Anda di halaman 1dari 29

Untuk merealisasikan keinginan dalam menetapkan

otonomi guna mengurangi ketergantungan daerah pada


pemerintah pusat. Maka Pemerintah Pusat telah menetapkan
undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini
mengisyaratkan diberlakukannya otonomi daerah, dimana
pemerintah daerah baik pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, maupun kota telah diberikan wewenang untuk
mengatur rumah tangga daerah sendiri melalui otonomi
daerah yang mengedepankan kemandirian daerah.
Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu
pemerintah daerah tingkat II di Provinsi Sumatera
Selatan, yang memiliki berbagai kegiatan ekonomi baik
dalam kegiatan pasar, kegiatan usaha kecil menengah,
wisata, maupun pertambangan galian golongan C dan
kegiatan ekonomi lainnya yang berpotensi
menghasilkan pajak daerah dan retribusi daerah yang
bersumber dalam kawasan Kabupaten Musi Rawas.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai
berikut;
 Bagaimana tingkat pengaruh penerimaan Pajak Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi
Rawas?
 Bagaimana tingkat pengaruh penerimaan Retribusi
Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Musi Rawas?
 Bagaimana pengaruh penerimaan Pajak Daerah dan
Retreibusi Daerah sacara berasama-sama terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas?
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh
penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Musi Rawas?
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh
penerimaan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Musi Rawas?
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan
Pajak Daerah dan Retreibusi Daerah sacara berasama-
sama terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi
Rawas?
 Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
menambah pengetahuan, juga sebagai pelengkap atau
sarana untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama
dibangku kuliah.
 Instansi terkait atau kantor DPPKAD Kabupaten Musi
Rawas, Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
kebijakan yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah dalam pemungutan pajak untuk menambah jumlah
pajak daerah dan retribusi daerah secara tidak langsung
akan menambah penerimaan PAD, sehingga dapat
digunakan untuk menunjang peningkatan perekonomian
daerah guna tercapainya kesejahteraan masyarakat
kabupaten Musi Rawas.
 Almamater, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
oleh peneliti lain baik mahasiswa Universitas Bina
Insan sendiri maupun mahasiswa dari perguruan tinggi
lainnya yang ingin mengulas masalah pajak dan
retribusi daerah, dan dapat menambah ilmu
pengetahuan khusus dalam bidang pajak di Fakultas
Ekonomi Universitas Bina Insan.
pajak dapat di artikan sebagai peralihan kekayaan
dari pihak masyarakat kepada kas negara untuk
membiayai rutinitas pemerintah dalam menjalankan
pemerintahan dan surplusnya digunakan untuk
simpanan publik (saving public) yang merupakan
sumber utama sebagai pendapatan negara dan sumber
modal utama dalam investasi publik.
Menurut Mardiasmo (2011;5), pengelompokan pajak
terdiri dari:
a. Menurut golongan
 Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri
oleh Wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya : pajak
penghasilan
 Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya : pajak pertambahan nilai
b. Menurut sifatnya
 Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan dari wajib pajak. Contohnya : pajak penghasilan
 Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objek
tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib pajak.
Contohnya : Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan
atas barang mewah.
c. Menurut lembaga pemungutannya
 Pajak pusat, pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contohnya: pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan
bangunan dan bea materai.
 Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah.
 Pajak daerah terdiri dari :
 Pajak Propinsi, contoh; pajak kendaraan bermotor dan
kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor.
 Pajak kabupaten/kota, contoh; pajak hotel, pajak restoran,
pajak hiburan, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan.
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Elry (2011:236), pajak daerah adalah
iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Sebagaimana fungsi pajak pada umumnya, pajak daerah
mempunyai utama namun yang membedakan pajak pada
umumnya diperuntukan untuk negara sedangkan pajak daerah
untuk daerah sebagai pendapatan asli daerah.
Menurut Marihot P Siahaan (2010;91). Besarnya
pokok pajak dihitung dengan cara mengalikan tari
pajak dengan dasar pengenaan pajak. Cara perhitungan
ini digunakan untuk setiap jenis pajak daerah, yang
juga merupakan dasar perhitungan untuk semua jenis
pajak pusat.

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak


Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberi oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
Retribusi Daerah merupakan bagian dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diharapkan
menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan meratakan
kesejahteraan masyarakat. Daerah Kabupaten/Kota
diberi kewenangan dalam menggali potensi sumber-
sumber keuntungannya dengan menetapkan jenis
retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan aspirasi rakyat.
Menurut M.P Siahaan (2010;642). Besarnya
retribusi terutang oleh orang pribadi atau badan yang
menggunkan jasa atau perizinan tertentu dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak dengan tingkat
penggunaan jasa. Dengan demikian, besarnya retribusi
yang terutang dihitung berdasarkan tarif retribusi dan
tingkat penggunaan jasa dengan rumus berikut ini:

Retribusi Terutang = Tarif Retribusi X Tingkat Penggunaan Jasa


 Mengacu pada landasan teori, maka penulis dapat
menurunkan hipotesis yang menunjukan Terdapat
Pengaruh antara penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Musi Rawas.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian kuantitatif, alasan penulis menggunakan
penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk memahami dan
mengetahui tingkat pengaruh penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah dengan
metode yang telah ditetapkan dalam penelitian kuantitatif.
 Dalam pembuatan proposal ini , penulis melakukan
penelitian pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas,
yang beralamatkan di Jln Komplek Agropolitan Musi
Rawas Muara Beliti.
a. Variabel Bebas/independent
Yaitu, variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhnya variabel dependent. Dalam hal
ini pajak daerah dan retribusi daerah menjadi variabel
independent dalam penelitian ini.
b. Variabel Terikat/dependent
Yaitu, variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independent. Pendapatan Asli Daerah
menjadi variabel dependent, karena dipengaruhi oleh
independent, yaitu pajak daerah dan retribusi daerah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan atau
memerlukan jenis data sebagai berikut;
Data yang berdasarkan jenisnya
 Data Kuantitatif
 Data Kualitatif
Data yang berdasarkan sumbernya
 Data Internal
 Data Eksternal
Data menurut sifatnya
 Data Time Series (Data Berkala)
 Data Cross Section
Dalam penulisan proposal ini penulis
mengumpulkan data dengan metode kuantitatif.
 Wawancara
 Obervasi
 Metode Kepustakaan
Adapun beberapa instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah sebagai berikut:
 Instrumen Wawancara
Dalam hal ini peneliti menggunakan alat tulis dan media
elektronik kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang
sudah disusun sebelumnya untuk memperoleh informasi
diantaranya struktur organisasi, perencanaan hingga pelaksanaan
CSR di perusahaan.
 Instrumen Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti meminta dokumentasi mengenai data-
data aktivitas CSR Perusahaan, diantaranya adalah jenis kegiatan
dan alokasi dana nya yang berasal dari laporan anggaran CSR
serta fotofoto pelaksanaan CSR perusahaan setiap tahunnya.
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk adalah sebagai berikut:
 Penelitian lapangan
 Studi Dokumen
 Wawancara

Anda mungkin juga menyukai