Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Modul II

Efektivitas Terapi Thought Stopping Terhadap Kemampuan


Mengontrol Halusinasi pada Pasien dengan Gangguan Jiwa
(Studi Kasus Di Rumah Sakit Jiwa Cisarua Jawa Barat)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

TIM DOSEN
Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M. Kep
Disusun:
Dini Erika Sandi AK.1.16.012 Irsal Fadhilah AK.1.16.033
Evi Siti Fatimah AK.1.16.018 Mellydianti AK.1.16.036
Ferdy Fatullah AK.1.16.020 Palma Alfira AK.1.16.042
Fitri Suhaebah AK.1.16.021 Tirta Budiman AK.1.16.051

Kelas A Kelompok 2
Semester VI

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Efektivitas Terapi Tought Stopping Terhadap Kemampuan
Mengontrol Halusinasi pada Pasien dengan Gangguan Jiwa” yang merupakan salah
satu tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia
yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “Efektivitas Terapi Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi pada Pasien dengan Gangguan Jiwa” mendapat ridho dari Allah SWT,
dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.

Tim Penulis

Bandung, Mei 2019


BAB I
TINJAUAN TEORI

1. Identifikasi Fenomena/ Masalah Penelitian


a. Mengidentifikasi Masalah Riset Keperawatan
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,
psikologis, sosial dan perilaku. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat
dan bahagia seta mampu mengatasi masalah kehidupan, dapat menerima
orang lain apa adanya dan mempunyai sikap dan pikiran positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan Jiwa merupakan bagian dari hidup manusia, tanpa
kesehatan mental manusia akan mengalami gangguan dalam menjalankan
seluruh aktivitasnya. Masalah kesehatan Jiwa merupakan salah satu
masalah kesehatan yang cukup terabaikan saat ini.
World Health Organitation (WHO ) (2009) memperkirakan
sebanyak 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental,
terdapat sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan
25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia
tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa yang mencapai 13% dari penyakit
secara keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi 25%
ditahun 2030.
Salah satu gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah
skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan neurologis yang
mempengaruhi persepsi, cara pikir, bahasa, emosi dan perilaku sosial klien.
(Iyus, 2007)
Salah satu gejala dari skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu hal
yang tidak terjadi. Halusinasi merupakan gejala yang paling sering muncul
pada klien skizofrenia yaitu sekitar 70%. (Setyo, 2008).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan bahwa penderita
gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 1,7 per 1.000 orang. Sedangkan
prevalensi angka kejadian gangguan Jiwa di Jawa Barat menunjukkan dari
total penduduk sebanyak 45 juta jiwa, jumlah orang dengan gangguan Jiwa
(ODGJ) di Jawa Barat mencapai 1,6 % atau sebanyak 72.000 orang,
sedangkan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) mencapai 9,3% atau
sekitar 3 Juta orang penduduk.
Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan praktik
bimbingan lapangan di Rumah Sakit Jiwa Cisarua Provinsi Jawa Barat,
ditemukan data bahwa halusinasi merupakan salah satu masalah kesehatan
jiwa yang paling banyak terjadi. Dilihat dari hasil pengkajian rerata
mahasiswa keperawatan bahwa rata-rata pasien ODGJ kebanyakan
memiliki diagnose keperawatan jiwa halusinasi, baik halusinasi
pendengaran ataupun penglihatan.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami
halusinasi adalah kehilangan kontrol dirinya. Dimana pasien mengalami
panik dan perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya. Dalam situasi ini
pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain
(homicide), bahkan merusak lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang
ditimbulkan, dibutuhkan penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009,
dikutip dari Chaery 2009).
Menurut Stuart and Laraia (2005) intervensi yang diberikan pada
pasien halusinasi bertujuan menolong mereka meningkatkan kesadaran
tentang gejala yang mereka alami dan mereka bisa membedakan halusinasi
dengan dunia nyata dan mampu mengendalikan atau mengontrol halusinasi
yang dialami. Thought Stopping (penghentian pikiran) merupakan salah
satu contoh dari teknik psikoterapi kognitif behavior yang dapat digunakan
untuk membantu klien mengubah proses berpikir (Tang & DeRubeis, 1999).
Hasil penelitian Retno dan Amila (2012) tentang “ Pengaruh Terapi
Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada
Pasien Skizofrenia” terdapat pengaruh terapi tought stopping terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien Skizofrenia.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada tanggal 9-15 Februari
2019 di Rumah Sakit Jiwa Cisarua Jawa Barat, dilakukannya pengamatan
dan wawancara kepada Teman-teman di setiap ruangan tenang yang
menyatakan mayoritas dari pasien mempunyai diagnose halusinasi yang
didapatkan dari hasil pengkajian keperawatan dari setiap mahasiswa pada
Gelombang 2 Praktek Bimbingan Lapangan. Dari hasil yang telah diterima
sekitar 120 pasien dengan gangguan jiwa didapatkan hasil sekitar 90 pasien
mempunyai gangguan persepsi sensori: Halusinasi, dimana didominasi oleh
kaum laki-laki, baik itu gangguan Halusinasi Pendengaran maupun
Halusinasi Penglihatan.
Berdasarkan fenomena diatas serta ketertarikan penulis dan
tingginya rasa keingintahuan penulis sehingga berdasarkan data tersebut
penulis memilih untuk menjadikan Terapi Thought Stopping sebagai
intevensi terhadap pasien ODGJ dalam mengontrol halusinasi.

b. Menentukan Judul Riset Keperawatan


Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Efektivitas Terapi Thought Stopping Terhadap
Kemampuan Mengontrol Halusinasi (Studi Kasus Di Rumah Sakit Jiwa
Cisarua Jawa Barat) “.

2. Menyusun Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam riset ini adalah adakah efektifitas Terapi Thought
Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Gangguan
Jiwa?

3. Penetapan Variabel
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2010). Dalam
penelitian ini membuktikan Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap
Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Dengan Gangguan Jiwa.
Untuk dapat membuktikan efektifitas tersebutmaka peneliti menetapkan
variable sebagai berikut :
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variable atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat atau variable
dependent (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, yang termasuk ke dalam
variable independen merupakan “Terapi Thought Stopping”. Karena,
merupakan variable yang mempengaruhi variable dependen, dan variable
yang nilainya menetukan variable lain.

b. Variabel Dependen (Terikat)


Variabel terikat (Variabel Dependent) adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas atau
variable dependent (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, yang termasuk
ke dalam variable dependen merupakan “Kemampuan Mengontrol
Halusinasi”. Karena, merupakan aspek yang diamati dari suatu organisme
yang dikenal dengan stimulus. Karena kemampuan mengontrol halusinasi
adalah factor yang diamati dan akan diukur untuk menentukan ada tidaknya
efektifitas dari variable bebas.

4. Skala Data Variabel


No. Variabel Skala
1. Kemampuan Mengontrol Halusinasi Nominal
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
2. Jenis terapi yang digunakan: -
Thought Stopping Therapy
5. Definisi Konseptual dan Operasional
Definisi konseptual adalah pemakaian dari konsep yang di gunakan,
sehingga memudahkan peneliti untuk mengoprasikan konsep tersebut di lapangan
(Effendi, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi konseptual yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
tanpa adanya rangsangan, gangguan persepsi sensori ini meliputi semua
pancaindra (Yusuf, 2015). Halusinasi adalaah persepsi klien terhadap
lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien mengintreprestasikan
sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau ransangan dari luar (Ade, 2011).

b. Thought Stopping Therapy


Thought Stopping merupakan keterampilan memberikan instruksi
kepada diri sendiri (sebuah perintah) untuk menghentikan alur pikiran
negative melalui penghadiran rangsangan atau stimulus yang mengagetkan.
Aliran pikiran ini dapat dibuyarkan atau dihambat jalannya sehingga
terputus melalui cara pemblokiran (Dalam Abdul Nasir, 2011).

Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Parameter Cara Ukur Alat Skala
Operasional Ukur
1. Kemampuan Cara yang - Wawancara - Nominal
mengontrol dilakukan Observasi
halusinasi responden
dalam
mengontrol
halusinasi
2. Thought Mekanisme 1. Ciptakan Quesioner Cognitive -
Stooping proteksi agar keadaan yang Thought
Therapy tidak relaks dan Stopping
terjadinya tenang. Therapy
halusinasi 2. Munculkan
dengan halusinasi
berhenti yang selama
berfikir atau ini sering
memutuskan dirasakan.
pikiran yang 3. Biarkan
menyebabkan beberapa saat
terjadinya pikiran atau
halusinasi. halusinasi itu
lberada dalam
pikiran.
4. Kemudian
ucapkan kata
“STOP”.
5. Ikuti kaa
“STOP”
dengan
meyakinkan
dalam hati dan
pikiran untuk
menghentikan
halusinasi
yang datang
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nasir, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori


Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika
2. Herman, Ade Dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
3. Yusuf, Ah. Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
4. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai