Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

HEMIPARESE SINISTRA TIPE SPASTIK

Oleh :
Didik Agus Prawira, S.Ked
70 2009 044

Pembimbing :
dr. Zahirwan, Sp.S

1
STATUS PENDERITA NEUROLOGI
IDENTIFIKASI
 Nama : Tn. M
 Umur : 60 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Ogan ilir
 Agama : Islam
 MRS Tanggal : 8 April 2013

2
Anamnesis
 Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena
tidak bisa berjalan yang disebabkan kelemahan pada tungkai kiri
dan lengan lengan yang terjadi secara tiba-tiba.
 ± 12 jam SMRS, saat bangun tidur tiba-tiba penderita merasa
lemah pada tungkai kiri dan lengan kiri. Saat serangan pederita
tidak mengalami jantung berdebar-debar dan sesak nafas, tdak
sakit kepala, tidak mual dan muntah, tidak ada kejang dan
penurunan kesadaran. Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri
dirasakan sama berat. Sehari-hari penderita bekerja menggunakan
tangan kanan. Penderita dapat mengungkapkan isi pikirannya
secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita dapat mengerti isi
pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan
isyarat. Saat bicara mulut penderita tidak mengot dan suaranya
tidak pelo.

3
 Riwayat darah tinggi yang diketahuinya sejak ± 2 tahun yang lalu,
tetapi tidak kontrol secara rutin dan jarang minum obat. Riwayat
penyakit jantung disangkal. Riwayat Riwayat kencing manis dan
trauma disangkal.
 Penderita mengalami keluhan seperti ini untuk kedua kalinya.
Keluhan yang pertama ± 1 bulan yang lalu dengan keluhan
kelemahan pada tungkai sebelah kiri dan lengan kiri. Penderita
berobat ke praktek dokter umum, diberi obat yang pasien dan
keluarga lupa nama obatnya. Kemudian pasien dapat melakukan
aktivitas seperti biasa.

4
PEMERIKSAAN
(Tanggal 8 April 2013)
 Status Praesens
 Kesadaran : (E:4, M:6, V:5 )
 Suhu Badan : 36,3ºC
 Nadi : 77 x/m
 Pernapasan : 20 x/m
 TD : 190/100 mmHg

 Status Internus
 Jantung : S1 S2 RL N,gallop(-),murmur(-)
 Hepar : tidak teraba membesar
 Paru-paru: vesikuler(+/+),wheezing(-),ronchi(-)
 Lien : tidak teraba membesar
 Genitalia : tidak diperiksa

5
Status Psikiatrikus
Sikap : kooperatif Ekspresi Muka : wajar
Perhatian: ada Kontak Psikis : ada

Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : brachiocephali
Ukuran : normal
Simetris : simetris

LEHER
Sikap : lurus Deformitas : tidak ada
Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada
Kaku kuduk: tidak ada Pembuluh darah : tidak ada
Pelebaran

6
SARAF-SARAF OTAK
 N.I : Tidak ada kelainan
 N.II : Tidak ada kelainan
 N.III, IV, VI : Tidak ada kelainan
 N.V : Tidak ada kelainan
 N.VII : Tidak ada kelainan
 N.VIII : Tidak ada kelainan
 N.IX, X : Tidak ada kelainan
 N.XI : Tidak ada kelainan
 N.XII : Tidak ada kelainan

7
FUNGSI MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
 Gerakan cukup kurang
 Kekuatan 5 4
 Tonus normal meningkat

Refleks fisiologis
 Biceps normal meningkat
 Triceps normal meningkat
 Periost radius normal normal
 Periost ulna normal normal

Refleks patologis
 Hoffman Ttromner negatif

8
TUNGKAI Kanan Kiri
 Gerakan cukup kurang
 Kekuatan 5 4
 Tonus normal meningkat
 Klonus
 Paha tidak ada tidak ada

 Kaki tidak ada ada

Refleks fisiologis
 KPR normal meningkat
 APR normal normal

Refleks patologis : tidak ada

9
Gerakan : kurang

Kekuatan : 4

Refleks fisiologi
Gerakan : kurang meningkat
Kekuatan : 4

Tonus meningkat

Refleks fisiologi
bicep dan tricep
meningkat

Gerakan : kurang
Gerakan : kurang
Kekuatan : 4
Kekuatan : 4

Refleks fisiologis kpr


meningkat

Tonus meningkat

Klonus ada

10
Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada
Gait dan Keseimbangan : Belum dapat dinilai
Gerakan Abnormal : Tidak ada
Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
Fungsi Vegetatif :
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak diperiksa

11
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HB 10,8 G/DL 12-14

HEMATOKRIT 32 % 37- 43

LEUKOSIT 8.000 /UL 5000-10000

TROMBOSIT 401.000 /UL 150.000-400.000

HITUNG JENIS
 BASOFIL 0 % 0-1
 EOSINOFIL 2 % 1-3
 BATANG 0 % 2-6
 SEGMEN 81 % 50-70
 LIMFOSIT 13 % 20-40
 MONOSIT 4 % 2-8

12
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

Glukosa sewaktu 100 mg/dl <180

Trigliserida 465 mg/dl <200

Kolesterol total 175 mg/dl <200

SGOT 22 U/I <31

SGPT 15 U/I <31

Ureum 38 mg/dl 20-40

Creatinine 1,42 mg/dl 0,6-1,1

Uric Acid 6,35 mg/dl 3,4-7

Na 147 mmol/dl 135-155

K 5,48 mmol/dl 3,6-6,5

Cl 109 Mmol/dl 95-108

13
DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIK

Hemiparese sinistra tipe spastik

DIAGNOSA TOPIK

Capsula interna hemisferium dextra

DIAGNOSA ETIOLOGI

Trombosis cerebri

14
PENGOBATAN
Perawatan
 Bed rest
 Diet nasi biasa

Medikamentosa
 IVFD Ringer Laktat gtt xx/mnt
 Citikoline 2 x 500 mg iv
 Ranitidin 2 x 1 amp iv
 Neurodex 1 x 500 mg
 Aspilet 1x 10 mg
Fisioterapi
 Latihan gerak aktif

15
PROGNOSA
 PROGNOSA
 Quo ad Vitam : ad bonam
 Quo ad Functionam : dubia ad bonam

16
DISKUSI
A.Diagnosis banding topik

1. Lesi di korteks hemisferium cerebri dextra, Pada penderita ditemukan gejala:


gejalanya:

Defisit motorik (hemiparese sinistra) Hemiparese sinistra tipe spastik

Gejala iritatif (kejang pada sisi kiri) Tidak ada kejang pada sisi yang lemah

Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama berat) Kelemahan lengan dan tungkai kiri sama berat

Defisit sensorik pada sisi yang lumpuh Tidak ada gangguan sensibilitas pada tubuh
sebelah kiri

Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri hemisferium


dextra dapat disingkirkan.
17
2. Lesi di subkorteks hemisferium cerebri Pada penderita ditemukan gejala:
dextra, gejalanya:

Defisit motorik (hemiparese sinistra) Hemiparese sinistra tipe spastik

Afasia motorik Tidak ada afasia motorik murni

Jadi kemungkinan lesi di subcortex cerebri


hemisferium dextra dapat disingkirkan.

18
3. Lesi di capsula interna hemisferium Pada penderita ditemukan gejala:
dextra, gejalanya:

Hemiparese/hemiplegi typica Hemiparese sinistra tipe spastik

Parese n.VII sinistra sentral Tidak ada parese n.VII sinistra sentral

Parese n.XII sinistra sentral Tidak ada parese n.XII sinistra sentral

Kelemahan sisi yang lumpuh sama Kelemahan sisi yang lumpuh sama
berat berat

Jadi kemungkinan lesi di capsula interna hemisferium


dextra belum dapat disingkirkan

Kesimpulan:
Diagnosis topik : Capsula interna hemisferium dextra

19
B. Diagnosis banding Etiologi

1. Hemoragia cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

- Kehilangan kesadaran > 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat istirahat (nonton tv sambil


berbaring)

- Didahului sakit kepala, mual dan - Didahului sakit kepala, disertai muntah
Muntah dan mual

- Riwayat hipertensi - Ada riwayat hipertensi

Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri dapat disingkirkan.

20
2. Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

- Kehilangan kesadaran < 30 menit - - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi


- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat istirahat (berbaring)

Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan

21
3. Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

- Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Terjadi saat istirahat - Terjadi saat istirahat (berbaring)

Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan.

Kesimpulan:
Diagnosis etiologi: Trombosis cerebri

22
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Stroke
 Menurut World Health Organization (WHO) stroke
adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan
cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan
kematian tanpa ditemukannya penyakit selain daripada
gangguan vaskular

23
Klasifikasi stroke
 Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
Stroke Hemoragik :
 Perdarahan intraserebral
 Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)

Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak,


penyumbatan)Yang dibagi atas subtipe :
 Trombosis serebri
 Emboli serebri
 Hipoperfusi sistemik

24
Epidemiologi
 Insidens
Stroke adalah penyakit kematian tersering ketiga orang
dewasa di Amerika Serikat. Angka kematian stroke tiap
tahun akibat stroke baru atau rekuren sekitar 200.000.
Orang menderita stroke pada usia berapapun, dua
pertiga stroke terjadi pada orang berusia lebih dari 65
tahun.

25
 Morbiditas
Stroke adalah penyebab utama kecacatan pada orang dewasa.
Kemungkinan meninggal akibat stroke inisial adalah 30%-
35%, kemungkinan cacatan mayor pada yang selamat
adalah35-40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien yang
selamat dari stroke akan mengalami stroke berikutnya dalam
5 tahun; 5%-14% dari mereka akan mengalami stroke
ulangan dalam tahun pertama

26
Faktor resiko terjadinya stroke
 Usia lanjut (resiko meningkat setiap pertambahan dekade)
 Hipertensi
 Merokok
 Penyakit jantung (penyakit jantung koroner, hipertrofi
ventrikel kiri, dan fibrilasi atrium kiri)
 Hiperkolesterolemia
 Riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler

27
Manifestasi Klinis Stroke non
hemoragik
Berdasarkan Manifestasi Klinik
 Serangan Iskemik Sepintas/ Transient Ischemic Attack (TIA)
 Defisit Neurologik Iskemik Sepintas (Reversible Ischemic
Neurological Deficit)
 Stroke Progresif (Progressive Stroke)
 Stroke Komplet (Completed Stroke/permanent Stroke)

Berdasarkan Kausal
 Stroke Trombotik
 Stroke Emboli

28
Gejala Stroke Non Hemoragik
Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna

 Buta mendadak (amaurosis fugaks).


 Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan
(disfasia) bila gangguan terletak pada sisi dominan.
 Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis
kontralateral) dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi
sumbatan.

29
Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior

 Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih


menonjol.
 Gangguan mental.
 Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.
 Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.
 Bisa terjadi kejang-kejang.

30
Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media

 Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang


lebih ringan. Bila tidak dipangkal maka lengan lebih
menonjol
 Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh
 Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia)

31
Gejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasiliar

 Kelumpuhan di satu sampai keempat ektremitas


 Meningkatnya refleks tendon
 Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh
 Gejala-gejala sereblum seperti tremor dan kepala berputar
(vertigo)
 Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia)
 Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara
sehingga pasien sulit bicara (disatria)

32
 Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan
kesadaran secara lengkap (strupor), koma, pusing,
gangguan daya ingat, kehilangan daya ingat terhadap
lingkungan (disorientasi).
 Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda
(diplopia), gerakan arah bola mata yang tidak dikehendaki
(nistagmus), penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya
daya gerak mata, kebutaan setengah lapangan pandang
pada belahan kanan atau kiri kedua mata (hemianopia
homonim).
 Gangguan pendengaran
 Rasa kaku di wajah, mulut dan lidah.

33
Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posterior
 Koma
 Hemiparesis kontralateral
 Ketidakmampuan membaca (aleksia)
 Kelumpuhan saraf kranialis ketiga

34
Gejala akibat ganggua fungsi luhur
 Aphasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa.
 Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena
kerusakan otak
 Agraphia adalah hilangnya kemampuan menulis akibat
adanya kerusakan otak.
 Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan
mengenal angka setelah terjadinya kerusakan otak

35
Diagnosis Stroke Non Hemoragik
Penemuan Klinis
Anamnesis
 Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik yang
mendadak. Tanpa trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke.

Pemeriksaan Fisik
 Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor risiko seperti
hipertensi, kelainan jantung dan kelainan pembuluh darah lainnya.

Pemeriksaan tambahan/Laboratorium
Pemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti: pemeriksaan
darah rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila
perlu gambaran darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit,
Doppler, Elektrokardiografi (EKG).

36
 Pemeriksaan Neuro-Radiologik
Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat
membantu diagnosis dan membedakannya dengan
perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi serebral
(karotis atau vertebral) untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila
scan tak jelas.

37
Siriraj stroke score
1 Kesadaran ( x 2,5 ) Compos mentis 0
Mengantuk 1
Semi koma,
koma 2
2 Muntah ( x 2 ) Tidak 0
Ya 1
3 Nyeri kepala dalam Tidak 0
2 jam ( x 2 ) Ya 1
Tekanan Diastolik (
4 DBP ) DBP x 0,1
Atheroma markers ( x
5 3) Tidak 0
diabetes, angina, Satu atau lebih 1
claudicatio
intermitten

Konstanta - 12
Total skor =
Interpretasi skor
Skor ≤ -1 = Infark
≥1 = Hemoragik
Gambaran CT scan :

38
PENATALAKSANAAN

ANTITROMBOTIK.
 Antitrombosit (antiplatelat).
 Antikoagulansia.
TROMBOLITIK.
 Trombolisis intravena.
 Trombolisis intraarterial.
NEUROPROTEKTIF.
 Mencegah iskemia dini.
 Mencegah akibat dari reperfusi.

39
PREVENTIF DAN PROMOTIF
 Hindari dan hentikan kebiasaan merokok
 Periksakan tensi darah secara rutin
 Atasi dan kendalikan stres dan depresi
 Makanlah dengan sehat
 Kurangi garam
 Pantau berat badan Anda
 Berolahraga dan aktif
 Hindari dan hentikan kebiasaan minum-minuman beralkohol

40
PROGNOSA
 Sekitar 30%-40% penderita stroke dapat disembuhkan
dengan perbaikan sempurna atau cacat sisa minimal bila
ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu.

41
TERIMA KASIH

42

Anda mungkin juga menyukai