SKABIES
skabies tidak hanya dialami disemua negara berkembang, Di Indonesia prevalensi penyakit
individu tingkat sosial ekonomi prevalensinya berkisar antara 7- skabies mencapai 5,60-12,95%
rendah, tetapi juga telah 35% dari populasi umum dan dan menduduki urutan ketiga
menjadi penyakit kosmopolit insiden tertinggi terdapat pada dari 12 penyakit kulit tersering
yang menyerang semua tingkat kelompok anak usia 1-14 tahun
sosial sebesar 51,51%
Prevalensi penyakit skabies tahun
2008 ditemukan diberbagai
permukiman kumuh, seperti di TPA,
pondok pesantren dan rumah susun
Keluarga
Atap rumah dari: seng, tidak memakai plavon yang dihuni pasien tidak memenuhi
Cara mencapai pusat Keluarga menggunakan Letak Puskesmas tidak jauh dari
pelayanan kesehatan Kendaraan pribadi berupa tempat tinggal pasien, sehingga
motor untuk menuju ke untuk mencapai puskesmas
puskesmas. keluarga pasien dapat
menggunakan sepeda motor
Tarif pelayanan Menurut keluarga tidak ada
pribadi. Untuk biaya pengobatan
kesehatan biaya pelayanan kesehatan
diakui oleh keluarga pasien yaitu
yang dilakukan di
setiap kali datang berobat tidak
puskesmas
dipungut biaya dan pelayanan
Kualitas pelayanan Menurut keluarga kualitas
Puskesmas pun dirasakan
kesehatan pelayanan kesehatan yang
keluarga pasien memuaskan
didapat memuaskan.
pasien.
Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
Pekerjaan pasien adalah pelajar.
Pendapatan keluarga Orang tuanya setiap
bulannya tidak mencukupi untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya
sekolah anaknya. Pasien ini tinggal di rumah
pribadi bantuan dari pemerintah yang terdiri dari
2 kamar dan 1 kamar mandi yang berada diluar
rumah. Sekitar rumah yaitu bagian samping kiri
dan kanannya berbatasan dengan kandang sapi
dan kandang ayam dan berada di lingkungan
perumahan yang jarang.
Pola Konsumsi Makanan Keluarga
Kebiasaan makan : Keluarga pasien memiliki
kebiasaan makan antara 3 kali dalam sehari
dengan bahan-bahan baku dibeli langsung dari
pasar atau diambil dari kebun.
VITAL SIGN
BB =
Compos 77 x/i 18x/i 36,7’C 20kg
Mentis
Rambut : Hitam, Sukar
dicabut
Wajah : Simetris
Mata : Konjungtiva pucat
(-/-), sklera ikterik (-/-),
Telinga : Sekret (-/-), darah (- Leher
/-) Inspeksi : Simetris
Hidung : Sekret (-/-), darah (- Palpasi : Pembesaran KGB (-
/-) ), distensi vena jugularis (-)
Mulut : Simetris
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada
simetris kanan dan kiri, retraksi(-) Jantung
Palpasi : stem fremitus Inspeksi : Ictus cordis tidak
normal terlihat
Perkusi : Sonor Palpasi : Ictus cordis tidak
Aukultasi : Vesikuler (+/+), teraba
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-) Perkusi ; Tidak diperiksa
Diagnosis banding
Skabies , Prurigo, folikulitis,
PENATALAKSANAAN
Upaya promotif
Penyuluhan kesehatan berupa:
Edukasi keluarga meliputi apa itu skabies, cara penularan gejala
Skabies, dan pencegahannya
Demo pentingnya upaya meningkatkan kebersihan perorangan dan
lingkungan.
