Anda di halaman 1dari 22

 PENGOLAHAN

 DAN
PENGAWETAN
 HIJAUAN
 I
Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan
7/3/2019 UNAIR
PENGAWETAN H.P.T

* - Sebab-sebab dilakukan pengawetan :

Kelebiahn prod.
Prod. (seharusnya diawetkan)
h.p.t ∑ Kebutuhan
suplai hijauan

Sifatnya
Kumulatif
Kekurangan Prod.
(dapat memanfaatkan hasil pengawetan

Ms. hujan Ms. kemarau

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


7/3/2019 UNAIR
Beberapa alternatif menghindari kekurangan pakan :
a) Membeli hijauan tambahan, dari luar daerah peternakan.
b) Mengurangi jumlah ternak yang dipelihara pada musim paceklik hijauan.
c) Mengawetkan hijauan surplus (berlebih) untuk musim paceklik.
d) Menanam lebih dari satu jenis hijauan, untuk meratakan puncak produksi.
e) Menjaga kesuburan tanah semaksimal mungkin untuk meninggikan puncak-
puncak produksi.
f) Pemanfaatan hasil limbah pertanian.
g) Mengawetkan hasil limbah pertanian.
Secara basah
(bentuk segar)

Pengawetan h.p.t. Silase

Secara Kering

hay

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran


Hewan UNAIR
Silase
 Arti Silase :
adalah hijau yang disimpan dalam keadaan segar ( kondisi air 60% - 70% ), dalam
tempat yang disebut silo.

- Silo tempat sebaiknya :


- tak mudah tergenang air
- terlindungi dari hujan
- terlindungi dari resapan air
- terlindungi dari luar.

Macam-macam Silo :
1. Pit Silo --- berbentuk sumur dalam tanah
2. Treneh Silo - berbentuk parit panjang dalam tanah
3. Steek/Fence Silo -- berupa tumpukan hpt diatas permukaan tanah,
dikelilingi sekat-sekat dari bambu
kawat/karton, dll.
4. Tower Silo -- berupa menara dari besi / beton
- paling bagus, harga mahal.
Prinsip Pembuatan Silase :
Penyimpanan/pengawetan hpt dalam keadaan an aerob dan suasana asam.

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


7/3/2019 UNAIR
 Cara pembuatan Silase :
1. Pelayuan h.p.t -- - selama 4-5 jam
- hindari sinar matahari langsung
- kadar air hingga +/- 70 %

2. Pemotongan h.p.t (5-10 cm)


mempermudah pemadatan dalam silo

3. Diberi bahan pengawet


( agar PH segera turun menjadi 4 )
a. Langsung ditambah bahan-bahan kimia :
H Cl, H2SO4, as.fosfat, Nabisulfit, dst, atau
b. Tidak langsung, ditambah bahan karbohidrat (sebagai substrat pertumbuhan bakteri) :
- tetes (molassis) - 1,8 – 2 kg / 100 kg hijauan (= 2%)
- tepung jagung - 3,4 – 3,8 kg / 100 kg hijauan ( =3,5 % )
- dedak halus -- 5 – 10 kg / 100 kg hijauan ( 5 – 10 % )
- menir, dll

4. Cara menyusun hpt & bahan pengawet dalam Silo


a. hpt diaduk dengan bahan pengawet - masukkan dalam silo
b. hpt susun berlapis-lapis dengan bahan pengawet dalam silo (tinggi lapisan 20-25 cm)
5. Lakukan Pemadatan
( menghilangkan udara dalam silo, cepat tercapai suasana an aerob)
6. Tutup Silo rapat-rapat ( jangan dibuka-buka )
7/3/2019-- 3-4 bulan telah matang - siap untukPeternakan
Departemen ternak Fak Kedokteran
Hewan UNAIR
Atap

Penutup plastik

Lapisan Luar
Saluran Air Lapisan dalam plastik

HPT

Bahan Pengawet

- Silo diatas permukaan tanah ( bahan diaduk )

Atap
Tanah
Penutup plastik

Saluran Air

Dedak

Tanah
HPT

- Silo dibawah permukaan tanah ( bahan berlapis-lapis )

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


UNAIR
Proses Ensilase -- proses terjadi selama pembuatan silase
a) Suasana aerob : -- sel-sel h.p.t hidup - bernafas
- proses respirasi : temperatur < 55 º C
- terjadi aktivitas : - enzim Proses Fermentasi

- Bakteri
- jamur Proses Proteolisis
- lendir
b) Udara dalam Silo Susut
- respirasi
Menurun
- aktifitas enzime

- aktifitas bakteri
jamur Meningkat pelan
lendir

c) Suasana an aerob :
- aktifitas jamur --- berhenti
- lendir ----- berkurang
- bakteri -- tetap aktif :
Optimal
1) Bakteri pembentuk asam laktat
Lactis acid & streptococcus lactis pH ± 4
2) Bakteri pembentuk asam butirat
mati
Clostridium tyrobutyricum &
Clostridium saceharobutyricum pH 4,5

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran


Hewan UNAIR
1. Hijauannya : jenis, umur,
perlakuan
IV. Kualitas Silase 2. Teknik pembuatan
( tergantung pada )
3. Kegiatan mikroorganisme

Departemen Peternakan Fak


7/3/2019 Kedokteran Hewan UNAIR
 Proses Fermentasi :
Karbohidrat dirombak menjadi
1. alkohol
2. asam-asam organik ( asam laktat, asetat, butirat )
3. asam karbonat
4. air
5. pelepasan panas

 Proses proteolisis :
Protein dirombak menjadi :
1. amonia
2. asam amino
3. amida
4. asam asetat
5. asam butirat
6. air

 Bakteri pembentuk asam laktat ( mati pH ± 4 )


akibat bekerjanya bakteri ini --- pertumbuhan bakteri lain penyebab pembusukan
hpt dapat dicegah

 Bakteri pembentuk asam butirat ( mati pH ± 4,5 )


bekerja merombak karbohidrat & protein ( merusak hpt yang diawetkan )

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


UNAIR
 Pada proses ensilase perlu diusahakan :

1. Secepatnya HPT dalam silo bebas dari udara


2. Secepatnya terbentuk asam laktat sebanyak-banyaknya
( secepat mungkin menurunkan PH jadi 4 )
3. pH ± 4 -- proses ensilase dianggap selesai
( bila udara dan air tidak dapat meresap )

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


7/3/2019 UNAIR
Tabel Lima Kriteria Kualitas Silase

N
KUALITAS WARNA AROMA JAMUR LENDIR pH AS.YG AMONIA
tebentuk

Baik Sekali Tetap hijau Harum ≠ terdpt Sedikit 4 – 4,2 As.laktat>> Sedikit
Keasaman sekali sekali
(≠ ada)

Baik Keasaman Sedikit 4,2 – 4,5 As.laktat 10 – 15 %


----- “ ----- ---- “ ----

Sedang Hijau pucat Terdapat Banyak 4,5 – 4,8 As.butirat 15 – 20 %

Buruk Kuning- Busuk Banyak > 4,8 As.butirat > 20 %


hitam ---- “ ---- >>

Busuk Hitam – Asam busuk > 4,8


kompos ---- “ ----- ---- “ ---- ---- “ ----

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


UNAIR
HAY
Hay : h.p.t yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat diberikan pada ternak pada waktu lain.

Prinsip pembuatan Hay menjadi


menurunkan kadar air hpt sampai menjadi 15 – 20 %

Proses pembuatan Hay


Penguapan hpt

Cara-cara pengeringan
1. Dengan sinar matahari :
- hpt dipotong-potong, diserakkan dan secara periodik dibalikkan (diatas lantai
tempat penjemuran)
- panas cukup -- 3 hari kadar air 15 %
- dikumpulkan dan diikat ---- balled Hay
2. Dengan panas buatan :
- perlu oveni
- waktu singkat, biaya relatif mahal
3. Dengan aliran udara
- pengeringan dalam gudang
- udara kering dialirkan (dari mesin) kedalam hpt
- kekurangan : bila tidak dibalikkan dapat terjadi kebakaran
4. Dengan panas Fermentasi
- bahan hpt ditumpuk tanpa dipadatkan -- terjadi fermentasi (panas dari hpt yang
ditumpuk )

Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


7/3/2019 UNAIR
Kulitas hpt

Kualitas Hay
Teknik Pembuatan
Tergantung
Kegiatan mikroorganisme

Hay yang baik :


1. Warna hijau kekuningan
2. Tak banyak daun yang rusak
3. Tak mudah patah bila diremas
4. Pencemaran kotoran sedikit

Standing Hay :
h.p.t. kering yang sengaja dikeringkan tanpa dipotong ( tetap diatas tanah )

Nilai gizi
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
Kedokteran Hewan UNAIR
PENG0LAHAN JERAMI
I. Jerami Padi :
- Merupakan limbah pertanian
- Dipanen pada umur tua
- Berpotensi sebagai pakan Ruminansia
- Kandungan :
Protein kasar : 3,6 – 4,1 %
Serat kasar : 29,2 – 32,5 %
Lemak kasar : 1,3 %
BETN : 41,6 %
Abu : 16,4 % Nilai Gizi Rendah
(Kadar bahan kering kurang lebih 80 %)
- Umur Tua :
1. Kandungan : Liqnin : kurang lebih 7 %
Silika : 12 – 16 %

berupa kristal silikat enzim pendegradasi serat sulit


(Mengisi Ruang antar Sel) menembus

2. Proses Liqnifikasi telah lanjut

Selulosa jerami padi membentuk liqno-selulosa Sulit dicerna


Hemi selulosa jerami padi membentuk liqno-hemiselulosa

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran


Hewan UNAIR
3. Sebagian selulosa berubah bentuk dari amorf jadi kristal

Molekul-molekul glukosa dalam kristal selulosa sangat berdekatan


memungkinkan terjadi ikatan lain
(Selain ikatan glukosida beta 1,4 terdapat pula ikatan hidrogen 2,6)

adanya ikatan hidrogen -- sulit dicerna


1. Enzim pencernaan sulit menembus
2. Sulit dicerna
Daya cerna rendah (30% - 40%)
3. Sulit dicerna

4. Jerami kering ------ sangat kaku & tidak nyaman

Jadi sebagai pakan ternak ruminansia ------ Berkualitas Rendah

Sebenarnya : Jerami mengandung ± 80 % zat-zat potensial yang dapat dicerna

Perlu : Pengolahan Jerami

Untuk : - melarutkan kristal silikat


- menghancurkan ikatan ligno selulosa & ligno hemisdulosa
- memecahkan ikatan hidrogen

Hasil : - nilai gizi meningkat Kualitas meningkat


- daya cerna naik
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
- jerami lebih lunak (lebih enak dimakan
Kedokteran ternak)
Hewan UNAIR
II. MACAM PENGOLAHAN JERAMI

1. Pengolahan secara fisik


2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologis

A. Pengolahan Jerami Secara Fisik


a) Mekanik
# Dengan cara : - pemotongan
- penggilingan  pelet
# Tujuan : - mengurangi ukuran panjang jerami - menaikkan
intake
- memudahkan mengunyah
-- - mudah dicerna
- menurunkan heat increament
SecaraFisik # Hasil : - konsumsi naik
- kualitas tetap
b) Uap Panas
# Dengan cara : dikukus
# Tujuan : serat jasmani mengembang - memudahkan penetrasi
enzim pencernaan
# Hasil : tidak mengubah komposisi kimia
( skala peternak -- sulit diterapkan )
c) Sinar X
# Dengan cara : disinari sinar X, dosis << & sebentar
# Tujuan : - melarutkan sebagian dinding sel jerami & mengubah
struktur jaringan (mudah dicerna)
# Hasil : Daya cerna naik ( skala beternak - sulit diterapkan )

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak


Kedokteran Hewan UNAIR
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
Kedokteran Hewan UNAIR
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
Kedokteran Hewan UNAIR
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
Kedokteran Hewan UNAIR
7/3/2019 Departemen Peternakan Fak
Kedokteran Hewan UNAIR
Silase dan hay siap diberikan pada
ternak

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak


Kedokteran Hewan UNAIR
SAMPAI JUMPA LAGI

7/3/2019 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan


UNAIR

Anda mungkin juga menyukai