Anda di halaman 1dari 29

Terapi Modalitas pada Lansia

Susan Irawan
Lansia

Perubahan Fisik, Psikologis, Sosial, Spiritual

Stress, ggn emosional, kognitif

Depresi
Terapi Modalitas Lansia
• Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu
luang bagi lansia.
• Di PSTW atau masyarakat
Tujuan
• Mengisi waktu luang bagi lansia
• Meningkatkan kesehatan lansia
• Meningkatkan produktivitas lansia
• Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
Jenis
• Psikodrama • Terapi Okupasi
• Terapi Musik • Life review therapy
• Terapi Kognitif • Terapi Aktivitas
• Terapi Tertawa Kelompok (TAK)
• Terapi Berkebun
• Terapi dengan Binatang
Psikodrama
• Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan
lansia, Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah
lansia.
• Prinsip: kreatifitas, spontanitas, replikasi masalah
masa lalu.
• Peran Sutradara: produsen, fasilitator,
penganalisa
• Tahap: pemanasan  action  sharing dan
diskusi
Terapi Musik
• Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga
meningkatkan gairah hidup dan dapat
mengenang masa lalu, memperbaiki mood,
menghadirkan ketenangan.
• Dapat mengurangi depresi, demensia alzheimer
• Misalnya : lagu keroncong, musik dengan
gamelan, karoke.
Terapi Berkebun
• Bertujuan untuk melatih kesabaran,
kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang.
• Media terapi biopsikososial
• Mengurangi stress, mengurangi depresi,
mencegah demensia, jantung sehat
• Misalnya : penanaman kangkung, bayam,
lombok, dan lain-lain.
Terapi dengan Binatang
• Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih
sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan
bermain bersama binatang.
• Mengurangi stress, aktif bergerak,
membangun interaksi sosial
• Misalnya :mempunyai peliharaan kucing,
anjing, ayam, ikan, dll
Terapi Okupasi
• Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang
dan meningkatkan produktivitas dengan
membuat atau menghasilkan karya dari bahan
yang telah disediakan,
• Mengurangi tingkat kecemasan,
• misalnya :membuat kipas, membuat keset,
membuat bungan dari bahan yang mudah didapat
(pelepah pisang, botol bekas, biki-bijian, dll.),
menjahit dari kain, merajut dari benang,

• kerja bakti (merapikan kamar, lemari,


membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur,
dll).
Terapi kognitif
• Bertujuan agar daya ingat tidak menurun,
• Terapi jangka pendek, terstruktur, berorientasi
terhadap masalah saat ini, dan bersifat terapi
individu
• seperti mengadakan cerdas cermat, mengisi
Teka Teki Silang (TTS), tebak-tebakan, puzzle,
dan lain-lain.
Life Review Terapi (Reminiscience)
• Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup
dan harga diri dengan menceritakan
pengalaman hidupnya (+/-).
• Mengurangi depresi, mengembalikan daya
ingat pada setiap pasien dan membantu
meringankan kecemasan
• Misalnya : bercerita di masa mudanya
• Alat bantu: Album foto, artefak, surat, musik
dll)
Terapi Rekreasi
• Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah
hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat
pemandangan.
• Menurunkan kecemasan, aktifitas fisik
• Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu
lansia, Bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama
Keluarga, mengunjungi saudara, dll
Terapi keagamaan
• Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan
menjelang kematian, dan menguatkan rasa
nyaman.
• seperti mengadakan pengajian, kebaktian,
sholat berjama’ah, dll.
Terapi tertawa
• Tujuan: mengurangi stress, membangun
sosialisasi
– Berkelompok
– Tutor (menarik, luwes, tidak kaku)
– Terjadwal
– 15-20 menit
– Saat tertawa saling berpandangan
Terapi aktivitas Kelompok (TAK)
• Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan
mengubah perilaku
– Gejala sama
– Jenis kelamin sama
– Kelompok umur hampir sama
– Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
Bagi Lansia

• Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui,


dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok
yang lain
• Membantu anggota kelompok berhubungan
dengan yang lain serta merubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif
• Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman
dan saling mambantu satu sama lain untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah
Langkah TAK
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi
c. Kontrak: jelaskan tujuan, aturan main, lama kegiatan,
jika leader kurang jelas lansia boleh bertanya
2. Kerja
a. Pengenalan masing-masing lansia
b. Beri pujian
c. TAK (sesuai jenis TAK pada lansia)
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan
b. Beri pujian atas keberhasilan
c. RTL
Jenis
• Stimulasi sensori (musik)
• Stimulasi Persepsi
• Orientasi Realita
• Sosialisasi
Stimulasi Sensori
• Lansia dapat mengekpresikan perasaan, berupa
pengalaman yang menyenangkan
• Lansia mampu berespon terhadap stimuli
– Perawat memutar lagu, lansia mendengar, lansia
boleh tepuk tangan dan berjoged, musik dapat
diputar berulang kali
– Setelah lagu selesai, lansia diminta menceritakan
perasaan/ isi lagu
Stimulasi Persepsi
• Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.

• Stimulus yang disediakan : seperti baca


majalah, menonton acara televisi ;
• stimulus dari pengalaman masa lalu yang
menghasilkan proses persepsi klien yang
maladaptif atau destruktif, misalnya
kemarahan dan kebencian .
Stimulasi Persepsi
• Setelah diberikan stimuli, kemudian
mendiskusikan dalam kelompok 
kesepakatan atau solusi dari masalah
Orientasi Realitas
• Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada
disekitar klien,
– diri sendiri,
– orang lain yang ada disekeliling
– waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana ke
depan.
• Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu,
tempat, benda yang ada disekitar dan semua
kondisi nyata.
Sosialisasi
• Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada disekitar klien.
• Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal (satu dan satu),
kelompok, dan massa.
Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas
kelompok
• Leader
• Co-Leader
• Fasilitator
• Observer
No. Peran Tugas/Fungsi

Perawat

1. Leader  Menyusun rencana pembuatan proposal

 Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok

 Merencanakan dan mengontrol terapi aktifitas kelompok

 Membuka aktifitas kelompok

 Memimpin diskusi dan terapi aktifitas kelompok

 Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota lainnya

untuk memperkenalkan diri.

 Membacakan tujuan terapi aktivitas kelompok

 Menutup kegiatan TAK


2. Co-Leader  Membantu leader mengorganisasi anggota

 Apabila terapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader

 Menggerakkan anggota kelompok

 Membacakan aturan main

 Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking

 Menyerahkan kembali posisi kepada leader


3. Fasilitator  Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan

 Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok

4. Observer  Mengobservasi jalannya terapi aktifitas kelompok mulai dari persiapan,

proses dan penutup

 Mencari serta mengarahkan respon klien

 Mencatat semua proses yang terjadi

 Memberi umpan balik pada kelompok

 Melakukan evaluasi pada terapi aktifitas kelompok

 Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok

Anda mungkin juga menyukai