Anda di halaman 1dari 8

K E PA N I T R A A N K L I N I K I L M U K E S E H ATA N J I WA

F A K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
PERIODE 2 APRIL – 28 APRIL 2018

Gangguan Kepribadian Narsistik

Pembimbing: dr. Iriawan, Sp.KJ

Herawati 03013228
PENDAHULUAN

 Prevalensi  2-16% pada populasi klinis dan kurang dari 1% pada populasi
umum
 Penderita dengan gangguan kepribadian narsistik:
- Adanya rasa pentingnya diri yang meningkat serta perasaan unik yang
berlebihan.
- Dapat menanamkan rasa berkuasa, kebesaran, kecantikan, dan bakat yang
tidak realistik.
PEDOMAN DIAGNOSTIK

DSM-IV:
A. Pola pervasif kebesaran (grandiosity), kebutuhan untuk dipuji, dan tidak
punya empati, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) hal berikut ini:
1) Memiliki rasa kebesaran akan pentingnya diri (co: bakat dan
pencapaian yang dibesar-besarkan, berharap dikenali sebagai orang
superior tanpa pencapaian yang sepadan).
2) Memiliki preokupasi akan khayalan mengenai keberhasilan, kekuatan,
kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak terbatas.
3) Yakin bahwa ia spesial dan unik serta hanya dapat dimengerti oleh, atau
harus dikaitkan dengan orang (atau institusi) yang juga spesial atau juga
memiliki status yang tinggi.
4) Mengharapkan pujian yang berlebihan.
5) Memiliki rasa berhak, yaitu harapan yang tidak beralasan untuk
mendapatkan perlakuan khusus yang menyenangkan atau kepatuhan
otomatis terhadap pengharapan tersebut.
PEDOMAN DIAGNOSTIK

DSM-IV:
6) Eksploitatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari
orang lain untuk mendapatkan tujuan sendiri.
7) Tidak memiliki empati: tidak ingin mengenali atau mengidentifikasi
perasaan dan kebutuhan orang lain.
8) Sering iri dengan orang lain atau yakin orang lain iri kepadanya.
9) Mununjukkan sikap atau perilaku arogan dan tinggi hati.
FITUR KLINIS
1. Menganggap diri mereka spesial dan menghrapkan perlakuan khusus
2. Tidak dapat menerima kritikan → marah atau tidak peduli terhadap kritikan
3. Sering ambisius untuk mencapai ketenaran dan keberuntungan
4. Tidak dapat menunjukkan empati dan berpura-pura untuk mencapai tujuan
egois mereka sendiri
5. Rentan terhadap depresi → harga diri mereka rapuh
6. Kesulitan interpersonal, masalah pekerjaan, penolakan, dan kehilangan
adalah hasil dari perilaku narsistik mereka
DIAGNOSIS BANDING
 Gangguan kepribadian emosional tidak stabil
 Gangguan kepribadian histrionik
 Antisosial
TERAPI

1. Farmakoterapi:
• Lithium (eskalith) telah digunakan pada pasien yang gambaran klinisnya
mencakup mood swing.
• Anti depressan  karena pasien dengan gangguan kepribadian narsistik
tidak mentoleransi penolakan dan rentan terhadap depresi.

2. Psikoterapi:
Terapi kelompok  belajar mengenai cara berbagi dengan orang lain dan
mengembangan respons empati bagi orang lain.
PROGNOSIS

• Bersifat kronis dan sulit di terapi.


• Pasien dengan gangguan ini secara konstan harus menghadapi pukulan dari
perilaku narsismenya akibat perilaku mereka sendiri.
• Proses penuaan dihadapi dengan buruk: pasien menghargai kecantikan,
kekuatan, dan perangkat kemudaan yang sangat mereka pegang erat dengan
tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai