Anda di halaman 1dari 51

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang


(SDIDTK)
Oleh:
Muhammad Rizki Ananda
140100040

PEMBIMBING:
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA
 Masalah Tumbuh Kembang anak akhir-
akhir ini makin 
 Harapan orang tua : Kualitas anaknya
baik
 Tuntutan masyarakat :
“Mengatasi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan sedini mungkin “

BAGAIMANA CARA ?
Meningkatkan kualitas Anak
Pemantauan secara teratur dan berkala
sejak dini DETEKSI DINI

Mengoptimalkan stimulasi secara dini


sesuai tahap perkembangan anak
STIMULASI DINI

Melakukan tindakan intervensi dini jika ada


penyimpangan INTERVENSI
DINI
DETEKSI DINI TUMBUH
KEMBANG
 Salah satu cara deteksi dini adalah dengan
METODE SKRINING
 Skrining dapat dilakukan pada saat
pemeriksaan rutin / anak berobat di RS
atau praktek
 Dokter dan tenaga kesehatan lain :
profesi yang paling mungkin melakukan
skrining tumbuh kembang
 FAKTA : HANYA 15-30% dokter anak
di USA melakukan skrining secara
formal

MENYITA WAKTU
IMBALAN KURANG
KETERBATASAN KETRAMPILAN
ANAK TIDAK KOOPERATIF
KONTROL TIDAK TERATUR
KURANG YAKIN
DEPKES RI & IDAI 2014
 Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini tumbuh
Kembang anak (SDIDTK) edisi revisi

 Mudah dipahami, sederhana ,dapat


dilakukan dengan cepat
SDIDTK Anak

Meliputi
 Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan
 Deteksi dini penyimpangan
perkembangan
 Deteksi dini penyimpangan emosional.
PERKEMBANGAN ANAK
menggambarkan peningkatan
kematangan fungsi individu

 Harus dipantau secara berkala


 Bayi/Anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas,
antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat asfiksia,
hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes melitus,
gemeli dll.
 Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan
untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan
perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai umur
6 tahun
 Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) oleh depkes
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP


(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) mulai
umur 3 bulan :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn
 minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.

2. Tanya pendengaran anak dengan TDD


(tes daya dengar) mulai umur 3 bln :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn
 minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
…Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

3. Tes penglihatan anak dengan TDL


(tes daya lihat) mulai umur 3 tahun
tiap 6 bulan.
4. Gangguan perilaku dengan KMME
(kuesioner masalah mental
emosional), CHAT (checklist for
autisme in toddler) dan Conners
untuk Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktifitas
Umur koreksi = umur kronologis - (40-umur kehamilan)

Cara menghitung usia anak :


Tanggal Tahun Bulan Hari
pengukuran
2001 03 02
Tanggal lahir 2000 10 15
Konversi bulan 2001-1= 2000 03 – 1 =02 02+30=32
ke hari dan 02 +12=14
tahun ke bulan
2000-2000=0 14 – 10 = 4 32-15=17

Umur sekarang 4 bulan 17 hari


Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan :
1. Pengukuran Berat badan dan Tinggi
badan
2. Pengukuran Lingkar kepala
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
terdiri dari :

1. Pemeriksaan perkembangan anak


dengan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
2. Tes daya lihat (TDL)
3. Tes daya dengar (TDD)
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional

1. Kuesioner Masalah Mental Emosional


(KMME) bagi anak usia 36-72 bulan
2. Ceklis Autis Anak Pra Sekolah (Checklist
for Autism in Toddlers =CHAT) bagi anak
usia 18-36 bulan
3. Formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
(GPPH) bagi anak usia 36 bulan ke atas
1. KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN (KPSP)

 Berisi 10 pertanyaan singkat mengenai


kemampuan yang telah dicapai oleh bayi dan
anaknya.
 Tujuan : untuk mengetahui apakah perkembangan
bayi / anak normal atau ada penyimpangan
 Jadwal rutin : tiap 3 bulan sejak usia 3 – 24 bulan
kmd tiap 6 bulan sampai usia 72 bulan.
 Tiap Usia memiliki kuesioner tersendiri
 Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan usia
bayi / anak
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) (lanjt..)
 9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh,
 tentang kemampuan yang telah dicapai oleh anak
 mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2
tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun
 untuk mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya atau
terlambat
Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil
berukuran 0,5-1 cm
 Jika anak datang belum mencapai usia
pemeriksaan rutin, maka ibu diminta
kembali kontrol pada usia terdekat
dengan pemeriksaan rutin

 Jika ibu datang dengan masalah tumbuh


kembang anak, sedangkan umur anak
bukan umur skrining, maka lakukan
skrining dengan menggunakan formulir
KPSP usia terdekat – yang lebih muda.
Interpretasi KPSP
 Hitunglah jumlah jawaban Ya.
 Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
 Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
 Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan
ada penyimpangan (P)
 Jawaban tidak harus diperinci menurut jenis
keterlambatan
 Apabila jumlah jawaban Ya = kurang dari 9, maka
perlu diteliti kembali mengenai:
 a) Cara menghitung umur anak
 b) Daftar pertanyaan, apakah sesuai dengan
umur anak
 c) Apakah jawaban orang tua/pengasuh anak
sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Intervensi
 Bila perkembangan sesuai (S):
◦ Puji ibu, teruskan pola asuh anak
◦ Beri stimulasi sesering mungkin, tiap saat
sesuai umur dan kemampuan anak
◦ Lakukan pemeriksaan / skrining rutin
sesuai umur
 Perkembangan meragukan (M) :

◦ Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering, setiap saat


untuk mengejar ketertinggalannya
◦ Lacak kemungkinan gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan penyimpangan perkembangan
◦ Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu kemudian.
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada
penyimpangan (P)
 Perkembangan ada Penyimpangan (P):

◦ Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk


memeriksa perkembangan anak lebih lanjut /
penanganan Tim spesialistik
Deteksi Dini Penyimpangan Mental
Emosional
 Tujuan :
Mendeteksi secara dini penyimpangan mental
emosional pada anak pra sekolah
 Jadwal :
 setiap 6 bulan pada umur 36-72 bulan
Alat : Kuesioner masalah Mental
Emosional (KMME)
 12 pertanyaan mengenai problem mental
emosional anak umur 36-72 bulan
KMME
Interpretasi : bila jawaban YA maka
mengalami masalah mental emosional
KMME
Intervensi
 Bila jawaban YA hanya satu : lakukan
konseling Buku Pedoman Pola Asuh yang
Mendukung Perkembangan Anak
 Evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada
perubahan rujuk ke RS
 Bila jawaban YA ditemukan 2 atau lebih :
rujuk ke RS (fasilitas tumbuh kembang
anak)
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah

 Tujuan :
Mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18-36 bulan.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan autis.
Alat ; yang digunakan adalah CHAT (
Checklist for Autism in’Toddlers)
 9 pertanyaan yang dijawab oleh
orangtua/pengasuh anak
5 perintah untuk anak
 Intepretasi

 Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban


“Tidak” pada pertanyaan A5, A7,B2,B3 dan B4
Risiko rendah menderita autis : bila jawaban “
Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
Kemungkinan gangguan perkembangan lain :
bila jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau lebih
untuk pertanyaan A1-A4, A6; A8 – A9; B1-B5.
Anak dalam batas normal bila tidak termasuk
dalam kategori 1,2 dan 3.
 Intervensi

 bila anak beresiko menderita autis atau


kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/
tumbuh kembang anak.
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Prasekolah

 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36
bulan atas.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak
Cara deteksi dini menggunakan formulir
formulir GPPH
• Ajukan pertanyaan dengan lambat. Jelas, nyaring, satu per satu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua
/ pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH
• Keadaan yang ditanyakan/ diamati ada pada anak dimanapun anak berada
, misal ketika dirumah., sekolah, pasar, toko, dll) ; setiap saat dan ketika
anak dengan siapa saja
• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku aak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai “
berikut ini dan jumlahka nilai masing-masing jawaban menjadi nilai
total
 Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
 Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
 Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
Intervensi
 Anak dengan kemampuan GPPH perlu dirujuk ke
rumah sakit yang mem tetapi memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk
konsultasi dan lebih lanjut
Bila nanti total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu ,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.
Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat
dega anak ( orag tua, pengasuh, nenek, guru, dsb.
2. Tes Daya Dengar (TDD)
 Tujuan :
 Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
 Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami
gangguan pendengaran.
 Jadwal
 Setiap 3 bulan pada bayi umur  12 bulan
 Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan petugas
terlatih lainnya.
 Alat / sarana yang diperlukan adalah :
 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
 Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
 Cara melakukan TDD :
 Menghitung umur anak dalam bulan
 Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
 Pada anak umur  24 bulan :
 semua pertanyaan harus dijawab orang
tua/pengasuh anak.
 Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan
berurutan.
 Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
 Jawaban “YA” jika menurut orangtua/pengasuh, anak
dapat melakukannya satu bulan terakhir.
 Jawaban “TIDAK” jika menurut orangtua/pengasuh
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir,
 Pada anak umur 24 bulan atau lebih
 Pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam
melakukan perintah orang tua/pengasuh.
 Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan
perintah orang tua/ pengasuh.
 Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat
atau tidak mau melakukan perintah orang
tua/ pengasuh.
 Intepretasi
 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
 Catat dalam buku KIA atau kartu kohort
bayi/ balita atau status/catatan medik anak,
jenis kelainan.
 Intervensi
 Tindak lanjut sesuai dengan buku
pedoman yang ada .
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
 Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi besar.
 Jadwal tes daya lihat :
 Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37 bulan)
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU
dan petugas terlatih lainnya.
 Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
 Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
 Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
 Poster “ E” untuk digantung, dan kartu “E” untuk dipegang
anak.
 Alat penunjuk.
 Cara melakukan tes daya lihat :
 menggantungkan poster “E” setinggi
mata anak pada posisi duduk
 Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari
poster “E” menghadap ke poster “E”
 Letakan kursi pemeriksa disamping
poster “E”
 Mengajari anak menggunakan kartu “E”
 Beri pujian anak jika dapat
melakukannya.
 Minta anak menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
 Cara melakukan tes daya lihat (lanj..)
 Tunjuk huruf “E” pada poster satu per
satu mulai baris pertama sampai baris ke
empat atau bari “E” terkecil yang masih
dapat dilihat.
 Puji anak setiap kali dapat melakukannya
 Ulangi pemeriksaan pada mata satunya
dengan cara yang sama.
 Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat
dilihat
Mata kanan : ........, Mata Kiri : .........
 Interpretasi :
 Bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster “E”,
artinya tidak dapat mencocokan
arah kartu “E” yang dipeganggnya
dengan arah “E” pada baris ketiga
yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami
gangguan daya lihat.
 Intervensi
 melakukan pemeriksaan ulang.
 Bila pemeriksaan berikutnya, anak
tidak dapat melihat sampai baris
yang sama dengan kedua matanya,
rujuk ke`Rumah Sakit dengan
menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri, atau
keduanya).

Anda mungkin juga menyukai