Anda di halaman 1dari 8

Penggunaan silver

sulfadiazine pada pasien


dengan omphalocele
Pendahuluan
 Omphalocele : defek dinding anterior abdomen pada umbilical ring (2-10cm)1
 Beberapa pasien omphalocele memiliki masalah lain yang membuatnya tidak dapat di
operasi segera (pasien dengan syndrome bawaan, neonatus dengan hypoplasia paru,
kelainan jantung, giant omphalocele)2
 Kondisi ini membutuhkan inisial nonoperative management sebagai jembatan untuk
delayed procedure2

1. Duke D. S, Schwartz M.Z. Omphalocele and Gastroschisis, In: Puri P, Holwarth M,


editors. Pediatric Surgery: Diagnosis & Management. Heidelberg: Springer; 2009.p.
619-627
2. Ein S.H., Langer JC, 2011. Delayed management of giant omphalocele using silver
sulfadiazine cream: an 18 – year experience. J Pediatric Surgery. 47: 494-500
Non operative management
 Menggunakan sarana topikal untuk memicu pembentukan eschar dan
epitelialisasi3
 Obat topical yang pernah diteliti digunakan, seperti:
 Alcohol  efek samping yang timbul karena absorpsi menyebabkan pembatasn
penggunaan3
 Mercurochrome  FDA Amerika melarang penggunaannya4
 Silver Nitrate  memiliki banyak kerugian4
 Betadine  terbukti efektif namun memicu terjadinya hipotiroid4
 Silver Sulfadiazine  paling banyak digunakan, memiliki aktivitas broad spectrum,
toksisitasnya rendah, dan penggunaan sekali sehari4

3. Lee SL, Beyer TD, Kim SS, et al. 2005. Initial nonoperative management and
delayed closure for treatment of giant omphalocele. J Pediatric Surgery. 41:
1846-1849
4. Mann S, Blinman TA, Wilson RD.,2008. Review: Prenatal and postnatal
management of omphalocele. Prenat. Diagn. 28: 626-632
Silver Sulfadiazine
 Hatch dan Baxter (1987)  2 keberhasilan penggunaan topikal dengan
delayed closure pada usia 9 bulan dan tidak ada mortalitas3
 Nuchtern dkk (1995)  membandingkan 15 kasus penggunaan silo dengan 7
kasus nonoperative dengan silver sulfadiazine  penurunan jumlah lama
perawatan, waktu mulai makan, komplikasi dan mortalitas3
 Lee dkk (2005)  menyatakan penggunaan silver sulfadiazine dalam inisial
nonoperatif manajemen pada giant omphalocele aman dan efektif sebagai
jembatan untuk delayed closure3
 Ein dkk (2011)  Pada penelitiannya tentang evaluasi penggunaan silver
sulfadiazine menyatakan sebagai penggunaan yang efektif dan tidak mahal2

2. Ein S.H., Langer JC, 2011. Delayed management of giant omphalocele using silver
sulfadiazine cream: an 18 – year experience. J Pediatric Surgery. 47: 494-500
3. Lee SL, Beyer TD, Kim SS, et al. 2005. Initial nonoperative management and
delayed closure for treatment of giant omphalocele. J Pediatric Surgery. 41: 1846-
1849
Efek samping, risiko, dan toksisitas
 Normal konsentrasi  < 2µg/L  kebanyakan masuk secara inhalasi dan makanan5
 American Conference of Governmental Hygienist (ACGH)  threshold limit value
untuk airborne 0.1 mg/m3 (metallic silver), 0.01 mg/m3 (soluble silver)5
 Lansdown (2006)  Silver tidak terdeteksi dan tidak diperlukan dalam tubuh
 Lansdown (2006)  Penumpukan silver di tubuh pada otak, kulit, liver, ginjal,
mata dan sumsusm tulang5
 Risiko penggunaan: kejang, neuropati perifer, gangguan penglihatan, nefrotik
syndrome, peningktan enzim hati, leukopenia, argyria, elektrolit imbalance2
 Ein dkk (2011)  tidak mendapatkan gejala tersebut pada pasien penelitian
mereka2
 Lewis dkk (2010)  menemukan 2 kejadian peningkatan level silver namun segera
turun saat penggunaan di hentikan2

2. Ein S.H., Langer JC, 2011. Delayed management of giant


omphalocele using silver sulfadiazine cream: an 18 – year
experience. J Pediatric Surgery. 47: 494-500
5. Wilkinson L.J, White R. J, Chipman J.K, 2011. Silver and
nanoparticle of silver in wound dresings: a review of efficacy and
safety. Journal of wound care. 20 (11): 543-549
Efek samping, risiko, dan toksisitas
 Fuller (2009)  penggunaan silver sulfadiazine memiliki catatan safety yang baik
dan efek samping sangat jarang dan biasanya ringan6
 Fuller (2009)  Argyria (pada konsentrasi berlebih), malfungsi organ (sangat
jarang), Methemoglobinemia pada pasien anak6
 Wilkinson dkk (2011)  manifestasi toksisitas silver terbatas pada agyria, dan
tidak berbahaya5
 Johnston dkk (2010)  Karena penggunaan silver pada perawatan luka yang kontak
langsung dengan kulit yang rusak maka memungkinkan adanya sistemik absorpsi
dan bisa berhubungan dengan toksisitas  butuh penelitian lanjutan5
 Coombs dkk (1992)  10% silver sulfadiazine diabsorbsi melalui luka bakar partial
thickness yang terdapat banyak pembuluh darah7
 Wilkinson dkk (2011)  range dosis dan dosis toksis belum dapat dipastikan
dikarenakan kebanyakn penelitian melakukan penelitiannya terbatas in vivo dan in
vitro saja5

5. Wilkinson L.J, White R. J, Chipman J.K, 2011. Silver and nanoparticle of silver in wound dresings: a
review of efficacy and safety. Journal of wound care. 20 (11): 543-549
6. Fuller FW, 2009. The side effect of silver sulfadiazine, J Burn Care Res, 30: 464-470
7. Lansdown A.B.G. Silver in healthcare: antimicrobial effects and safety in use, In: Hipler U.C, Elsner P
(editor). Biofunctional Textiles and The Skin. Curr Probl Dermatol. Basel, Karger, 2006, vol 33 p. 17-34
Monitoring

 Wan dkk (1991)  Monitoring melalui darah dan urin kurang sensitive 
masih membutuhkan metode yang lebih sensitive dan metode yang sesuai8
 Wan dkk (1991)  menggunakan atomic absorption spectrometer  cukup
sensitive, cukup mudah dan dapat dilakukan sebagai pemeriksaan rutin8

8. Wan AT, Conyers R.A, Coombs CS, et al. 1991.


Determination of silver in blood, urine, and
tissue of volunteers and BURN PATIENTS. Clinical
Chemistry vol 37(10): 1683-1687
Daftar pustaka

1. Duke D. S, Schwartz M.Z. Omphalocele and Gastroschisis, In: Puri P, Holwarth M, editors. Pediatric
Surgery: Diagnosis & Management. Heidelberg: Springer; 2009.p. 619-627
2. Ein S.H., Langer JC, 2011. Delayed management of giant omphalocele using silver sulfadiazine
cream: an 18 – year experience. J Pediatric Surgery. 47: 494-500
3. Lee SL, Beyer TD, Kim SS, et al. 2005. Initial nonoperative management and delayed closure for
treatment of giant omphalocele. J Pediatric Surgery. 41: 1846-1849
4. Mann S, Blinman TA, Wilson RD.,2008. Review: Prenatal and postnatal management of
omphalocele. Prenat. Diagn. 28: 626-632
5. Wilkinson L.J, White R. J, Chipman J.K, 2011. Silver and nanoparticle of silver in wound dresings: a
review of efficacy and safety. Journal of wound care. 20 (11): 543-549
6. Fuller FW, 2009. The side effect of silver sulfadiazine, J Burn Care Res, 30: 464-470
7. Lansdown A.B.G. Silver in healthcare: antimicrobial effects and safety in use, In: Hipler U.C, Elsner
P (editor). Biofunctional Textiles and The Skin. Curr Probl Dermatol. Basel, Karger, 2006, vol 33 p.
17-34
8. Wan AT, Conyers R.A, Coombs CS, et al. 1991. Determination of silver in blood, urine, and tissue of
volunteers and BURN PATIENTS. Clinical Chemistry vol 37(10): 1683-1687

Anda mungkin juga menyukai