Anda di halaman 1dari 34

HERPES ZOOSTER

PUTRI RAMAWATI
DEFINISI
• Herpes zoster adalah penyakit
yang disebabkan oleh infeksi
virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa,
merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer.
EPIDEMIOLOGI

Terdapat 1 juta kasus herpes wanita lebih tinggi dibandingkan


zosteryang terjadi di Amerika laki-laki (3,8 kasus per 1000
Serikat setiap tahun, dengan penduduk per tahun pada wanita
insiden 1,2 sampai 4,8 kasus per dan 2,6 kasus per 1000 penduduk
1000 orang per tahun per tahun) (Weinberg dkk., 2007

Pada pasien immunocompromised memiliki risiko


20 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
immunocompetent.
ETIOLOGI

 Varicella zoster, yaitu suatu


virus rantai ganda DNA anggota
famili virus herpes yang
tergolong virus neuropatik atau
neuroder-matotropik.
 Virus tersebut bergerak melewati
saraf sensorik menuju ujung-
ujung saraf pada kulit atau
mukosa mulut dan mengadakan
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffel DJ. Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick.
replikasi setempat dengan
Dermatology in General Medicine. 7 thed. New York :
McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898.
membentuk sekumpulan vesikel.
Masa Masa aktif
inkubasi 1-2
7-12 hari minggu

Lokasi Bersifat
unilateral dermatomal
KLASIFIKASI

Herpes zoster Herpes zoster Herpes zoster


oftalmikus fasialis brakialis

Herpes zoster Herpes zoster Herpes zoster


torakalis lumbalis sakralis
HERPES ZOSTER OFTALMIKUS (1)

Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster


yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut
saraf dari cabang ophtalmicus saraf trigeminus (N.V)

ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.


Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan
wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam ringan

Gejala prodromal berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum kelainan


kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar air mata, kelopak mata
bengkak dan sukar dibuka.
HERPES ZOSTER BRACHIALIS
• Herpes zoster torakalis merupakan
infeksi virus herpes zoster yang
mengenai pleksus torakalis yang
ditandai erupsi herpetik unilateral
pada kulit.

Herpes zoster brakialis sinistra.


HERPES ZOSTER THORAKALIS
• Herpes zoster torakalis merupakan
infeksi virus herpes zoster yang
mengenai pleksus torakalis yang
ditandai erupsi herpetik unilateral
pada kulit.

Herpes zoster torakalis sinistra


HERPES ZOSTER LUMBALIS
• Herpes zoster lumbalis merupakan
infeksi virus herpes zoster yang
mengenai pleksus lumbalis yang
ditandai erupsi herpetik unilateral
pada kulit.
HERPES ZOSTER
• Herpes zoster sakralis merupakan
infeksi virus herpes zoster yang
mengenai pleksus sakralis yang ditandai
erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Herpes zoster sakralis dekstra.


Varisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet
respiratori.

VVZ bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang lebih 2


minggu sebelum perkembangan kulit yang erupsi. Pasien infeksius sampai
semua lesi dari kulit menjadi krusta.

Selama terjadi kulit yang erupsi, VVZ menyebar dan menyerang saraf
secara retrograde untuk melibatkan ganglion akar dorsalis di mana ia
menjadi laten.

Virus berjalan sepanjang saraf sensorik ke area kulit yang dipersarafinya


dan menimbulkan vesikel dengan cara yang sama dengan cacar air.

Zoster terjadi dari reaktivasi dan replikasi VVZ pada ganglion akar dorsal
saraf sensorik.
Habif, T.P. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239.
Latensi adalah tanda utama virus Varisela zoster dan tidak diragukan lagi
peranannya dalam patogenitas.

Sifat latensi ini menandakan virus dapat bertahan seumur hidup hospes dan pada
suatu saat masuk dalam fase reaktivasi yang mampu sebagai media transmisi
penularan kepada seseorang yang rentan.

Reaktivasi mungkin karena stres, sakit immunosupresi, atau mungkin terjadi


secara spontan.

Virus kemudian menyebar ke saraf sensorik menyebabkan gejala prodormal dan


erupsi kutaneus dengan karakteristik yang dermatomal.

Infeksi primer VVZ memicu imunitas humoral dan seluler, namun dalam
mempertahankan latensi, imunitas seluler lebih penting pada herpes zoster.
PATOGENESIS

Virus ini berdiam diri di dalam ganglion posterior sususan saraf tepi dan
ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang
setingkat dengan daerah persarafarn ganglion tersebut.
PERKEMBANGAN RASH

Gambaran perkembangan rash pada herpes zoster


diawali dengan:
1. Munculnya lenting-lenting kecil yang
berkelompok.
2. Lenting-lenting tersebut berubah menjadi bula-
bula.
3. Bula-bula terisi dengan cairan limfe, bisa pecah.
4. Terbentuknya krusta (akibat bula-bula yang
pecah).
5. Lesi menghilang.
DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS

PRODROMAL SISTEMIK
Nyeri otot –
Demam tulang
•Pusing malaise Gatal
Pegal
• Eritema dalam waktu singkat vesikelberkelompok
1 • dengan dasar yang eritematosa dan edema.

•Vesikel ini berisi cairan jernih kemudian menjadi


2 keruh dapat menjadi pustul dan krusta.

•Dapat timbul infeksi sekunder menimbulkan


3 ulkus dan penyembuhan berupa sikatriks.

Ruam kulit berupa Papul (berlangsung 24 jam) berubah menjadi


vesikel/bula (berlangsung 48 jam) dapat menjadi pustul (berlangsung 96
jam) dan pecah menjadi krusta (berlangsung 7-10 hari).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TZANCK
TEST

SEL
RAKSASA
YANG
MULTILOK
ULER
KOMPLIKASI
NEURALGIA SYNDROMA
PASCA RAMSAY
HERPETIC HUNT

INFEKSI PARALISIS
SEKUNDER MOTORIK
PENATALAKSANAAN UMUM

Selama fase akut, pasien


dianjurkan tidak keluar Usahakan agar
rumah, karena dapat vesikel tidak pecah, Untuk mencegah
menularkan kepada orang
lain yang belum pernah misalnya jangan infeksi sekunder jaga
terinfeksi varisela dan digaruk dan pakai kebersihan badan.
orang dengan defisiensi baju yang longgar.
imun.
PENATALAKSANAAN KHUSUS

SISTEMIK

TOPIKAL
Obat
Antivirus
Analgetik Kortikosterioid
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Tn. PN
• Usia : 27 tahun
• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Agama : Kristen Protestan
• Tanggal Pemeriksaan : 20 Januari 2019
KELUHAN UTAMA

• Timbul lepuh di lengan tangan kiri disertai nyeri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Tiga empat yang lalu pasien merasa sedikit meriang.


Kemudian timbul kemerahan pada lengan atas, awalnya
hanya merah yang kemudian mulai timbul bintil berisi cairan
jernih. Bintil timbul hanya pada sati tempat yang lama
kelamaan melebar. Bintil berisi caoran tidak muncul di
daerah tubuh lain.Pasien merasakan nyeri pada daerah
timbulnya lesi. Pasienmembawa berobat ke klinik dekat
rumah satu hari setelah nya namunlesi tidak membaik dan
makin banyak dan nyeri. Akhirnya istri pasien membawa
pasien ke IGD EH
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Dalam Keluarga Riwayat Alergi

• Riwayat dengan • Riwayat • Alergi obat,


keluhan lepuh penyakit dengan makanan di
dan bercak keluhan yang sangkal.
merah sama pada
sebelumnya keluarga pasien
tidak ada tidak ada
• Riwayat kontak
dengan
penderita
dengan keluhan
sama seperti ini
tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis

• Keadaan Umum : baik


• Keadaan Sakit : sakit ringan
• Kesadaran : composmentis
• Nadi : 88x/menit
• Suhu : 37,0 °C
• Pernapasan : 20x/menit
• Berat Badan : 60 kg
STATUS DERMATOLOGI

• Distribusi : Regioner
• Lokasi : Regio Antebrachialis
• Efloresensi : Distribusi regioner pada
regio Antebrachialis, unilateral, tampak lesi,
multipel herpetiformis, ukuran lentikuler,
berupa vesikel – vesikel berkelompok
dengan dasar eritematous.
HERPES
DIAGNOSIS
ZOOSTER
SISTEMIK
•Asiclovir tab 5 x 800 mg po selama 7
hari
•Sumagesic tab 4 x 600 mg po (kp nyeri)
•Omz tab 2 x 30 mg po
Topikal
•Asam fusidat cream 2%

Anda mungkin juga menyukai