TEAM TEACHING
EPIDEMIOLOGI
OF EPIDEMIOLOGY
Definisi Wabah
Sumber/Cara Penularan
Pertimbangkan bentuknya.
Bentuknya ditentukan oleh: cara penularan & periode
pemaparan
1. Cara penularan penyakit
a. Point source epidemic, pemaparan bersumber
tunggal dan waktu yang singkat
b. Continuous common source epidemic: periode
pemaparan memanjang kurve berpuncak tunggal &
datar
c. Intermittent common source epidemic: lama
pemaparan dan jumlah orang yang terpapar tak beraturan
besarnya, kurve bergerigi tak beraturan
d. Propagated epidemic: penularan dari orang ke orang,
berpuncak banyak, berjarak 1 masa inkubasi
Example of an Epi Curve for a Point
Source Outbreak
Example of an Epi Curve for a Point
Source Outbreak
COMMON SOURCE EPIDEMIC
Penyebaran berasal dari satu sumber yang
sama(common source)
• Penyebaran secara “ common source” terjadi bila
agen kausa ditransmisikan ke orangorang melalui
suatu lingkungan/kondisi yang sama
• Terjadi peningkatan jumlah kasus dalam periode
waktu yang singkat, diikuti pula dengan penurunan
kasus dengan cepat, setelah orangorang yang
terpapar agen mendapat pengobatan
• KLB seperti ini dapat berulang lagi bila agen
penyakit pada sumber penyakit tidak dieliminasi
• Contoh : makanan yang terkontaminasi dapat
menjadi sumber agen penyakit misal bakteri patogen
bagi orangorang yang memakan makanan tersebut
COMMON SOURCE EPIDEMIC
• Kontrol yang cocok untuk KLB tipe ini adalah :
• Eliminasi /membuang makanan yang terkontaminasi
• Melakukan pemeriksaan laboratoris terhadap
sisa makanan masih yang ada untuk menentukan
agen kausa
Memberi pengobatan pada kasus yang telah sakit
Formulasikan hipotesis
meliputi sumber agen penyakit
cara penularan (dan alat penularan atau
vektor)
dan pemaparan yang mengakibatkan
sakit
Hipotesis dapat dikembangkan dengan cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
itu:
Apa reservoir utama agen penyakitnya?
Bagaimana cara penularannya?
Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan
pemaparan.
d. Kunjungan rumah penderita
e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
f. Epidemiologi deskriptif
Langkah 7: Menilai Hipotesis
Drawing by:
Nick
Thorkelson
Penelitian Kohort
Penyakit Total
Exposure Ya Tidak
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
RR = Ie / Iu = a/(a+b) : c/(c+d)
Attack Rates (AR)
AR
# of cases of a disease
# of people at risk (for a limited period of time)
Food-specific AR
# people who ate a food and became ill
# people who ate that food
Food-Specific Attack Rates
Consumed Did Not Consume
Item Item
Chicken 12 46 26 17 29 59
Cake 26 43 61 20 32 63
Water 10 24 42 33 51 65
Green
Salad 42 54 78 3 21 14
Asparagus 4 6 67 42 69 61
ARmakan
RR
ARtdkmakan
RD = ARmakan- ARtidak makan
Risk Ratio Example
Ill Well Total
Total 46 29 75
Drawing by:
Nick
Thorkelson
Odds Ratio: 2 x 2 Table
74
Odds Ratio
The odds ratio is calculated as: ad/bc
Using the example from previous 2 x 2
Table:
30 x 70 ÷ 36 x 10 = 5.8
People who ate at restaurant A were 5.8
times more likely to develop hepatitis A than
were people who did not eat there
Now epidemiologists can compare the odds
ratio with the odds ratios for other possible
75 sources
Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan
mengadakan Penelitian tambahan
Penelitian Epidemiologi
epidemiologi analitik
Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
Pemeriksaan serum
Pemeriksaan tempat pembuangan
tinja
Langkah 9: Melaksanakan
Pengendalian dan Pencegahan
pengendalian seharusnya dilaksanakan
secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya
dapat diterapkan setelah sumber wabah
diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian
diarahkan pada mata rantai yang terlemah
dalam penularan penyakit.
Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada
agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
Langkah 10: Menyampaikan
Hasil Penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan
dengan dua cara:
(1) Laporan lisan pada pejabat setempat
dilakukan di hadapan pejabat setempat dan
mereka yang bertugas mengadakan
pengendalian dan pencegahan
(2) laporan tertulis
Penyampaian hasil penyelidikan
Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi
yang tepat dan beralasan
Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;
kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah
Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,
bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan,
latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan
saran)
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal,
dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang
sama di masa datang
laporan tertulis