Anda di halaman 1dari 38

PJK OMI POST STENt + ht St.

I +
dm
Oleh

FAKHRUR ROZY NASUTION


UNIVERSITAS ANDALAS

PKP RS. DR SUTOMO SBY


Periode Juli-Oktober 2017
• PJK
• INFARK MIOKARD
• OMI TERMINOLOGI
• ATEROSKLEROSIS PENTING
• TROMBOSIS
• POST STEN

2
PJK

Penyakit Jantung Koroner adalah suatu penyakit yang terjadi ketika pasokan
darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak pada
arteri koroner. Pada dinding pembuluh arteri dapat terjadi kondisi
ateroskelosis, yaitu penumpukan kolesterol dan substansi lainnya yang
semakin bertambah sehingga mempersempit ruang arteri.

3
Omi ??

Old Myocardial Infarction adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh


karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan terjadi oleh
karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga
menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.

4
• Infark :
– Arteri koroner  aterosklerosis  aliran
darah tersumbat  sel jantung tidak dapat
suplai oksigen  iskemia  mati /nekrosis

• Old  Sudah lama terjadi dan irreversibel

5
How To Know OMI?  ECG 
Q Wave

6
ETIOLOGI
Aterosklerosis

Faktor yang
Faktor yang
dapat diubah OMI tidak dapat
diubah
Merokok Usia

hipertensi Ras

Trombosis
hiperlipidemia Jenis Kelamin
7
8
PATOFISIOLOGI
• Lesi Lemak  Plak Ateromatosa 
Permukaan dinding Arteri -->
Menyempit  Aliran darah tersumbat
Aterosklerosis  Suplai Oksigen berkurang 
Iskemia  Nekrosis sel- jaringan
(Hudak & Gallo; 1997)

• Permukaan dinding arteri rusak 


Disfungsi endotel  adhesi trombosit +
faktor faktor bekuan  agregasi 
Trombosis bekuan darah  menempel di dinding
pembuluh darah  berpotensi
membesar  gangguan aliran darah 
suplai O2 ↓↓  Iskemia  Nekrosis

10
MEKANISME TERJADINYA
NYERI
1. Hipoksia jaringan miokard
2. Memaksa sel melakukan metabolisme CO2
(metabolisme anaerob)  asam laktat
3. Rangsangan pengeluaran zat-zat iritatif (histamine, kinin,
atau enzim proteolitik seluler)  merangsang ujung-
ujung saraf reseptor nyeri di miokard
4. Impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen
simpatis  thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen
 dipersepsikan nyeri.

11
Perangsangan saraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan:

1. Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node 


frekuensi denyut jantung lebih dari normal (takikardi).
2. Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
3. Menekan kerja parasimpatis  gerakan peristaltik menurun,
akumulai cairan di saluran pencernaan  rasa penuh di lambung,
 merangsang rasa mual / muntah
4. Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer  alir balik darah vena ke
atrium kanan meningkat  tekanan darah meningkat.

12
FAKTOR RISIKO PJK + DM

• Hipertensi, hiperkolesterol, dan kurangnya latihan fisik.


• DM  meningkatkan metabolisme yang abnormal pada lemak
sebagai sumber energi  + endapan kolesterol pada dinding
pembuluh darah  arterosklerosis  makrovaskuler  jantung
 PJK  Miokard Infark .

13
Etiologi DM

Faktor genetik

Faktor lingkungan
• Obesitas
• Diet tinggi lemak dan rendah serat
• Kurang gerak badan
Manifestasi klinik mi

1. Nyeri
1. Pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri, dan lengan
atas kiri
2. 30 menit s.d. beberapa jam
3. ditusuk-tusuk, ditekan, tertindih (angina)
2. Takikardi
3. Keringat banyak sekali
4. Kadang mual dan muntah
5. Dispnea
6. Abnormal pada pemeriksaan EKG  Q Wave
15
GOAL

• Mencegah agar tidak infark kembali


– Mengurangi faktor risiko
• Mengobati diabetes melitus, hipertensi, dan
hiperkolesterol
– Memperbaiki pola hidup

16
Penatalaksanaan

17
18
Hipertensi

19
Penata-
laksanaan DM

Pada pasien, kadar HbA1c >


10% maka kombinasi insulin
direkomendasikan.

Rekomendasi terapi dengan insulin menurut ADA Guideline


2017
Penatalaksanaan

(Sibernagl &
Pada penderita DM dengan komplikasi PJK, first choice yang disarankan
adalah metformin dan sulfonylurea.

Insulin juga dapat direkomendasikan pada pasien DM dengan komplikasi


PJK. Insulin dapat menurunkan komplikasi mikrovaskular sekitar 25%.
Selain itu insulin dapat menurunkan resiko komplikasi makrovaskular
(infark miokard dan kematian mendadak) sebesar 16% (Soylu et al.,
2007).

Pada pasien DM dengan komplikasi PJK, insulin merupakan drug of


choice (Bruno et al., 2007). Rekomendasi insulin mengikuti rekomendasi
ADA, berdasarkan BB dan kadar glukosa darah pasien.
Goal terapi pada pasien DM dengan
komplikasi PJK dapat dilihat dalam tabel

No Parameter Target Yang Harus Dicapai


1 Kontrol glikemik
a. A1c < 7%
b. GDPP 90-130 mg/dL
c. GD 2JPP < 180 mg/dL

2 Tekanan darah < 130/80


3 Lipid
a. LDL < 100mg/dL
b. Trigliserida < 150 mg/dL
c. HDL >40 mg/dL

(Setiadi, dkk,
2014)
TINJAUAN KASUS

Tanggal Kunjungan : 8/8/17


No. RM : 10991320
Nama Pasien :S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 Tahun
Status : Pasien JKN

24
SOAP

Subjective
– Keluhan : Kontrol  Kondisi Akhir (Kontrol 1 bulan lalu)
– Kesadaran : GCS 15
– Riwayat Penyakit : PJK OMI Post Stent + HT 1

Objective
– GDP : 118
– 2 jam PP : 237

25
SOAP

Assessment

– Diagnosis : NIDDM (DM Tipe II)

Planning -
Implementasi
– Jasa Konsultasi Rawat Jalan Reguler
– Farmakoterapi

26
OBAT-OBAT YANG
DIBERIKAN – POLI JANTUNG
R/ Clopidogrel 75 mg No. XXX
S1dd1
R/ Micardis 80 mg No. XXX
S1dd1
R/ Concor 2,5 mg No. XV
S1dd1/2 tab
R/ Lansoprazole 30 mg No. XXX
S1dd1
R/ Simvastatin 20 mg No. XXX
S 0-0-1
R/ Furosemide 40 mg No. XV
S ½-0-0
R/ Nitrokaf tab No. XC
S3dd1 27
OBAT-OBAT YANG
DIBERIKAN – POLI DALAM

R/ Lantus Solostar 20 unit No. II


S1dd1
R/Metformin 500 mg No. XC (90)
S3dd1

28
KAJIAN RESEP

• Administratif
– Ruangan/Poli : Jantung
– Tanggal : 8/8/17
– Nama Pasien :S
– No. RM : 10991320
– Nama dokter : dr. Diky
– Ttd Dokter & Pasien : ada
– Umur : tidak ada
– BB/TB : tidak ada

Keterangan : Kejelasan Penulisan dan Kelengkapan resep : Baik

29
• Farmasetis
– Nama Obat : ada
– Bentuk sediaan : ada
– Jumlah obat : ada
– Kekuatan : ada
– Aturan pakai : ada
– Inkompatibilitas : kompatibel

30
• Klinis
– Indikasi
• Clopidogrel  Profilaksis penyakit tromboemboli, sindrom
koroner akut (SKA/ACS)
• Micardis (Telmisartan)  Hipertensi, Penurunan risiko
kardiovaskular
• Concor (Bisoprolol)  Angina pectoris, hipertensi, dan gagal
jantung
• Lansoprazole  peptic ulcer
• Simvastatin  Hiperlipidemia, Penurunan risiko CV
• Furosemide  Udema yang berhubungan dengan HF;
Hipertensi
• Nitrokaf (Nitrogliserin)  Pencegahan dan Pengobatan
jangka panjang angina pektoris 31
– KI
• Clopidogrel Peptic ulcer; pendarahan
• Micardis (Telmisartan) gangguan hati berat
• Concor (Bisoprolol) Shock Kardiogenik, PAD, Asma berat
• Lansoprazole 
• Simvastatin gangguan hati
• Furosemide gagal ginjal, hipovolemi
• Nitrokaf (Nitrogliserin)  anemia berat, trauma kepala,
hipotensi, syok kardiogenik

32
– ES
• Clopidogrel  hematoma, diare, dispepsia, nyeri abdomen
• Micardis (Telmisartan)  gangguan GI, ISPA, ansietas
• Concor (Bisoprolol)  bradikardia, dispnea, pusing
• Lansoprazole diare, nyeri abdomen, mual, muntah
• Simvastatin sakit kepala, nausea, flatulen
• Furosemide  hipotensi, hipovolemi
• Nitrokaf (Nitrogliserin) hipotensi ortostatik, takikardia

33
– Interaksi Obat
• Clopidogrel – Lansoprazole  Lansoprazole
menurunkan efek Clopidogrel melalui metabolisme
CYP2C10 enzim hepatik  AUC Clopidegrel ~
14%
• Micardis – Concor  Meningkatkan kalium serum
• Micardis – Simvastatin  Meningkatkan risiko
miopati

34
Kesesuaian Dosis
Dosis di Resep Dosis Literatur
Clopidogrel : 75 mg 1dd1 75-150 mg/hari
Micardis (Telmisartan) : 80 mg 1dd1 20-80 mg/hari; bergantung respon
Concor (Bisoprolol) : 2,5 mg 1dd1/2 1,25-5 mg/hari, dapat ditingkatkan 10-
20 mg/hari (jika memungkinkan)
Lansoprazole : 30 mg 1dd1 15-30 mg/ hari selama 4-8 minggu
Simvastatin : 20 mg 0-0-1 5-40 mg/hari
Furosemide: 40 mg ½-0-0 20-80 mg tiap 12-24 jam
Nitrokaf (Nitrogliserin) : 3dd1 Retard : 2,5 mg (1 kap) 2 atau 3 kali
sehari 1 ; parah: 2 atau 3 kali sehari 1
kap
Retard Forte : 1 kap 2 kali sehari

35
Laporan DRP

• G:\IRJ - JANTUNG - ROZY\F 7-8-


17\laporan DRPs irj rozy.docx

36
Konseling??

• Polifarmasi  Ada 7 Obat


• Penggunaan Khusus  Insulin dan
Nitrokaf Retard (sublingual), ac pc dc.
• Penyakit Kronis  PJK OMI + DM
• Geriatri  71 Tahun

37
KESIMPULAN

• Terapi yang diberikan sudah tepat terkait hasil


diagnosis namun tetap perlu pemantauan atau
kontrol terhadap pasien
• Konseling cara penggunaan semua obat pasien,
terutama penggunaan insulin dan Nitrokaf
Retard (penggunaan khusus)
• Mengatur pola hidup pasien agar lebih baik lagi
 Nonfarmakologi

38

Anda mungkin juga menyukai