Anda di halaman 1dari 40

1

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH
BANK INDONESIA

Rifki Ismal

Lokakarya Peran dan Fungsi Komisaris, Direksi dan DPS dalam


Kepengurusan Bank Syariah
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia

Jakarta, 22 Juni 2013


2

SEKILAS KONDISI EKONOMI


GLOBAL DAN DOMESTIK
Tantangan utama perekonomian makro: keseimbangan eksternal dalam
rangka menjaga kesinambungan perekonomian…

State of the Economy Risiko Ke depan Respons Kebijakan

Ekonomi global Bauran Kebijakan BI


Downside risk
melemah (3.1%): AS, • Respon kebijakan suku
Euro, China perekonomian global;
bunga
Harga komoditas msh dlm
• Kebijakan nilai tukar
Harga komoditas kecenderungan turun
• Keb.makroprudensial
global menurun (- Menekan ekspor
untuk menjaga
14%), harga minyak Indonesia dan defisit TB
keseimb internal dan
msh tinggi. Konsumsi BBM eksternal
membesar, Impor Migas • Koordinasi kebijakan
Keseimb internal • Komunikasi
relatif terjaga: naik; tekanan defisit TB
•Inflasi terkedali (4,3%) naik
•PDB cukup tinggi Kebijakan Fiskal
(6,3%); Membengkaknya subsidi
BBM ; persepsi • Penyesuaian harga
•Permintaan domestik
kesinambungan fiskal – BBM
(C, I) kuat
inflow • Pengendalian
penggunaan BBM
Persepsi risiko dan • Insentif fiskal
Keseimb ekternal ekspektasi depresiasi NT substitusi impor
terganggu:
•CA negatif signifikan rupiah msh tinggi
Kebijakan Struktural;
•Tekanan NT persisten
•Dinamika arus modal Risiko kenaikan inflasi • Kebijakan industri
asing tinggi jangka pendek msh tinggi, mengurangi
terkait kenaikan TTL, UMP ketergantungan impor
Reformasi Keuangan Global
“We will amend our regulatory systems to ensure authorities are able to
identify and take account of macro-prudential risks across the financial
system” -- G20 declaration on strengthening the financial system, 2 April 2009
1. Penguatan rejim permodalan 7. Pengembangan kerangka kebijakan
global dan standar likuiditas makroprudensial
perbankan serta mitigasi
8. Harmonisasi regulasi pasar dan
procyclicality.
lembaga keuangan
2. Reformasi skim kompensasi bagi
eksekutif di lembaga keuangan. 9. Pengaturan Hedge Funds
3. Penguatan pasar OTC derivative 10.Pengaturan Lembaga Pemeringkat
markets.
11.Pendirian Supervisory Colleges
4. Pengaturan resolusi untuk
lembaga keuangan yang 12.Reaktivasi pasar sekuritisasi dengan
berdampak sistemik. landasan prudensial yang lebih kuat
5. Penguatan kepatuhan terhadap
standard internasional.
6. Penguatan standard akuntansi.
Kinerja Ekonomi Domestik
2008 2009 2010 2011 2012 2013P

1) Pertumbuhan PDB 6.0% 4.5% 6.1% 6.5% 6.2% 6.5%

2) Inflasi (akhir tahun) 11.1% 2.8% 7.0% 3.8% 4.3% 5.5%

3) Inflasi (rata-rata) 9.8% 4.9% 5.1% 5.4% 4.3% 4.6%

4) USD/IDR (akhir tahun) 11,12 9,404 8,996 9,069 9,793 9,500

5) USD/IDR (rata-rata) 9,778 10,359 9,078 8,768 9,410 9,829

6) BI rate (akhir tahun) 9.25% 6.50% 6.50% 6.00% 5.75% 5.75%

7) Neraca perdagangan (USD 22.9 30.9 30.6 35.3 8.4 17.0


milyar)
8) Neraca transaksi berjalan (USD 0.1 10.6 5.7 2.1 -24.2 -14.0
milyar)
9) Cadangan devisa (USD milyar) 51.6 66.1 96.4 110.1 112.8 125.0

