Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

 
HUBUNGAN ANTARA 
ISKEMIA INTESTINAL 
PADA ILEUS OBSTRUKSI 
ANAK DENGAN 
PENINGKATAN KADAR 
PROCALCITONIN

Fahad A.S.K. Taihuttu (011718256301)

Astri Taufi R. (011718256302)

Edy Winarto (011718256303)


PENDAHULUAN

BAB I
LATAR BELAKANG

– Ileus Obstruksi  emergensi  salah satu kasus


terbanyak pediatri (Maheswari et al, 2016).
– Dekade terakhir  peningkatan penegakan diagnosis
dan penanganan ileus obstruksi (Maheswari et al, 2016).
– Ileus obstruksi  strangulasi  iskemia  nekrosis
(Cosse et al, 2014)
LATAR BELAKANG

– Stres oksidatif  kerusakan mukosa usus dan enterosit 


menurunkan permeabilitas dari dinding usus  proliferasi bakteri
usus  endotoksin  peningkatan kadar serum procalcitonin
(Cosse et al, 2014)
– Beberapa penelitian  perubahan kadar serum procalcitonin 
kerusakan jaringan  iskemia pada intestinal (Schneider dan Lam,
2007).
– Peneliti hubungan peningkatan procalcitonin dengan intestinal
iskemia  ileus obstruksi anak
RUMUSAN MASALAH

– Bagaimana hubungan antara


iskemia intestinal pada ileus
obstruksi anak dengan peningkatan
kadar procalcitonin?
TUJUAN PENELITIAN

– Membuktikan adanya hubungan


antara iskemia intestinal pada ileus
obstruksi anak dengan peningkatan
kadar procalcitonin.
MANFAAT PENELITIAN

– Mendapatkan bukti adanya hubungan antara


peningkatan procalcitonin dengan iskemia
intestinal pada ileus obstruksi pada anak,
sehingga dapat menjadi salah satu pilihan skrining
pada pasien dengan kecurigaan iskemia intestinal.
TINJAUAN
PUSTAKA

BAB II
ILEUS OBSTRUKSI PADA 
ANAK

DEFINISI
Gangguan pasase isi usus menuju distal
(rektum dan anus) karena suatu
hambatan intrinsik maupun ekstrinsik,
baik pada usus kecil maupun usus besar.
EPIDEMIOLOGI

– Neonatus --> 1/ 1500 kelahiran hidup (Sari et al, 2015).


– Amerika Serikat  3000/ tahun dilahirkan dengan
obstruksi usus
– Dunia > 50.000 / tahun (Sari et al, 2015).
– Cirebon peringkat 6 dari 10  penyebab kematian
tertinggi usia 1 – 4 tahun  proporsi 3,34%. (Sari et
al, 2015).
– Medan  proporsi 11,5% (Sari et al, 2015).
ETIOLOGI

– Penyebab pd neonatus  cacat lahir atau cacat bawaan,


massa yang keras dari isi usus) atau volvulus (Sari et al,
2015).
– Penyebab pd anak  intususepsi dan hernia
– obstruksi usus  diagnosis (-)  tatalaksana salah 
nekrosis (gangren) usus perforasi dan peritonitis 
kematian. (Sari et al, 2015).
ETIOLOGI

– Usus Halus :
– Perlekatan
– Hernia inkarserata,
– Intususepsi
– Jaringan parut karena ulkus, pembedahan sebelumnya, atau suatu penyakit Crohn
– Volvulus
– Suatu neoplasma yang sampai menutupi lumen usus.
– Benda asing
– Batu empedu (gallstone)
– Kumpulan cacing,
– Penyebab lainnya seperti;
ETIOLOGI

– Usus Besar :
– Volvulus
– Kelainan divertikel (diverticulum meckel)
– Penyakit Hirschprung
– Neoplasma jinak maupun ganas
– Inflamasi
– Impaksi fecaloma, atau meconeum pada neonatus
PATOFISIOLOGI

– Penyumbatan mekanik  daya mekanik yang bekerja  menyumbat lumen


usus maupun menekan usus itu sendiri  mengganggu pasase usus ke distal 
bagian distal  kolaps; bagian proksimal pengumpulan isi lumen  distensi
dinding usus  hipersekresi usus  semakin penuh  sepanjang usus bagian
proksimal tersumbat  manifestasi klinis.
– Dilatasi dan distensi  perubahan ekologi usus  gangguan vaskularisasi
dinding usus iskemia jaringan inflamasi  translokasi kuman 
septicaemia
– Dilatasi  ruptur dinding usus  perforasi  peritonitis generalisata.
DIAGNOSIS

– Anamnesa: nyeri perut kram (kolik) berkala, muntah, kembung, konstipasi,


tidak bisa flatus
– Keluhan  tergantung segmen terkena sumbatan dan lamanya perjalanan
penyakit
DIAGNOSIS

– Pemeriksaan fisik  keadaan umum tampak sakit,  gangguan hemodinamik,


atau letargi pada neonatus atau bayi
– Inspeksi distended, darm contour, darm steifung, benjolan di regio inguinal
– Auskultasi  suara peristaltik meningkat nada tinggi “metallic sound” 
menghilang ketika obstruksi telah lanjut
– Palpasi  nyeri tekan abdomen, teraba massa pada kasus neoplasma
– Perkusi  suara tympani ataupun sonor
– Rectal Touche  mengevaluasi apakah ada massa di rectum
DIAGNOSIS

– empat tanda kardinal gejala ileus obstruktif


– nyeri abdomen,
– muntah,
– distensi perut,
– kegagalan buang air besar dan gas.
DIAGNOSIS

– Pemeriksaan laboratorium:
– darah lengkap
– serum elektrolit,
– pemeriksaan fungsi ginjal
– Pemeriksaan procalcitonin bisa dipertimbangkan
– Penunjang radiologis
– foto polos abdomen  distensi dari usus  herring bone appearance
– Foto LLD  step ladder
– volvulus caecum atau sigmoid  gambaran biji kopi (coffee bean appearance).
– Kolonoskopi  proses keganasan atau atresia kongenital.
– CT scan  kasus keganasan
TERAPI

– Prinsip penatalaksanaan
– analgesik,
– dekompresi,
– penatalaksanaan cairan dan elektrolit,
– pembedahan
PROCALCITONIN

Biokimia dan Genetik Procalcitonin


– Procalcitonin  prekursor peptida calcitonin
– Procalcitonin  terdiri dari tiga peptide penyusun
– Procalcitonin  diproduksi parafollicular sel (sel C) dari tiroid dan
neuroendokrin dari paru dan usus
– Procalcitonin  terdeteksi  2 - 4 jam  memuncak pada 12 - 24 jam 
menghilang 1 - 1 ½ hari
REGULASI PROCALCITONIN

– Produksi procalcitonin  endotoksin dan inflammatory sitokin


– Mekanisme yang bertanggung jawab  belum diketahui
– Kemungkinan regulasinya masih bermacam-macam
KADAR PROCALCITONIN 
DALAM KONDISI PATHOLOGIK
– Kadar tertinggi (plasma)  infeksi bakteri akut dan sepsis
– Tidak meningkat: virus atau inflamasi autoimun, atau dengan adanya
neoplasma
– Dapat meningkat hingga 1000 µg/l pada infeksi bakteri yang berat.
– perubahan kadar serum  kerusakan jaringan yang menandakan kondisi
iskemia pada intestinal
PEMERIKSAAN 
PROCALCITONIN
– Procalcitonin  uji homogen kuantitatif.
– Didasarkan  Time Resolved Amplified Crypte Emission (TRACE)
– Prinsip pengujian  transfer energi non-radiasi antara molekul “donor” dan
“akseptor” molekul
– Sampel  serum atau plasma  EDTA atau heparin
KERANGKA
KONSEPTUAL

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Kerusakan
Iskemia atau ↑ Produksi
Ileus ↓ Aliran Stres Reaksi mukosa usus
Strangulasi nekrosis
Obstruksi darah usus oksidatif inflamasi dan Procalcitonin
usus
enterosit
HIPOTESIS PENELITIAN

– Membuktikan adanya hubungan antara


peningkatan procalcitonin dengan
intestinal iskemia pada ileus obstruksi
anak.
METODE
PENELITIAN

BAB IV
JENIS PENELITIAN

– Penelitian ini menggunakan rancangan


penelitian observasional analitik, cross
sectional.
VARIABEL

– Variabel bebas : Ileus Obstruksi


– Variabel terikat : Iskemia intestinal
– Variabel tergantung : Kadar procalcitonin serum
POPULASI, BESAR SAMPEL, 
TEKNIK PENGABILAN SUBJEK
– Orang coba penelitian ini adalah semua
pasien anak usia 0-16
tahun dengan diagnosis ileus obstruksi yang dirawat di
SMF Bedah dan SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD
Dr.Soetomo Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi.
POPULASI, BESAR SAMPEL, 
TEKNIK PENGABILAN SUBJEK
– Kriteria inklusi:
– Dilakukan manajemen operatif
– Kriteria eksklusi:
– Terdapat riwayat dilakukan operasi di regio abdomen sebelumnya
– Memiliki kelainan bawaan pemberat atau genetik, seperti: Sindrom Down dan
Kelainan Jantung Bawaan
– Pemberian antibiotik sebelumnya
– Pasien dengan sepsis atau syok sepsis
POPULASI, BESAR SAMPEL, 
TEKNIK PENGABILAN SUBJEK
– Kriteria drop-out:
– Pasien atau keluarga menolak dilakukan manajemen operatif dengan
telah mengisi dan menandatangani surat penolakan tindakan
– Pasien atau keluarga pulang paksa
– Pasien meninggal saat proses penelitian
Subyek, sampel dan besar
sampel
– rumus Lemeshaw Determinant of Sample Size,
– dengan hasil penelitian Novita Sari dkk (2015) di Riau, proporsi pasien ileus
obstruksi anak (p) sekitar 87%.
– nilai p = 0,87 dan nilai q = 1-p
– limit error (d) dan nilai α = 0,05
Subyek, sampel dan besar 
sampel

DEFINISI OPERASIONAL

– Ileus Obstruksi Pada Anak


Pasien usia 0-16 tahun yang datang ke RSUD dr. Soetomo dengan empat
tanda kardinal yaitu nyeri abdomen, muntah, distensi perut, kegagalan buang air
besar dan gas, serta adanya pemeriksaan penunjang radiologis yang menyokong
diagnosis ileus obstruksi.
DEFINISI OPERASIONAL

– Kadar Procalcitonin
Hasil pemeriksaan procalcitonin yang dilakukan sebelum prosedur manajemen
operatif.
Kategori:
– Normal (Usia diatas 72 jam) : < 0.15 µg/l (Jiun Lih, 2015)
– Meningkat: > 0.15 µg/l
DEFINISI OPERASIONAL

– Iskemia Intestinal :
Iskemia intestinal dinilai oleh operator saat intraoperatif dengan melihat
warna mukosa intestinal terlihat kebiruan, gerakan peristaltik menurun, dan tidak
adanya pulsasi dari pembuluh darah mesenterik (Blanchet et al, 2017).
– Usia :
Usia yang tercantum dalam rekam medik berdasarkan data tanggal lahir
pasien.
– Kategori :
– Balita: 0- 5 Tahun
– Anak : 5- 11 Tahun
– Dewasa Muda/ RemajaAwal : 12- 16 Tahun (Depkes, 2009)
DEFINISI OPERASIONAL

– Manajemen Operatif:
Penatalaksanaan operatif terhadap pasien yang dilakukan dengan cara
laparotomi.
– Jenis Kelamin:
Jenis kelamin yang tercantum dalam data rekam medik.
– Kategori :
– Laki-laki
– Perempuan
DEFINISI OPERASIONAL

– Operasi Sebelumnya :
Operasi apapun pada regio abdomen yang dilakukan sebelumnya.
– Kelainan Bawaan Lainnya
Kelainan bawaan atau sindroma yang telah ada sebelumnya.
– Penolakan Manajemen Operatif
Pasien atau keluarga menolak dilakukan pembedahan dan hanya memilih
pengobatan nonoperatif serta telah mengisi dan menandatangani surat penolakan
tindakan.
– Pulang Paksa
Pasien atau keluarga pulang atas permintaan sendiri dan menolak dilakukan
pengobatan di rumah sakit serta telah mengisi dan menandatangani pernyataan pulang
paksa.
LOKASI DAN WAKTU 
PENELITIAN
– Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya pada bulan Januari –
Desember 2018.
Pengambilan dan 
Pengumpulan Data
– data primer
– pengambilan dan pengumpulan  langsung oleh peneliti.
– Data  hasil laboratorium dan laporan operasi
CARA PENGOLAHAN DAN 
ANALISA DATA 
– Pengolahan data menggunakan uji statistik Chi-square
– Analisa data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS
ALUR PENELITIAN

Diagnosa
Ileus
Pemeriksaan Manajemen Pengamatan Pengumpulan
Obstruksi Uji Analisis
Procalcitonin Operatif Hasil Operasi data
dengan
Strangulata
TERIMA 
KASIH

Anda mungkin juga menyukai