Upaya preventif
Meningkatkan kebersihan perseorangan dan lingkungan
Menghindari orang yang terkena
Mencuci dan menjemur alat-alat tidur, handuk dengan menggunakan
air panas dan menghindari pemakaian pakaian dan handuk bersama
Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin
Penggunaan air yang bersih
Penyediaan kamar mandi dan jamban bersih
Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang
menderita keluhan yang sama
Upaya kuratif
Terapi yang dianjurkan:
Cetirizine 1x2,5mg (mengurangi rasa gatal)
Krim permetrin 5% di oleskan keseluruh permukaan
kulit kecuali muka dan kepala pada malam hari
sebelum tidur kemudian dicuci pada keesokan
harinya (8-14 jam) kemudian diulang 7 hari
kemudian. Pemberian sebanyak 3 kali.
Paracetamol
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad functionam :dubia ad bonam
ANJURAN
Menganjurkan pasien untuk tidur di kamar yang berbeda dari
keluarga pasien yg lain.
Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kelembaban kulitnya,
salah satunya dengan memakai body lotion.
Menganjurkan pasien untuk tidak menggaruk-garuk luka yang
gatal.
Menganjurkan pasien untuk selalu mencuci tangan dengan sabun
anti septik. Boleh juga menggunakan alkohol 70%.
Menganjurkan kepada pasien atau keluarganya untuk merendam
perabotan rumah yang terbuat dari kain, misalnya taplak meja, dan
sebaiknya peralatan tersebut sering dicuci dengan direndam
menggunakan air panas dan dijemur dibawah sinar matahari
langsung.
Memeriksakan seluruh anggota keluarga atau orang-orang yang
hampir setiap hari berkontak langsung pada pasien juga melacak
kemungkinan ditemukan pasien baru.
Memperbaiki status gizi dengan makan makanan yang bergizi dan
seimbang, guna meningkatkan imunitas tubuh
Memperbaiki hygine
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN FISIK DARI PENYAKIT
1. Ventilasi Ruangan
Menurut indikator pengawasan rumah, luas ventilasi
yang memenuhi syarat kesehatan adalah = 10% luas
lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah < 10% luas lantai rumah.
Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak
memenuhi syarat kesehatan) akan mengakibatkan
berkurangnya konsentrasi oksien dan bertambahnya
konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi
penghuninya
2. Pencahayaan Sinar Matahari
Cahaya matahari selain berguna untuk
menerangi ruangan juga mempunyai daya untuk
membunuh mikroorgnisme. Cahaya matahari masuk
ke dalam rumah melalui jendela atau ventilasi.
Rumah pasien memiliki 4 jendela yng cukup besar
sehingga cahaya matahari dapat masuk kedalam
rumah.
3. Kepadatan penghuni rumah
Semakin padat penghuni rumah akan semakin
cepat pula udara di dalam rumah tersebut
mengalami pencemaran.
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN BIOLOGIS DARI PENYAKIT
Mikroorganisme yang mendukung dan
menyebabkan terjadinya penyakit skabies yaitu tungau
sarcoptes scabies. Seluruh anggota keluarga yang tinggal
serumah beresiko tinggi terkena skabies.
Daerah
•Kumuh, kebersihan, higiene
GAMBARAN KLINIS
Pruritus
nokturna
Sekelompok orang
Adanya terowongan
Menemukan Sarkoptes scabiei
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kerokan kulit
Mengambil tungau dengan jarum
Tes tinta pada terowongan
Membuat biopsi irisan
Uji tetrasiklin
Diagnosis Banding
Urtikaria akut
Prurigo
Gigitan serangga
TATALAKSANA
Edukasi pada pasien skabies
Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan
sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur.
Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci
dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas
Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan
dalam seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih
timbul selama beberapa hari.
Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya
mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga
kebersihan
TATALAKSANA KHUSUS
Ketersediaan Obat
Menurut Keputusan Direktur Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Nomor
HK.02.03/iii/1346/2014, bahwa penyedia obat di
Puskesmas berpedoman kepada Fornas yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Kesehatan melalui e-purchasing
berdasarkan e-catalogue. Pelayanan obat untuk
peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu
pada daftar obat sesuai dengan standar Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Formularium Nasional dan harga obat yang
tercantum dalam e-catalogue obat.
Daftar Obat Esensial Puskesmas
Laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat
Kelebihan dan kekurangan sistem elektronik ini
Kelebihan dari pelaksanaan e-Purchasing dan e-Catalog yaitu:
Memberikan kemudahan dalam pengadaan barang/jasa
Tidak diperlukan atau tanpa tender/lelang berapapun nilai
pengadaannya dan pengadaan jauh lebih mudah, dimana
pengguna dapat langsung melakukan pemesanan ke
https://e-katalog.lkpp.go.id/
Pengadaan lebih efisien
Dimana kontrak katalog dan penyedia memiliki rantai pasok
yang pling pendek (pabrikan/sole agent), efisiensi waktu
dan sumber daya manusia
Lebih transparan
Informasi produk diketahui publik (seperti gambar, fungsi,
spesifikasi, teknis, asal barang, dan harga serta penyedia)
Barang/jasa yang dibeli sesuai kebutuhan
Pengguna dapat memilih produk sesuai kebutuhan dan
sesuai besaran anggaran yang tersedia.
Kekurangan dan kendala yang
dialami dalam pelaksanaan e-
Purchasing dan e-Catalog:
Belum sepenuhnya menampilkan
informasi yang dibutuhkan pengguna
katalog dan penyelenggaraanya belum
didukung sistem informasi yang memadai.
Lambatnya respon penyedia terhadap
pemesanan yang dibutuhkan mendesak
atau tidak dapat ditunda.
Pengadaan e-Catalog tidak dapat
dilakukan oleh fasilitas kesehatan swasta
BAB 4 PEMBAHASAN
Diagnosis skabies pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan teori pasien tersebut memiliki gejala
klinis berupa papula, pustula, vesikel dan ekskoriasi
pada kulitnya, pasien juga mengeluhkan pruritus
nokturnal. Penyakitnya sembuh setelah berobat ke
puskesmas namun sering berulang. Pasien
mendapatkan terapi salep 2-4, paracetamol.
Pada pasien ini diberikan salep 2-4, jika
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
No.HK.02.02/MENKES/514/2015, disarankan
pemakaian permetrin. Namun, dipuskesmas
Lhoksukon yang tersedia hanya salep 2-4. Karena
dari bagian farmasi puskesmas Lhoksukon
mengatakan lebih mudah mendapatkan salep 2-4
dibandingkan permetrin, dan jika pasien tidak
sembuh dengan pemberian salep 2-4 pasien
disarankan membeli obat diluar atau dirujuk ke RS
Cut Meutia.
Terdapat beberapa masalah pada kasus ini
yang masih perlu dikaji untuk penyelesaian
masalahnya, Beberapa metode yang dapat
dipergunakan dalam mencari akar penyebab
masalah, pada kasus ini metode yang digunakan
adalah diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram
tulang ikan/ fish bone)
FISH BONE
MATRIKS URUTAN PRIORITAS MASALAH
NO Masalah U S G Total
1 Kurang maksimalnya penyuluhan tentang scabies 4 4 4 12
2 Kurang maksimalnya penyuluhan tentang 5 4 4 13
kebersihan diri dan lingkungan
3 Pendapatan perbulan keluarga yang rendah 3 4 4 11
4 Kurangnya biaya untuk program pencegahan 3 3 3 9
scabies dan perilaku hidup bersih dan sehat
5 Kurangnya sarana prasara dalam upaya 5 5 3 13
peningkatan kebersihan diri dan lingkungan
6 kurang berjalannya system pencatatan dan 3 4 3 10
pelaporan kejadian scabies
7 Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai 5 5 4 14
scabies, kebersihan diri dan lingkungan
8 Ketidak pedulian keluarga terhadap pencegahan 5 5 4 14
dan penularan skabies
MATRIKS CARA PEMECAHAN MASALAH
N
o
Masalah Pemecahan masalah
Ruang Tamu
Kamar mandi
Samping rumah
pasien
TERIMA KASIH