Anda di halaman 1dari 13

PERAWATAN AKHIR HAYAT

Ns. SOFIA RHOSMA DEWI


FIKES UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
MANAJEMEN
PENINGKATAN
PENYAKIT
PENINGKATAN TEKNOLOGI PERGESERAN
INTRODUKSI USIA HARAPAN
HIDUP
DAN
PENGETAHUAN
FOKUS
KEPERAWATAN
KRONIS DAN
PENINGKATAN
KUALITAS
KESEHATAN
HIDUP LANSIA
 Kematian (death) adalah tahapan tanpa kehidupan yang tidak bisa
dikembalikan --- hilangnya fungsi fisiologis
KEMATIAN  Sekarat (dying) suatu proses yang kurang spesifik, bersifat
individual dimana kehidupan suatu organisme akan berakhir
DAN PROSES  Seseorang dinyatakan sekarat ketika berada pada kondisi sakit
KEMATIAN progresif yang mengarah pada kematian dan tidak ada
pengobatan yang dilakukan untuk memperbaiki outcome
(AGS, 2002)
 Periode akhir hayat adalah suatu periode di mana kondisi klien
tidak mungkin lagi disembuhkan, tidak memungkinkan lagi
END OF LIFE dilakukan terapi agresif, dan tujuan perawatan hanyalah
memberikan kenyamanan
CARE &  Paliasi adalah upaya menghilangkan penderitaan saat kondisi
PALLIATIVE penyakit tidak mungkin lagi disembuhkan

CARE  Perawatan paliatif adalah perawatan komprehensif yang meliputi


pemenuhan kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual bagi klien
dengan penyakit progresif yang tidak mungkin lagi disembuhkan
 Faktor budaya yang mempengaruhi kematian :
1. Persepsi akan kematian yang “baik”
2. Penerimaan terhadap paliative care
PERSPEKTIF 3.
4.
Jalur komunikasi tentang pengambilan keputusan akhir hayat
Ekspektasi terhadap intervensi medis (mis. Keputusan resusitasi)
KEMATIAN 5. Tempat terjadinya kematian
6. Praktek dan ritual menjelang kematian dan segera setelah
kematian
7. Keputusan tentang otopsi dan donasi organ
 Asumsi mayor :
PEACEFUL 1. Kejadian dan perasaan pada pengalaman PEOL bersifat individual
2. Asuhan keperawatan penting untuk mewujudkan peaceful end of
END OF LIFE life
THEORY 3. Keluarga merupakan komponen penting dalam PEOL
4. PEOL bukan asuhan optimis, namun merupakan asuhan terbaik
 Menghadapi kematian dengan damai
1. Memantau dan mengelola tindakan untuk mengurangi nyeri
dengan menggunakan farmakologi maupun non farmakologi
2. Mencegah, memantau untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik
PEACEFUL dapat dilakukan dengan istirahata, keadaan tenang dan santai

END OF LIFE 3. Setiap pasien terminal dihargai dan dinilai sebagai manusia utuh,
sehingga harus melibatkan klien dan orang yang berpengaruh
THEORY dalam pemngambilan keputusan terkait dengan perawatan klien
4. Memberi dukungan dan emosional dan selalu mendampingi klien
dapat menurunkan rasa cemas menjelang kematian
5. Harus melibatkan anggota keluarga terutama orang – otang yang
mempunyai pengaruh pada klien
 Karakteristik meninggal dengan terhormat :
1. Harapan klien dan keluarga dihormati
2. Klien dan keluarga memegang kendali atas kondisi yang terjadi
MENINGKATKAN 3. Klien merasa nyaman secara fisik
4. Klien merasa nyaman secara psikologis
KESEJAHTERAAN
5. Klien mendapat dukungan spiritual sesuai permintaannya
PADA
PERAWATAN  Nilai yang mendasari perawatan paliatif :
1. Orang yang sekarat bukanlah orang yang tidak bisa apa – apa
AKHIR HAYAT 2. Klien layak untuk diyakinkan bahwa apapun akan dilakukan untuk
mencegah timbulnya nyeri
3. Klien tidak akan meninggal sendiri, terisolasi dari orang – orang
yang mereka sayangi
 KOMUNIKASI
 Presence; perawat berusaha hadir dan terbuka pada situasi yan g
terjadi
 Compassion; perawat berupaya menunjukkan empati dan
membantu terciptanya pengalaman positif menjelang kematian
INTERVENSI  Touch; sentuhan menunjukkan penerimaan tak bersyarat
KEPERAWATAN  Otonomy; perawat menghormati hak klien untuk mengambil
keputusan menjelang akhir hayat
PADA  Honesty; kejujuran membantu terciptanya kepercayaan antara
PERAWATAN perawat dengan klien dan keluarga
 Expert communication; perawat harus mampu mengkaji kondisi
PALIATIF klien dan keluarga, mengimplementasikan suatu rencana,
berkomunikasi dengan jelas dan memberikan dukungan
 Asissting transcendence; perawat memberikan dukungan emosional
yang membantu tercapainya proses self transcendence dan
menerima adanya kekuatan yang mengatur kematian
WHAT TO SAY WHAT NOT TO SAY

 What do you need me to do for


you?  She’s in a better palce now
INTERVENSI  Is there anyone I can call for  He lived a full life
you?
KEPERAWATAN  She’s out of her pain
 I’m here to listen
PADA  No need to rush. Take your  It’ll be all right
PERAWATAN time
 Don’t cry
PALIATIF  It’s okay to cry. Let me get you
a tissue  Be strong
 Would you like to be left alone?  He’d want you to get on with
 Would you like to share some your life
memories?
 PENANGANAN GEJALA
1. Fatigue
 Informasikan bahwa kelelahan merupakan sesuatu yang normal
 Pacu aktifitas sesuai toleransi
INTERVENSI  Olahraga sesuai toleransi
 Berikan waktu tidur yang cukup
KEPERAWATAN 2. Konstipasi
PADA  Tingkatkan intake serat, cairan dan aktifitas fisik
 Berikan privacy pada klien untuk BAB setelah sarapan
PERAWATAN 3. Dyspnea
PALIATIF  Optimalkan istirahat dan aktifitas
 Berikan oksigen
 Berikan situasi yang tenang
 Berikan posisi yan nyaman
 Ajarkan teknik relaksasi dan pursue lip breathing
 MANAJEMEN GEJALA
4. Mual dan muntah
 Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
 Hidangkan makanan dalam suhu kamar
 Berikan oral hygiene setelah klien muntah
INTERVENSI 5. Dehidrasi
KEPERAWATAN  Berikan cairan yang dapat ditoleransi, tawarkan es loli saat menelan
 Berikan oral hygiene lebih sering
PADA 6. Anoreksia dan kakeksia
PERAWATAN  Hilangkan bau yang menyengat

PALIATIF 
Berikan oral care
Berikan makanan kecil tapi sering
 Temani klien
 Hidangkan makanan di raung yang jauh dari tempat tidur
 Libatkan klien dalam perencanaan menu
QUESTION???

Anda mungkin juga menyukai