PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UPN “VETERAN” YOGYAKARTA MODEL TRANSPORTASI DAN PENUGASAN (TRANSPORTATION AND ASSIGNMENT MODEL) Model transportasi digunakan bila persh ingin memutuskan unt menempatkan fasilitas yg menguntungkan dengan sejumlah alternatif pilihan yg tersedia → keputusan berhub dng sistem transportasi total dng biaya produksi yg minimum.
Model penugasan merpk bagian dari persoalan
programasi linier yg berusaha untuk mencari solusi penugasan (assignment) atau distribusi yg paling efisien. LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MODEL TRANSPORTASI DAN PENUGASAN 1. Tentukan problem transportasi yang dihadapi → mengacu pada pemecahan persoalan yang dihadapi 2. Kembangkan model yang relevan → model yang dianggap terbaik untuk dpt memecahkan persoalan 3. Melalui data yang tersedia, kembangkan solusi yang diinginkan 4. Lakukan pengujian solusi dng metode yang tersedia 5. Lakukan analisis hasil mulai dari memasukkan data s.d. mempelajari tingkah laku variabel pengamatan 6. Implementasikan hasil (untuk mengatasi persoalan yg dihadapi) MODEL - MODEL ANALSIS TRANSPORTASI DAN PENUGASAN 1. Modi (Modified Distribution), Langkah-langkah dalam metode Modi : a. Hitunglah angka-angka pd tiap baris (Ri) dan kolom (Kj) yg digunakan dng menggunakan formula : Ri + Kj = Cij (biaya dalam square) b. Stl semua persamaan ditulis, lalu tentukan R = 0 c. Selesaikan persamaan di atas unt mendapatkan semua nilai R dan K. d. Hitunglah indeks perbaikan (improvement index) unt tiap rute yg tdk digunakan dng formula : MODEL - MODEL ANALSIS TRANSPORTASI DAN PENUGASAN Langkah-langkah dalam metode Modi : Indeks Perbaikan = Iij = Cij – Ri – Kj e. Pilihlah indeks perbaikan yg bertanda negatif terbe - sar dan lanjutkan ke penyelesaian persoalan hingga menemukan solusi optimal. Contoh : Persh kecap No.I memiliki 3 gudang distribusi di wilayah A, B dan C. Dng kapasitas masing-masing 100 ton, 200 ton dan 200 ton. Wlayah pasarnya tersebar di daerah F, G dan H. dng daya serap masing-masing 200 ton, 200 ton dan 100 ton. Informasi biaya transportasi antar wilayah unt setiap ton nya terlihat dlm tabel : Tabel : Biaya angkut kecap No. 1 antar wilayah (Rp juta/ton) Gudang Wilayah pasar distribusi F G H A 9 4 3 B 6 4 3 C 8 6 3 Bagaimanakah keadaan distribusi produk tsb agar biaya pengangkutan menjadi minimum ? Jawab : langkah-langkah nya sbb, 1. Tentukan banyaknya rute yg hrs dilalui (used rute / used square) yg merpk penjumlahan kolom dan baris dikurangi satu, spt : (3 + 3 – 1) = 5 2. Mulai dari kanan atas, produk diangkut dari gudang A menuju pasar F. Habiskan kapasitas produksi sebanyak 100 ton dari gudang A unt mengisi pasokan pasar F. 3. Kapasitas produksi di gudang A tlh dialokasikan habis memenuhi kebutuhan pasar F lalu bergerak ke bawah ambil barang dari gudang B sebanyak 100 ton guna mengisi sisa kebutuhan pasar F. 4. Persediaan produksi gudang B tinggal 100 ton, bergerak ke kanan alokasikan sisa kapasitas produksi gudang B guna mengisi pasar G sebanyak 100 ton. 5. Kapasitas produksi gudang B telah habis, kemudian bergerak ke bawah habiskan kapasitas produksi gudang C untuk mengisi kekurangan pasokan kebutuhan pasar G sebanyak 100 ton. Selanjutnya, semua kebutuhan pasar G telah terpenuhi. 6. Bergerak ke kanan habiskan semua kapasitas produksi yg tersedia guna mengisi kebutuhan pasar H sebanyak 100 ton. Solusi awal : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute wilayah pasar. Wilayah F G H Kapasitas Produksi A 100 100 B 100 100 200 C 100 100 200 Pasar 200 200 100 500
Ujilah dng menggunakan metode MODI, dng menghitung
awal indeks perbaikan sbb : Rute yang dilalui : Anggaplah R1 = 0 , maka : Dari A ke F = R1 + K1 = 9 → K1 = 9 B ke F = R2 + K1 = 6 → R2 = - 3 B ke G = R2 + K2 = 4 → K2 = 7 Dari C ke G = R3 + K2 = 6 → R3 = - 1 C ke H = R3 + K3 = 3 → K3 = 4 Indeks perbaikannya : IPAG = 4 – 0 – 7 = - 3 IPAH = 3 – 0 – 4 = - 1 IPBH = 3 + 3 – 4 = 2 IPCF = 8 + 1 – 9 = 0 Indeks perbaikan rute dari A ke G dan rute dari A ke H bertanda negatif dengan indeks perbaikan terrendah terbesar adalah rute dari A ke G sebesar -3. Dng dmk, pemindahan jalur dpt dimulai dari rute A ke G krn pd wilayah tsb biaya distribusi dpt ditekan serendah- rendahnya. Solusi baru : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute wilayah pasar. Wilayah F G H Kapasitas Produksi A 100 100 B 100 100 200 C 100 100 200 Pasar 200 200 100 500
Dng menggunakan metode yg sama pd gudang C barang
dipindahkan ke wilayah pasar F 100 ton dari wilayah pasar A. Begitupula, barang dipindahkan dari wilayah pasar F ke wilayah pasar G sebanyak 100 tom melalui gudang A. Uji kembali dng metode MODI, sbb : Rute yang dilalui : Anggaplah R1 = 0 , maka : Dari A ke F = R1 + K1 = 4 → K1 = 4 Dari A ke G = R2 + K1 = 6 → R2 = 2 B ke G = R2 + K2 = 4 → K2 = 2 C ke G = R3 + K1 = 8 → R3 = 4 C ke H = R3 + K3 = 3 → K3 = - 1 Indeks perbaikannya : IPAF = 9 – 0 – 4 = 5 IPAH = 3 – 0 + 1 = 4 IPBH = 3 – 2 + 1 = 2 IPCG = 6 – 4 – 2 = 0 Solusi optimal : Keadaan distribusi output kecap di 5 rute wilayah pasar. Wilayah F G H Kapasitas Produksi A 100 100 B 100 100 200 C 100 100 200 Pasar 200 200 100 500
Semua angka Indeks perbaikan sdh bertanda positif (≥0)
berarti tdk ada lagi rute-rute yg biaya pengangkutannya dpt diturunkan. Dng dmk, solusi sdh optimal dng keadaan distribusi pengangukutan produk kecap di atas dpt dilihat pd ke dua tabel di bawah ini yg memperlihatkan keadaan perbedaan biaya pengangkutan sebelum rute pengang kutan barang diperbaiki dng setelah adanya solusi optimal diketemukan : Tabel : Biaya pengangkutan sebelum ada solusi (kondisi awal) dng satuan Juta Rp. Rute Jumlah barang Biaya (ongkos) Jumlah biaya A ke F 100 9 900 B ke F 100 6 600 B ke G 100 4 400 C ke G 100 6 600 C ke H 100 3 300 Jumlah biaya pengangkutan 2.800
Setelah ada rekayasa solusi , tabel dirubah menjadi :
Tabel : Biaya pengangkutan setelah ada solusi (kondisi awal) dng satuan Juta Rp. Rute Jumlah barang Biaya (ongkos) Jumlah biaya A ke G 100 5 500 B ke F 100 6 600 B ke G 100 4 400 C ke F 100 8 800 C ke H 100 3 300 Jumlah biaya pengangkutan 2.600
Berdasarkan data dari ke dua tabel tersebut, terlihat
bahwa biaya pengangkutan memang menurun. Bila sebelumnya mencapai Rp. 2.800 juta, namun setelah rute diperbaiki dan ditemukan solusi optimal, baiaya pengang - kutan barang dari gudang-gudang wilayah distribusi ke wilayah-wilayah tujuan pasar menurun menjadi Rp. 2.600 juta. Sekian dan terima kasih !