CRS Talasemia
CRS Talasemia
CRS Talasemia
• Nama : An. B
• Umur : 3 tahun
• Jenis kelamin : Laki- Laki
• Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
• Alamat : Jl pasirluyu
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Tanggal Pemeriksaan : April 2018
Identititas Orangtua
AYAH
Nama Ayah : Tn. D
Usia : 38 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl pasirluyu
IBU
Nama Ibu : Ny. M
Usia : 37 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl pasirluyu
Keluhan utama
Usia Makanan
0-6 bulan ASI dan susu formula
6-12 bulan ASI, susu formula, buah
pisang, bubur
12-24 bulan ASI, susu formula, buah-
buahan, bubur, nasi tim.
24 bulan- sekarang Susu formula, makanan
keluarga.
UMUR JENIS IMUNISASI
9 bulan Campak
Riwayat Tumbuh Kembang
• Tanda-Tanda Vital
• Tekanan darah : tidak dilakukan
• Nadi :104/menit, regular, equal, isi cukup
• Respirasi : 23 x/menit
• Suhu : 36,7 0C
Pemeriksaan Fisik
• Antropometri
• Umur : 2 tahun 2 bulan
• BB : 9,8 kg
• TB : 84 cm
• Status Gizi (CDC 2000)
• BB/U : - 2 SD
• PB/U : (-1) – (-2) SD
• BB/TB : (-1) – (-2) SD
• Kesimpulan : Gizi kurang perawakan pendek
• Kepala
• Bentuk : normocephal
• Wajah : cooley face (+)
• Rambut : hitam halus, tipis
• Mata : sklera ikterik tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, refleks cahaya (+/+), isokor
• Hidung : simetris, deviasi septum (-/-),
sekret (-/-),PCH (-/-)
• Telinga : simetris (+), sekret (-/-)
• Leher
• KGB : tidak teraba pembesaran KGB
• Thoraks
• Auskultasi :
Bunyi paru anterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), slam (-/-)
Bunyi paru posterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), slam (-/-)
• Cardio
• Auskultasi : Bunyi jantung S1, S2 murni regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : sedikit cembung, lembut, retraksi (-)
Palpasi : lembut, liver dan lien tidak terdapat pembesaran, nyeri tekan
(-) nyeri lepas (-)
Perkusi : timpanik
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Bentuk normal, deformitas (-)
Sianosis perifer (-), petechiea (-) clubbing finger (-)
Akral hangat
CRT < 2 detik
Kulit:
Kering (-), tidak tampak kusam (-), sianosis (-), jaundice (-), pallor (-),
ptechiae (-), ecchymosis (-)
Resume
Pasien dibawa oleh ibunya ke RS Muhammadiyah Bandung bersama
orang tuanya dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari SMRS
dirasakan terus menerus dan tidak ada perbaikan, disertai dahak
berwarna putih bening dan ingus yang encer. Keluhan disertai dengan
adanya demam tetapi tidak begitu tinggi. Lalu ditemukan adanya
pembesaran dibagian perut dan terasa tegang. Tidak ada yang
berubah dari anaknya, anaknya terlihat sangat aktif, tidak terlihat
pucat ataupun kuning, tidak mengalami sesak, sering kelelahan, nafsu
makan menurun, sering sariawan, mual dan muntah, penurunan berat
badan dalam 2 bulan terakhir, kuku mudah rapuh juga disangkal,
tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang mengalami kelaianan
darah atau sering pucat dan juga tidak ada riwayat transfusi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tampak sakit
ringan. Tanda vital respirasi normal, nadi normal, dan suhu normal.
Pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya cooley face. Pemeriksaan
abdomen ditemukan abdomen sedikit cembung dan lembut.
Diagnosis Banding
• Keganasan
Usulan Pemeriksaan
• Hematologi rutin
• Hb-Elektroforesis
• SADT
• Transfusi :
PRC 100 ml
S 3 dd 2 Cth (750mg) pc
Prognosis
• Neoplasia
• Primary hepatocellular carcinoma
• Leukomia
• Inflammatory/infectious
• Viral hepatitis
• Malaria
• cytomegalovirus
• Vascular
• Congestive heart failure
Thalassemia
• Definisi :
• Golongan penyakit bersifat keturunan (herediter) yang
ditandai dengan defisiensi pebentukan rantai globin
spesifik dari Hb.