Sumber: Badan Pusat Statistik, Bloomberg, Standard Chartered Research


6

MASALAH SOSIAL
EKONOMI INDONESIA
Kondisi Ekonomi dan Sosial

Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi (+/-30 juta


jiwa-12,6% dari total penduduk)
Angka pengangguran terbuka masih sekitar +/-15, juta
orang (6,5% dari total penduduk)
Distribusi pendapatan yang belum merata
40 juta orang Indonesia belum terlayani oleh
perbankan.
27 juta usaha mikro dari 54 juta UMKM belum
mendapatkan kredit perbankan.
Kondisi Ekonomi dan Sosial
Ekses likuiditas berupa
penempatan dana di Bank
Indonesia tercatat sekitar
Rp300-500 triliun
Rasio M2/PDB masih
rendah karena:
(i) rendahnya
intermediasi sektor
2008 2009 2010 2011 keuangan;
Indonesia 26.60 27.70 29.10 31.70 (ii) rendahnya
Singapore 106.70 109.90 100.00 112.60 pemanfaatan pasar
Malaysia 96.70 111.60 110.70 112.20
Phillipines 29.10 29.20 29.60 31.80
modal dan;
Brunei 35.20 44.50 40.90 31.80 (iii) terbatasnya instrumen
Thailand 113.00 116.40 123.90 140.10 investasi di pasar
keuangan
What Do We Need to Do?

Peningkatan fungsi intermediasi sektor


keuangan kepada sektor riil
Integrasi lembaga keuangan bank dan nonbank
Penurunan biaya dana (cost of fund)
Financial inclusion
Social safety net
Monetary Policies, Fiscal Policies dan Financial
Sector Policies yang pro Growth, Pro
Distribution of income, Increase Social Welfare,
Mitigate the Poors
9
10

KEBIJAKAN STABILITAS
SISTEM KEUANGAN
“Lingkaran Setan” Permasalahan
3 Domestic demand
management, utilizing
macroprudential policy

Monetary-Banking
Domestic Demand
1 - Strong consumption
- High credit growth
- Over optimism
Export- oriented - Rising investment
industrial strategy
- Sector risk 4
(import substitution); Monetary and financial
energy policy system stability framework;
communication strategy

MACRO-BALANCES: Financial deepening


How to strike the internal
CA Deficit and external balances? Risk Perseption 5
- Sluggish export - Inflation expectation?
- Strong import - Rupiah stability?
- Cap flow potential?
6
2 Administered policy on domestic
Fiscal Deficit
fuel: consumption limit/ price
Fiscal stimulus optimization - High import on oil
increase
(capex); fiscal incentive for - High fuel subsidy
export promotion. - Increasing fiscal Inflation control from supply side
sustainability risk
7
Kerangka Kebijakan Moneter
Krisis keuangan global 2008/09 memberikan pelajaran bahwa kebijakan moneter
dan stabilitas sistem keuangan harus bersinergi...
2
Integrasi kebijakan nilai tukar
dan kebijakan arus modal dalam
kebijakan moneter untuk
menjaga keseimbangan internal
dan eksternal perekonomian

Penguatan
Penggunaan bauran 1 koordinasi kebijakan
instrumen kebijakan Sasaran internal BI dan dg
moneter dan Inflasi untuk Pemerintah dan/atau
makroprudensial dalam Pertumbuhan lembaga lainnya dalam
mencapai kestabilan (Inflation mencapai kestabilan
moneter dan sistem Targeting) moneter dan sistem
keuangan keuangan
3 4

Penguatan komunikasi
kebijakan sebagai
bagian dari instrumen
kebijakan

“Krisis keuangan global tidak mengubah prinsip-prinsip dasar kebijakan


moneter dan kerangka ITF yang tetap relevan”… (Mishkin 2011)
Bauran Kebijakan
Masing-masing kebijakan memiliki tujuan masing-masing namun ketiganya
saling mendukung dan terintegrasi...
Sasaran Stabilitas Harga
Akhir untuk Pertumbuhan

Efek utama dari instrumen


Stabilitas Sistem Stabilitas Nilai kebijakan
Sasaran
Keuangan Tukar (dan Capital
Pendukung
Domestik Flow)
Efek silang dari instrumen
kebijakan pada kestabilan
sistem keuangan
Efek silang instrumen
kebijakan pada kestabilan
harga
Instrumen
Kebijakan Instrumen Kebijakan Efek silang dari instrumen
Makroprudensial: Moneter : Intervensi Valas; kebijakan pada nilai tukar
Instrumen
*Permodalan *Kebijakan Tk. Bunga Kebijakan Aliran Dukungan pada pencapaian
Kebijakan
*Rasio LTV *Didukung kebijakan Modal masuk stabilitas
*Liquidity likuditas yang tepat
Requirements

