Anda di halaman 1dari 14

NEFROLITIASIS

(BATU GINJAL)

Kelompok 7 :

Cindy Silvia Maya


Fla Aurelia
M. Novan
Norvita Asni
Robby Dwimas Pratama
Syahdan

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA


2018-2019
ANATOMI DAN LETAK BATU GINJAL
DEFINISI
Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah keadaan dimana
ditemukannya batu pada ginjal.

Berdasarkan komposisi zat yang meyusun batu, batu


dibedakan menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat,
batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat.
PATOFISIOLOGI
Tugas utama ginjal adalah mengekskresikan produk samping
metabolism yang meliputi kalsium, oksalat, dan asam urat.
Mineral tersebut dan bahan organic urin lainnya umumnya
dieleminasi dari saluran kemih. Jika volume urin sedikit,
maka bahan tersebut membuat urin menjadi sangat jenuh
hingga terjadi supersaturasi dan terbentuk Kristal. Garam
pembentuk Kristal timbul di sekitar sebuah nucleus yang
terus membesar hingga membentuk batu. Ada tidaknya zat
inhibitor dalam urin, seperti magnesium, pirofosfat, sitrat,
dan substansi lain juga menjadi factor yang menentukan
dalam pembentukan batu. (Chang, John & Dough, 2010)
PATOGENESIS NEFROLITIASIS
Batu kemih biasanya muncul karena
kerusakan keseimbangan antara kelarutan
dan pengendapan garam. Ginjal harus
menampung air dan mengeluarkan bahan
yang memiliki kelarutan yang rendah.
Kedua pernyataan tersebut harus seimbang
selama adaptasi terhadap diet, iklim dan
aktivitas.

Namun mekanisme pertahanan dari zat-zat


tersebut kurang sempurna ketika urin
menjadi jenuh atau mengalami supersaturasi
dengan bahan larut yang dikarenakan
tingkat ekresi yang berlebihan dan / atau
karena air yang tertampung terlalu lama
akan membentuk kristal dan melakukan
agregasi membentuk suatu batu.
FAKTOR RESIKO BATU GINJAL MELIPUTI FACTOR
INTRINSIC DAN FACTOR EKSTRINSIK.
Faktor Intrinsic meliputi :
 Herediter (faktor keturunan misalnya Asidosis Tubulus Ginjal )

 Umur dan Jenis kelamin (Sebagian besar batu saluran kemih terjadi pada
pasien yang berusia lanjut antara 31 sampai 45 tahun dan pada pasien laki-laki
dengan perbandingan 3 sampai dengan jenis batu lebih predominan kalsium
oksalat dan asam urat, sedangkan pada perempuan lebih banyak jenis batu
kalsium fosfat (Daudon, Dore, Junger, & Lacour, 2004 dalam Knoll, 2010).
Faktor Ekstrinsik meliputi:
 Penurunan jumlah urine
 Jenis cairan yang diminum
 Jumlah cairan yang diminum
KLASIFIKASI BATU GINJAL
 Batu Kalsium

 Batu Struvit

 Batu Asam Urat

 Batu Jenis Lain


•Adanya infeksi dimanifestasikan dengan timbulnya demam pada pasien.

MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri Abdomen
Gejala utama batu ginjal adalah nyeri yang bersifat akut dan berubah
sesuai dengan ukuran dan lokasi batu

 Mual Muntah
Nyeri kolik renal dapat sangat hebat hingga timbul respon saraf simpatis
berupa mual, muntah, kulit pucat, dingin, dan lembab

 Hematuria
Adanya darah dalam urine

 Kristaluria, urine yang keluar disertai pasir dan batu

 Infeksi
Adanya infeksi dimanifestasikan dengan timbulnya demam pada pasien.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Ultrasonografi (USG)

 Pemeriksaan Radiologi (Foto Rontgen Abdomen)


 Urografi

 Pemeriksaan Biokimia Darah dan Urine


PENATALAKSANAAN
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL)

 Ureteroscopy
 Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)

 OprasiTerbuka

 Electrohydraulic Lithotripsy (EHL)


MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT NEFROLITIASIS
A. Pengkajian
Anamnesis :
 Meliputi keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakkit
masa lalu, riwayat penyakit keluarga.
 Aktifitas/istirahat
 Riwayat : Pekerjaan, dehidrasi, infeksi, imobilisasi
 Eliminasi
 Mual dna Muntah
 Makan dan minuman
 Nyeri/rasa tidak nyaman
 Respon emosi : cemas
 Pengetahuan tentang penyakitnya
Pemeriksaan FIsik
 Keadaan Umum
 Ginjal, ureter, buli-buli dan uretra
Pemeriksaan ini dilakukan bersama dengan pemeriksaan
abdomen yang lain dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.

Anda mungkin juga menyukai