Anda di halaman 1dari 32

ANSIETAS

Ns. Atih Rahayuningsih, MKep, Sp.Kep.J


A. Pengertian
• Reaksi emosional terhadap penilaian
individu yang subjektif, dipengaruhi oleh
alam bawah sadar dan tidak diketahui
secara khusus penyebabnya

• Menggambarkan keadaan khawatir,


gelisah yang tidak menentu, takut, tidak
tentram, kadang-kadang disertai berbagai
keluhan fisik
B. Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Mal-


Adaptif
Antisipasi Kecemasan
Panik
sedang

Kecemasan Kecemasan
ringan berat
C. Tingkat Ansietas
1. Ansietas Ringan
Ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari, lapangan persepsi
meningkat, hati-hati dan waspada 
terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas
2. Ansietas Sedang
Lapangan persepsi terhadap lingkungan
menurun. Memfokuskan pada hal penting
saat itu dan mengesampingkan hal lain.

3. Ansietas Berat
Lapangan persepsi menjadi sangat
menurun, tidak mampu berpikir realistik 
butuh pengarahan
4. Panik
Lapangan persepsi sudah sangat sempit
sehingga tidak dapat mengendalikan diri
dan tidak dapat melakukan apa-apa
walaupun sudah diberi pengarahan /
tuntunan  terjadi peningkatan aktifitas
motorik, kehilangan pemikiran rasional,
menurun kemampuan berhubungan
dengan orang lain
ASKEP KLIEN KECEMASAN
Pengkajian
• Faktor Predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Mekanisme Koping
• Perilaku
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
elemen kepribadian id dan super ego
(dorongan insting dan hati nurani). Ansietas
mengingatkan ego akan adanya bahaya yg
perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan
(kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan
ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
• Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi
yg disebabkan oleh sesutu yg mengganggu
pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari
utk menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas
meningkat jika ada konflik (konflik ~ ansietas ~
helplessness)
• Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
dan depresi.
Faktor Predisposisi
• Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan
mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi
akibat GABA >>. Ansietas dpt
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan idv mudah terangsang
dan merasa ansietas.
Faktor Presipitasi
• Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
• Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
kesulitan peran baru.
• Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
Perilaku
• Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk
mempertahankan diri dari ansietas.
• Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler, GI,
perkemihan, dan kulit
• Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis ansietas
• Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
• Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
• Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
• Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman,
nyeri abdomen, mual, perih, diare.
• Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k.,
sering b.a.k.
• Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal,
gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah
pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
• Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering
kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
• Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan,
hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol, takut
luka/mati.
Respon Perilaku
• Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
– Dipikirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
– Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
– Disadari dan berorientasi pd tindakan
– Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk
memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk
memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
– Task oriented tdk selalu berhasil
– Melindungi “self”
– Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
– Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
– Berupa penggunaan mekanisme pertahanan
diri (defens mechanism)
Defens Mechanism
• Kompensasi • Proyeksi
• Denial • Rasionalisasi
• Displacement • Reaksi formasi
• Disosiasi • Regresi
• Identifikasi
• Intelektualisasi
• Introyeksi
• Isolasi
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
– Ansietas
– Koping individu tidak efektif
– Takut
Tujuan
• Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
• Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi,
dan menurunkan tingkat ansietas pada tkt
sedang atau ringan.
• Bina hubungan saling percaya dan
terbuka: dengarkan keluhan, dukung utk
menceritakan perasaan, jawab
pertanyaan scr lags, menerima tanpa
pamrih, hargai pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik

• Sadari dan kontrol perasaan diri


perawat: bersikap terbuka sesuai
perasaan, terima perasaan positif
maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan
diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
• Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg
bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd
perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk
menentang klien; nyatakan perawat bisa
memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan
pada rasa tersebut; beri umpan balik thd
perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber
koping; dukung ide keh fisik berhub dg
kesehatan mental; batasi perilaku maladaptif dg
cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
• Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan
tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi
dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas;
terapi fisik: mandi air hangat, pijat
• Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik;
share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik;
buat rencana harian; libatkan keluarga dan
support system.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
• Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-
obatan yg meningkatkan rasa nyaman;
observasi efek samping obat dan beri
pendidikan kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
– Dengar dengan hangat dan responsif
– Beri waktu kepada klien untuk berespon
– Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
– Kenali perasaan diri
– Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd
klien
– Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar
dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
– Bantu klien mengekspresikan perasaan.
– Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
– Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
– Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
– Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
– Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
– Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
– Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
– Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
– Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
– Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
– Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat
keadaan ansietasnya.
– Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku
– Anjurkan penggunaan koping yg baru
• Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
• Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
• Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.
Ketrampilan keperawatan
• Relaksasi nafas dalam
• Distraksi
• Tehnik lima jari
• Relaksasi progresif

Anda mungkin juga menyukai