KELOMPOK 4 (B) FARMASI POLTEKKES TANJUNGKARANG 2019 IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS PADA KERUPUK RENGGINANG SECARA KROMATOGRAFI KERTAS
Analisis kromatografi kertas ini merupakan
penelitian dari Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, dan Lelie Amaliatusshaleha. Dalam pemeriksaan ini dilakukan secara kualitatif dengan metode kromatografi kertas menggunakan benang wol (SNI, 01-2895-1992). Metode penelitian • ALAT LANJUTAN.......... • BAHAN Sampel : Kerupuk rengginang berwarna merah, kuning, hijau. Fase Diam : Kertas selulosa Fase Gerak : Campuran pelarut organik Pelarut organik : Etanol 70%, Asam asetat 6%, Amoniak 10%, Trinatrium sitrat, Etil metil keton, NH3 pekat, Aquades, NaCl, Asam asetat glasial, dan Etanol 50%. Bahan baku warna. 1. Persiapan Sampel Sampel dikelompokkan warna hijau, merah dan kuning. Masing-masing sampel dihaluskan sebanyak 30 g kemudian ditambahkan etanol dan aquadest, direndam selama semalam, disaring. 2. Ekstraksi Zat Warna Filtrat dari sampel dimasukkan dalam gelas piala, lalu dipanaskan. Setelah filtrat tersisa setengahnya, filtrat diangkat, diasamkan dengan asam asetat 6% dan ditambahkan aquadest sampai 100 ml. Dimasukkan benang wol secukupnya, dipanaskan sambil diaduk-aduk sampai cairan jernih atau benang wol menyerap warna. Benang wol dari gelas piala diambil, dicuci dengan air keran sampai bersih dan ditambah amoniak 10% sebanyak 10 ml, lalu ditangas sampai warna luntur. Kemudian benang wol diambil, dan lunturan zat warna disaring lalu dipekatkan di atas penangas air. Hasil pekatan digunakan untuk analisis kualitatif. LANJUTAN.......... 3. Pembuatan Eluen a. Larutan eluen I, terdiri dari : Etil metil keton:aseton:aquadest (7:3:3) b. Larutan eluen II, terdiri dari : Diencerkan 5 ml NH3 pekat dengan aquadest hingga 100 ml dan ditambahkan 2 g trinatrium sitrat. c. Larutan eluen III, terdiri dari : Etanol 50% 300 ml dan NaCl 15 g. Sebanyak 15 g NaCl dalam 300 ml etanol 50%. 4. Proses Penjenuhan Masing-masing eluen yaitu eluen I, II dan III dimasukkan ke dalam chamber kromatografi yang berbeda. Kemudian dimasukkan kertas saring ke dalam chamber setelah itu chamber kromatografi di tutup. Jika semua permukaan kertas telah basah atau pelarut sudah merambat sepanjang kertas, hal ini menandakan bejana sudah jenuh oleh uap eluen. 5. Identifikasi Zat Warna Sintetis Hasil ekstrak dan pewarna baku ditotolkan pada kertas Whatman No. 1 dengan jarak rambat elusi 15 cm. Penotolan dilakukan 2 cm dari tepi bawah kertas Whatman No. 1. Kemudian kertas dielusikan dengan eluen I, II dan III yang sudah jenuh sampai batas jarak elusi. Sampel dinyatakan positif bila : a. Warna bercak sampel sama dan sejajar dengan warna bercak baku pembanding. b. Selisih harga Rf sampel dan harga Rf baku ≤ 0,2. Lanjutan.......... MEKANISME LANJUTAN......... LANJUTAN............ Hasil Penelitian Tabel I. Hasil Uji Identifikasi Pewarna Sintetis Eluen 1
Warna Warna Rata-Rata Rf Selisih Rf sampel &
Visual Bercak Baku
Sampel merah Merah Merah tua 0,21
Baku eritrosin Merah Merah muda 0,90 0,69
Baku ponceau 4R Merah Merah tua 0,24 0,03
Baku carmoisin Merah Merah ungu 0,62 0,41
Sampel kuning Kuning Kuning 0,24
Baku sunset yellow Orange Orange 0,54 0,30
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,29 0,05
Baku quinelin Kuning Kuning muda 0,96 0,72
Sampel hijau Hijau Kuning 0,25
Kuning 0,7
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,29 0,04
Baku biru berlian Biru Biru 0,67 0,03
Tabel II. Hasil Uji Identifikasi Pewarna Sintetis Eluen 2 Rata-rata Selisih Rf Kode Warna Visual Warna Bercak Rf Sampel & Baku Sampel merah Merah Merah tua 0,48
Baku eritrosin Merah Merah muda 0,11 0,37
Baku ponceau 4R Merah Merah tua 0,58 0,10
Baku carmoisin Merah Merah ungu 0,18 0,30
Sampel kuning Kuning Kuning 0,72
Baku sunset yellow Orange Orange 0,49 0,23
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,77 0,05
Baku quinelin Kuning Kuning muda 0,73 0,01
Sampel hijau Hijau Kuning 0,67
Biru 0,83
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,76 0,09
Baku biru berlian Biru Biru 0,88 0,05
Tabel III. Hasil Uji Identifikasi Pewarna Sintetis Eluen 3 Rata-Rata Selisih Rf Kode Warna Visual Warna Bercak Rf Sampel & Baku Sampel merah Merah Merah tua 0,60
Baku eritrosin Merah Merah muda 0,68 0,08
Baku ponceau 4R Merah Merah tua 0,61 0,01
Baku carmoisin Merah Merah ungu 0,68 0,08
Sampel kuning Kuning Kuning 0,49
Baku sunset yellow Orange Orange 0,80 0,31
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,51 0,02
Baku quinelin Kuning Kuning muda 0,96 0,47
Sampel hijau Hijau Kuning 0,49
Biru 0,95
Baku tartrazin Kuning Kuning 0,54 0,05
Baku biru berlian Biru Biru 0,96 0,01
Pembahasan Pada sampel merah dengan uji menggunakan eluen 1 menunjukkan bahwa dengan baku ponceau 4R menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,03. Uji menggunakan eluen 2 menunjukkan bahwa sampel merah dengan baku ponceau 4R menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,10. Uji menggunakan eluen 3 menunjukkan bahwa sampel merah dengan baku eritrosin,ponceau 4R dan carmosin menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,08; 0,01 dan 0,08. Tetapi, jika dibandingkan dengan hasil warna bercak noda ponceau 4R, warna bercaknya sama. Sampel merah positif mengandung baku ponceau 4R. Lanjutan………. Pada sampel kuning dengan uji menggunakan eluen 1 menunjukkan bahwa sampel merah dengan baku tartrazin menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,05. Uji menggunakan eluen 2 menunjukkan bahwa sampel kuning dengan baku tartrazin dan quinelin menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,05 dan 0,01. Uji menggunakan eluen 3 menunjukkan bahwa sampel kuning dengan baku tartrazin menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,02. Jika dibandingkan dengan hasil warna bercak noda tartrazin, warna bercaknya sama. Sampel kuning positif mengandung baku tartrazin. Lanjutan………. Pada sampel hijau dengan uji menggunakan eluen 1 menunjukkan bahwa sampel hijau dengan baku tartrazin dan biru berlian menunjukkan selisih nilai Rf = 0,2 yaitu sebesar 0,04 pada bercak noda kuning dan 0,03 pada bercak noda biru. Uji menggunakan eluen 2 menunjukkan bahwa sampel hijau dengan baku tartrazin dan biru berlian menunjukkan selisih nilai Rf= 0,2 yaitu sebesar 0,09 pada bercak noda kuning dan 0,05 pada bercak noda biru. Uji menggunakan eluen 3 menunjukkan bahwa sampel hijau dengan baku tartrazin dan biru berlian menunjukkan selisih nilai Rf= 0,2 yaitu sebesar 0,05 pada bercak noda kuning dan 0,01 pada bercak noda biru. Sampel biru mengandung baku tartrazin dan biru berlian karena nilai Rf = 0,2. Lanjutan……….. Pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel kerupuk rengginang merupakan pewarna sintetis yang diizinkan untuk makanan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Per/Menkes/IX/88 diantaranya ponceau 4R, tartrazin, dan biru berlian. Meskipun merupakan pewarna yang diizinkan penggunaannya untuk makanan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, namun prinsip penggunaannya tetap dalam jumlah yang tidak melebihi keperluan. Untuk tartrazin jumlah pemakaian yang diperbolehkan berkisar antara 18–300 mg/kg, ponceau 4R berkisar antara 30–300 mg/kg, sedangkan untuk biru berlian berkisar antara 100-300 mg/kg (SNI 01-0222-1995). Kesimpulan