :
Pasien terdiagnosis GNAPS setelah muncul gejala
dan diperiksa lab. Sebelumnya pasien sudah
mengalami demam dan nyeri tenggorokkan ± 1
minggu. Diduga demam dan nyeri tenggorokkan ini
sebagai infeksi awal bakteri streptokokus yang
kemudian akan menyebar secara hematogen, dan
menyebar keginjal. Hal ini didukung dengan adanya
pemeriksaan laboratorium yaitu leukosit yang
meningkat hingga 12.200.
Saat berobat kedokter umum, pasien demam
dan kencing berwarna air cucian daging. Secara
teori, diagnosis kerja GNAPS sudah bisa
ditegakkan. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD
untuk menjalani pemeriksaan.
Saat di RSUD, pasien sudah tidak lagi kencing
berwarna merah cucian daging, namun saat
diperiksakan urinalisis, masih terdapat darah
samar. Hal tersebut menggambarkan hematuria
yang sudah membaik.
Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan
teori. Pada teori, pemberian antibiotik yang
tepat untuk GNAPS adalah golongan penisilin,
dahulu digunakan Penisilin Procain, atau Pen-
G. namun saat ini sudah banyak derivate
penisilin yang lazim dipakai. Pasien diberikan
amoxicilin 3x500mg. amoxicillin merupakan
derivat penisilin.
TERIMAKASIH