Anda di halaman 1dari 37

TRAUMA THORAX

KELOMPOK 5

SMF BEDAH
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2012
Trauma thorax sering ditemukan sekitar
25% dari penderita multi-trauma .

• Mengancam nyawa • Potensial mengancam nyawa


- Sumbatan Airway • Pneumothoraks sederhana
- Tension pneumothoraks • Hemothoraks
- Pneumothoraks terbuka • Kontusio paru
- Flail Chest • Trauma tracheobronchial
- Hemothoraks masif • Trauma tumpul jantung
- Tamponade jantung • Traumatic aortic disruption
• Traumatic diaphragma
injury
• Mediastinal traversing
wounds
Anatomi Thoraks
Anatomi thorax cont’
Klasifikasi
PEMBAGIAN TRAUMA TORAKS
 TRUMA DINDING TORAKS
 fraktur iga dan sternum
 flail chest
 emfisema subkuti

 TRAUMA PADA PLEURA DAN PARU


Pneumotoraks
Hematotoraks (hemotoraks)
Kontusio paru
Laserasi
Lasera paru

 RUPTUR DIAFRAGMA
 TRAUMA ESOFAGUS
 TRAUMA JANTUNG
Mekanisme Trauma Toraks
• Akselerasi
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat langsung dari
penyebab trauma. Contoh : pada luka tembak.

• Deselerasi
Kerusakan yang terjadi akibat mekanisme deselerasi dari
jaringan. Biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-
tiba terhenti akibat trauma. Kerusakan terjadi oleh karena
pada saat trauma, organ-organ dalam yang mobile (seperti
bronkhus, sebagian aorta, organ visera, dsb) masih bergerak
dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan pada dinding
toraks/rongga tubuh lain atau oleh karena tarikan dari jaringan
pengikat organ tersebut.
• Torsio dan rotasi
Gaya torsio dan rotasio yang terjadi umumnya diakibatkan
oleh adanya deselerasi organ-organ dalam yang sebagian
strukturnya memiliki jaringan pengikat/fiksasi, seperti
Isthmus aorta, bronkus utama, diafragma atau atrium.
Akibat adanya deselerasi yang tiba-tiba, organ-organ
tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi
sebagai titik tumpu atau poros-nya.

• Blast injury
Kerusakan jaringan pada blast injury terjadi tanpa adanya
kontak langsung dengan penyebab trauma. Seperti pada
ledakan bom.
Potentially life-threatening injuries
Immediately life-threatening injuries
Immediately life-threatening injuries
FLAIL CHEST
• area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya
fraktur iga multipel berturutan ≥ 3 iga , dan memiliki
garis fraktur ≥ 2 (segmented) pada tiap iganya
• terbentuk area "flail" yang akan bergerak paradoksal
(kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan dinding
dada. Area tersebut akan bergerak masuk saat inspirasi
dan bergerak keluar pada ekspirasi.
Karakteristik
• Gerakan "paradoksal" dari (segmen) dinding dada saat
inspirasi/ekspirasi; tidak terlihat pada pasien dalam
ventilator
• Menunjukkan trauma hebat
• Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain (kepala,
abdomen, ekstremitas)
EMFISEMA SUBKUTIS
• Dapat disebabkan oleh adanya cedera saluran
pernafasan atau segmen fraktur iga yang merobek
paru-paru dan dapat disertai dengan adanya
pneutoraks maupun pneutoraks desakan

• Penatalaksanaan
Emfisema subkutis yang tcrbatas di daerah toraks
tidak memerlukan tindakan karena dapat diabsorbsi
dalam 2 hingga 4 minggu; bila terdapat
penumotoraks dilakukan pemasangan water seal
drainage
PNEUMOTORAKS
• Adanya udara yang terperangkap di rongga pleura
• Pneumotoraks akan meningkatkan tekanan negatif
intrapleura sehingga mengganggu proses
pengembangan paru.
• Terjadi karena trauma tumpul atau tembus toraks.
• Dapat pula terjadi karena perlukaan pleura viseral
(barotrauma), atau perlukaan pleura mediastinal
(trauma trakheobronkhial)
• Diklasifikasikan menjadi 3 : simpel, tension, open
1.Simple Pneumothorax
• Adalah pneumotoraks yang tidak disertai
peningkatan tekanan intra toraks yang progresif.
Ciri:
• Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial
atau total)
• Tidak ada mediastinal shift
• PF: bunyi napas ↓ , hyperresonance (perkusi),
pengembangan dada ↓
Penatalaksanaan
• Melakukan pemasangan water seal drainage
(WSD)
2. Tension Pneumo-thorax
Pneumothorax
Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga
terjadi : kolaps total paru, mediastinal shift (pendorongan
mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea → venous
return ↓ → hipotensi & respiratory distress berat.

Insp. : Ekspansi # simetris Trakea terdorong


Ausk. : Bs. Nafas satu sisi 
Perk. : Hipersonor satu sisi
+ Vena leher distensi
Syok
Tension Pneumo-thorax Tindakan :

1. Dekompresi 2. Pipa Toraks


3. Open Pneumo-thorax
Manifestasi : Breathing !

Udara akan masuk dan keluar


lewat lubang pada dinding
dada
(tahanan lebih kecil)

 Gangguan
ventilasi

Sucking chest wound


Open Pneumo-thorax : Tindakan

Tutup rapat
atau :

Kasa 3 sisi

Tutup !  Pipa toraks - WSD


HEMATOTORAKS
(HEMOTORAKS)
• Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma
tumpul atau tembus pada dada.

• Sumber perdarahan umumnya berasal dari A. interkostalis


atau A. mamaria interna

• Penampakan klinis Perhatikan adanya tanda dan gejala


instabilitas hemodinamik dan depresi pernapasan
Hemothoraks Masif
 Terkumpulnya darah dengan cepat
lebih dari 1500cc di dalam rongga
pleura

 Kehilangan darah terus 200cc/jam


selama 2-4 jam membutuhkan
torakotomi

 Tanda: dispnoe, penampakan syok,


hilang bunyi napas, perkusi pekak,
hipotensif

 Ro toraks: opasifikasi hemitoraks


atau efusi pleura
Flail Chest + Kontusio Paru
Yang lebih penting : Kontusio Paru-nya

Karena itu : Monitor A - B


• Jaga Airway
• Monitor pO2 dan pCO2
• O2 100%
• Ventilasi tambahan
bila diperlukan
= Bagging
= Respirator inspirasi ekspirasi

Manifestasi : pernafasan paradoxal


TRAUMA JANTUNG
Kecurigaan trauma jantung :
• Trauma tumpul di daerah anterior
• Fraktur pada sternum
• Trauma tembus/tajam pada area prekordial (parasternal
kanan, sela iga II kiri, grs mid-klavikula kiri, arkus kosta kiri)
Tamponade Jantung
Manifestasi : Circulation (syok !)

1. Distensi Vena
Leher

2. Bunyi Jantung
Jauh

3. Nadi kecil-cepat

Tindakan:
-Perikariosintesis
Potentially life-threatening injuries
RUPTUR AORTA
 Ruptur aorta sering menyebabkan kematian
 lokasi ruptura tersering di bagian proksimal arteri subklavia kiri
dekat ligamentum arteriosum
 Kecurigaan foto toraks bila didapat :
a) mediastinum yang melebar
b) fraktur iga 1 dan 2
c) trakea terdorong ke kanan
d) gambaran aorta kabur penekanan bronkus utama kiri
f) gambaran pipa lambung (NGT) pada esofagus yang terdorong ke
kanan

Ruptur aorta
• Tanda: tidak spesifik, syok
• Ro toraks: pelebaran mediastinum, penyempitan trakhea, efusi
pleura
LASERASI PARU
• Robekan pada parenkim paru akibat trauma tajam atau trauma
tumpul keras yang disertai fraktur iga

• Manifestasi klinik umumnya adalah : hemato + pneumotoraks

Indikasi operasi :
• Hematotoraks masif (lihat hematotoraks)
• Adanya contiuous buble pada WSD yang menunjukkan adanya
robekan paru
• Distress pernapasan berat yang dicurigai karena robekan luas

• Penatalaksanaan umum : WSD


RUPTUR DIAFRAGMA
• Ruptur diafragma pada trauma toraks biasanya disebabkan oleh
trauma tumpul pada daerah toraks inferior atau abdomen atas.

• Trauma tumpul di daerah toraks inferior akan mengakibatkan


peningkatan tekanan intra abdominal mendadak yang diteruskan
ke diafragma.

• Ruptur terjadi bila diafragma tidak dapat menahan tekanan


tersebut.
• Ruptur umumnya terjadi di "puncak" kubah diafragma (sentral)
• Kejadian ruptur diafragma sebelah kiri lebih sering daripada
diafragma kanan
• Akan terjadi herniasi organ viseral abdomen ke toraks
• Dapat terjadi ruptur ke intra perikardial

Ruptur diafragma disertai herniasi visera


• Tanda: respiratory distress yang progresif, suara usus terdengar di
toraks
• Ro toraks : gastric air bubble di toraks, fraktur iga-iga terbawah,
mediastinal shif
TRAUMA ESOFAGUS
• Penyebab trauma/ruptur esofagus umumnya disebabkan oleh
trauma tajam/tembus

Perforasi esofagus :
• Tanda: Nyeri, disfagia, demam, pembengkakan daerah servikal
• Ro toraks: udara dalam mediastinum, pelebaran retrotracheal-
space, pelebaran mediastinum, efusi pleura, pneumotoraks
KONTUSIO PARU
• Terjadi terutama setelah trauma tumpul toraks
• Dapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme
perdarahan dan edema parenkim → konsolidasi
• Patofisiologi : kontusio/cedera jaringan → edema dan reaksi
inflamasi → lung compliance ↓ → ventilation-perfusion mismatch
→ hipoksia & work of breathing ↑
Penatalaksanaan
Prinsip
 Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien
trauma secara umum (primary survey - secondary survey)
 Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah: anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, penegakan diagnosis
dan terapi secara konsekutif (berturutan)
 Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila
pasien stabil), adalah : portable x-ray, portable blood examination,
portable bronchoscope. Tidak dibenarkan melakukan
pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergency
 Penanganan pasien tidak untuk menegakkan
diagnosis akan tetapi terutama untuk menemukan
masalah yang mengancam nyawa dan melakukan
tindakan penyelamatan nyawa.

 Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan


fisik dilakukan bersamaan atau setelah melakukan
prosedur penanganan trauma.
Indikasi Operasi
1.Massive hemothorax (>1,500 mL blood returned on insertion of
chest tube)
2.Ongoing bleeding from chest (>200 mL/hour for 4 hours)
3.Cardiac tamponade
4.Acute deterioration from penetrating transmediastinal chest wounds
5.Chest wall disruption
6.Massive air leak from the chest tube or major tracheobronchial
injury
7.Vascular injury at the thoracic outlet with hemodynamic instability
8.Esophageal injury
9.Radiographic evidence of great vessel injury
10.Suspected air embolism
11.Impalement wounds to the chest

Anda mungkin juga menyukai