Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

LATAR BELAKANG

• Depresi merupakan gangguan suasana hati yang semakin umum terjadi di masyarakat modern.
• Menurut WHO, lebih dari 100 juta orang di dunia menderita depresi, kurang dari 25% pernah
menerima pengobatan.
• Diperkirakan tahun 2020, depresi menjadi kondisi medis terpenting kedua di dunia setelah
penyakit jantung.
• Depresi dikaitkan dengan perubahan bio-kimiawi di dalam otak. Otak mengirimkan sinyal dari
satu sel otak ke sel otak lainnya dengan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter tersebut pada penderita depresi tidak seimbang dan tidak bekerja dengan
baik.
LATAR BELAKANG

• Pengobatan  meringankan depresi 3-4 minggu. Pasien sembuh  4-6 minggu


• Umum  konsumsi obat 4-9 bulan setelah gejala hilang
• Efek samping obat mencakup sembelit, diare, mulut kering, muntah, mengantuk, susah tidur,
pusing, dll.
• Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikoanalitik (atau terapi psikodinamik) merupakan
jenis psikoterapi yang umum digunakan.
• Psikoterapi  untuk membantu pasien mengubah pola pikir negatif mereka dan berperilaku
positif, sehingga bisa menyelesaikan masalah emosional secara objektif dan efisien.
• Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis iingin mengetahui efektivitas terapi perilaku
kognitif (CBT) untuk pasien depresi melalui studi literature, salah satunya jurnal.
BAB 2
LATAR BELAKANG
• Mayoritas tinjauan sistematis dan meta-analisis menyimpulkan bahwa terapi perilaku kognitif
(CBT) merupakan terapi yang bermanfaat untuk depresi.
– McDermut, Miller, dan Brown  CBT ternyata lebih bermanfaat daripada terapi kelompok
psikodinamik
– Oei dan Dingle  CBT kelompok untuk depresi sama efektifnya dengan terapi bonafit
– Huntley, Araya, dan Salisbury  efek yang signifikan dari CBT kelompok melebihi
perawatan biasa pada pasca-terapi dan follow up jangka menengah hingga Panjang
– Hans dan Hiller  terapi individual dan kelompok rawat jalan untuk depresi efektif dalam
praktik klinis rutin
• Penulis menyatakan temuan mereka sebagai temuan percobaan karena jumlah penelitian yang
ada terbilang sedikit dan ukuran sampel seringkali kecil.
METODE

• Peserta
– Unit terapi kelompok di Psychiatric Center Rumah Sakit Helgeland Trust di Mo i Rana di Norwegia.
– Menggunakan sistem catatan elektronik rumah sakit, catatan pasien yang terdaftar telah menerima
terapi kelompok perilaku kognitif untuk depresi antara tahun 2002 dan 2013.
– Sebanyak 143 pasien (71% perempuan, usia rata-rata = 41,6 tahun, kisaran = 20 hingga 69 tahun)
– Untuk 88 pasien (62% dari total sampel), 73% perempuan dengan usia rata-rata 41,8 tahun (SD =
11,3, kisaran = 20 - 68), pra-perawatan dan skor pasca perawatan atau tindak lanjut pada BDI
tersedia; pasien ini dimasukkan dalam hasil analisis.
METODE

• Terapis dan Perawatan


– Kelompok ini dipimpin oleh seorang terapis dan co-terapis
– Perawatan awalnya terdiri dari 12 sesi mingguan, tetapi kemudian diperpanjang menjadi 15 sesi.
– Setiap sesi berlangsung 120 menit, termasuk istirahat 15 menit.
– Isi sesi kelompok didasarkan pada manual untuk pengobatan perilaku kognitif dari depresi yang
tersedia di Norwegia.
– pengobatan kelompok CBT adalah psikoedukasi tentang depresi (dua sesi), penegasan diri sendiri,
hubungan interpersonal, dan jejaring sosial (tiga sesi), sumber daya dan kegiatan yang menyenangkan
(satu sesi), kognitif model depresi dan restrukturisasi kognitif (delapan sesi), dan pencegahan kambuh
dan evaluasi pengobatan (satu sesi).
METODE

• Langkah-langkah
– BDI merupakan variabel hasil utama dalam penelitian yang dirancang untuk menilai
keparahan depresi
– Item dijawab pada skala empat poin mulai dari 0 sampai 3
• Analisa Statistik
menggunakan χ2 tes untuk data kategorikal dan ANOVA untuk variabel kuantitatif. Untuk
mengevaluasi pola data yang hilang, Uji MCAR digunakan.
HASIL

• Analisis dropout dan keterwakilan sampel hasil


– Pasien yang keluar rata-rata menghadiri 4,5 sesi (SD = 2,8).
– Tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang pengobatan lengkap dibandingkan yang dropout
terkait dengan jenis kelamin, diagnosis, dan skor BDI-II dan BAI pada pra-pengobatan.
– Peserta dropout karena berbagai alasan, termasuk kebutuhan untuk rawat inap atau perawatan
individu (n = 12), pengurangan gejala (n = 3), ketidaksepakatan dengan terapis (n = 2), tidak ada
karena masalah keluarga (n = 2) ), pelecehan seksual terhadap anggota kelompok (n = 1), masalah
kehamilan (n = 1), penyakit somatik (n = 1), pertemuan seorang kenalan dalam kelompok (n = 1), dan
tidak diketahui (n = 2).
HASIL

• Efek pengobatan
HASIL

• Respon pengobatan

Pra-perawatan untuk Pra-perawatan pasca- Pra-perawatan untuk


mid-pengobatan pengobatan menindaklanjuti
data yang MI data yang data yang MI data yang data yang MI data yang
tersedia (N) hilang tersedia (N) hilang tersedia (N) hilang

BDI-II 0.59 (73) 0.53 0.97 (70) 1.00 1.10 (69) 1.07

BAI 0,17 (54) 0,16 0,52 (51) 0,49 0,50 (54) 0,43

Anda mungkin juga menyukai