Anda di halaman 1dari 15

MODEL TRANSPORTASI DAN PENUGASAN

(TRANSPORTATION AND ASSIGNMENT MODEL)

PERTEMUAN KE LIMA BELAS


PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
MODEL TRANSPORTASI DAN PENUGASAN
(TRANSPORTATION AND ASSIGNMENT MODEL)
Model transportasi digunakan bila persh ingin
memutuskan unt menempatkan fasilitas yg
menguntungkan dengan sejumlah alternatif
pilihan yg tersedia → keputusan berhub dng
sistem transportasi total dng biaya produksi yg
minimum.

Model penugasan merpk bagian dari persoalan


programasi linier yg berusaha untuk mencari
solusi penugasan (assignment) atau distribusi
yg paling efisien.
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MODEL
TRANSPORTASI DAN PENUGASAN
1. Tentukan problem transportasi yang dihadapi →
mengacu pada pemecahan persoalan yang
dihadapi
2. Kembangkan model yang relevan → model yang
dianggap terbaik untuk dpt memecahkan persoalan
3. Melalui data yang tersedia, kembangkan solusi yang
diinginkan
4. Lakukan pengujian solusi dng metode yang tersedia
5. Lakukan analisis hasil mulai dari memasukkan data
s.d. mempelajari tingkah laku variabel pengamatan
6. Implementasikan hasil (untuk mengatasi persoalan
yg dihadapi)
MODEL - MODEL ANALSIS TRANSPORTASI
DAN PENUGASAN
1. Modi (Modified Distribution),
Langkah-langkah dalam metode Modi :
a. Hitunglah angka-angka pd tiap baris (Ri) dan kolom
(Kj) yg digunakan dng menggunakan formula :
Ri + Kj = Cij (biaya dalam square)
b. Stl semua persamaan ditulis, lalu tentukan R = 0
c. Selesaikan persamaan di atas unt mendapatkan
semua nilai R dan K.
d. Hitunglah indeks perbaikan (improvement index) unt
tiap rute yg tdk digunakan dng formula :
MODEL - MODEL ANALSIS TRANSPORTASI
DAN PENUGASAN
Langkah-langkah dalam metode Modi :
Indeks Perbaikan = Iij = Cij – Ri – Kj
e. Pilihlah indeks perbaikan yg bertanda negatif terbe -
sar dan lanjutkan ke penyelesaian persoalan hingga
menemukan solusi optimal.
Contoh : Persh kecap No.I memiliki 3 gudang distribusi
di wilayah A, B dan C. Dng kapasitas masing-masing
100 ton, 200 ton dan 200 ton. Wlayah pasarnya
tersebar di daerah F, G dan H. dng daya serap
masing-masing 200 ton, 200 ton dan 100 ton.
Informasi biaya transportasi antar wilayah unt setiap
ton nya terlihat dlm tabel :
Tabel : Biaya angkut kecap No. 1 antar wilayah (Rp juta/ton)
Gudang Wilayah pasar
distribusi F G H
A 9 4 3
B 6 4 3
C 8 6 3
Bagaimanakah keadaan distribusi produk tsb agar biaya
pengangkutan menjadi minimum ?
Jawab : langkah-langkah nya sbb,
1. Tentukan banyaknya rute yg hrs dilalui (used rute /
used square) yg merpk penjumlahan kolom dan baris
dikurangi satu, spt : (3 + 3 – 1) = 5
2. Mulai dari kanan atas, produk diangkut dari gudang A
menuju pasar F. Habiskan kapasitas produksi
sebanyak 100 ton dari gudang A unt mengisi pasokan
pasar F.
3. Kapasitas produksi di gudang A tlh dialokasikan habis
memenuhi kebutuhan pasar F lalu bergerak ke bawah
ambil barang dari gudang B sebanyak 100 ton guna
mengisi sisa kebutuhan pasar F.
4. Persediaan produksi gudang B tinggal 100 ton, bergerak
ke kanan alokasikan sisa kapasitas produksi gudang B
guna mengisi pasar G sebanyak 100 ton.
5. Kapasitas produksi gudang B telah habis, kemudian
bergerak ke bawah habiskan kapasitas produksi gudang
C untuk mengisi kekurangan pasokan kebutuhan pasar
G sebanyak 100 ton. Selanjutnya, semua kebutuhan
pasar G telah terpenuhi.
6. Bergerak ke kanan habiskan semua kapasitas produksi
yg tersedia guna mengisi kebutuhan pasar H sebanyak
100 ton.
Solusi awal : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute
wilayah pasar.
Wilayah F G H Kapasitas Produksi
A 100 100
B 100 100 200
C 100 100 200
Pasar 200 200 100 500

Ujilah dng menggunakan metode MODI, dng menghitung


awal indeks perbaikan sbb :
Rute yang dilalui : Anggaplah R1 = 0 , maka :
Dari A ke F = R1 + K1 = 9 → K1 = 9
B ke F = R2 + K1 = 6 → R2 = - 3
B ke G = R2 + K2 = 4 → K2 = 7
Dari C ke G = R3 + K2 = 6 → R3 = - 1
C ke H = R3 + K3 = 3 → K3 = 4
Indeks perbaikannya : IPAG = 4 – 0 – 7 = - 3
IPAH = 3 – 0 – 4 = - 1
IPBH = 3 + 3 – 4 = 2
IPCF = 8 + 1 – 9 = 0
Indeks perbaikan rute dari A ke G dan rute dari A ke H
bertanda negatif dengan indeks perbaikan terrendah
terbesar adalah rute dari A ke G sebesar -3.
Dng dmk, pemindahan jalur dpt dimulai dari rute A ke G
krn pd wilayah tsb biaya distribusi dpt ditekan serendah-
rendahnya.
Solusi baru : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute
wilayah pasar.
Wilayah F G H Kapasitas Produksi
A 100 100
B 100 100 200
C 100 100 200
Pasar 200 200 100 500

Dng menggunakan metode yg sama pd gudang C barang


dipindahkan ke wilayah pasar F 100 ton dari wilayah pasar
A. Begitupula, barang dipindahkan dari wilayah pasar F ke
wilayah pasar G sebanyak 100 tom melalui gudang A.
Uji kembali dng metode MODI, sbb :
Rute yang dilalui : Anggaplah R1 = 0 , maka :
Dari A ke F = R1 + K1 = 4 → K1 = 4
Dari A ke G = R2 + K1 = 6 → R2 = 2
B ke G = R2 + K2 = 4 → K2 = 2
C ke G = R3 + K1 = 8 → R3 = 4
C ke H = R3 + K3 = 3 → K3 = - 1
Indeks perbaikannya : IPAF = 9 – 0 – 4 = 5
IPAH = 3 – 0 + 1 = 4
IPBH = 3 – 2 + 1 = 2
IPCG = 6 – 4 – 2 = 0
Solusi optimal : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute
wilayah pasar.
Wilayah F G H Kapasitas Produksi
A 100 100
B 100 100 200
C 100 100 200
Pasar 200 200 100 500

Semua angka Indeks perbaikan sdh bertanda positif (≥0)


berarti tdk ada lagi rute-rute yg biaya pengangkutannya
dpt diturunkan. Dng dmk, solusi sdh optimal dng keadaan
distribusi pengangukutan produk kecap di atas dpt dilihat
pd ke dua tabel di bawah ini yg memperlihatkan keadaan
perbedaan biaya pengangkutan sebelum rute pengang
kutan barang diperbaiki dng setelah adanya solusi optimal
diketemukan :
Tabel : Biaya pengangkutan sebelum ada solusi (kondisi
awal) dng satuan Juta Rp.
Rute Jumlah barang Biaya (ongkos) Jumlah biaya
A ke F 100 9 900
B ke F 100 6 600
B ke G 100 4 400
C ke G 100 6 600
C ke H 100 3 300
Jumlah biaya pengangkutan 2.800

Setelah ada rekayasa solusi , tabel dirubah menjadi :


Tabel : Biaya pengangkutan setelah ada solusi (kondisi
awal) dng satuan Juta Rp.
Rute Jumlah barang Biaya (ongkos) Jumlah biaya
A ke G 100 5 500
B ke F 100 6 600
B ke G 100 4 400
C ke F 100 8 800
C ke H 100 3 300
Jumlah biaya pengangkutan 2.600

Berdasarkan data dari ke dua tabel tersebut, terlihat


bahwa biaya pengangkutan memang menurun. Bila
sebelumnya mencapai Rp. 2.800 juta, namun setelah rute
diperbaiki dan ditemukan solusi optimal, baiaya pengang -
kutan barang dari gudang-gudang wilayah distribusi ke
wilayah-wilayah tujuan pasar menurun menjadi Rp. 2.600
juta.
Sekian dan terima kasih !

Selamat belajar , semoga sukses !

Anda mungkin juga menyukai

  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Makalah Situs Sangiran
    Makalah Situs Sangiran
    Dokumen13 halaman
    Makalah Situs Sangiran
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
    Gelombang
    Dokumen53 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Vektor Dan Aplikasinya
    Vektor Dan Aplikasinya
    Dokumen39 halaman
    Vektor Dan Aplikasinya
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)