Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE

DISKUSI PERORANGAN TERHADAP KEPATUHAN


PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN

OLEH:
WIWIK HANDAYANI
NIM: 2016080054
BAB 1
PENDAHULUAN
Pasien penyakit ginjal tahap akhir baik
sebelum dan sesudah dilakukan terapi
hemodialisis cenderung mengalami fluktuasi
volume cairan tubuh.

Berbagai riset melaporkan lebih dari 50% pasien


yang menjalani terapi hemodialisis tidak patuh
dalam pembatasan asupan cairan (Kartika,
2009).
Permasalahan yang ada di Unit Hemodialisis
Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina
Kabupaten Gresik yaitu kepatuhan dalam
pembatasan asupan cairan. Pasien gagal ginjal
kronik dengan hemodialisis dari 213 orang,
yang patuh 90 orang, yang tidak patuh 123
orang.
Tabel 1.1 Jumlah Pasien CKD dari Tahun 2014-2016

Pasien Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Baru 300 orang 251 orang 269 orang

Lama 2797 orang 2772 orang 2445 orang

Sumber: Unit Hemodialisis pada Tahun 2014-2016


Kelebihan volume cairan tubuh menyebabkan
hipertensi dan oedema pulmonum akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawat
daruratan hemodialisis dan meningkatkan resiko
dilatasi dan hipertropi jantung sirkulasi darah
yang efektif dan optimal sangat diperlukan untuk
menghindari komplikasi sirkulasi.

Pendidikan kesehatan ditujukan untuk


menggugah kesadaran, memberikan dan
meningkatkan pengetahuan. peranan pendidikan
adalah melakukan intervensi faktor prilaku
individu kelompok atau masyarakat sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan.
Rumusan Masalah
Apakah pendidikan kesehatan dengan metode
diskusi perorangan berpengaruh terhadap
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada
pasien yang menjalani hemodialisis ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
– Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode diskusi perorangan terhadap
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien
hemodialisis.
Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi karakteristik pasien
hemodialisis.
• Mengidentifikasi berat badan kering pasien
hemodialisis.
• Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien
yang menjalani hemodialisis.
• Mengidentifikasi kepatuhan pasien gagal ginjal
kronik dengan hemodialisis dalam pembatasan
asupan cairan.
• Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan metode diskusi perorangan
terhadap kepatuhan pembatasan asupan cairan
pada pasien hemodialisis.
Manfaat
Manfaat Teoritis
Menambah ilmu keperawatan khususnya
bidang keperawatan medikal bedah yang
berhubungan dengan kepatuhan pembatasan
asupan cairan pada pasien hemodialisis.
Manfaat Praktis
– Bagi Perawat
– Bagi Peneliti
– Bagi Institusi Pendidikan
– Bagi Pasien Gagal Ginjal Kronik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik


2.1.1 Definisi
2.1.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.5 Patofisiologi
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan

2.2 Hemodialisa
2.2.1 Prinsip Hemodialisis
2.2.2 Aspek Praktis Hemodialisis
2.2.3 Indikasi Hemodialisis
2.2.3 Indikasi Hemodialisis
2.2.4 Dialisis
2.2.5 Sistem Ginjal Buatan
2.2.6 Prosedur
2.2.7 Komplikasi Hemodialisis
2.2.8 Pengelolaan Hemodialisis Kronis

2.3 Konsep Kepatuhan


2.3.1 Definisi
2.3.2 Faktor Pengaruh Kepatuhan

2.4 Konsep Pembatasan Asupan Cairan

2.5 Pendidikan Kesehatan


2.5.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
2.5.1 Tujuan Pendidikan Kesehatan
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan

2.6 Metode Pendidikan Kesehatan

2.7 Media Pendidikan


Kerangka Konseptual Faktor ketidak patuhan
pembatasan asupan cairan :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Motivasi
Pendidikan kesehatan
metode diskusi
peroranganan
Proses belajar:
Pendidikan, Fasilitator, Metode

Kognisi emosi (+)

Keterangan : Persepsi (+)


= Yang
diteliti
Koping (+)
= Yang
tidak
diteliti Pengetahuan (↑) Sikap (+) Perilaku (↑)

Patuh : Tidak patuh :


• Tekanan darah normal (140/80 mmhg) •Hypertensi, tekanan darah ≥ 140/80 mmhg.
•Tidak ada Oedem. • Adanya oedem (Acites, kaki, tangan, wajah).
•Kenaikan BB ≤ 2% dari BB normal. • Kenaikan BB > 2% dari BB normal.
•Tidak adanya indikasi sesak nafas Ronchi ( -). • Adanya sesak nafas (Oedem pulmonum,
Ronchi +).
Kepatuhan pasien penyakit ginjal kronik
stadium V terhadap pelaksanaan hemodialisis
reguler dipengaruhi oleh 3 faktor:
• Faktor pendidikan
• faktor pengetahuan
• faktor motivasi
Perilaku manusia secara operasional dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam:
1) perilaku dalam bentuk pengetahuan
2) bentuk sikap
3) bentuk tindakan yang nyata atau perbuatan
Ketiga bentuk prilaku itu dikembangkan
berdasarkan tahapan tertentu yang dimulai dari
pembentukan pengetahuan (ranah kognitif),
sikap (ranah afektif), dan ketrampilan (ranah
psikomotor), yang dalam proses pendidikan
kesehatan menjadi pola prilaku baru. (Setiawati,
2008).
Hipotesis Penelitian
Pendidikan kesehatan dengan metode diskusi
perorangan berpengaruh terhadap kepatuhan
pembatasan asupan cairan pada pasien yang
menjalani hemodialisis.
BAB 4
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan


kuantitatif dengan desain Quasi experimen
dengan pretest-postest control group design
untuk mengukur pengaruh pendidikan
kesehatan yang diberikan pada pasien HD
terhadap kepatuhan pembatasan asupan
cairan
Kerangka kerja penelitian
Populasi: pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang
menjalani hemodialisis reguler di Unit Hemodialisa
RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, sebesar 213 pasien

Purposive Sampling

Sampel : Pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani


hemodialisis reguler di unit hemodialisa RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 68 pasien

Pre test Pre test

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

Pendidikan kesehatan dengan Intervensi sesuai standart RSUD


metode diskusi perorangan Ibnu Sina Kabupaten Gresik.

Post test Post test

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

Gambar 4. 1 Kerangka kerja


Tabulasi data
penelitian pengaruh
pendidikan kesehatan dengan
Analisis data metode diskusi persorangan
terhadap kepatuhan
Penyajian data pembatasan asupan cairan.
Populasi, Sampel Dan Sampling
Populasi:
pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani
hemodialisis reguler di Unit Hemodialisa RSUD Ibnu
Sina Kabupaten Gresik, sebesar 213 pasien
Sampel :
Pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani
hemodialisis reguler di unit hemodialisa RSUD Ibnu
Sina Kabupaten Gresik yang memenuhi kriteria inklusi
sebesar 68 pasien
Sampling
Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling
Variabel Independen
Pada penelitian ini variabel independennya
adalah pendidikan kesehatan dengan metode
diskusi perorangan
Variabel Dependen
Pada penelitian ini variabel dependennya
adalah kepatuhan pembatasan asupan cairan.
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Skala Skor
ukur

Independen Informasi atau pemahaman SOP -SAP Ordinal

Pendidikan pada pasien yang mengalami -Leaflet


gagal ginjal kronik stadium V
Kesehatan
tentang perlunya pembatasan
dengan
asupan cairan dilakukan
metode
dengan tatap muka (almatsier,
diskusi 2006 dalam smeltzer dan
perorangan Bare 2008).

Dependen Prilaku pasien untuk Tidak ada : 1. Ordinal -Jika nilai

kepatuhan mengikuti pembatasan 1. Hipertensi Kuesioner 0 = patuh.


asupan cairan yang masuk 2. Oedem 2. Lembar - Jika 1-4 =
pembatasan
kedalam tubuh dibuat 3. Kenaikan observasi tidak
asupan cairan
seimbang dengan air yang BB ≥ 2% patuh.
dikeluarkan. 4. Sesak
napas
Alat Penelitian Dan Pengumpulan Data.
Instrument Penelitian
• Kuesioner kepatuhan dan pembatasan asupan cairan.
• Lembar observasi.

Prosedur Pengumpulan Data


• Penyebaran kuesioner ke responden.
• Dilakukan observasi ( 3 hari setelah penyebaran
kuesioner ).
• Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
Pengolahan Data
Proses analisis data terhadap variabel penelitian
didahului oleh pengolahan data yang terdiri dari
proses Editing, Coding, Processing dan cleaning
( Hartono, 2007).
• Analisa Data
1) Analisis Bivariat.
2) Analisis Univariat.
• Etika Penelitian
– Anonimity
– Confidentiality
– Informed concent

Anda mungkin juga menyukai