• Hemoglobin terdiri dari cincin heme dan rantai globin;
2 alpha dan 2 non alpha. Komposisi globin tergantung
dari tipenya. Fetal hemoglobin (HbF) mempunyai 2
alpha dan 2 gamma, hemoglobin A (HbA) mempunyai
2 alpha dan 2 betha, sedangkan HbA2 terdiri dari 2
alpha dan 2 delta. Saat lahir, HbF menyumbang sekitar
80 persen dari hemoglobin dan HbA 20 persen.
Epidemiologi
ALPHA THALASSEMIA
Alpha thalassemia dihasilkan dari defisiensi atau hilangnya sintesis
rantai alfa globin, sehingga rantai beta globin lebih banyak. Produksi
rantai alfa globin di kontrol oleh dua gen pada setiap kromosom 16.
Defisiensi disebabkan karena delesi satu atau lebih gene yang ada.
• Silent carrier
Merupakan delesi 1 rantai globin α. Kelainan hemoglobin sangat
minimal dan tidak memberikan gejala (asimtomatik) dengan
penemuan hematologi normal. Keadaan ini hanya dapat dilihat dari
pemeriksaan laboratorium secara molekuler
• Thalassemia trait (minor)
Merupakan delesi 2 rantai globin α. Pada kelainan ini
terjadi anemia ringan atau biasanya tidak ada anemia
dengan ditemukannya eritrosit mikrositosis. Thalassemia
ini dapat menjadi carrier.
• Laboratorium
• Anemia berat (Hb < 3 g/dl atau 4g/dl
• Darah rutin (dapat terjadi leukopenia, trombositopenia,
retikulosit meninkgat)
• Sediaan apus darah tepi (mikrositer, hipokrom, anisositosis,
poikilositosis, sel eritrosit muda/normoblas, fragmentosit, sel
target)
• Indeks eritrosit (MCV, MCHC, MVH menurun, RDW
meningkat)
• Morfologi eritrosit: gambaran hemolitik (anisositosis,
poikilositosis, polikromasi, sel target, normoblas)
• Pungsi sumsum tulang: aktivitas eritropoiesis meningkat
Cont..
• Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin (Hb, Ht, hitung jenis, trombosit,
leukosit)
• Morfologi darah
• Indeksi eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW)
• Hb elektroforesis
• Pungsi sumsum tulang
Diagnosis banding
• Diagnosis Banding
• Hemoglobinopati
• Hemosiderosis
• Dapat disebabkan oleh thalassemianya sendiri atau akibat
transfuse rutin yang dapat mengakibatkan penumpukan besi
di berbagai organ (hemosiderosis), seperti:
• Gangguan jantung: pericarditis, aritmia, kardiomiopati, gagal
jantung
• Diabetes mellitus
• Hipotiroid/hipoparatiroid
• Gangguan maturitas seksual
• Gangguan koagulasi
• Sirosis hepatitis
Terapi
• Terapi
• Umum
• Makanan gizi seimbang
• Dietetic: makanan dan obat yang banyak mengandung zat
besi sebaknya dihindari
• Pemantauan tumbuh kembang
• Khusus
• Transplantasi sumsum tulang
• PRC 10-15 ml/kgBB setiap 4 minggu, untuk mengatasi anemia
sehingga kadar Hb > 10 g/dl (transfusi dapat dilakukan sedini mungkin
dari usia enam bulan).
• Transfusi darah pertama kali diberikan bila Hb < 7 g/dl yang diperiksa 2x
berturut-turut dengan jarak 2 minggu atau Hb ≥ 7 g/dl disertai gejala
klinis (perubahan muka/facies cooley, gangguan tumbuh kembang, fraktur
tulang, curgia hematopoietic ekstramedular)
• VITAMIN DEFICIENCY
Pada thalassemia major dan intermedia dapat terjadi
kekurangan asam folat sebagai akibat dari peningkatan
eritropoiesis. Sehingga dapat diberikan suplementasi oral
1mg/hari. Pemeberian vitamin C juga disarankan untuk
pasien dengan ketergantungan transfusi.
Komplikasi
• Komplikasi yang terjadi dengan beta thalassemia major atau intermedia
terkait dengan overstimulation dari sumsum tulang, eritropoiesis yang
tidak efektif, dan kelebihan zat besi dari transfusi darah biasa.