Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

(CKD) dengan Hipertensi

DISUSUN OLEH:
1. Agita Rizki Cahyani
2. Diki Pabela Utama
3. Hayin Dwi Jayanti
4. Oky Windarto
5. Yashinta F
6. Gadafi Agung
Pengertian
• Chronic kidney disease (CKD) atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan
sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,
progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal
dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
Etiologi

Salah satu penyebab dari penyakit cronic kidney disease adalah penyakit
metabolik yaitu hipertensi. Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
sama atau lebih besar 95 mmHg akibat retensi cairan dan natrium serta
malfungsi sistem renin-angiotensin-aldosteron (Brunner & Suddarth, 2001 :
1448).
Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak
(hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan
memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring.

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein


(yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun
dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap
sistem tubuh.
Pathway
Manifestasi Klinis
a. Manifestasi kardiovaskuler
b. Manifestasi dermatologi
c. Manifestasi Pulmoner
d. Manifestasi Gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
f. Manifestasi Muskuloskeletal
g. Manifestasi Reproduktif
Komplikasi
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi.
Hipertensi merupakan adanya suatu kenaikan tekanan darah sistolik dan
diastolik lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi berlangsung dalam jangka waktu
yang lama dan dapat mengakibatkan faktor resiko dari penyakit kerusakan ginjal,
jantung hingga stroke.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi primer/esensial
b. Hipertensi sekunder/non-esensial
a. Hipertensi primer/esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, hipertensi jenis ini paling banyak
diderita oleh pasien.
b. Hipertensi sekunder/non-esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya, sebanyak 5-10% hipertensi ini disebabkan
oleh penyakit ginjal. Serta 1-2% disebabkan oleh kelainan hormonal atau karena
obat tertentu (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).,Terapi
hipertensi secara keseluruhan bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan angka
kematian.Manifestasi dari gagal ginjal kronik adalah terjadinya disfungsi dari ginjal
yang menyebabkan adanya akumulasi zat uremik beracun dalam tubuh yang dapat
menyebabkan gangguan saraf, khususnya, disfungsi simpatik (Dziedzic et al.,
2014). Gagal ginjal kronik memiliki urutan stage dari 1-5 untuk tingkatan
keparahannya, hal itu didasarkan menurut tingkat fungsi ginjalnya yang
diketahuimelalui Glomerular Filtration Rate (GFR) atau laju filtrasi glomerularnya
(Wells et al., 2015)
Pada gagal ginjal kronik tahap 5 merupakan tahap akhir (End Stage Renal
Disease/ ESRD) hal ini ditandai ketika GFR kurang 15mL/menit per 1,73
m2 luas permukaan tubuh.
Hemodialisa merupakan suatu alat perfusi darah dan fisiologis yang berisi
larutan garam dari membran semipermeabel yang ditujukan untuk pencucian
darah pada pasien gagal ginjal konik tahap 5, Alat tersebut berfungsi untuk
menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak yaitu untuk mengeksresi zat-zat
tersebut secara progresif. Zat terlarut dibawa melintasi membran oleh difusi
pasif ataupun ultra-infiltrasi (Dipiro et al., 2005).
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan
peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion
anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
b. Foto Polos Abdomen
c. Pielografi Intravena
d. USG
e. Renogram
f. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1. Laju endap darah
2. Urin

3. Ureum kreatinin
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada prinsipnya penatalaksanaan Terdiri dari tiga tahap :
1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan.
2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat local & sistemik, anti hipertensi.
3. Terapi pengganti :
a. CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)
b. HEMODIALISA (HD)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat penyakit
c. Tanda vital
• Pemeriksaan Fisik :
a. Pernafasan
b. Cardiovascular
c. Perkemihan-Eliminasi
d. Pencernaan - Eliminasi
e. Tulang-Otot-Integumen:
• Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai
berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi cairan
dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual
muntah.
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi ke
jaringan sekunder.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialysis.
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveolus sekunder
terhadap adanya edema pulmoner.
7. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan cairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidak seimbangan elektrolit).

Anda mungkin juga menyukai