Anda di halaman 1dari 40

 Menganalisis hubungan antara struktur

jaringan penyusun organ pada sistem


ekskresi dan mebgaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pernapasan serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi
manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan
pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan sistem ekskresi
manusia melalui berbagai bentuk media
presentasi.
 Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur, fungsi, dan bioproses sistem ekskresi pada
manusia.
 Siswa dapat menunjukkan sikap ilmiah, yaitu teliti,
tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, peduli lingkungan, gotong royong,
serta bekerja sama dalam melakukan observasi dan
eksperiman tentang sistem ekskresi pada manusia.
 Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap
keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan sistem ekskresi di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
 Siswa dapat memerinci organ-organ penyusun
sistem ekskresi.
 Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem ekskresi
pada manusia.
 Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian ginjal
dengan menggunakan torso/gambar/organ
ginjal sapi/kambing.
 Siswa dapat menjelaskan tahapan proses
pembentukan urine.
 siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi proses pembentukan urine.
 Siswa dapat menganalisis sifat fisik dan komposisi
urine.
 Siswa dapat mengaitkan fungsi hati dalam sistem
ekskresi.
 Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian hati
dengan menggunakan torso/gambar.
 Siswa dapat mengaitkan fungsi paru-paru
sebagai alat ekskresi.
 Siswa dapat menunjukkan lapisan dan kelenjar
pada kulit dengan menggunakan torso/gambar
struktur kulit.
 Siswa dapat menganalisis fungsi kulit sebagai
pengatur panas (termoregulasi)
 Siswa dapat menjelaskan mekanisme kontrol
hipotalamus terhadap pengeluaran keringat.
 Siswa dapat memberikan contoh teknologi sistem
ekskresi.
 Siswa dapat melakukan percobaan untuk
menguji kandungan urine.
 Siswa dapat menyajikan hasil analisis
kelainan dan gangguan sistem ekskresi
melalui presentasi.
 Siswa dapat melakukan
pengamatan/kajian peristiwa di
masyarakat tentang penyakit diabetes
mellitus.
Dapatkan Anda menyebutkan fungsi
organ penyusus sistem ekskresi pada
gambar berikut?
 Proses pengeluaran zat :
Ekskresi : zat yang dikeluarkan sudah
tidak berguna lagi bagi tubuh
(sisa metabolisme)

Sekresi : zat yang dikeluarkan masih


digunakan lagi bagi tubuh
(enzim, hormon)

Defekasi: pengeluaran sisa proses pen


cernaan makanan melalui
anus.
LIMBAH HASIL METABOLISME

Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun


(toksik) bagi tubuh antara lain adalah limbah yang
mengandung nitrogen.
1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat
fatal. Oleh kerena itu , amonia di dalam tubuh harus
segera diubah dengan cara memakainya dalam
aminasi asam keto , aminasi asam glutmat, serta
pembentukan urea.

2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam
amino dan purin. Pembentukan urea terjadi di hati.
Urea sangat mudah larut dalam air dan sifat racunya
100.000 kali lebih kecil darpada amonia.
Pembentukan urea berasal dari daur ornitin.
Organ sistem ekskresi pada manusia: ginjal, hati,
paru-paru, dan kulit.
Fungsi sistem ekskresi:
 Menurunkan kadar zat produk metabolisme
(metabolit) dalam tubuh agar tidak
menyebabkan akumulasi.
 Melindungi sel-sel tubuh dari zat-zat yang
bersifat racun.
 Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
(homeostasis).
 Membantu mempertahankan suhu tubuh.
 Ginjal

27-Jun-19
1. Fungsi
 Mengeluarkan zat sisa organik dan racun.
 Mengatur keseimbangan konsentrasi ion-ion
penting dalam tubuh.
 Mengatur keseimbangan asam-basa.
 Menjaga tekanan darah.
 Mengatur produksi sel-sel darah merah di
dalam sumsum tulang (eritropoietin hormon)
 Mengendalikan konsentrasi nutrisi darah.
 Mengubah vitamin D yang inaktif menjadi
aktif.
2. Struktur ginjal
 Bagian-bagian ginjal: lobus ginjal, hilus (hilum),
sinus ginjal, parenkim ginjal, dan pelvis renalis.
 Jaringan penyusun parenkim: korteks (bagian
luar) dan medula (bagian dalam).
 Korteks tersusun atas nefron, yaitu unit struktural
dan fungsional terkecil dari ginjal. Pada nefron
terdapat komponen pembuluh (arteri aferen,
glomerulus, arteri eferen, dan kapiler peritubuler)
dan komponen tubuler (kapsul Bowman, tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
 Medula terdiri atas massa triangular yang disebut
piramida ginjal, yang akan berhubungan dengan
saluran pengumpul urine.
Struktur ginjal
Struktur nefron
Korpus renalis (glomerulus dan kapsul Bowman)
3. Proses pembentukan urine
a. Filtrasi glomerulus
 Yaitu proses penyaringan plasma bebas
protein melalui kapiler glomerulus ke dalam
kapsul Bowman.
 Cairan yang difiltrasi akan melewati membran
glomerulus yang mampu menahan sel darah
dan protein plasma, serta melewatkan air dan
molekul berukuran kecil.
 Hasil filtrat glomerulus (urine primer):
mengandung air dan zat terlarut
(glukosa,aa,urea, klorida, natrium, dll), tanpa
protein plasma dan elemen seluler.
b. Reabsorpsi
 Yaitu proses penyerapan kembali zat yang
dibutuhkan oleh tubuh.
 Terjadi di tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, tubulus kontortus distal,
dan tubulus kolektivus.
 Zat yang diserap masuk ke kapiler
peritubuler dan dikembalikan ke sistem
peredaran darah.
 Zat yang diabsorpsi: ion natrium, ion klorin,
glukosa, air, urea, dan ion anorganik.
 Hasil reabsorpsi disebut Filtrat Tubulus/ urine
sekunder.(air,garam,urea,pigmen empedu
c. Augmentasi
 Yaitu transpor aktif yang memindahkan
zat-zat tertentu dari darah ke dalam urine.
 Terjadi di kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
 Zat yang dipindahkan:
• Ion hidrogen, amonia, kreatinin, asam
hipurat, obat-obatan tertentu, dan zat
kimia asing, ion kalium.
• Masih terjadi penyerapan ion Na dan Cl
 Terbentuk urine sesungguhnya
b. Proses Pembentukan
Urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal
Jalur
pembentukan
urine
4. Penyimpanan sementara urine dan berkemih
 urine dari duktus kolektivus ke pelvis renalis, ke
ureter, kemudian ke vesika urinaria (kandung
kemih).
 Dinding kandung kemih berlipat-lipat sengan
struktur otot yang dapat meregang untuk
meningkatkan kapasitas penyimpanan urine.
 Keinginan buang air kecil disebabkan isi urine
dalam kandung kemih sudah mencapai 170 –
230 mL.
 Urine dari kandung kemih mengalir ke uretra
kemudian melalui lubang luar dibuang keluar
tubuh disebut mikturisi
 GINJAL DAN VESIKA URINARIA
Ginjal

Ureter

Vesika
urinaria

Uretra
5. Faktor-faktor yang memengaruhi proses
pembentukan urine.
 Faktor internal
• Hormon ADH: mengontrol pengeluaran
urine.
• Hormon insulin: menurunkan kadar glukosa
darah.
• Sistem renin-angiotensin-aldosteron/327.
• (renin  angiotensinogen  angiotensin.I.II
haus,tensi, ADH,aldosteron  sekresi ion K)
 Faktor eksternal
• Suhu lingkungan
• Jumlah air yang diminum
• Alkohol dapat menghambat pembebasan
ADH
6. Karakteristik urine
 Sifat fisik urine: volume normal 800 – 2500
mL/hari, warna kuning pucat sampai
kuning tua, berat jenis 1,003 – 1,035 g/cm3,
pH 4,7 – 8, bau khas amonia.
 Komposisi urine: zat buangan nitrogen
(urea, asam urat, dan kreatinin), benda
keton, asm hipurat, toksin, zat kimia asing,
pigmen, enzim, vitamin, hormon, dan
elektrolit.
 Urine tidak normal: albumin, glukosa, sel
darah merah, zat kapur, batu ginjal, dan
badan keton dengan jumlah berlebihan.
 HATI ( HEPAR )

 berat 1.5 – 2 kg
 terdiri 2 lobus (kanan 3 lobus, kiri 2 lbs)
 terbungkus oleh kapsula hepatika
 lobula hati terbungkus kapsula glison
 tersusun sel hepatosit, intrahepatik, histi
osit, sel-sel imun
Hati (hepar)
Fungsi:
 Sekresi empedu, cairan yang berasal dari
perombakan sel darah merah yang sudah
tua dan disimpan dalam kantung empedu
atau dialirkan ke duodenum. Berfungsi
membantu pencernaan lemak,
mengaktikan lipase, membantu absorpsi
lemak di usus, dan mengubah zat yang
tidak dapat larut di dalam air menjadi
larut.
 Menghasilkan hormon trombopoietin,
albumin, hormon angiotensinogen, enzim
arginase, enzim glutamat-oksaloasetat
transferase, glutamat-piruvat transferase,
dan laktat dehidrogenase.
 Menyimpan glikogen, lemak, zat besi serta
vitamin A, D, dan B12.
 Mengaktifkan vitamin D.
 Fagosit bakteri oleh sel Kupffer.
 Degradasi hormon insulin dan hormon lain.
 Degradasi amonia menjadi urea
(detoksifikasi racun)
Metabolisme Protein
Protein → energi + CO2 + H2O + NH4OH +
NH3
proses pembentukan urea:
NH3 + ornitin (AA1) + CO2 → sitrulin (AA2)
NH3 + sitrulin (AA2) → arginin (AA3)
Arginin (AA3) + enzim arginase → AA1 +
urea

27-Jun-19
 Berfungsi mengeluarkan zat sisa
metabolisme berupa CO2 dan H2O yang
berbentuk uap air.
 Keduanya dihasilkan pada proses
katabolisme intraseluler di mitokondria
untuk menghasilkan energi berupa ATP.
 Zat sisa CO2 dan H2O diangkut oleh
darah menuju jantung, ke paru-paru,
kemudian dibuang keluar tubuh melalui
saluran pernapasan.
1. Fungsi
 Ekskresi, perlindungan, pengaturan suhu
badan(pemancaran,konveksi,konduksi,evaporasi),
metabolisme, dan komunikasi.
2. Struktur kulit
 Epidermis, terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum
(sel-sel pipih), stratum granulosum (prekursor pembentukan
keratin), stratum spinosum, dan stratum
basalis/germinativum (terdapat melanosit yang
menghasilkan pigmen melanin).
 Dermis, terdiri atas lapisan papilar (jaringan ikat areolar
renggang) dan lapisan retikuler (jaringan ikat ireguler).
 Hipodermis (subkutaneus),mengikat kulit dengan organ di
bawahnya, mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
ujung saraf.
3. Kelenjar pada kulit
 Kelenjar keringat, di lapisan dermis.
• Ekrin, kelenjar sederhana, meluas ke
seluruh tubuh.
• Apokrin, kelenjar besar dan bercabang
dengan penyebaran terbatas pada
bagian tubuh tertentu.
 Kelenjar sebaseus
Mengeluarkan sebum yang biasanya
dialirkan ke foliker rambut. Sebum adalah
campuran lemak, zat lilin, minyak, dan
pecahan sel.
Diagram kulit
4. Kontrol pengeluaran keringat
 Pengeluaran keringat diatur oleh
hipotalamus di otak (enzim brandikinin).
 Jika darah yang melewati hipotalamus
melebihi batas normal (panas),
rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatis ke kulit.
 Pembuluh darah melebar, aliran darah di
kulit meningkat, terjadi konduksi panas,
dan panas terbuang.
 Pengeluaran keringan dipengaruhi oleh:
lingkungan, aktivitas tubuh, emosi, dan
kondisi psikis.
 Glukosuria, ekskresi glukosa ke dalam urine.
 Albuminuria, glomerulus gagal melakukan
penyaringan protein.
 Batu ginjal, adanya endapan senyawa
kalsium dan asam urat pada rongga ginjal
atau kandung kemih.
 Diabetes mellitus, banyaknya glukosa
dalam urine karena kurangnya hormon
insulin untuk mengubah glukosa menjadi
glikogen untuk disimpan di hati.
 Diabetes insipidus, produksi urine
berlebihan dan encer karena kekurangan
hormon ADH.
 Poliuria, kelebihan produksi air seni akibat
rasa haus yang terus-menerus atau
mengonsumsi cairan yang bersifat diuretik.
 Gagal ginjal (anuria), ginjal gagal
memproduksi urine.
 Uremia, darah banyak mengandung urea
karena ginjal gagal membuang urea
keluar dari tubuh.
 Nefritis, radang nefron karena infeksi
bakteri Streptococcus sp.
 Penyakit hati (liver), disebabkan oleh infeksi
virus, Amoeba penyakit disentri, cacing,
plasmodium, dan Toxoplasma sp.
 Sirosis hati, berubahnya sel-sel hati menjadi
jaringan ikat fibrosa sehingga kehilangan
fungsinya.
 Hemokromatosis, kelainan genetik yang
menyebabkan tubuh terlalu banyak
menyerap zat besi dari makanan sehingga
banyak tersimpan di dalam organ-organ
tertentu.
 Eksem (dermatitis), radang kulit akibat faktor
keturunan, emosi dan stres, atau kontak dengan
senyawa alergen.
 Kadas/kurap, bercak merah karena infeksi jamur.
 Kudis, gatal akibat infeksi tungau dan kutu air.
 Athlete’s foot, infeksi jamur di sela-sela jari kaki.
 Vitiligo, gangguan pigmentasi kulit.
 Jerawat, radang kulit atau pori-pori tersumbat akibat
infeksi bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
 Pruvitus kutanea, gatal karena iritasi saraf sensoris
perifer.
 Kalvus, penyakit mata ikan karena virus/bakteri dan
gesekan terus-menerus
 Hemodialisis (cuci darah), proses pembersihan
darah dari zat-zat sisa metabolisme melalui proses
penyaringan di luar tubuh.
 Transplantasi ginjal, terapi penggantian ginjal
pasien dengan ginjal dari orang yang hidup atau
yang sudah meninggal.
 ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy),
penghancuran batu saluran kemih
menggunakan gelombang kejut yang
ditransmisikan dari luar tubuh.
 Skin grafting, memindahkan sebagian atau
seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien yang
membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai