HIDROSFER
Ekosistem Air Tawar
Para ahli Ekologi Perairan dan DAS membagi wilayah sungai atau
DAS menjadi :
a. Hulu-Hilir
b. Hulu-tengah-hilir
Dasar pembagian tsb adalah posisi/letak sungai dalam sistem DAS.
Pada sistem sungai biasanya menggunakan kata :
upstream dan downstream
Sedangkan pada sistem DAS sering menggunakan kata :
upper dan lower watershed
Keduanya mendasarkan pada faktor morfodinamik, mis :
kelerengan (Slope), lebar sungai dan tipe aliran (flow pattern)
Pembagian hulu-hilir sungai/ DAS berkaitan dengan
hubungan fungsional dari 2 ekosistem tsb.
Keberhasilan pengelolaan di wilayah Hulu sering menjadi
cerminan kondisi wilayah Hilir, dan sebaliknya.
Wilayah Hilir terdiri dari berbagai ekosistem : Terumbu
Karang, Padang Lamun, Mangrove, Rawa dan estuaria.
Asdak (1995) mencirikan bahwa bagian hulu merupakan
daeran konservasi, drainase tinggi, kemiringan besar dan
bukan wilayah banjir.
Daerah hilir merupakan daerah pemanfaatan,
kerapatan drainase rendah, kemiringan kecil,
sebagian merupakan daerah banjir.
Pentingnya DAS bagian hulu adalah sbg penyedia
air bagi pertanian, pemukiman, industri, dsb. Juga
berperan sbg pemelihara keseimbangan ekologis
untuk sistem penunjang kehidupan (Hufschmidt,
1986).
Zonasi Ekologi Perairan Sungai
1. Zona Neritik
Terletak di sepanjang pantai dan dangkal
, lebar zona ini ± 16-240 km. dibedakan menjadi:
Zona littoral: zona di antara batas pasang surut
Zona sublittoral: kira-kira sampai kedalaman 200 m
mulai batas surut
2. Zona Oseanik
dibagi menjadi:
a. batial (200 – 4.000 m)
b. abisal
c. hadal
3. Zona Oseanik dapat dibagi ke dalam zona:
- zona epipelagik
- zona mesopelagik
- zona batipelagik dan
- zona abisopelagik