Anda di halaman 1dari 46

EMBRIOLOGI

PADA AYAM
Disusun Oleh :
Ilmi Octaviani Geopany
Nurfitriyanti
Narendra Aji Wijaya
Chestalita Oktavia
Wanda Agustin
01 ORGAN REPRODUKSI DAN
GAMETOGENESIS

PEMBAHASAN
PERKAWINAN
02 AYAM DAN
FERTILISASI

PROSES
06 03 PEMBENTUKAN
TELUR
KELAINAN.

ORGANOGENESI
S 05 04 PERKEMBANGAN
EMBRIO

5/9/19 2
ALAT REPRODUKSI
JANTA
N • sepasang testis
1

• sepasang saluran
2 deferens

• organ kopulasi
3

3
TESTIS
A B

Gambar : A) Testis pada ayam berwarna


kuning terang (a), sedangkan (b) ginjal
dan B) tubulus seminiferus 4
• Secara anatomis testis terbungkus oleh dua lapisan
tipis transparan
• Bagian dalam testis terdiri atas tubuli seminiferi
• Dinding tubulus seminiferus tersusun atas sel sertoli
dan jaringan intertitial.
• Sel ini terletak dekat atau diantara sel-sel germinatif.
• Sel ini bersifat fagosit, disamping itu juga berperan
dalam memberi nutrisi dan memproteksi sel-sel
germinal yang sedang membelah dan berdeferensiasi.

5
• Jaringan intetitial yang terdiri atas sel glanduler (sel leydig)
tempat diskresikannya hormon steroid, androgen, dan
testosteron yang dapat memunculkan sifat dan karakteristik
sex sekunder pada individu jantan.
• Jumlah sel-sel leydig pada ayam jantan akan bertambah
banyak dengan semakin bertambahnya umur ayam tersebut.
• Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan
pakan.
• Tubulus seminiferus digambarkan sebagai saluran kecil yang
bergulung – gulung yang akhirnya menuju ke ductus deferens.

6
DUCTUS DEFERENT
• Ductus atau saluran derefent dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta
bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran
epididimis dan dinamakan saluran deferens.
• Saluran deferens akhirnya bermuara di kloaka pada daerah
proktodeum yang bersebelahan dengan urodeum dan
koprodeum.
• Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan
penyimpanan sebelum diejakulasikan.
• Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian
distal saluran deferens.

7
ORGAN KOPULASI
• Organ kopulatoris pada unggas berupa
papillae (penis yang mengalami
rudimenter), kecuali pada itik
berbentuk spiral yang panjangnya 12-
18 cm yang bersifat erektil.
• Pada papillae ini juga diproduksi cairan
transparan yang bercampur dengan
sperma saat terjadinya kopulasi.

8
Spermatogenesis
• Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di
epithelium seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis
(pituitaria bagian depan).
• Hormon utama yang berperan dalam spermatogenesis adalah LH, FSH, dan
testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig.
• Testosteron akan mempengaruhi sel sertoli dengan cara meningkatkan
tingkat responsifitasnya terhadap FSH dan secara simultan akan
menghambat LH dengan cara mekanisme umpan balik negatif melalui
poros hipotalamo-hipofiseos.
• FSH bertugas mengontrol pematangan epithelium germinal dengan
mempengaruhi langsung sel sertoli dan menginduksi sel sertoli untuk
memproduksi protein yang mengikat androgen atau disebut andogen
binding protein.

9
Spermatogenesis
• Dalam kondisi tidak adanya kelenjar pituitari, spermatogenesis dapat diinisiasi
oleh FSH dan testosteron.
• FSH merangsang untuk memproduksi ABP oleh sel sertoli dan membantu fungsi
sel sertoli sebagai blood-testis barier serta fungsi lain sel sertoli.
• Ketika sel sertoli telah berfungsi maka testosteron dapat bertindak memelihara
spermatogenesis.
• Dalam kondisi normal, FSH akan memicu terbentuknya spermatogonia dengan
cara mencegah atresia spermatogonia A yang sedang berdeferensiasi.
• Spermatogonia A 50% dapat dikurangi dengan cara meningkatkan aktivitas
seksual.
• Kadar FSH dipengaruhi oleh lingkungan, dittingkatkan oleh aktivitas seksual dan
dihambat oleh inhibin

10
Spermatogenesis
• Androgen kemudian ditransport dari tempat produksinya yaitu
sel leydig untuk merangsang perkembangan sel-sel benih di
tubulus seminiferus.
• ABP diproduksi oleh sel sertoli dan dicurahkan ke lumen untuk
bergabung dengan androgen menuju ke caput epididimis.
• Sintesis ABP tergantung pada stimulasi FSH tetapi hanya
setelah sel seryoli tidaka ada pengaruh dari androgen.
• Testosteron berpartisipasi untuk menginduksi dan memelihara
spermatogenesis, beraksi melalui reseptor androgen sel sertoli
atau melalui reseptor androgen sel spermotogenik.

11
Spermatogenesis
• Selain mekanisme di atas, testis juga mensekresikan hormon-hormon
lain yang berperan dalam regulasi spermatogenesis namun
mekanisme yang jelas belum diketahui.
• Salah satu diantaranya adalah estradiol E2.
• Saat pertama diteliti, E2 merupakan hormon kelamin betina, tapi
reseptor estrogen (ER) juga ditemukan banyak di sel-sel testikuler
mengidentifikasikan bahwa estrogen juga berperan di dalam
pengaturan kerja testikuler.
• Di testis, ER merupakan reseptor utama dari estrogen yang berada di
nukleus spermatogonia, spermatosit dan perkembangan awal
spermatid

12
Mekanisme hormonal dalam pengaturan peristiwa spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu


fase spermatogonial, fase meiosis, dan spermiogenesis
yang membutuhkan waktu 13 – 14 hari.
Proses spermatogenesis ini mulai terjadi ketika
unggas jantan sudah masuk fase pubertas. Pubertas
merupakan kondisi dimana unggas jantan sudah dapat
menghasilkan sel gamet yang fertil.

13
Diagram spermatogenesis unggas jantan

1. Awal dari
Spermatogenesis
dengan pembelahan
meiotik dari spermatosit
I menjadi spermatosit II
(waktu 6 hari)
2. Pembelahan meiotik
II(0,5 hari)
3. Spermatid bulat (2,5
hari)
4. Spermatid memanjang
untuk menjalani 14
Semen
• Semen merupakan cairan yang diproduksi oleh organ genetalia jantan dan
diejakulasikan keluar dari tubuh untuk dapat membuahi sel telur.
• Semen mengandung spermatozoa dan jumlah suspensi kimia.
• Bahan – bahan kimia tersuspensi tersebut memberikan sifat semen yaitu
konsistensi yang lengket, dan sedikit basa.
• Kondisi ini sangat mendukung spermatozoa agar dapat bertahan hidup di
sistem reproduksi betina terutama dibagian vagina yang cenderung asam

15
Produksi sperma pada berbagai jenis ayam

Jenis Ayam Volume Konsentrasi Sperma Produksi


Semen Sperma (juta/ml) Motil Sperma Motil
Progresif Progresif (Juta)
(%)
Ayam Buras 0,23 – 0,30 1.750 – 2.960 83 – 90 446 – 663

Ayam Ras Broiler 0,35 5.700

Ayam Ras Layer 0,20 5.000

16
Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Unggas Betina

• Anatomi organ reproduksi unggas betina terdiri atas dua bagian utama,
yaitu ovarium dan oviduct.
• Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis dan
perkembangan serta pemasakan kuning telur.
• Oviduct merupakan tempat penerima kuning telur masak, sekresi putih
telur, dan pembentukan kerabang telur.
• Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya, hanya ovarium kiri yang
berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami
rudimenter.
• Letak ovarium dan oviduct ada di dalam rongga abdomen dibagian kiri
berdekatan dengan dinding perut oleh ligamentum mesoovarium.
• Sejalan dengan perjalanan umur maka ovarium dan oviduct berkembang
secara evolusi dari minggu ke minggu sehingga setelah ayam mencapai
dewasa kelamin, ovarium dan oviduct berkembang secara sempurna
menurut bagian-bagiannya dan masing-masing fungsinya.
17
Video Organ Reproduksi pada unggas betina:
https://www.youtube.com/watch?v=G6j13-9Pexw&list=PLPArV0udK2imO
HJt4JcNcPC0_VRH-53bP&index=2&t=0s
Folikel dan bagian-bagiannya

pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai
lebih dari 12.000 buah.
Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja
(pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak
pada 9-10 hari sebelum ovulasi
Ovarium
• Dinamakan juga follikel.
• Bentuknya seperti buah anggur, besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3
gram kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu
dan mempunyai berat 60 gram pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin.
• Pada unggas yang dewasa, bangunan ini hanya tinggal sebagai sisa-sisa
jaringan yang hanya dapat dilihat secara makroskopis.
• Apabila ovarium kiri yang fungsional disingkirkan atau dihilangkan dengan
proses pembedahan atau rusak karena penyakit, maka rudimen kanan
membesar dan menjadi berfungsi.
• Ovarium terbagi dalam dua bagian, yakni cortex pada bagian luar dan
medulla bagian dalam.
• Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah
sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah.
• Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada
ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10
hari sebelum ovulasi.
20
Vitelogeni
• Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni, yang merupakan
sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel atau
ovum yang dinamakan yolk.
• Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang
posisinya pada permukaan  dipertahankan oleh latebra. 
• Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan
kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen
penyusun yolk melalui aliran darah menuju discusgerminalis.
• Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung
pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah
akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan
jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari
infundibulum. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH

21
• Perkembangan kuning telur dimulai setelah oocyt (discus germinalis)
berkembang secara perlahan-lahan pada hari ke-10 sampai 8 
sebelum ovulasi, dengan adanya penimbunan zat-zat makanan. Pada
hari ke- 7 sampai 4 sebelum ovulasi pembentukan yolk terjadi sangat
cepat.
• Pada hari ke-7 sampai 6 sebelum ovulasi yolk, sebesar 1/10
kali yolk masak. Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi lapisan
konsentris yolk dan diameter  yolk berkembang dari 6 sampai 35 mm.
• Lapisan konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang
dipengaruhi oleh perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang
malam.
• Pada hari ke-4 sebelum ovulasi  yolk sudah berebentuk sempurna
seperti pada yolk masak. 

22
• Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan
berhenti sama sekali pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan
diameter sekitar 40. Proses perkembangan folikel yolk ini
dipengaruhi oleh hormon pituitari setelah terjadinya kematangan
seksual pada unggas betina.
• Setelah unggas mencapai matang seksual, ovarium juga
memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen memacu
pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang terjadinya
kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah
untuk pembentukan telur.
• Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan
brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi
sebagai hormon releasing factor di hipothalamus untuk
membebaskan LH dan menjaga saluran telur berfungsi normal.
23
Bentuk folikel/ovarium unggas betina
•Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat supali
makanan dari aorta dorsalis.
•Material kimiawi yang diangkut melalui sistem
vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa
lapisan, antara lain theca layer, yang merupakan
lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga
memungkinkan cairan plasma dapat menembus
kejaringan sekelilingnya.
•Lapisan kedua berupa lamina basalis yang berfunsi
sebagai filter untuk menyaring komponen cairan
plasma yang lebih besar.
•Lapisan ketiga ssebelum oocyte adalah lapisan
perivitelin yang berupa material protein bersifat fibrous
24
• Ovarium ayam betina biasanya terdiri atas 5 – 6 folikel yang sedang
berkembang, berwarna kuning besar dan sejumlah besar folikel putih
kecil yang menunjukkan sebagai kuning telur yang belum dewasa.
• Perkembangan folikel dirangsang oleh follicle stimulating hormone (FSH)
dari kelenjar pituitari anterior. Hormon ini menyebabkan ovarium
berkembang dan ukuran folikel bertambah.
• Ovarium yang sedang berkembang mulai mensekresikan hormon, yaitu
estrogen dan progesteron.
• Estrogen dari ovarium menyebabkan terjadinya, oviduct berkembang;
meningkatnya kalsium darah, protein, lemak, vitamin, dan bahan-bahan
lain yang digunakan untuk pembentukan telur; serta tulang pubis
membentang dan anus membesar.
• Progesteron bekerja terhadap hormon releasing factor pada
hipothalamus menyebabkan terlepasnya luteinezing hormone (LH) dari
pituitari anterior yang selanjutnya menyebabkan terlepasnya sebuah
yolk yang telah masak dari ovarium
• Progesteron juga penting untuk menjalankan fungsi oviduct
25
Oviduct
• Perkembangan oviduct sejalan dengan perkembangan ovarium dan
tergantung sekresi hormon steroid ovarium.
• Perkembangan sel dan peningkatan berat terjadi selama proses kedewasaan
kelamin terutama 2 – 3 minggu sebelum peneluran pertama.
• Pada oviduct terdapat banyak pembuluh darah dan lapisan – lapisan jaringan
dalam yang berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lain.
• Jaringan oviduct tersusun dari sel-sel yang mampu mensekresikan protein dan
mineral secara berbeda-beda. Struktur epitelium pada bagian permukaan
berbentuk couche uniseluler terdiri dari sel silia, sel kalsiformis atau mukosa.
• Sel – sel pada glandula tubuler ini membentuk cekungan muskuler yang
diduga membantu rotasi telur selama di dalam oviduct.

26
Oviduct
• Secara garis besar oviduct terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan
otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa
pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh
duktus.
• Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan.
• Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen
dan progresteron, maka oviduct menjadi sangat kompleks dengan
terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier.
• Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari
kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional.

27
Anatomi oviduct

1.
Infundibulu
m

4. Uterus 2. Magnum

3. Isthmus

28
Oogenesis

• Oogenesis merupakan gametogenesis individu pada betina.


• Dalam proses oogenesis terjadi proses pembentukan sel telur
(ovum) di dalam ovarium.
• Oogenesis diawali dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
dissebut oogenia.
• Secara umum, dalam tahap awal oogenesis, oogonia mengalami
pembelahan secara mitosis dan menghasilkan oosit primer.
• Pada perkembangan selanjutnya, semua oosit primer membelah
secara meiosis tetapi hanya sampai fase profase dan akan berlanjut
pada saat individu ternak memasuki masa pubertas.
29
Pencahayaan

• Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang tampak


• Cahaya merupakan faktor eksogen yang kuat dalam
mengontrol banyak proses fisiologis dan perilaku unggas
• Lingkup cahaya yang berpengaruh terhadap fisiologis unggas
ada empat macam, yaitu photoperiod, intensitas, warna dan
sumber cahaya
• Unggas menerima cahaya malalui retina mata mereka (retinal
photoreceptor) dan melalui sel-sel photosensitive di otak
(extra retinal photoreceptor).

30
PERKAWINAN AYAM

KAWIN KAWIN
DODOK / KAWIN
ALAMI KAWIN SEMI SUNTIK
ALAMI
31
TINGKAH LAKU REPRODUKSI
JANTA Pejantan
Aktivitas Penegakkan
melakukan
N tarian WALTZ
pengganti bulu

Penyisiran Gerakan
Gerakan Ekor
Bulu Kepala

Hentakan Gerakan
Kaki Abnormal
32
TINGKAH LAKU REPRODUKSI
BETIN
A Menolak Menerima
Bersarang
dikawini dikawini

Komunikasi
(Penglihatan Mengasuh Mengeram
)

Pendengaran
(Suara)
33
34

FERTILISASI
suatu proses penyatuan dari
dua sel gamet yang berbeda,
yaitu sel gamet jantan dan
betina untuk membentuk satu
sel yang disebut zygote.
35


Setelah terjadi perkawinan sperma akan
mencapai infundibulum dan akan
menembus membran vitelina ovum
untuk bertemu sel benih betina,
sehingga terbentuk calon embrio. Telur
yang dibuahi disebut telur fertil dan
telur yang tidak dibuahi disebut telur
infertil atau telur konsumsi (Nuryati et
al., 1998).
36
37

PROSES
PEMBENTUKAN
TELUR
Pelepasan Yolk diteruskan ke Yolk dan putih telur
ovarium menuju Magnum, lalu terjadi diteruskan ke
infundibulum pembentukan putih Isthmus lalu
(15-30 menit) telur dibentuk membran
(2 - 3 jam) yang melapisi telur
(2 - 3 jam)

Proses Telur akan Telur


pembentuka diteruskan dikeluarkan
n kerabang ke vagina melalui
5/9/19 telur di dan akan kloaka
uterus
39
ECTODE
RM

MESODER
ORGANOGENESIS M
Suatu proses pembentukan
organ yang berasal dari  tiga
lapisan germinal embrio yang ENDODE
telah terbentuk terlebih dahulu
pada tahap gastrulasi.
RM

tiga jenis perubahan morfogenetik yaitu pelipatan,


pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi)
sel-sel adalah bukti pertama pembentukan organ.
40
LAPISAN GERMINAL ORGAN DAN JARINGAN PADA HEWAN DEWASA

Epidermis kulit dan turunannya ,misalnya, kelenjar kulit, kuku,


lapisan epitelium mulut dan rektum; reseptor indra pada
Ektoderm
epidermis; kornea dan lensa mata; sistem saraf; medula
adrenal; enamel gigi; epitelium kelenjar pituitari.

Epitelium yang melapisi saluran pencernaan (kecuali mulut dan


rektum); epitelium yang melapisi sitem respirasi; hati;
Endoderm
pankreas; tiroid; paratiroid; timus; lapisan uretra, kandung
kemih, dan sistem reproduksi.

Notokord; sistem rangka; sistem otot; sistem sirkulasi dan


limfatik; sistem ekskresi; sistem reproduksi (kecuali sel
mesoderm
germinal yang sudah berdiferensiasi selama pembelahan);
dermis kulit; lapisan rongga tubuh; korteks adrenal.
b) Organogenesis akhir
a) Organogenesis
( usia : 56 jam, Panjang : 2-3
awal
mm )
43

ORGANOGENESIS
masing lapisan embrio ayam dapat 44

diamati pada embrio umur sebagai


berikut:
BENTUKAN CANGKANG TELUR AYAM

Bagian- bagian lapisan germinal yang


terletak di luar embrio berkembang
menjadi empat membrane
ekstraembrionik, yang masing masing
lembaran sel berasal dari dua lapisan
germinal.

1. Korion
2. Amnion
3. Alantois
4. Kantong kuning telur
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai