Anda di halaman 1dari 38

MANIFESTASI KULIT PADA

ALERGI
Oleh: Fransiska Anggraeni Utami
Pendahuluan
• Alergi merupakan perubahan spesifik
kemampuan seseorang untuk bereaksi
terhadap suatu antigen yang diperantarai
oleh antibodi selular maupun humoral
(circulating)
Pendahuluan
Reaksi alergi:
• reaksi tipe I (hipersensitivitas yang
diperantarai IgE),
• Tipe II (sitotoksik),
• Tipe III (reaksi kompleks imun toksik)
• Tipe IV (hipersensitivitas tipe lambat)
Jenis reaksi alergik yang dapat
menimbulkan kelainan kulit:
 Tipe I (urtikaria, angioedema) dan
 Tipe IV (dermatitis kontak alergik, erupsi
obat).
URTIKARIA
Urtikaria
• Ditandai urtika (wheals) berwarna
merah dan gatal pd kulit & atau membran
mukosa, bersifat transien.
• Penyebabreaksi hipersensitivitas tipe I
• Lesi khas Urtikaria mempunyai bagian
tengah yang edematosa dikelilingi halo
eritematosa.
• Urtikaria dapat terlokalisasi atau menjadi
generalisata.
• Setiap urtika jarang menetap lebih dari
12-24 jam.
• Bila bertahan >24-36 jamkemungkinan
bukan Urtikaria, tetapi merupakan
kelainan vaskular lainnya, misalnya
Vaskulitis urtikarial atau eritema multiform.
• Urtikaria < 6 minggu Urtikaria akut.
• Urtikaria > 6 minggu  Urtikaria kronik
• Urtikaria kontak timbul karena pajanan
kulit terhadap antigen. Lesi biasanya
terlokalisasi pada tempat kontak
ANGIOEDEMA
• Angioedema adalah urtika yang mengenai
dermis bagian bawah dan jaringan
subkutan.
• Urtika biasanya besar (giant wheals)
disertai edema pada kelopak mata,
tangan, kaki, genitalia, bibir, saluran
napas, dan saluran cerna.
• Penyebab: idiopatik,obat, alergen, atau
bahan fisik.
ERUPSI EKSANTEMATOSA
• Erupsi eksantematosa adalah erupsi obat
alergik
• Timbul 7-14 hari setelah minum obat
• Erupsi berupa:
– makula/ papula eritematosa,
– simetrik, biasanya mulai dari badan kemudian
menjadi generalisata.
– Membran mukosa biasanya tidak terkena,
Telapak tangan dan kaki sering terkena.
DRUG HYPERSENSITIVITY
SYNDROME
• Bila erupsi eksantematosa karena obat
disertai demam, perlu dipikirkan drug
hypersensitivity syndrome (DHS), disebut
juga drug reaction with eosinophilia and
systemic signs (DRESS).
• Trias: demam, erupsi kulit, dan kelainan
organ dalam.
• obat penyebabnya tersering obat
antikonvulsan
• 1-6 minggu setelah pajanan.
• Diawali dengan demam dan malaise,
kadang disertai limfadenopati dan
faringitis.
• Erupsi kulit timbul pada ± 75% pasien,
diawali dengan edema muka, terutama
periorbital, kemudian diikuti eritema dan
gatal yang meluas secara kaudal.
SINDROM STEVENS-JOHNSON
DAN NEKROLISIS EPIDERMAL
TOKSIK
Berdasarkan derajat terlepasnya epidermis
(epidermolisis):
– < 10% permukaan tubuh total dianggap SSJ;
– > 30% adalah NET;
– 10-30% merupakan transisi/overiap
• Umumnya di bibir, lidah, mukosa bukal, mata,
hidung, genitalia dan rektum
• Lesi  bula, krusta hemoragik, serta erosi/
ulserasi yang nyeri.
• Pada anak SSJ > daripda NET
• Pada SSJ lesi target dan epidermolisis
sangat sedikit, sedangkan pada NET
terdapat epidermolisis luas.
• Tanda khas pada SSJ dan NET 
Nikolsky (bila kulit ditekan ringan dengan
jari pada daerah eritema, epidermis akan
terlepas).
FIXED DRUG ERUPTION
(EKSANTEMA FIKSTUM)
• Eksantema fikstum merupakan erupsi kulit
yang timbul di tempat yang sama setiap
kali obat penyebabnya diminum
• Erupsi tersebut merupakan reaksi tipe IV
disebabkan sel T memori CD8+ yang
menetap intraepidermal pada lesi
• Tempat predileksi adalah di daerah
perioral, bibir, tangan, badan, dan
genitalia.
• Lesi berupa:
– Plak eritematosa/kecoklatan/abu-abu
kebiruan/keunguan,
– oval atau bulat, batas tegas, disertai
nyeri/rasa terbakar.
• Lesi pertama kali timbul 1-2 minggu
setelah awal minum obat, tetapi
selanjutnya 30 menit - 8 jam setelah obat
diminum lagi.
ACUTE GENERALIZED
EXANTHEMATOUS
PUSTULOSIS (AGEP)
• Pada anak berkaitan dg infeksi viral atau
vaksinasi.
• Awitannya akut berupa eritroderma
generalisata dengan pustul nonfolikular
steril di atasnya, umumnya disertai
demam > 38°C.
• Pada 50% pasien edema muka, lesi
target, purpura, Vaskulitis, lepuh, atau
erosi mukosal.
ERITEMA MULTIFORMIS
• Eritema multiformis (EM) merupakan
sindrom hipersensitivitas dengan
gambaran klinis khas, yaitu adanya lesi
target.
• 20% kasus terjadi pada anak dicetuskan
oleh infeksi virus herpes simpleks, disebut
herpes-associated erythema multiforme
(HAEM), dapat pula oleh varisela atau
virus Epstein-Barr.
• Erupsi biasanya simetrik
• predileksi pada telapak tangan dan kaki,
punggung tangan dan kaki, serta bagian
ekstensor lengan dan tungkai bawah.
• Lesi dapat berkelompok, terutama pada
siku dan lutut, serta dapat meluas ke
badan, muka, dan leher, biasanya
berlangsung selama 7 hari.
• Lesi oral terlihat pada 25-50% anak,
awalnya berupa bula yang cepat pecah,
disertai bibir bengkak berkrusta serta erosi
mukosa bukal dan lidah.
• Gejala sistemik biasanya ringan, berupa
demam ringan, malese, mialgia, atau
artralgia. Erupsi umumnya sembuh dalam
2-3 minggu tanpa bekas, namun dapat
kambuh beberapa kali setahun
ERITEMA NODOSUM
• Eritema nodosum merupakan reaksi
hipersensitivitas yang ditandai dengan lesi
nodular berwarna merah dan nyeri,
terbanyak pada pubertas dan jarang pada
usia < 2 tahun.
• penyebab tersering adalah infeksi
Streptococcus ß-hemolyticus.
• Lesi terutama di daerah paha, lengan,
badan, dan muka
• lesi simetris
• Awalnya berupa nodus merah, oval,
teraba hangat, nyeri tekan, dan sedikit
menonjolnodus berwarna merah
kecoklatan atau keunguan. Lesi dapat
berlangsung selama 3-6 minggu
DERMATITIS KONTAK
ALERGIK
• Dermatitis kontak alergik (DKA)
merupakan 20% dari semua dermatitis
pada anak.
• Anak perempuan >>
• reaksi hipersensitivitas tipe IV
• Lesi akut DKA eritema, edema, papul,
vesikel dan batas tegas antara lesi dengan
kulit normal.
• Pada lesi subakut vesikel berkurang,
terdapat krusta, skuama, dan penebalan
kulit.
• Lesi kronik ditandai dengan likeniflkasi,
fisura, skuama, dan sedikit/tidak ada
vesikel.
DERMATITIS ATOPIK
• kelainan kulit yang sering terdapat pada
bayi dan anak, dimulai usia 6 bulan
pertama pada 45% pasien, usia 1 tahun
pertama pada 60% pasien, dan sebelum
usia 5 tahun pada 85% pasien
• Berdasarkan usia pasien dan distribusi
lesi, DA dibagi menjadi tiga fase, yaitu
fase infantil (usia 0-2 tahun), anak (2
tahun-pubertas), dan dewasa
Fase infantil
• Biasanya mulai di pipi, dahi, atau skalp,
kemudian dapat meluas ke badan dan
bagian ekstensor ekstremitas.
• Terdapat gatal, eritema, papul, vesikel,
eksudasi, dan krusta, biasanya disertai
xerosis kutis generalisata.
Fase anak

• Lesi cenderung kronik dan likenifikasi,


kering, papular dan lebih sirkumskrip.
• Tempat predileksi di pergelangan tangan,
pergelangan kaki, tangan, kaki, serta
daerah antekubital dan popliteal.
• Lesi di muka terutama di periorbital dan
perioral.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai