Ikterus Fisiologik
Ikterus fisiologik ialah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
hari ketiga yang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak
melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi
kern-ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus
ini biasanya menghilang pada akhir minggu pertama atau selambat-
lambatnya 10 hari pertama.
• Di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, biasanya ikterus dikatakan
fisiologik bila :
• Timbul pada hari kedua dan ketiga
• Kadar bilirubin indirek sesudah 2 x 24 jam tidak melewati batas 15 mg%
pada neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada neonatus kurang bulan
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5 mg% per hari
• Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 1 mg%
• Ikterus menghilang 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik
• Dapat dimengerti bahwa walaupun ikterusnya mempunyai dasar etiologi
yang fisiologik kadar bilirubinnya dapat meningkat sehingga disebut
hiperbilirubinemia.
Ikterus Patologik
Ikterus Patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologik
atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia. Dasar patologik ini misalnya, jenis bilirubin, saat
timbulnya dan menghilangnya ikterus dan penyebabnya.
Metabolisme Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga yang merupakan
bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi
oksidasi-reduksi. Metabolisme bilirubin meliputi pembentukan,
transpostasi, asupan, konjugasi, dan ekskresi,
Langkah oksidasi yg pertama yaitu biliverdin yang dibentuk dari
heme dengan bantuan enzim heme oksigenase (terdapat di sel hati dan
organ lain). Pembentukan bilirubin terjadi di Retikulum Endoplasma
Sel, kemudian dilepaskan dan bersirkulasi berikatan dengan albumin.
Bilirubin ini diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu,
sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke
retikulum endoplasmik lalu rekonjugasi berikutnya.
Etiologi Ikterus
• Produksi yang berlebihan, lebih dari kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada
inkompatibilitas darah Rh, ABO, golongan darah lain, defisiensi enzim
G6PD, pyruvate kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.