Kebijakan Kebijakan Nilai


Kebijakan-
Makroprudensial Kebijakan Moneter Tukar (dan Aliran
Kebijakan
Domestik Modal)
General Framework SSK
MONITORING &
ANALYSIS

Financial Macro Economic Financial Financial


Institutions Condition Markets Infrastructures

ASSESSMENT

Inside financial Near boundary Outside financial


stability corridor stability corridor stability corridor

PREVENTION REMEDIAL ACTION RESOLUTION

FINANCIAL STABILITY

Sources: Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).


Komponen Utama SSK
Cross section risks
Financial
Resilience
Stable Sound framework
macroeconomic of macroprudential Time dimesion risks
environment supervision
Avoiding
Imbalance/Excesses

Efficient
Safe & robust Financial financial
payment
Stability market
system
SSK adalah
tanggung-jawab
semua pihak, baik
BI, Pemerintah
Well managed Sound framework
(Kemenkeu), OJK,
financial of prudential
institutions supervision LPS, market,....
15
Penguatan Koordinasi - FKSSK

Financial System Stability Forum


1. Chairman: Finance Minister
2. Member: - Governor of Bank Indonesia
• Chairman of OJK
• Chairman of LPS

DEPUTIES MEETING
1. Coordinator: Vice Minister of Finance II
2. Member: - Deputy Governor of BI
• Vice Chairman of OJK
• Chief Executive Officer of LPS

Forum Secretariat
Pemerintah (Depkeu) Bank Indonesia OJK LPS
Makroprudensial, Mikroprudensial , Moneter & Fiskal
Policy Objective Ultimate goal
(level of impact)
Monetary Policy Price Stability

Stable economic growth


BI (economic system)

Macro-prudential Financial Stability

Soundness of financial
Micro-prudential institutions

OJK Protection of
consumers
(individual
institution)
Conduct of business Orderly markets and
fair treatment of
consumers

Fiscal Policy
Increasing growth & Increasing
Government employment
Wealth
Adapted dari Kremers & Schoenmaker, “Twin Peaks: Experiences in the Netherlands”, 2010
18

COMPETITIVENESS
BANK SYARIAH INDONESIA
Aspek Syariah

Sharia Based with Selected Sharia Compliance contracts.


An independent National Sharia Board
Fatwa yang dirumuskan bersama (Ijma) di DSN
Komposisi anggota DSN (pakar fiqh, ekonomi dan ulama)
Komposisi anggota DSN (wakil-wakil ormas Islam)
Mengutamakan akad klasik ketimbang mengsyariahkan akad konvensional
Kerjasama antara DSN, DPS dan KPS
“Tawwasuth”
Operasional Bank Syariah
Orientasi pembiayaan ke sektor riil (80% ke SMEs).
Orientasi pasar domestik
Coopetion dengan bank konvensional
Retail Banking dan tidak Investment Banking
Struktur perbankan yang komprehensif
Pembiayaan investasi yang cukup besar
Ragam Linkage dengan non bank Islamic financial institutions
Aplikasi hanya kontrak klasik
Minim penempatan di pasar keuangan
Minimnya penempatan di instrument moneter
Fasilitas office channeling, executing, delivering, dll
Aspek Lain
More than 200 million are Moslem Population
Bonus demografi
Supportive Social and Political Situations
Public Support on Islamic Banks
A High Annual Growth of Islamic Banking Industry (+/- 40% per year).
An Average of 101% Financing to Deposit Ratio in the last 2 Decades
Low Non Perfoming Financing (2%-4% NPF)
Rendahnya potensi beberapa risiko strategis
Robust Domestic Economy (Less Affected by Global Financial Crisis)
Rendahnya potensi tekanan ekonomi global
Dukungan induk (parent company)
Dukungan pemerintah (bank BUMN baru, dana haji, sukuk proyek, dll)
Potential “boom” SDM keuangan syariah (organisasi, univ, dll)
Integrasi kebijakan keuangan syariah
22

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH
INDONESIA
Aspek Hukum

• Central Bank Act No. 23 of 1999 (amended by Act No.


3 of 2004).
• Banking Act No 7 of 1992 (amended by Act No. 10 of
1998).
• Deposit Insurance Act No. 24 of 2004
• Islamic Banking Act No. 21 of 2008.
• Islamic Sovereign Bond (Sukuk) Act No. 19 of 2008.
• Government Law No. 25 of 2009 (income tax for
sharia transactions).
• Tax Neutrality in Government Law no. 42 of 2009.

23
Infrastruktur Keuangan Syariah
Regulations:
licensing & Financial Service
supervision Authority (OJK)
Certification Institutions for
Microfinance Professionals
BANK INDONESIA
Certification for
BoD

Deposit
Insurance
A wholesale Apex for
Corporation
Financing MSMEs
Projects

National
National Islamic
Sharia Board Arbitrage
Board
Dispute Capicity Building
Fatwas Mediation

Statement of
Financial
Accounting TA, advocacy &
Standard Participation in Policy
Indonesian Institute
Dialogue
of Accountants
25

REGULASI BANK INDONESIA


UNTUK MENGEMBANGANKAN
PERBANKAN SYARIAH
Visi dan Misi

Terwujudnya perbankan syariah yang mampu mendukung


Visi sektor riil melalui pembiayaan berbagi hasil dan transaksi
riil, serta menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.

Menjadikan perbankan syariah sebagai jasa perbankan


Misi pilihan yang kredibel, efisien dan prudent, serta
berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan.
Masalah, Sasaran dan Fokus Pengembangan
Blueprint
Identifikasi Masalah Perbankan Syariah Sasaran Pengembangan
1. Kurangnya SDM baik secara 1. SDM yang memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas. SDM berkualitas tinggi kualitas maupun kuantitas.
2. Peraturan dan infrastruktur 2. Peraturan dan infrastruktur
pengawasan yang belum pengawasan telah sepenuhnya
sepenuhnya mengakomodasi Regulasi dan supervisi mengakomodasi kegiatan
kegiatan operasional bank syariah. yang efektif operasional bank syariah.
3. Keberadaan infrastruktur yang 3. Keberadaan infrastruktur yang
belum efisien. efisien.
Infrastruktur yang
4. Tingkat integrasi pasar keuangan 4. Terwujudnya integrasi pasar
mendukung
syariah yang masih rendah. keuangan syariah.
5. Inovasi dan positioning produk 5. Tingginya tingkat variasi dan
masih rendah. Struktur perbankan tingkat daya saing produk.
6. Pelayanan perbankan syariah yang yang efektif 6. Pelayanan perbankan syariah yang
belum efisien. Prima.
7. Masih terjadi mispersepsi 7. Pemahaman yang cukup baik dari
masyarakat terhadap produk dan Aliansi strategis yg masyarakat terhadap produk dan
layanan perbankan syariah. sinergis layanan perbankan syariah.
8. Belum tercapainya kesamaan 8. Terwujudnya kesamaan persepsi
persepsi antar stake-holders (a.l. Pengembangan produk antar stake-holders (a.l. DSN, BI,
DSN, BI, IAI dan pengelola bank dan pasar yg IAI dan pengelola bank syariah)
syariah) mengenai implementasi innovative mengenai direction & destination
prinsip syariah dalam kegiatan pengembangan perbankan
perbankan syariah. syariah.
Pemberdayaan
nasabah yang efektif
Arah Umum Kebijakan Pengembangan

• Human capital investment; Mendukung pembangunan


sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas,
Human Capital Strategic Plan
kompetensi dan akhlak yang baik

• Expansive and prudent; Mempersiapkan ketentuan Akselerasi


kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan
memperhatikan prinsip syariah dan kehati-hatian serta
didukung oleh sistem pengawasan yang efektif;
Dimensi Spasial (regionalisasi)
• Innovative, educative and comprehensive; Memberikan
jasa pelayanan keuangan kepada seluruh lapisan
masyarakat melalui pengembangan produk dengan
Dimensi Kedalaman Finansial:
dukungan edukasi publik yang memadai; Micro Finance, UKM, Korporat

Dimensi Komuniikasi yang inklusif

• Internationally qualified and domestic oriented; Indonesia Sebagai Platform Pusat


Mengarahkan kepada penguasaan pasar domestik Keuangan Syariah Dunia
dengan kualitas operasional internasional;
Fokus ke pasar domestik
• Beneficial Investors; Mendukung pembangunan
ekonomi nasional dengan mengundang investor
internasional disamping investor domestik dengan Terbuka namun selektif
memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan.

Sumber: Blue Print Perbankan Syariah 2010


Paradigma Kebijakan

1. Professional, setiap upaya pengembangan didasarkan kepada


pertimbangan keahlian dan tata kelola yang baik.
2. Strike the right balance; mengarahkan preferensi pasar kearah
penerapan prinsip bagi-hasil dan berorientasi sektor riil, termasuk
microfinance, sehingga terbangun industri perbankan syariah yang
sehat dan kuat .
3. Fair Treatment, membangun kerangka pengaturan industri
perbankan syariah yang sesuai dengan karakteristiknya (no
speculation) dan sesuai dengan pace of development (promosi
industri dan edukasi).
4. Gradual & Sustainable Approach, prioritas dan fokus
pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta dilakukan
secara bertahap dan berkesinambungan.
5. Sharia Compliance, pengaturan industri dan pengembangan
infrastruktur yang beretika dan berkualitas
Blue Print Perbankan Syariah Indonesia

Mewujudkan perbankan syariah yang sehat, kredibel


dan menjadi pilihan utama masyarakat serta
berkontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi
nasional secara berkesinambungan (visi 2020)

SDM yang Pemberdayaan


memadai Struktur Aliansi nasabah yang
dan perbankan strategis yang efektif
berkualitas yang sinergis
tinggi efektif
Pengembangan Infrastruktur
Regulasi dan produk dan
supervisi yang
pasar yang mendukung
yang efektif unggul

Landasan Hukum, Ketentuan, Standar dan Fatwa

Hukum Norma, Etika & Moralitas Faith

Ketuhanan yang Maha Esa


Strategi Mendorong Pertumbuhan Industri Perbankan Syariah

Willingness to utilize iBs in


Supporting the development of government projects and
Human resources and service Market activities, and relaxation
excellence creation on NOP, GWM, Modal
Higher Competitive
efficiency ness Tax incentives plus
Developing Infrastructure: Capital
dividend policy and
liquidity market, market acc’ion
remuneration scheme
information

Establishing Sharia State


Economic of
owned banks: BUMNs,
Regulatory synchronization scale
High BPD Holding, Conversion
(AKSI)
growth Cross-sectorial
Lower risk financing: e.g. voluntary
premium sector
Fin &
Prudential regulation and
Op’nal
supervision
s’ness Higher Support to create new
preference Industrial Branding

positioning

LEGEND:
Long-Mid Term
Impact

Quick Win
Roadmap & Proyeksi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah

ROADMAP & PROYEKSI


PENGEMBANGAN PASAR

Asset Growth AGRESIF


Opportunity Nilai aset: 500 T
AGRESIF Pertumbuhan aset:
Nilai aset: 355 T 41%
AGRESIF
Pertumbuhan aset:
Nilai aset: 252 T MODERAT
AGRESIF 41%
Pertumbuhan aset: Nilai aset: 334 T
Nilai aset: 179 T 41% Pertumbuhan aset:
MODERAT
AGRESIF Pertumbuhan aset: 30%
MODERAT Nilai aset: 257 T
Nilai aset: 127 T 41%
Nilai aset: 197 T Pertumbuhan aset:
KONSERVATIF
Pertumbuhan aset: Pertumbuhan aset: 30%
MODERAT Nilai aset: 223 T
41% 30%
Nilai aset: 152 T KONSERVATIF Pertumbuhan aset:
MODERAT Pertumbuhan aset: Nilai aset: 186 T 20%
KONSERVATIF
Nilai aset: 117 T 30% Pertumbuhan aset:
Nilai aset: 155 T
Pertumbuhan aset: 20%
KONSERVATIF Pertumbuhan aset:
30%
Nilai aset: 129 T 20%
KONSERVATIF Pertumbuhan aset: Asumsi utama:
Nilai aset: 108 T 20% • Indonesia berhasil melakukan ekspansi
Pertumbuhan aset: • Investor asing menjadi motor utama
20% dalam pengembangan

2011 2012 2013 2014 2015 Time

Sumber: MDSP 2011-2015, Markplus


Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah:
Target Market, Branding, Communication, Product, Service Concept

Fase I (2008): “Membangun Pemahaman Perbankan Syariah


Sebagai Beyond Banking ” Pencapaian target aset sebesar Rp 50 T;
VISI Pencapaian angka pertumbuhan industri sebesar 40%.
PENGEMBANGAN Fase II (2009): “Menjadikan Perbankan Syariah Indonesia
PASAR Sebagai Perbankan Syariah Paling Attractive di ASEAN”,
DAN TARGET Pencapaian target aset sebesar Rp 87 T; Pencapaian angka
pertumbuhan industri sebesar 75%.

Fase III (2010): “Menjadikan Perbankan syariah Indonesia Sebagai PROGRAM


Perbankan Syariah Terkemuka di ASEAN” Pencapaian target aset sebesar
Rp 124 T; Pencapaian angka pertumbuhan industri sebesar 81 %. SOSIALISASI
DAN
POSITIONING: KOMUNIKASI
Perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak INDUSTRI
PROGRAM
PENCITRAAN DIFERENSIASI:
BARU  Content: Beragam produk dengan skema variatif
 Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak
 People: Kompeten dalam keuangan & beretika
 Technology: IT system yg update & user friendly
 Facility: Ahli investasi, keuangan dan syariah
BRAND:
LEBIH DARI SEKEDAR BANK
(BEYOND BANKING)

PEMETAAN BARU PROGRAM


PROGRAM PENINGKATAN
SEGMENTASI PASAR PENGEMBANGAN
SERVIS
PERBANKAN SYARIAH PRODUK

Sumber: MarkPlus&Co / Bank Indonesia / Direktorat Perbankan Syariah / Mei 2008


Memperkuat Branding: Perbankan Syariah Lebih Dari Sekedar Apa yang
Bank (Beyond Banking) membedakan Bank
Syariah dgn yang lain?
Apa keunikan Bank
Syariah?
Keberagaman Produk
!
POSITIONING DIFFERENTIATION
Content: Beragam produk
dengan skema variatif
“Perbankan yang saling Context: Transparan agar adil bagi
menguntungkan kedua belah pihak
People: Kompeten dalam keuangan &
kedua belah pihak” beretika
Technology: IT system yg update &
user friendly
Facility: Ahli investasi, keuangan dan
syariah

Bank Syariah
memosisikan diri Produk LEBIH
sebagai lembaga BRAND beragam
keuangan yang
merupakan Skema Keuangan
business entity, LEBIH variatif
LEBIH DARI SEKEDAR
yang memberikan Penempatan dana
BANK
manfaat & LEBIH selektif
keuntungan kepada (BEYOND
nasabah maupun Kompetensi SDM
BANKING) LEBIH multi
bank
disiplin ilmu/multi
dimensi
Program Pencitraan Baru
ASPEK CITRA DULU CITRA SEKARANG
POSITIONIN • Bank untuk kalangan muslim / • Untuk semua kalangan
G orang yang mau naik haji yang menginginkan
keuntungan kedua belah
pihak: bank & nasabah
ATRIBUT • Lebih menekankan ke simbol • Lebih menekankan ke
keislaman substansi/ values seperti
‘rahmatan lil alamin’
PRODUK • Tabungan bagi hasil • Produk dengan skema
keuangan perbankan yang
• Pinjaman tanpa bunga tapi serupa
variatif
dengan perbankan konvensional
CARA • Banyak menggunakan istilah Arab • Selain tetap menggunakan
PENAWARAN yang sebetulnya tidak banyak istilah bahasa Arab sebagai ciri
dimengerti oleh pelanggan atau khas juga menggunakan
calon pelanggan istilah lain selain istilah Arab
yang lebih mudah dimengerti
SERVIS • Jaringan terbatas • Jaringannya luas
• Fasilitas layanan sering tidak bisa • Fasilitas layanan bisa
digunakan diandalkan
BRANDING • Bank yang adil dan • Lebih dari sekedar bank
menentramkan

Sumber: (1) Hasil riset focus group dicsussions (FGD); Analisa MarkPlus&Co 35
(2) Hasil riset FGD In-depth Interview, dan Desk Research; Analisa MarkPlus&Co
Arah Kebijakan 2013

 Pembiayaan Perbankan Syariah yang Lebih Mengarah


kepada Sektor Ekonomi Produktif dan Masyarakat yang
Lebih Luas
 Pengembangan Produk yang Lebih Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat dan Sektor Produktif
 Transisi Pengawasan yang Tetap Menjaga Kesinambungan
Pengembangan Perbankan Syariah
 Revitalisasi Peningkatan Sinergi Dengan Bank Induk
 Peningkatan Edukasi dan Komunikasi dengan Terus
Mendorong Peningkatan Kapasitas Perbankan Syariah
pada Sektor Produktif serta Komunikasi “parity” dan
“distinctiveness” Produk Perbankan Syariah

36
37

PROSPEK INDUSTRI PERBANKAN


SYARIAH INDONESIA
Potensi Pengembangan Bisnis Bank Syariah
Potensial Market Bisnis Model
• Dana Haji Daftar tunggu Calon Haji mencapai sekitar 1 juta
orang (Mei 2012). Potensi dana haji sekitar Rp 25 T, 19%  Investment Banking
dikelola bank syariah (4,5 T).  Development/
• Dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui Infrastructure Banking
Kementerian Pekerjaan Umum Rp 75,15 triliun
• Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur untuk mendukung  Special Purpose Banking
MP3EI sd 2025 sebesar Rp 1.923 triliun for Hajj
• Sektor Pertambangan 150 T  Agriculture Banking
Government

• Pembiayaan IDB untuk swasta dalam negeri senilai US$1,1


miliar hingga 2014.  Infrastructure Banking
• High net worth individual (HNWI) Indonesia Oktober 2011  Corporate/Wholesale
Corporate mencapai 112 ribu orang (Credit Suisse Research Banking
Institute)
• Investor lokal di Indonesia (Juni 2012) sebanyak 363.094  Investment Banking
orang atau 0,2 persen dari total penduduk Indonesia

• Sektor usaha di Indonesia diidominasi UMKM dg  Commercial Banking


Retail Produktif pangsa 99.9% (53.823.732 unit)  Retail Business Banking
(SMEs) • Pangsa Kredit Perbankan ke sektor UMKM 20.7%
(481.2 T)

 Middle Class meningkat GDP meningkat, angka  Consumer Banking


kemiskinan menurun, konsumsi masy meningkat
 Retail Banking
Retail Konsumtif  Nasabah Mass Affluent dengan Layanan 24/7
 Peningkatan kelas menengah 9 juta
jiwa/tahun+baglock perumahan 13,6 juta unit
 Total kebutuhan rumah per tahun bisa mencapai
2,6 juta rumah (REI)
 Proyeksi penjualan mobil tahun 2012 mencapai
875,000 unit (GAIKINDO)

• 50% populasi dewasa belum memiliki akses


Unbankable finansial formal  Micro Banking
(micro) • Total penyaluran dana KUR Pemerintah  Branchless Banking
2011 20 T(2011)
• Target populasi Buruh Migran domestik &  Community Banking (for
internasional dan masyarakat terpencil women)

38
Outlook Bank Syariah Indonesia
220,000,000
280,000,000
actual
200,000,000
Financing IB (actual)
Asset IB (actual) Financing IB (pesimist)
230,000,000 180,000,000 Financing IB (moderate)
estimation
Asset IB (pesimist) Financing IB (optimist)
Asset IB (moderate) 160,000,000
Asset IB (optimist)
180,000,000 140,000,000 actual

120,000,000
estimation
130,000,000 actual
100,000,000

80,000,000

80,000,000
Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11
Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
60,000,000

Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11
Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
200,000,000

180,000,000

End of 2013
160,000,000 Scenarios
Total Assets Total Deposits Total Financing
140,000,000
Pesimist 255.26 168.45 200.43
120,000,000 Moderate 268.69 177.32 210.98
Optimist 295.56 186.06 221.53
100,000,000
Feb 2013 196.98 150.79 154.07
80,000,000
actual
estimation trillions Rp
actual
60,000,000
DPK IB (actual)
40,000,000 DPK IB (pesimist)
DPK IB (moderate)
20,000,000
DPK IB (optimist)

0
Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11
Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai