Anda di halaman 1dari 15

“EFFICACY AND SAFETY OF SUPERFICIAL CHEMICAL PEELING IN

TREATMENT OF ACTIVE ACNE VULGARIS”

Putri Ayu DSY 17360407


Riksa Budiarti 17360409
Bella Karina 18360037
Cahya Dinari 18360039

Pembimbing :
dr. Sri Naita Purba , Sp.KK
Definisi
Acne vulgaris adalah gangguan dari pilosebaceous disebabkan oleh deskuamasi
abnormal epitel folikel. Hal ini menyebabkan penyumbatan saluran pilosebasea, yang
mengakibatkan peradangan dan selanjutnya pembentukan papula, pustula, nodul,
komedo, dan jaringan parut.

Jerawat vulgaris dapat sangat


mempengaruhi kualitas hidup seseorang
oleh karena itu, perlu untuk menangani
jerawat vulgaris untuk mencegah
konsekuensi emosional dan komplikasi
persisten.
klasifikasi
Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang
dan berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI / RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusomo sebagai berikut : (Djuanda, 2007).

a. Ringan, bila:
- beberapa lesi tidak beradang pada 1
predileksi
- sedikit lesi tidak beradang pada
beberapa tempat predileksi
- sedikit tempat beradang pada 1
predileksi.
klasifikasi
b. Sedang, bila:
c. berat, bila:
- banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi
- banyak lesi tidak beradang pada
- beberapa lesi tidak beradang pada
1 predileksi.
beberapa tempat predileksi
- banyak lesi beradang pada 1 atau
- beberapa lesi beradang pada 1 predileksi.
lebih predileksi
epidemiologi
• hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini,
maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul
secara fisiologis dan pada masa remajalah Acne Vulgaris
menjadi salah satu problem.

• Umumnya prevalensi jerawat 80-100% pada usia dewasa


muda yaitu 14 -17 tahun pada wanita dan 16 – 19 tahun
pada pria.

• Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea)


lebih jarang menderita Acne Vulgaris disbanding dengan
ras Kaukasia (Eropa dan Amerika) dan lebih sering terjadi
nodulo-kistik pada kulit putih daripada Negro
(Wasiaatmadja, 2007).

• Pada umumnya banyak remaja yang bermasalah


dengan jerawat, bagi mereka jerawat merupakan
gangguan psikis (Ayudianti & Indramaya, 2010)
Faktor - faktor yang mempengaruhi
terjadinya acne adalah:
• Faktor genetik.
Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa acne terjadi pada 45% remaja yang salah satu
atau kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak
menderita acne.

• Kolonisasi Saluran Pilosebasea dengan Propionibacterium acnes


Terdapat tiga macam mikroba yang terlibat pada patogenesis acne adalah
Corynebacterium Acnes (Proprionibacterium Acnes), Staphylococcus epidermidis dan
Pityrosporum ovale (Malassezia furfur).

• Hormonal
Rata-rata 60-70% wanita mengalami masalah acne menjadi lebih parah beberapa hari sebelum
menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif
rata-rata satu minggu sebelum menstruasi yang disebabkan oleh hormon progesteron.
Faktor - faktor yang mempengaruhi
terjadinya acne adalah:
◦ Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne dan pajanan sinar matahari
yang berlebihan dapat memperburuk acne.

◦ Stres.
Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional.

◦ Kebersihan wajah.
Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian Acne Vulgaris pada
remaja (Nami, 2009).
Pendahuluan
◦ Saat ini, superficial chemical peel secara luas digunakan
dalam pengobatan jerawat vulgaris aktif dan prosedur
sederhana dilakukan oleh ahli bedah plastik atau dokter kulit
dalam pengaturan terapeutik.
◦ Menggunakan superficial chemical peeling dalam
pengobatan jerawat akan menyebabkan pengelupasan
lapisan superfisial epidermis, meningkatkan aktivitas epidermal
enzim dan menyebabkan epidermolisis
◦ Penggunaan bahan kimia pada kulit harus difokuskan untuk
mencapai hasil klinis yang efektif dan aman.
◦ Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau khasiat
chemical peeling dalam pengobatan jerawat vulgaris aktif
dan untuk menentukan keamanan dari superficial chemical
peeling dalam pengobatan acne vulgaris aktif.
Bahan dan Metode Penelitian
◦ Penelitian ini meliputi uji klinis prospektif.

◦ Di lakukan pencarian di PubMed menggunakan istilah Active acne vulgaris, Glycolic


acid (GA), Jessner Solusi, Peeling, Peels, asam salisilat (SA), Seborrhea, Superficial
chemical peel, Trichloroacetic asam, Resorcinol.

◦ Seleksi literatur dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Manuskrip yang
mengidentifikasi efisiensi dan keselamatan superficial chemical peeling untuk
pengobatan acne vulgaris aktif digunakan untuk meninjau. Penilaian kualitas dan
penelitian dibandingkan dan ditafsirkan lalu diskusi dan kesimpulan dibuat.
Analisa Statistik

◦ Penelitian ini menggunakan scoring untuk penilaian kualitas untuk uji coba terkontrol
secara acak dan Newcastle Ottawa untuk non-percobaan terkontrol acak.

◦ Studi dengan skor 0-2 dianggap memiliki kualitas rendah dan studi dengan skor 3-5
dianggap memiliki kualitas tinggi. Data yang diambil dari literatur yang dipilih
menggunakan tabel penelitian. Nama penulis pertama, tahun penerbitan, nama
jurnal dan judul penelitian dilihat. Ukuran sampel, durasi studi, pasien, intervensi,
perbandingan, hasil dan studi desain (picos) dari kertas Ulasan juga disertakan. Pre-
prosedur dan pasca-prosedur, jenis dan parameter dari superficial chemical peel yang
digunakan dalam penelitian, metode penilaian, hasil dan komplikasi dari studi yang
dirangkum dalam table selanjutnya dianalisis.
Hasil
◦ Ada dua percobaan yang mengevaluasi efek dari SA 30% kulit pada komedo. Satu
studi mengevaluasi polietilen glikol (PEG) yang mengurangi sensasi menyengat. Kedua
studi menunjukkan peningkatan yang signifikan dari kedua lesi comedonal dan
jerawat di lebih dari 75% pasien, dengan sedikit atau efek samping ringan.

◦ Dua studi lainnya mengevaluasi efikasi GA pada jerawat comedonic dan


menunjukkan perbaikan pada lesi setelah 3 bulan.

◦ Sebuah studi oleh Kessler et al menemukan bahwa baik GA dan SA sama efektif
dalam pengobatan jerawat vulgaris dengan efek samping minimal.
Hasil
◦ Ada dua studi yang membandingkan GA dan chemical peeling SA, dalam studi
pertama SA memiliki khasiat lebih tinggi dari GA pada lesi jerawat (P <0,001) dengan
efek samping yang lebih umum pada GA (40%) dibandingkan pada SA (24%).

◦ Juga SA untuk kulit komedo dan papula menunjukkan peningkatan yang signifikan 4
minggu lebih awal dari GA. Namun, dalam studi kedua tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam efektivitas antara GA dan SA.
kesimpulan
◦ Setelah meninjau penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa GA dan SA efektif
dalam mengurangi lesi inflamasi jerawat. SA lebih nyaman untuk pasien dalam
pengobatan dengan hiperpigmentasi atau kulit lebih gelap karena khasiat pemutih
pada kulit bahkan SA dapat digunakan untuk kulit komedo dan papula serta
menunjukkan peningkatan yang signifikan lebih baik dari GA. Selain itu GA juga sangat
ditoleransi dan aman dalam pengobatan jerawat antara pasien kulit yang lebih gelap
dan dapat digunakan dalam pengobatan bekas jerawat.
Identifikasi PICO
◦ Pasien
Pasien dengan jerawat vulgaris aktif.

◦ Intervensi
Bahan kimia untuk superficial chemical peeling pada jerawat vulgaris aktif.

◦ Comparison
Penilaian kontrol kuantitatif dan efek samping bahan kimia superficial chemical peeling untuk
jerawat aktif.

◦ Outcome
Pengendalian dan penyembuhan jerawat aktif, bahwa GA dan SA efektif dalam mengurangi
lesi inflamasi jerawat.
Sekian.. terimakasih

Anda mungkin juga menyukai