Anda di halaman 1dari 27

Diabetes Melitus

Gita Trikartika -1665050218


Pembimbing : dr. Sorta Berliana Sibuea Sp.PD FINASIM
Rumah Sakit Tebet
Universitas Kristen indonesia
Periode 6 Mei - 20 Juli 2019
Definisi

 Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010,

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduaduanya.
Epidemiologi

 Tingkat prevalens diabetes melitus tinggi. Di duga terdapat sekitar 16 juta


kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagnosis 600.000
kasus baru.
 Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan
merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa akibat retinopati
diabetik.
Prevalensi Kejadian Diabetes Mellitus di Beberapa
Negara
Tahun 2000 dan 2030 Menurut WHO.
Klasifikasi DM
Faktor Resiko
Tidak dapat dikendalikan Dapat dikendalikan
 Riwayat diabetes dalam keluarga  Kegemukan
 Umur  Tekanan darah tinggi
 Jenis kelamin  Kadar kolesterol
 Kurang olahraga/gerak
Patofisiologi

 Pada diabetes melitus bisa terdapat penurunan sekresi insulin atau resistensi
terhadap insulin.
 Pada diabetes tipe-1 terjadi proses autoimun yang menghancurkan sel-sel
beta pankreas sehingga terjadi kehilangan produk insulin.
 Pada diabetes tipe-2, kelainan yang mendasari berupa resistensi insulin.
 Pada sebagian kasus, diabetes tipe-2 akan meningkatkan sekresi insulin untuk
mengimbangi resistensi jaringan perifer yang pada akhirnya mekanisme
mengalami kegagalan. Dan pada akhirnya dapat merusak pankreas.
Diagnosis Diabetes Melitus
Diagnosis DM :
Keluhan Klasik DM + GDS >200mg/dl
(11,1 mmol/L)

Keluhan Klasik DM + GDP ≥126 mg/dl


(7.0 mmol/L)

Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO


200 mg/dL (11,1 mmol/L)

Pemeriksaan HbA1c (>6.5%)


Pemeriksaan Penyaring
 Di anjurkan untuk mereka yang tidak menunjukkan gejala DM tetapi
mempunyai resiko terjadinya DM
 Jika golongan resiko tinggi, pemeriksaan dapat diulang tiap tahun >45 tahun
tanpa resiko, pemeriksaan dapat diulang tiap 3 tahun/ tergantung klinis
 Pemeriksaan Penyaring dilakukan kepada mereka dengan IMT 25 kg/m2
dengan faktor resiko;

• Kolesterol HDL <35 mg/dL, dan atau TG >


• Aktivitas fisik kurang
250mg/dL
• Riwayat DM
• Riwayat TGT
• Wanita dengan riwayat melahirkan
• Keadaan lain yang berhubungan dengan
bayi >4000gram atau gestational DM
resistensi insulin
• Hipertensi >140/90 mmHg
• Riwayat penyakit kardiovaskular
PRINSIP PENGOBATAN DM

Edukasi Diet

Exercise Obat: Oral


(latihan hipoglikemik,
fisik/olah raga) insulin
Terapi non-medikamentosa
Edukasi
 Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan pengelolaannya dengan tujuan
dapat merawat sendiri sehingga mampu mempertahankan hidup dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
Diet
 Mempertahankan atau mencapai berat badan ideal
 Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,
 Mencegah komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup
 3 J : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti & jenis
makanan
 Karbohidrat : 45-60% , Protein : 10-15%, Lemak : 20-25% , Serat (±25 g/hr),
 Garam (≤ 3000 mg atau 6-7 gr/hari)
Terapi non-medikamentosa
Kebutuhan Kalori Kebutuhan Basal
 Perhitungan berat badan ideal (BBI) Laki – laki : BB idaman (kg) x 30 kalori
dengan rumus Brocca :
Berat badan ideal = (TB – 100) – 10% Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori

Pria TB < 160 cm dan wanita TB < 150 cm 


rumus dimodifikasi;
Berat badan ideal = (TB – 100)
 Penentuan status gizi
(BB aktual : BB idaman) x 100%
•BB kurang BB <90% BBI
•BB normal BB 90- 110% BBI
•BB lebih BB 110 – 120% BBI
•Gemuk BB >120% BBI
Faktor-faktor yang menentukan
kebutuhan kalori:
 Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/ kg BB.
 Umur
Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk dekade
antara 40 dan 59 tahun, dikurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dan
dikurangi 20%, di atas usia 70 tahun.
 Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.
Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada kedaaan
istirahat, 20% pada pasien dengan aktivitas ringan, 30% dengan aktivitas sedang,
dan 50% dengan aktivitas sangat berat
Faktor-faktor yang menentukan
kebutuhan kalori:
 Berat Badan
- Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukan,
bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
BB.
- Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria.
- Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas dibagi
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-
3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.
Olahraga
Menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Memperbanyak jumlah, meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh &
meningkatkan penggunaan glukosa.
Prinsipnya : tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan, dilakukan secara
teratur -> 3-4 kali seminggu, minimal @30 menit.
Terapi Medikamentosa
 Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil. Terapi obat
hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid.
Penambah sensitivitas insulin : biguanid dan tiazolidindion.
Penghambat glukoneogenesis : metformin.
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.

Dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatan sesuai dengan respons kadar glukosa darah
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Terapi Medikamentosa
2. INSULIN
Indikasi pemberian insulin :

 Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan  DM Gestasional dan penderita DM yang hamil


insulin eksogen  Ketoasidosis diabetik
 Penderita DM Tipe 2 tertentu apabila  Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
terapi lain yang diberikan tidak dapat
 Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
mengendalikan kadar glukosa darah

 Keadaan stres berat, seperti pada infeksi


berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke
Insulin
Terapi Medikamentosa

3. Terapi Kombinasi
 Terapi dengan OHO kombinasi harus dipilih dua macam obat dari kelompok
dengan cara kerja yang berbeda
 Masih belum tercapai, kombinasi 3 obat atau kombinasi OHO dengan insulin
ALUR PENGOBATAN DM TIPE 2

 Intervensi diet + latihan fisik OHO tunggal Kombinasi OHO


 (2 tipe dengan mekanisme kerja yang berbeda) OHO + insulin (basal) atau
 3 kombinasi OHO Insulin (kombinasi : basal + prandial / campuran)
Pencegahan
Pencegahan primer
 Pencegahan primer  ditujukan kepada kelompok yang memiliki faktor risiko,
yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan
kelompok intoleransi glukosa.
 Program penurunan berat badan, diet sehat, latihan jasmani, berhenti
merokok.
Pencegahan Sekunder
 Upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang
telah menderita DM.
 Pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak
awal pengelolaan penyakit DM.
Pencegahan

Pencegahan tersier
 Ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami
penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut.
 Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi dapat dilakukan untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal.
Pronosis

 Ad vitam : Dubia ad bonam


 Ad sanationam : Dubia ad bonam
 Ad Functionam : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai