Anda di halaman 1dari 26

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3
1. UU Kesehatan
2. UU Tenaga Kesehatan
3. Kemenkes RI No.369/2007
4. Kemenkes RI No.149/2010
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dan Presiden Republik Indonesia memutuskan,
menetapkan UNDANG – UNDANG TENTANG
KESEHATAN Nomor 36 tahun 2009.
1. BAB I – BAB XXII
2. Pasal 1 – Pasal 205
1. BAB I : KETENTUAN UMUM (pasal 1)
2. BAB II : ASAS DAN TUJUAN (pasal 2 dan 3)
3. BAB III : HAK DAN KEWAJIBAN (pasal 4-13)
4. BAB IV : TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH (pasal 14-20)
5. BAB V : SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN (pasal 21-45)
6. BAB VI : UPAYA KESEHATAN (pasal 46-125)
7. BAB VII : KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, USIA LANJUT
DAN PENYANDANG CACAT (pasal 126-140)
8. BAB VIII : GIZI (pasal 141-143)
9. BAB IX : KESEHATAN JIWA (pasal 144-151)
10. BAB X : PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR (pasal 152-
161)
11. BAB XI : KESEHATAN LINGKUNGAN (pasal 162-163)
12. BAB XII : KESEHATAN KERJA (pasal 164-166)
 BAB XIII : PENGELOLAAN KESEHATAN (pasal 167)
 BAB XIV : INFORMASI KESEHATAN (pasal 168-169)
 BAB XV : PEMBIAYAAN KESEHATAN (pasal 170-173)
 BAB XVI : PERAN SERTA MASYARAKAT (pasal 174)
 BAB XVII : BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN (pasal 175-177)
 BAB XVIII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (pasal 178-188)
 BAB XIX : PENYIDIKAN (pasal 189)
 BAB XX : KETENTUAN PIDANA ( Tepasal 190-201)
 BAB XXI : KETENTUAN PERALIHAN (pasal 202-203)
 BAB XXII : KETENTUAN PENUTUPAN (pasal 204-205)
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-
UNDANG TENTANG TENAGA KESEHATAN
Nomor 36 tahun 2014.
1. BAB I – BAB XVI
2. Pasal 1 – Pasal 96
 BAB I Ketentuan Umum, terdiri (pasal 1 – pasal 3)
 BAB II Tanggung jawab dan Wewenang Pemerintah dan Pemerintah
Daerah (pasal 4 – pasal 7)
 BAB III Kualifikasi dan Pengelompokan Tenaga Kesehatan (pasal 8 –
pasal 12)
 BAB IV Perencanaan, Pengadaan dan Pendayagunaan, terbagi
menjadi 3 bagian yaitu perencanaan (pasal 13 – pasal 16),
pengadaan (pasal 17 – pasal 21), dan pendayagunaan (pasal 22 –
pasal 33).
 BAB V Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (Pasal 34 – pasal 43)
 BAB VI Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan, terbagi menjadi 4
bagian yaitu registrasi dari (pasal 44 – pasal 45), perizinan dari
(pasal 46 – pasal 47), pembinaan praktik (pasal 48) dan penegakan
disiplin tenaga kesehatan (pasal 49).
 BAB VIII Organisasi Profesi terdiri (pasal 50 dan pasal 51).
 BAB VIII Tenaga Kesehatan Warga Negera Indonesia Lulusan Luar
Negeri dan Tenaga Kesehtan Warga Negara Asing, terbagia menjadi
2 bagian yaitu tentang tenaga kesehatan warga negara indonesia
lulusan luar negeri (pasal 52) dan tenaga kesehatan warga negara
asing (pasal 53 – pasal 56)
 BAB IX Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan (pasal 57 –
pasal 59)
 BAB X Penyelenggaraan Keprofesian yang terbagi menjadi 8
bagian yaitu: Umum (pasal 60 - pasal 61), kewenangan
(pasal 62 – pasal 64), pelimpahan tindakan (pasal 65),
standar profesi, standar pelayanan profesi dan standar
prodesur operasional (pasal 66 – pasal 67), persetujuan
tindakan tenaga kesehatan (pasal 68 – pasal 69), rekam
medis (pasal 70 – pasal 72), rahasia kesehatan penerima
pelayanan kesehatan (pasal 73), perlindungan bagi tenaga
kesehatan dan penerima pelayanan kesehatan (pasal 74 –
pasal 76).
 BAB XI Penyelesaian Perselisihan (pasal 77 – pasal 79)
 BAB XIII Pembinaan dan Pengawasan (pasal 80 dan pasal
81).
 BAB XIII Sanksi administratif (pasal 82)
 BAB XIV Ketentuan Pidana (pasal 83 – pasal 86)
 BAB XV Ketentuan Peralihan (pasal 87 – pasal 90)
 BAB XVI Ketentuan Penutup (Pasal 91 – pasal 96)
KEPUTUSAN KEMENKES RI Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan, terdiri dari :
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Pengertian >> Bidan, Bidan Indonesia,
Kebidanan, Pelayanan Kebidanan,
Praktik Kebidanan, Manajemen Asuhan
Kebidanan dan Asuhan Kebidanan.
4. Paradigma Kebidanan >> Perempuan,
lingkungan, perilaku, pelayanan
kebidanan dan keturunan
5. Falsafah kebidanan
6. Ruang lingkung pelayanan kebidanan
7. Kualifikasi pendidikan
STANDAR
KOMPETENSI BIDAN

1. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar


2. Pra Konsepsi, KB dan Ginekologi
3. Asuhan dan Konseling Selama
Kehamilan
4. Asuhan selama Persalinan dan
Kelahiran
5. Asuhan Pada Ibu Nifas dan Menyusui
6. Asuhan pada Bayi Baru Lahir
7. Asuhan pada Bayi dan Balita
8. Kebidanan Komunitas
9. Asuhan pada ibu/wanita dengan
Gangguan Reproduksi
STANDAR
PENDIDIKAN BIDAN

1. Lembaga Pendidikan
2. Falsafah
3. Organisasi
4. Sumber daya pendidikan
5. Pola pendidikan kebidanan
6. Kurikulum
7. Tujuan Pendidikan
8. Evaluasi pendidikan
9. Lulusan
STANDAR PNDIDIKAN
BERKELANJUTAN

1. Organisasi
2. Falsafah
3. Sumber daya pendidikan
4. Program Pendidikan dan
Pelatihan
5. Fasilitas
6. Dokumen Penyelenggaraan
Pendidikan Berkelanjutan
7. Pengendalian Mutu
STANDAR PELAYANAN
KEBIDANAN

1. Falsafah dan Tujuan


2. Administrasi dan Pengelolaan
3. Staff dan Pimpinan
4. Fasilitas dan Peralatan
5. Kebijakan dan prosedur
6. Pengembangan Staf dan Profram
Pendidikan
7. Standar Asuhan
8. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
STANDAR PRAKTIK
KEBIDANAN

1. Metode Asuhan
2. Pengkajian
3. Diagnosa Kebidanan
4. Rencana Asuhan
5. Tindakan
6. Partisipasi Klien
7. Pengawasan
8. Evaluasi
9. Dokumentasi
KODE ETIK BIDAN

1. Kewajiban bidan terhadap klien


dam masyarakat
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat
dan tenaga kesehatan lainnya
4. Kewajiban bidan terhadap
profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri
sendiri
6. Kewajiban bidan terhadap
pemerintah, nusa, bangsa dan
tanah air.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor
HK.02.02/MENKES/149/1/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
1. BAB I – BAB VI
2. Pasal 1 – Pasal 24
 BAB I Ketentuan Umum (pasal 1)
 BAB II Perizinan (Pasal 2 – pasang 7)
 BAB III Penyelenggaraan Praktik (Pasal 8 – pasal 19)
 BAB IV Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 20 – Pasal
21)
 BAB V Ketentuan Peralihan (Pasal 22)
 BAB VI Ketentuan Penutup (Pasal 23-24)
PERSYARATAN
PRAKTIK BIDAN

1. Tempat Praktik >> Tempat untuk praktik bidan


perorangan/berkelompok terpisah dari ruangan
keluarga dan Papan nama.
2. Peralatan >>> Peralat tidak steril, Peralatan steril
(DTT), Bahan habis pakai, peralatan pencegahan
infeksi, Formulir yang disediakan
1. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
Perihal : Permohonan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)

Kepada Yth,
Pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota…

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : ...
Alamat : ...
Tempat, tanggal lahir : ...
Jenis kelamin : ...
Tahun Lulusan : ...
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik
Bidan. Sebagai bahan pertimbangan terlampir:
a. fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir;
b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. surat pernyataan memiliki tempat praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4 X 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
e. rekomendasi dari organisasi profesi.

Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

……,……………...20..
Pemohon,
………..…
KOP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

SURAT IZIN PRAKTIK BIDAN (SIPB)


Nomor:………………

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
... memberikan izin praktik kepada:

Nama :…
Tempat, tanggal lahir : …
Alamat :…

Untuk bekerja sebagai bidan di … (tempat dan alamat lengkap tempat praktik)
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) ini berlaku sampai dengan tanggal ...

Dikeluarkan di … Pada tanggal …


Pas Foto Pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ...

( ………… )

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) daerah ...; dan
3. Pertinggal.

Anda mungkin juga menyukai