Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AUDIT

Adnan Prakasa B 180020102011001


Noven Syahdan Rizaldi 180020102011006
PENGERTIAN LAPORAN AUDIT

Produk dari proses audit adalah Laporan Hasil Audit (Audit


Report).

• Apa yang telah dikerjakan auditor


• Kesimpulan

Ketentuan laporan audit


• Audit berdasar standar auditing
• Bukti yang dikumpulkan harus cukup dan kompeten
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan
auditor independen bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan
suatu satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan bentuk baku
inilah yang paling banyak dikeluarkan auditor.
Laporan audit bentuk baku
• Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian
• Fungsinya:
• Mengadakan komunikasi antara auditor dengan
pemakai Laporan Keuangan mengenai pekerjaan yang
telah dilakukan, sifat dan batasan dalam
penugasannya.
• Menjelaskan perbedaan tanggung jawab antara
auditor dengan pihak manajemen
Pengaitan Nama Auditor
dengan Laporan Keuangan
• Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia
mengizinkan namanya dalam suatu laporan ataupun
menyerahkan klien atau pihak lain meskipun tidak
menyantumkan namanya ke dokumen laporan keuangan.
Maka, dianggap memiliki keterkaitan dalam penerapan audit
pada laporan keuangan tersebut.

• Bunyi standar laporan keuangan


• Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:
• “Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor’.
Laporan audit bentuk baku
Unsur pokok laporan audit bentuk standar:
• Judul
• Pihak yang dituju
• Paragraf pendahuluan
• Paragraf luas pemeriksaan
• Paragraf pernyataan pendapat
• Tanda tangan, nama auditor, nomor registrasi
• Tanggal laporan audit
• Paragraf pendahuluan
• Jenis jasa yang diberikan (audit)
• Obyek audit (laporan keuangan, nama perusahaan yang diaudit,
tanggal LK)
• Perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor
• Paragraf luas pemeriksaan
• Audit telah sesuai dengan standar audit
• Memuat keyakinan auditor bahwa hasil auditnya telah
memberikan dasar yang memadai terhadap laporan
pendapatnya
• Paragraf pernyataan pendapat
• Pernyataan bahwa LK wajar dalam seluruh aspek yang materiil
• Memuat informasi tentang posisi keuangan pada tanggal neraca
dan hasil operasi dan aliran kas periode tersebut
• Pernyataan bahwa LK telah disusun sesuai dengan PABU
Laporan audit bentuk baku diberikan apabila dipenuhi
kondisi sebagai berikut :

•Semua informasi sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.

•Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah


dilaksanakan dan bukti yang cukup telah dihimpun.

•Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip


akuntansi yang berlaku umum, termasuk pengungkapan yang
memadai.

•Tidak ada kondisi lain yang mengharuskan auditor untuk


menambahkan paragraf penjelasan.
Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan Dalam Laporan Auditor Bentuk Baku

• Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang


memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan
wajar, tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi
tambahan yang disebabkan:
1.Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK
2.Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
3.Penekanan Masalah
4.Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya
Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku

•Penambahan bahasa penjelasan dalam laporan audit


bentuk baku yang memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.

•Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa


pengecualian.
JENIS OPINI / PENDAPAT AUDITOR

1.Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)


2.Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk
baku (unqualified opinion with explanatory language)
3.Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
4.Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5.Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer
opinion)
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
•Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material

•Sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa
Penjelasan Yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk
Baku

Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu


paragrap penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan
audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian.

(a). Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor


independen lain.

(b). Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena


keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan
menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.

(c). Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian peristiwa masa


yang akan datang yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal
laporan audit.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa
Penjelasan Yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk
Baku

(d). Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha


dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(e). Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material


dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.

(f). Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas


laporan keuangan komparatif.

(g). Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh OJK namun
tidak disajikan atau ditelaah.

(h). Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

Wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
untuk dampak terhadap hal yang dikecualikan.

(a). Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

(b). Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang
berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan
pendapat tidak wajar.
Pendapat Tidak Wajar
Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan


secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar ia harus menjelaskan dalam


paragrap terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya mengenai :

(1). Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.


(2). Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas jika secara praktis dimungkinkan. Jika dampak tersebut
tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal tersebut.
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Auditor harus menunjukkan dalam paragrap terpisah alasan mengapa


auditnya tidak berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia.

Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk


menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Auditor tidak perlu harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan


dan tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragrap
lingkup audit. Hal ini untuk menghindari kekaburan terhadap interpretasi
dari disclaimer opinion.

Sebagai tambahan ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan


dengan kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Laporan audit tidak baku
• Laporan audit yang tidak berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian.
• Penyebab dikeluarkannya:
• Auditor ingin menekankan sesuatu hal dalam laporan
• Luas dan lingkup audit dibatasi
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti-bukti
• LK tidak disusun sesuai dengan PABU
• Penerapan prinsip akuntansi tidak konsisten
• Adanya ketidakpastian yang luar biasa
• Auditor tidak independen
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Dalam pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor tidak menyatakan


pendapat atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor dalam
situasi/kondisi:

• Adanya pembatasan terhadap lingkup audit sehingga auditor tidak mungkin


melaksanakan audit yang cukup untuk memungkinkan-nya memberikan
pendapat atas laporan keuangan.
• Auditor tidak independen terhadap klien.

Pernyataan tidak memberikan pendapat tidak boleh dinyatakan auditor apabila


dia yakin berdasarkan auditnya terdapat penyimpangan material dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Jika disclaimer opinion disebabkan karena pembatasan lingkup audit, auditor
tidak diperkenankan mencantumkan paragrap lingkup audit
(seperti layaknya dalam opini yang lain).
LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

• Laporan audit tidak baku merupakan laporan yang


menyimpang dari laporan audit bentuk baku. Penyimpangan
dari laporan audit bentuk baku merupakan hal yang penting
bagi para auditor dan pembaca laporan audit untuk
memahami kapan kondisi-kondisi yang tidak tepat untuk
menerbitkan suatu laporan audit bentuk baku serta jenis
laporan audit yang harus diterbitkan dalam setiap kondisi
tersebut.
Kondisi-kondisi yang Menyebabkan
Penyimpangan Dari Laporan Audit Bentuk Baku.

• Ruang Lingkup Audit Dibatasi ketika auditor tidak dapat


mengumpulkan bukti audit yang memadai untuk
menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas
lingkup audit. Terdapat dua penyebab utama atas pembatasan
lingkup audit ini : pembatasan oleh klien dan pembatasan
yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali klien atau
auditor.
• Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-
prinsip Akutansi yang belaku Umum (Penyimpangan dari
GAAP/PSAK)
• Auditor tidak Independen independensi umumnya ditentukan
berdasarkan Aturan 101 dari Aturan Kode Etik Profesional.
Jenis Laporan/Pendapat Audit Lainnya Selain
Laporan Audit Bentuk Baku.

• Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion).


• Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).
• Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion).
Materialitas.
• Kesalahan saji yang material merupakan suatu kesalahan
dalam laporan keuangan, suatu pengetahuan yang dapat
memberikan pengaruh pada keputusan yang dibuat oleh para
pengguna laporan.
Tingkat Materialitas
tiga tingkat materialitas yang digunakan untuk menentukan jenis
pendapat yang akan diterbitkan.
• Nilainya tidak material.
• Nilainya Material tetapi tidak Mempengaruhi Keseluruhan
Penyajian Laporan Keuangan.
• Nilainya Sangat Material Sehingga Kewajaran Seluruh
Laporan Keuangan Dipertanyakan.
Penyajian Laporan Keuangan tidak Sesuai
dengan PSAK
• Ketika auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat
menyesatkan pengguna laporan karena laporan keuangan
tersebut penyusunannya tidak sesuai dengan PSAK, maka ia
harus menerbitkan suatu pendapat wajar dengan
pengecualian atau suatu pendapat tidak wajar, tergantung dari
tingkat materialitas dari item yang dipertanyakan tersebut.
Auditor Tidak Independen
• Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi
sebagaimana yang dinyatakan dalam Kode Etik Profesional,
maka penolakan pemberian pendapat harus dilakukan
walaupun seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap
telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Proses Pembuatan Keputusan Auditor Untuk
Penerbitan Laporan Audit

Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun baik


dalam memutuskan laporan audit apa yang tepat untuk
diterbitkan pada serangkaian kondisi tertentu.
• Menentukan Apakah Terdapat Kondisi yang Memerlukan
Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku.
• Memutuskan Tingkat Materialitas Tiap-tiap Kondisi.
• Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat bagi Kondisi
Tertentu, pada Tingkat Materialitas Tertentu.
Kondisi yang Membutuhkan Penyimpangan atau
Modifikasi

contoh ketika diperlukan lebih dari datu modifikasi kalimat untuk


dicantumkan dalam laporan:
• Auditor tidak independen serta ia mengetahui bahwa perusahaan
tidak menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
• Terdapat suatu pembatasan lingkup audit serta terdapat pula keragu-
raguan akan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup.
• Terdapat suatu keragu-raguan akan kemampuan perusahaan untuk
bertahan hidup dan informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini
tidak diungkapkan secara memadai pada catatan atas laporan
keuangannya.
• Terdapat suatu penyimpangan terhadap psak dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan, serta telah diterakannya suatu prinsip
akuntansi dimana penerapannya tidak konsisten dengan penerapan
prinsip akuntansi pada tahun sebelumnya.
Jumlah Paragraf dalam Laporan

• Banyak pembaca laporan menginterprestasikan bahwa jumlah


paragraf dalam laporan audit merupakan suatu ”tanda” yang
penting tentang apakah penyajian laporan keuangan tersebut
benar.
• Suatu laporan audit yang terdiri dari tiga paragraf umumnya
mengindikasikan bahwa tidak terdapat suatu pengecualian
apa pun dalam audit. Lebih dari tiga paragraph
mengindikasikan tentang jenis laporan audit wajar dengan
pengecualian atau menyertakan suatu penjelasan. Ketika
suatu laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan diterbitkan, maka paragraf penjelasan umumnya
diletakan setelah paragraf pendapat. Paragraf penjelasan tidak
ditambahkan dalam suatu laporan audit wajar tanpa
pengecualian yang melibatkan auditor independen lain, tetapi
kalimat dalam ketiga paragraf mengalami modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai