Anda di halaman 1dari 24

KEMURAHAN HATI

(DANA)

Krishnanda Wijaya-Mukti
Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre
Jakarta, 21 Juni 2009
PENGERTIAN DANA
 (1) uang untuk suatu keperluan, biaya
 (2) pemberian, hadiah, derma
 (3) amal kebajikan & kondisi mental

 Sebagai paramita, dana diartikan


kemurahan hati, yang mengikis
keserakahan dan keakuan,
sekaligus mengembangkan kasih
 Dana-paramita adalah
kesempurnaan dari kemurahan
hati
PEMBERIAN
 Ambillah contoh orang yang memberi makanan,
minuman, pakaian, kendaraan, karangan bunga,
minyak wangi, zalf, dipan, tempat tinggal, alat
penerangan. Karena itu sungguh dana adalah
sesuatu barang yang diberikan (Kvu VII, 4/ A. IV, 239)
 Dana adalah segala sesuatu yang dapat memberi
rasa nikmat, seperti nasi, minuman, termasuk air
yang segar, semua itu patut kauberikan kepada
orang yang membutuhkan, sampai pada emas,
permata, kain halus, pelayan, anak buah, kereta,
gajah, kuda, kerajaan sekalipun serahkanlah itu
apabila ada yang meminta kepadamu, dan jangan
sekali-kali engkau mengharap balasan (ShK. 56)
AMAL KEBAJIKAN
& KONDISI MENTAL
 Seorang siswa Arya pantang
melakukan pembunuhan…,
pencurian…, perbuatan
seksual yang keliru…, dusta…,
konsumsi minuman yang
memabukkan
 Dengan pantangan ini, ia memberi kepada
semua makhluk tanpa batas jaminan terciptanya
keadaan tanpa ketakutan, kebencian, niat jahat.
Dengan memberi tanpa batas seperti itu, ia
sendiri mengambil bagian dalam keamanan,
persahabatan dan kebaikan. Inilah lima bentuk
dana yang agung (A. IV, 246 / Kvu. VII, 4)
MENGEMBANGKAN CINTA KASIH
 Hanya karena cinta kasihmu yg besar kpd
segala makhluk itulah yg menjadikan engkau
ikhlas menyerahkan segala-galanya kpd yg
membutuhkan. Sertailah dengan tutur katamu
yg menyenangkan, sikap yg sopan & hati yg
tulus. Itulah dana namanya (ShK. 56)
 Di mana saja berada, menyokong orang-orang
saleh, membagi jasa pemberiannya kpd para
dewa setempat. Dengan dimuliakan, mereka
akan balas memuliakan; menerima
penghormatan, mereka membalas hormat pula;
Mengasihi bagai seorang ibu mencintai putra
tunggalnya, dan bagi orang yg dikasihi para
dewa, nasib baik di tangannya (D, II, 88)
MENGIKIS KESERAKAHAN/KEAKUAN
 “Barangsiapa memberi, kebajikannya akan
bertambah. Barangsiapa dapat mengendalikan diri,
tak akan membenci. Orang budiman yg bijaksana
menyingkirkan segala kejahatan. Dengan mencabut
akar dari keserakahan, kebencian dan kebodohan,
akan memperoleh kedamaian.” (D. II, 136)
 “Jika semua makhluk mengetahui seperti yg Aku
tahu tentang manfaat berdana, mereka tidak akan
menikmati semua yg mereka miliki tanpa
membaginya dg makhluk lain. Mereka tidak akan
membiarkan noda kekikiran menguasai dan
mengakar dalam batinnya. Bahkan walau apa yg
mereka miliki adalah bagian terakhir yg hanya
sedikit, sisa makanan yg terakhir, mereka tidak akan
menikmati tanpa membaginya, seandainya ada
makhluk lain yg layak mendapatkannya.” (It. 18)
ALASAN MEMBERI DANA (1)
 Memberi karena dorongan hati/
spontan kehendak sendiri
 Karena jengkel
 Karena kebodohan/tertipu
 Karena takut/malu
 Karena meneruskan tradisi yang telah
dilakukan oleh leluhur
 Karena pendapat ~ Bila aku memberikan dana
ini, setelah meninggal dunia, aku akan terlahir
di alam surga
 Dengan memberi, batin menjadi tenang,
gembira
 Untuk memperkaya dan memperlembut batin
(A. IV, 236)
ALASAN MEMBERI DANA (2)
 Karena pendapat memberi dana
itu baik
 Karena berpikir – Ia pun memberi
kepadaku
 – Ia pun akan memberi kepadaku
 – Aku menyiapkan makanan,
mereka tidak, walaupun aku yang
memasak, aku tidak pantas tidak
memberi kepada mereka yang
tidak menyiapkan makanan
 Nama baik si pemberi akan
tersebar luas
(A. IV, 235)
MANFAAT MEMBERI DANA (1)

 Pemberi dana, orang yang murah hati, disenangi


dan dikasihi oleh orang banyak
 Orang-orang yang baik dan bijaksana
mengikutinya
 Nama baiknya tersebar luas
 Pergaulan apapun yang diikutinya, baik di
kalangan bangsawan, brahmana, perumah-tangga
atau petapa, ia ikuti dengan penuh kepercayaan
dan tanpa gangguan
 Setelah meninggal dunia terlahir di alam surga
(A. III, 38)
MANFAAT MEMBERI DANA (2)

 Hendaknya orang berbicara benar


Hendaknya orang tidak marah
Hendaknya orang memberi walaupun sedikit
kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan ketiga cara ini, ia akan pergi ke hadapan
para dewa (Dhp. 224)

 Beramal adalah tanah suci para Bodhisatwa,


karena apabila ia mencapai kebuddhaan makhluk
hidup yang memberi dana akan terlahir di alam-
Nya (VN. I)
CARA MEMBERI DANA
 Pemberian atas dorongan orang lain (sankhara-
dana) dinilai tidak semulia pemberian dengan
kehendak sendiri (asankhara-dana)
 Pemberian dana yang dilakukan dengan penuh
kesadaran karena memahami benar
kepentingan atau buah akibatnya akan
menghasilkan kemajuan batin
 Sebagai perbuatan (karma), berdana ditandai
niat (cetanā) seseorang yang diliputi perasaan
senang atau gembira baik sebelum memberi
dana (pubba-cetanā), atau pada saat memberi
dana (muñca-cetanā), dan sesudah memberi
dana (apara-cetanā). Ketiga faktor ini
menunjukkan keikhlasan hati→ menghasilkan
buah kebajikan yang sepenuhnya.
KEMURNIAN DANA
 Pemberian yang bersih pada pihak si pemberi,
bukan pada pihak penerima;
 Pemberian yang bersih pada si penerima bukan
pemberi;
 Pemberian yang tidak bersih pada kedua belah
pihak;
 Pemberian yang bersih pada kedua belah pihak.

Bagaimana pemberian bersih pada kedua


belah pihak? Si pemberi adalah orang yang
saleh, yang memiliki sifat terpuji, dan si
penerima juga memiliki sifat serupa.
(A. II,80/ M.III,256)
JENIS DANA (1)

 Pemberian dalam bentuk uang atau materi


 Sumbangan tenaga, pikiran dan sebagainya
 Memberi maaf juga adalah salah satu bentuk
berdana
 Dana kebenaran (dhamma-dāna), yang bersifat
spiritual, kekuatan moril dan keilmuan
dinyatakan lebih unggul dari dana materi
(āmisa-dāna) (A. I, 90/ It. 98). Dana kebenaran
mengalahkan segala dana lain (Dhp. 354).
JENIS DANA (2)

 Sebagai praktik mengembangkan cinta kasih,


memberi dana itu menolong orang lain
 Orang dapat menyumbangkan darah,
mengorbankan angggota badannya bahkan
nyawanya untuk kebahagiaan orang lain
(ajjhatika-dāna)
 Juga terdorong oleh cinta kasihnya manusia
memelihara dan melindungi segala bentuk
kehidupan, membebaskan burung atau hewan-
hewan lain dari kurungan, menebar benih ikan,
dan sebagainya. Dana semacam ini membuat
makhluk lain tidak merasa takut (abhaya-dāna)
HASIL DANA MAKANAN

 Para Biksu, dengan memberi dana makanan,


seorang dermawan mendanakan lima hal
kepada orang yang menerimanya. Apakah
kelima hal itu?
 Ia mendanakan kehidupan, kecantikan,
kebahagiaan, kekuatan dan kecerdasan;
 Selain itu dengan pemberian tersebut ia
menanam benih kehidupan, kecantikan,
kebahagiaan, kekuatan dan kecerdasan bagi
dirinya sendiri, baik untuk kehidupan sekarang
maupun selanjutnya di surga.
(A. III, 42)
BERDANA YANG
BAIK
Contoh kasus Payasi &
Uttara (D. II, 354-357)
 Memberi barang-barang yang suci/halal;
 Barang-barang baik yang terpilih;
 Barang-barang yang layak dan bermanfaat;
 Pada waktu yang tepat;
 Menurut pertimbangan yang bijaksana;
 Memberi secara teratur berulang-ulang;
 Dengan ikhlas memberi, hati merasa tenang;
 Setelah memberi merasa senang. (A. IV, 243)
DANA TEPAT WAKTU
(A. III, 41)

Lima macam dana tepat waktu:


 Memberi kepada orang yang baru saja tiba;
 Kepada orang yang akan bepergian;
 Kepada orang sakit;
 Ketika makanan sulit didapat;
 Panen pertama yang terbaik dari ladang dan
kebun yang dipersembahkan kepada orang yang
bijaksana.
SASARAN BERDANA
 Vacchagotta bertanya apakah benar Buddha
mengajarkan agar dana hanya diberikan kepada-Nya
dan murid-murid-Nya saja.
 Jawab Buddha: Barangsiapa menghalangi orang lain
memberi dana, ia merintangi seseorang memperoleh
pahala perbuatan baik, merintangi orang mendapat
dana tersebut, & menjatuhkan dirinya sendiri.
 “Meskipun orang membuang limbah cucian periuk
atau bilasan mangkuk ke dalam sebuah tambak atau
tempat buangan limbah dan dengan itu mengharap
agar makhluk yang hidup di dalamnya mendapatkan
makanan, Aku nyatakan perbuatan ini pun merupakan
sumber dari pahala kebajikan baginya. Apalagi dana
yang diberikan kepada sesama manusia.”
(A. I, 161)
DANA BAGI ORANG YANG LEMAH
Sabda Buddha kpd Ksitigarbha: Jika bertemu dg
orang yg lemah, miskin, cacat, seperti bisu, tuli,
buta, dll; mereka dapat berdana dan
melakukannya dengan welas asih, rendah hati
disertai senyum. Memberi dg tangannya sendiri
atau mengusahakan agar orang lain
melakukannya, dg bahasa yg halus & simpatik.
Pahalanya sebanding dg memberi persembahan
kepada Buddha yg banyaknya bagaikan butir pasir
Sungai Gangga. Orang tsb akan menerima
imbalan pahala yg demikian besar karena telah
menunjukkan hati yg welas asih kepada orang
yang sangat miskin, sakit, & cacat. Selama
ratusan ribu kelahiran mereka akan memiliki tujuh
barang berharga yg berlimpah, apalagi sandang,
pangan & kebutuhan hidup lainnya (KBP-Sutra X)
DANA BAGI ORANG BERBUDI LUHUR

 Persembahan yg diberikan kpd mereka yg telah


bebas dari nafsu indra, bebas dari kebencian,
bebas dari kebodohan, bebas dari keinginan
rendah, akan menghasilkan pahala yg besar
(Dhp. 356-359)
 Dana yg diberikan kpd mereka yg berbudi luhur,
menghasilkan buah yg besar. Berbudi luhur,
maksudnya telah menyingkirkan 5 sifat buruk:
Nafsu indra, niat jahat, kemalasan, keresahan &
keragu-raguan; dan memiliki 5 sifat luhur: sila,
semadi, kebijaksanaan, pembebasan,
pandangan terang (A. I, 161)
DANA BAGI SANGGHA (1)

 Mahapajapati Gotami ingin mempersembahkan


seperangkat jubah baru yang ditenun &
dijahitkan khusus untuk Buddha. Buddha
bersabda: “Berikan persembahan itu kepada
Sanggha, Gotami. Jika engkau berikan kepada
Sanggha, Aku akan merasa dihormati, demikian
juga Sanggha.” (M. III, 253)
 Suatu dana dibedakan tingkatannya, yang
diberikan kepada orang-perorang tidak lebih
besar buahnya daripada dana yang diberikan
kepada Sanggha (M. III, 256)
DANA BAGI SANGGHA (2)

 Jika berkat seseorang (guru), orang berlindung


kepada Buddha, Dharma, Sanggha, Aku katakan
mengenai orang ini, Ananda, tak ada imbalan yang
sesuai untuk menghargainya. Katakanlah seperti
salam penghormatan, berdiri menghormati,
menyembah dengan mengatupkan tangan,
melakukan apa yang pantas baginya, dan
penghargaan berupa hadiah yang didapat darinya
untuk memenuhi kebutuhan jubah, makanan,
pemondokan dan obat-obatan bagi orang sakit
(M. III, 254)
.
DANA PERIBADATAN
“Ksitigarbha, seandainya para raja, brahmana, dll.
melihat stupa, wihara, sutra atau gambar atau arca
Buddha peninggalan masa silam dalam keadaan
rusak, lalu mereka memperbaikinya, memelihara
dengan kemampuan sendiri atau melakukannya
bersama orang lain sebanyak-banyaknya, berdana
secara demikian menciptakan ikatan di antara
mereka. Maka sang raja akan menjadi Raja
Cakrawartin selama ratusan ribu kelahiran, dan
mereka yang membantunya akan menjadi raja
kecil selama itu pula. Jika di hadapan stupa
Buddha atau wihara mereka menyalurkan jasa-
jasanya kepada semua makhluk, maka pada
akhirnya mereka akan memperoleh pahala menjadi
seorang Buddha. Karma baiknya menjadi tak
terbatas dan tak terhitung.” (KBP-Sutra X)
KESEMPATAN
BAGI ORANG MISKIN
Ketika itu lima ratus dewa sibuk mengumpulkan
makanan bagi Biksu Mahakassapa. Namun ia
menolak tawaran mereka. Sebelum siang hari
Biksu Mahakassapa memasuki Rajagraha untuk
mengumpulkan dana makanan. Ia menyusuri
jalan-jalan di tempat pemukiman orang-orang
miskin dan orang papa, tempat tinggal para
pemintal. Buddha melihatnya, mengingatkan
pentingnya hal itu, dan menamakan
Mahakassapa brahmana (Ud. 4)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai