Anda di halaman 1dari 18

TARIF DAN ANTI DUMPING

KELOMPOK 2
ANGGOTA :
1. SISKA MARIZA
2. RISMA MULJIANI
3. FAUZIAH DINDA PUTRI
TARIF

Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang


melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis dimana
barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea
pabean). Tarif merupakan suatu rintangan yang
membatasi kebebasan Perdagangan Internasional.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan
tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara
lain :

a. Exports Duties (bea ekspor)


b. Transit Duties (bea transit)
c. Import Duties (bea impor)
1. Sistem Tarif

Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi


setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara
internasional, para pelaku perdagangan Internasional
(eksportir-importir) menggunakann pedoman
berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Ada 3 sistem tarif
yaitu :
Lanjutan ….

1. Tarif Tunggal (Single Column Tarif)


Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi
yang besarnya (presentasenya) berlaku sama untuk impor
komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali.
2. Tarif Umum/Konvensional (General Conventional /Tarif
Pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar
presentasi tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara
lainnya.
3. Tarif Preferensi (Preferensi Tarif)
Tarif yang ditentukan oleh GATT yang presentasenya
diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi
0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang
diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan
khusus.
2. Cara Pengenaan Tarif

Dalam pelaksanaanya, sistem atau cara pemungutan


tarif bea masuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain :
a. Dasar Nilai (Ad Valeroom)
b. Dasar Jumlah Barang (Ad Specific)
c. Compound Duties
3. Dampak Tarif Import

Pembebanan Tarif terhadap suatu kondisi atau barang


dapat mempunyai dampak (effect) terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar
barang tersebut. Beberapa macam dampak tarif tersebut
adalah :
a. Dampak terhadap harga menyebabkan harga barang
didalam negeri naik
b. Dampak terhadap konsumsi, menyebabkan jumlah
barang yang diminta didalam negeri menjadi
berkurang
Lanjutan…..

c. Dampak terhadap produksi, pengenaan tarif dapat


meningkatkan jumlah produksi yang ada didalam
negeri.
d. Dampak terhadap redistribusi pendapatan yang diterima
pemerintah akan meningkat, juga adanya ekstra
pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen didalam
negeri kepada produsen didalam negeri.
DUMPING
Dumping adalah suatu kebijakan negara atau
perusahaan dari suatu negara untuk menjual
produknya diluar negeri dengan harga yang lebih
rendah dibandingkan terhadap harga jual produk itu
didalam negeri itu sendiri. Pengertian dumping dalam
konteks hukum perdagangan Internasional adalah
suatu bentuk diskriminasi harga Internasional yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara
pengekspor, yang menjual barangnya dengan harga
lebih rendah dipasar luar negeri dibandingkan dipasar
negeri sendiri, dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atas produk ekspor tersebut.
Menurut Robert Wilig ada 5 tipe dumping yang dilihat dari
tujuan eksportir, kekuatan pasar dan struktur pasar import,
antara lain :

a. Market Expansion Dumping


Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan
menetapkan “mark up” yang lebih rendah dipasar
import karena menghadapi elastisitas permintaan
yang lebih besar selama harga yang ditawarkan
rendah.
b. Cyclical Dumping
Muncul dari adanya biaya marginal yang luar biasa
rendah atau tidal jelas, kemungkinan biaya produksi
yang menyertai kodisi dari kelebihan kapasitas
produksi yang terpisah dari pembuatan produk
terkait.
Lanjutan…..
c. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan
kategori dumping lainnya, tapi yang menojol adalah
akuisisi.
d. Strategic Dumping
Strategi yang dilakukan negara pengekspor yang
merugikan perusahaan dinegara pengimpor melalui
strategis keseluruhan, baik dengan cara pemotongan harga
ekspor maupun dengan pembatasan masuknya produk
yang sama kepasar negara pengekspor.
e. Predatory Dumping
Dipakai pada ekspor dengan harga rendah dengan tujuan
mendepak pesaing dari pasar, dalam rangka memperoleh
kekuatan monopoli dipasar negara pengimpor.
1. Negara Pencetus Politik Dumping

Negara yang pertama kali menggunakan politik


dumping adalah jepang, china dan singapura. Dalam
melaksanakan politik dumping, keuntungan bukanlah
hal yang utama sebab yang paling penting produk
negaranya bisa dikenal dinegara tujuan ekspor, jadi
intinya promosi.
2. Perjanjian Perdagangan Internasional
Melarang Politik Dumping
Politik dumping justru merusak harga barang negara. Tujuan ekspor,
sebab barang –barang negara setempat dengan kualitas yang relatif
sama tapi harganya lebih mahal. Mudah ditebak,akibatnya
konsumen lebih memilih barang yang lebih murah dengan kualitas
barang yang tak jauh beda dengan. Dengan demikian, para
pedagang lokal menjual barang sejenis akan menjerit akibat adanya
kebijakan politik dumping ini. Maka wajar saja jika politik dumping
di kutuk oleh WTO (World Trade Organization).
Meskipun organisasi perdagangan dunia ini tidak melarang resmi dan
tegas, namun dampaknya sangan terasa oleh negara tujuan ekspor
apalagi dalam menghadapi free trade (perdagangan bebas).
3. Praktik Anti Dumping

Dampak negatif bagi negara pengimpor dari praktek


dumping yang dilakukan negara pengekspor terhadap
jenis barang yang sama, maka dibutuhkan aturan dan
pembatas serta pengendali terhadap praktek dumping
tersebut. Aturan mengenai larangan dumping (peraturan
anti dumping) bertujuan memberikan proteksi terhadap
industri dalam negeri dari praktek dumping yang diduga
dilakukan eksportir atau produsen luar negeri. Praktek
dumping dapat dikenakan tindakan anti dumping bila
merugikan industri atau produsen negara pengimpor.
Lanjutan…..

Hukuman bagi negara yang terbukti melakukan praktek


dumping dan merugikan industri atau produsen dalam
negeri akan dikenakan bea masuk anti dumping
(BMAD) sebesar marjin dumping (selisih harga ekspor
dengan harga dipasar asal eksportir) yang ditemukan,
guna mengiliminir kerugian dari barang dumping
sehingga industri dalam negeri tetap terlindungi dan
dapat tetap bersaing dengan barang Impor.
4. Komite Anti Dumping

Untuk menangani masalah dumping dan imbalan,


pemerintah dalam hal ini menteri perindustrian dan
perdagangan membentuk komite anti dumping (KADI)
yang beranggotakan unsur deperindag, depkeu dan
departemen atau lembaga non departemen terkait
lainnya. Komite tersebut bertugas :
a. Melakukan penyedikian terhadap barang dumping dan
barang yang mengandung subsidi
b. Mengumpulkan, meneliti dan mengelola bukti dan
informasi
c. Mengusulkan pengenaan bea masuk anti dumping dan
beamasuk imbalan
d. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh
menteri perindustrian dan perdagangan
e. Membuat laporan pelaksanaan tugas
Tahap pertama dari proses Anti Dumping adalah
penyelidikan oleh Komite Anti Dumping yang
dilaksanakan oleh TIM OPERASIONAL ANTI
DUMPING (TOAD) atas barang impor yang diguga
sebagai barang Dumping dan atau barang
mengandung subsidi yang menyebabkan kerugian.

Anda mungkin juga menyukai