Anda di halaman 1dari 43

DESINFEKSI DAN

STERILISASI ALAT
KESEHATAN

NANANG QOSIM, S.Kep.,Ners


Pelatihan Sertifikasi Infeksi
10-14 Oktober 2016
PENDAHULUAN

Pasien dan nakes berisiko mendapatkan


infeksi jika tidak melaksanakan tindakan
pencegahan infeksi

Infeksi nosokomial dapat dicegah /


dikendalikan dengan beberapa strategi
pencegahan infeksi

Salah satu strategi pencegahan infeksi


adalah dekontaminasi, pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi
TOPIK PEMBAHASAN
A. Pengertian Dekontaminasi, Cleaning,
Disinfeksi dan Sterilisasi
B. Proses Pembersihan Instrumen
C. Pemilihan Disinfektan Instrumen
D. Protap Kerja Pembersihan Instrumen
E. Bahan Pengemasan Instrumen
F. Sterilisasi Instrumen
A. Pengertian
Pembersihan
Membuat sesuatu menjadi bersih (menghilangkan kontaminasi),sehingga
kotoran yang menempel hilang dari permukaan.

Disinfeksi
Membunuh/meng-inaktivasi flora patogen suatu kondisi untuk
menghilangkan potensi infeksi dari suatu object/alat kecuali endospora
dengan menggunakan cairan disinfektan.

Sterilisasi
Tindakan atau proses yang menghancurkan atau menghilangkan semua
bentuk kehidupan, khususnya mikro-organisme (bakteri, fungi,virus,
termasuk spora) melalui proses fisika dan kimiawi menggunakan alat
sterilisator.
Lanjutan .....
Dekontaminasi :
 berarti menghilangkan kontaminasi dari benda mati atau hidup hingga
mencapai keadaan tertentu termasuk pembersihan, disinfeksi, sterilisasi,
sehingga aman untuk proses penanganan selanjutnya.

 Berkaitan dengan pengendalian infeksi, dekontaminasi berarti semua


proses mulai dari pencucian,disinfeksi hingga sterilisasi.

 Dekontaminasi dilakukan pada instrumen agar tidak dapat


memindahkan infeksi dan aman saat dilakukan penanganan.

 “De” berarti menghilangkan dan “Kontaminasi” berarti pencemaran.


TUJUAN PEMBERSIHAN, STERILISASI, DISINFEKSI,
DAN DEKONTAMINASI

• MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN INFEKSI

PERALATAN MEDIS TANGAN PETUGAS FLORA ENDOGEN PASIEN


sterilisasi / DTT mencuci tangan profilaksis

LINGKUNGAN
disinfeksi/
Dekontaminasi,
isolasi

INFEKSI
NOSOKOMIAL

6
Lanjutan ….
 Proses pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi instrumen dilakukan
di CSSD (Central Sterilization Suplay Department ).

 CSSD harus terpisah area untuk instrumen kotor dengan area


untuk instrumen bersih.

 Ruangan CSSD mempunyai syarat :


♦ Ventilasi : 1. Harus ada exhaust udara keluar dari gedung.
2. Pertukaran udara minimun 10 kali per jam.
3.Tekanan negatif pada daerah dekontaminasi.
♦ Suhu dan Kelembaban : suhu sebaiknya berkisar antara 18 -22 0
C dengan kelembaban antara 35 – 72 %.
♦ Petugas wajib menggenakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
mendapatkan training.
Kategori Instrumen Menurut Early Spaulding

Klasifikasi Alat Alat-alat Tingkat Aktivitas


Germicidal

Kritikal Implant, scalpel, Sterilisasi


(Mencapai jaringan steril jarum,
atau sistem pembuluh instrumen operasi
darah). lainnya

Semikritikal Endoskop yang Disinfeksi Tingkat Tinggi


(Menyentuh membran fleksibel,
mukosa kecuali dental) laringoskop,
endotracheal tube
dan instrumen
sejenis lainnya
Kategori Instrumen Menurut Early Spaulding

Klasifikasi alat Alat-alat Tingkat Aktifitas


Germicidal

Semikritikal (menyentuh Termometer, tangki Disinfeksi Menengah


membran mukosa hidroterapi
kecuali dental)

Nonkritikal (menyentuh Stetoskop, permukaan Disinfeksi Tingkat


kulit luar) meja,tempat tidur ,dll Rendah
B. Proses Pembersihan Instrumen
DEKONTAMINASI

Cleaning

Disinfeksi
High Level
disinfeksi
Sterilisasi

Steam
Dry Boiling Chemical Steam
under Chemical
pressure Heat
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
DEKONTAMINASI

 Dekontaminasi adalah proses dimana kuman patogen dihilangkan,


membuat tidak aktif atau dihancurkan.

 Dekontaminasi dilakukan pada instrumen agar tidak dapat


memindahkan infeksi dan aman saat dilakukan penanganan.

 Dekontaminasi didahului dengan pembersihan instrumen dan diikuti


dengan disinfeksi dan/atau sterilisasi.

 Pembersihan menghilangkan material infeksius dan organik lainnya


misalnya darah yang ada di instrumen tetapi tidak membunuh
mikroorganisme tersebut.

 Disinfeksi membersihkan mikroorganisme patogen kecuali bakteri


spora.

 Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan


mikroorganisme, termasuk
spora.
INDIKASI DEKONTAMINASI

Alat medis habis pakai

Permukaan meja /
permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah
atau cairan tubuh pasien

Linen bekas pakai yang


tercemar darah / atau cairan
tubuh pasien
PROSEDUR DEKONTAMINASI
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan dan alat pelindung
diri (apron, masker, kaca mata,pelindung
kaki)
 Rendam alat medis segera setelah
dipakai dalam larutan klorin 0.5 %
selama 10 menit. Seluruh alat medis
harus terendam dalam larutan klorin.
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
PROSEDUR DEKONTAMINASI
PERMUKAAN YANG TERCEMAR DARAH
ATAU CAIRAN TUBUH PASIEN

 Cuci tangan
 Pakai APD: sarung tangan, apron, masker,
kaca mata,sepatu booth.
 Serap darah/cairan tubuh sebanyak-
banyaknya dengan kertas/tisu
 Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong
sampah medis
 Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan
larutan klorin 0.5 %
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
PENCUCIAN (CLEANING)
 Menghilangkan kotoran, bahan organik (darah,serum, protein) agar
proses sterilisasi/ disinfeksi berlangsung sempurna.
 Pembersihan harus teliti dan hati-hati
 Menggunakan air, sikat dan larutan disinfektan
 Setelah dicuci, sisa air dikeringkan agar tidak meninggalkan noda.
 Proses pencucian (cleaning) dilakukan :
a. Sebelum disinfeksi tingkat tinggi dan sterilisasi
b. Buat material anorganik dan organik yang tertinggal di area
instrumen
c. Jika kotoran material kering atau lengket di dalam instrumen,
proses pembersihan menjadi sulit dan proses disinfeksi atau
sterilisasi kurang efektif.
 Instrumen Bedah seharusnya dicuci sebelum perendaman atau
pembilasan
PEMBERSIHAN

Manual Mesin
PROSEDUR PEMBERSIHAN CARA MANUAL

 Cuci tangan
 Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca
mata,sepatu booth.
 Bilas alat medis yang telah didekontaminasi dengan air
mengalir
 Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
 Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan
termasuk gerigi dan lekukan
 Bilas sampai bersih dalam air hangat
 Bersihkan sikat dan bak pencuci
 Keringkan alat medis dengan kain atau di udara
 Buka sarung tangan dan alat pelindung lain
 Cuci tangan
DISINFEKSI

• Disinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT )/High


Level Disinfection
Sterilisasi peralatan medis kritikal
untuk membunuh virus, vegetatif bakteri
termasuk spora.

Klasifikasi • Disinfeksi Tingkat Sedang / Intermediate


Level Disinfection
Sterilisasi peralatan
Disinfeksi semikritikal akan membunuh vegetatif
bakteri termasukmikrobakteri, jamur

ada 3
dan virus namun tidak mempunyai
aktivitas membunuh spora.
• Disinfeksi Tingkat Rendah / Low Level
yaitu : Disinfection
Disinfektan mempunyai daya untuk
membunuh mikroorganisme fungi,
bakteri, virus dan envelope virus kecuali
mikrobakteri dan spora

• Source : Basic Concept of Infection Control,


2007
C. Pemilihan Disinfektan Instrumen
No Disinfektan Kegunaan Waktu kerja
1 Alkohol (60- Bersifat antiseptik juga efektif Daya kerja cepat
90%) untuk bakteri,mikrobakteri,
jamur, dan virus tetapi tidak
mematikan spora , mudah
menguap dan terbakar
2 Khlorin • Untuk bleaching pakaian, kolam
renang, dan IPAL.
• Membunuh mikroorganisme 10 menit
gram negatif, gram positif, 5 menit
tuberkolosidal, fungisidal, 1 jam
virusidal,
• Mengakibatkan instrumen
korosif dan merusak instrumen
Endoskopi.
3 Formalin 37% Efektif untuk membunuh 2 menit – 2 jam
bakteri,mikrobakteri, jamur,
virus, spora dengan kadar
2-8%
Lanjutan....
No Disinfektan Kegunaan Waktu kerja
3 Formalin 37% • Mengakibatkan karsinogen, toksik,
dan iritatif
• Tidak dianjurkan lagi untuk
digunakan
4 Glutaraldehid • Efektif untuk bakteri, 10 -20 menit,
2% mikrobakteri,jamur, virus,spora Spora:3-10 jam
pH 7,5-8,5 • Dapat digunakan untuk dental
Contoh: Cidex , equipment
Steranios • Penting dibilas dengan baik, residu
bersifat iritatif dan mengakibatkan
asma berat jika sering terpapar.
• Mengakibatkan iritasi mata, hidung,
tenggorokan, paru, sakit kepala dan
pusing.

21
Lanjutan …
No Disinfektan Kegunaan Waktu kerja
4 Glutaraldehid 2% • Bersifat mudah menguap 10 -20 menit,
pH 7,5-8,5 • Tidak mempunyai kemam puan Spora:3-10 jam
Contoh: Cidex , membersihkan
Steranios • Tidak direkomendasikan oleh
WHO untuk cairan disinfektan.

5 Hidrogen peroksida • Efektif untuk bakteri, virus. 15 menit –1 jam


3-6% • Cocok membersihkan lensa,
tonometer, ventilator .
• Dibilas dengan air steril dengan
baik dapat merusak kornea dan
alat endoskopi
Lanjutan ….
No Disinfektan Kegunaan Waktu
6 Fenol(lisol, karbol) • Efektif untuk beberapa virus Tidak ada rekomendasi
dan bakteri
• Merupakan disinfektan rendah,
meninggalkan residu, bersifat
iritatif
• Jangan untuk kamar bayi /
peralatan bayi.
hiperbilirubinemia
7 Asam parasetat •Efektif untuk bakteri, jamur, 5-30 menit
fungi,ragi, virus dan spora,
bekerja cepat, suhu rendah.
•Tidak toksik, tidak
meninggalkan residu
•Korosif untuk tembaga,
kuningan, perunggu.
Lanjutan
No Disinfektan Kegunaan Waktu

8 Orthoptalaldehid • Kuat terhadap virus, bakteri, Larutan siap pakai


Contoh : Cidex tuberkulosa, fungi dan spora hingga 14 hari.
Opa fungi.
• Tidak bisa digunakan pada
instrumen kotor, instrumen harus
dicuci dulu
• Uapnya mengiritasi pernafasan
• Meninggalkan noda pada
instrumen (bintik hitam = korosi)
• Uapnya mengiritasi saluran
nafas dan mata
• Meninggalkan noda pada linen, baju,
kulit, instrument, dll.

24
Lanjutan ….
No Disinfektan Kegunaan Waktu
9. Cocopropilendiamine • Dapat digunakan untuk Stabil hingga 14 hari,
Contoh : Stabimed instrumen bersih dan kotor. tidak menguap.
• Cocok untuk bermacam-
macam materi instrumen,
seperti : plastik, rubber,
latex, gelas, keramik, kaca
dll
• Aman terhadap kulit dan
pernafasan, tidak
memberikan reaksi iritasi
• Dapat digunakn untuk cuci
dan disinfeksi sekaligus.
• Kuat terhadap virus,
bakteri, tuberkulosa, fungi
dan spora fungi.

25
D. Protap kerja
Serah terima Instrumen dan pencatatan instrumen

Perendaman Instrumen kedalam bak perendaman


menggunakan cairan disinfektan

Pembilasan Instrumen
kedalam bak peredaman air bersih

Pengeringan Instrumen dengan Lap

Pengepakan Instrumen dan pemberian label

Sterilisasi
Pemakaian

Penyimpanan Pemindahan

Siklus
Instrumen

Sterilisasi Pencucian

Inspeksi / Perawatan /
Pengepakan Uji fungsi disinfeksi
Prosedur Kerja Disinfeksi Instrumen
Alat dan Bahan :
1. APD (Sarung tangan panjang, baju pelindung, cap rambut, masker, eye
protector, sepatu Boot.
2. Bak Perendaman Instrumen
3. Cairan Disinfektan klorin 0,5% / Stabimed ®
4. Enzymatik.
5. Detergen.
6. Mesin pengering / kain lap.
7. Poches.
8. Mesin Labelling
9. Trolley Instrumen.
10. Mesin Sterilisasi.
Langkah Kerja :
 Cuci tangan
 Gunakan APD (Alat Pelindung Diri )
 buat larutan desinfektan yang ada misal klorin 0,5 % /
cocopropilindiamin ( Stabimed ) 20 ml kedalam 1 liter ke dalam bak
perendaman instrumen.
 Masukkan semua instrumen ke dalam bak perendaman klorin selama 10
menit / Stabimed ® selama 15 menit
 Pastikan Instrumen tercelup semua ke dalam bak perendaman
 Angkat instrumen dari bak perendaman.
 Lakukan pembersihan dengan cara menyikat di dalam air .
 Lakukan pembilasan instrumen di bawah air mengalir.
 Lap kering instrumen dengan lap lembut.
 Packaging instrumen ke dalam poches dan beri label tanggal instrumen
disterilkan dan expired date.
 Cuci tangan kembali
 Sterilisasi instrumen kedalam mesin sterilisasi.
E. Jenis Bahan Pengemasan :
 Linen
 Plastik film
 Kertas
 Kombinasi plastik film dan kertas.

a. Linen :
Linen merupakan pengemasan tradisional , dan masih banyak digunakan di
Indonesia.
Keuntungan : Dapat dipakai ulang, relatif murah, cukup kuat.
Kelemahaan :
- Kurang memberikan proteksi mikroorganisme yang baik karena biasanya dapat
menyerap air.
- Pemanasan berlebihan menyebabkan hilangnya daya rentang dan warna menjadi
kecoklatan.
Lanjutan …
b. Plastik
Keuntungan :
 Plastik tidak dapat ditembus oleh air dalam bentuk cair maupun dalam bentuk uap,
sehingga plastik tidak dapat digunakan untuk sterilisasi uap, kecuali dikombinasi
dengan kertas.

 Plastik polyethelene untuk sterilisasi ethylene oksida dapat digunakan karena dapat
ditembus oleh molekul ethylene oksida.

c. Kertas
Beberapa persyaratan kertas yang dapat digunakan :
 Harus bersifat menolak/ tidak mengabsorbsi air.
 Mempunyai daya rentang
 Harus mempunyai sifat penghalang bakteri yang baik.
 Harus bebas dari materi toksik.
F. Sterilisasi
 Sterilisasi adalah suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme pada peralatan medis/objek terdapat endospora
yang dapat dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan
menggunakan alat sterilisator.
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan :
a, Uap air panas bertekanan (steam autoclave)
b. Dry Heat (panas kering)
c. Gas EO (etilen oksida)
d. Radiasi : sinar gamma
e. Filtrasi (penyaringan ).
 Tujuan Pelayanan Sterilisasi Sentral :
 Menyediakan alat – alat medis yang steril
 Membantu mencegah terjadinya infeksi nosokomial
 Menjamin kualitas sterilisasi
 Efisien tenaga.
PROSES STERILISASI

Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkan


energi thermal dalam bentuk panas
kering/basah, zat kimia dalam wujud cair/gas
maupun bentuk radiasi terhadap suatu benda
dalam waktu tertentu.
Kriteria sterilan yang ideal

 Daya penetrasi yang baik


 Aman / tidak toksik
 Daya bunuh yang kuat
 Bisa digunakan untuk semua alat
 Proses cepat
 Indikator tersedia
METODE STERILISASI

 Sterilisasi dengan suhu tinggi


 Sterilisasi uap (Steam Heat)
 Sterilisasi panas kering (Dry
Heat)
 Sterilisasi dengan suhu rendah
 Ethylene Oxide
 Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization
 Formaldehyde / formalin
METODE STERILISASI

Sterilisasi dengan cairan kimia


Paracetic acid
Glutaral dehyde
Hydrogen perroxide

Sterilisasi dengan radiasi


• Sinar Gamma atau elektron beam
• Sinar X
• Sinar Ultra Violet
STERILISASI UAP

 Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif,


relatif tidak mahal, bersifat non toksik
 Suhu dan waktu:
121 ° C (250° F) selama 30 menit
132 °/ 134 ° C (270° F) selama 4 menit .
 Direkomendasikan untuk peralatan yang
tahan panas dan tahan uap.
Sterilisasi Panas Kering (2)

Penggunaan untuk:
minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas,
benda tajam

Suhu dan waktu:


180° C (360° F) selama 30 menit
170° C (340° F) selama 60 menit
160° C (320° F) selama 120 menit
Ethylene Oxide (ETO)

Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif terhadap panas


dan uap.
 ETO tidak berwarna, mudah terbakar
 Suhu antara 37 º C – 55 ºC
100 % EO ( Free CFC )
 Keuntungan:
 Non korosif terhadap plastik, metal , karet.
 Tidak membutuhkan pengemas khusus
 Daya penetrasi kuat
 Dapat mensterilkan alat berlumen sempit
Ethylene Oxide
Sterilization Process

Critical Variables
Time
Temperature
Relative humidity
Ethylene oxide concentration
Sterilisasi
a. Steam autoclave
 Digunakan untuk membunuh mikroorganisme vegetatif dan virus setelah dimasukkan beberapa menit ke
dalam air panas dengan suhu 60oc dan tuberkel bacillius memerlukan waktu 15-30 menit.
 Tidak dapat membunuh spora.

b. Dry heat (panas kering )


 Memerlukan waktu yang lebih lama (≥ 2 jam ) dan suhu yang lebih tinggi (160 0c )
 Dapat mensterilkan beberapa jenis bahan yang tidak dapat diuapi, seperti serbuk kering dan bahan minyak

c. Etilen oksida
 Digunakan untuk instrumen elektronik, optik, mikroskop, karet,dan poli etilen.
 Alat harus benar – benar kering karena akan terbentuk lapisan toksik.
 Waktu yang dibutuhkan berkisar 2-6 jam tergantung suhu (47 0c-600c) dan konsentrasi gas
d. Radiasi
 Digunakan untuk keperluan industri mis: alat plastik sekali pakai.

E. Penyaringan / Filtrasi :
 Untuk larutan yang tidak tahan panas mis: vaksin, plasma .

41
Kesimpulan
1. Dekontaminasi Instrumen melalui tahapan Pembersihan, Disinfeksi dan
Sterilisasi.

2. Penanganan Instrumen yang baik akan menjamin kualitas instrumen dan


instrumen akan aman saat digunakan kepada pasien.

3. Pemilihan Disinfektan sebaiknya yang aman untuk petugas dan tidak


menimbulkan korosif terhadap instrumen.

Anda mungkin juga menyukai