Anda di halaman 1dari 27

Sidang Tugas Akhir, Bandung.

Indonesia Senin 24 September 2018

PENGARUH KADAR RESIN DAN


ARAH PENGEROLAN TERHADAP
KEKUATAN TEKAN KOMPOSIT
SANDWICH TENUNAN 3D SERAT
GELAS – POLIESTER

Oleh: Handy Budiman/ NIM: 13714045


Program Studi Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut
Teknologi Bandung, Bandung
Pendahuluan
Latar Belakang
 Komposit sandwich adalah material yang terdiri dari inti yang dilapisi di antara 2
lapis kulit

 Material sandwich sudah digunakan untuk badan bus, kereta api cepat, perahu,
dan pesawat terbang.
 Dalam aplikasinya, material komposit sandwich digunakan untuk menahan beban
bending.
Latar Belakang
 Beberapa jenis material sandwich yang sering digunakan

Honeycomb Wood/ Natural Corrugated Cross Banded Balsa


 Kelemahan dari jenis material sandwich yang sering digunakan tesebut
adalah inti dan kulit mudah mengalami delaminasi.
Latar Belakang
 Komposit sandwich tenunan 3D dapat mengurangi masalah delaminasi.

 Kekuatan delaminasi lebih tinggi daripada komposit sandwich lain


 Namun, Kekuatan tekan tidak sebaik komposit sandwich lain
Latar Belakang
 Sifat mekanik dari material komposit dipengaruhi oleh kadar dari material
penyusunnya.
 Perbedaan struktur kolom pakan dan lusi pada sandwich tenunan 3D
akan berpengaruh dalam teknik laminasi manufaktur komposit sandwich.
Tujuan
 Membuat komposit sandwich tenunan 3D serat gelas – poliester.

 Mengkaji pengaruh arah pengerolan terhadap kekuatan tekan


komposit sandwich tenunan 3D serat gelas – poliester.

 Mengkaji pengaruh dari jumlah resin terhadap kekuatan tekan dari


komposit sandwich tenunan 3D serat gelas – poliester.
Metodologi
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 Pembuatan Spesimen:
 metode pembuatan hand lay up
 Rasio berat resin: 0,5, 0,75, 1, 1,1, dan 1,5
 Variasi arah pengerolan: arah rol lusi, dan pakan searah dan berlawanan arah tidur
inti
L1 L2
L2
L1
P

Arah Penampang Arah Lusi


Arah Pakan
Lusi
P

 Pengujian: Penampang Arah Pakan


 Uji Tekan → Kekuatan tekan
 Uji Visual dan Stereomikroskop → Kualitas pembuatan dan pembentukan
jaringan poliester
 Uji Bakar → Fraksi volume serat
 Uji Densitas → Densitas Komposit
Data dan Analisis
Hasil Uji Visual
 Spesimen komposit sandwich tenunan 3D serat gelas – poliester
yang telah dibuat

 Jenis – jenis permukaan dari spesimen - spesimen yang telah dibuat

Impregnasi tidak sempurna, Impregnasi menengah, Impregnasi paling


permukaan kasar, hasil buruk permukaan kasar baik, permukaan halus
Hasil Uji Visual
 Semakin besar rasio resin,
 impregnasi semakin baik
 permukaan semakin
halus.
 Spesimen berhasil dibuat
pada rasio berat 1 : 1 – 1 :
1,5
 Tanda merah
menunjukkan bagian
yang memiliki impregnasi
buruk
 Bagian yang memiliki
impregnasi buruk pada
bagian tengah memiliki
kualitas yang kurang baik
Hasil Uji Stereomikroskop
 Bentuk inti dilihat pada
arah pakan
 Semakin besar rasio
resin, semakin besar
luas penampang
jaringan poliester pada
kolom

6 mm
Hasil Uji Stereomikroskop
 Bentuk inti dilihat pada
arah lusi
 Semakin besar rasio
resin, semakin banyak
jaringan poliester
terbentuk

6 mm
Hasil Uji Ketebalan
Ketebalan (mm)
Arah Rol Arah Rol
Rasio Berat Pakan Pakan
Arah Rol
Serat:Resin Berlawanan Searah
Lusi
Arah Tidurnya
Tidurnya Inti Inti
1:0.5 5.50± 0.04 5.83± 0.12 6.01± 0.15
1:0.75 5.16± 0.23 5.82± 0.06 5.95± 0.22
1:1 5.62± 0.05 6.20± 0.19 6.12± 0.10
1:1.1 5.57± 0.10 6.10± 0.15 5.98± 0.11
1:1.5 5.58± 0.12 6.24± 0.15 6.10± 0.08
Ketebalan Rata -
5.59 6.18 6.06
Rata

 Urutan ketebalan berdasarkan arah pengerolan: arah rol pakan


berlawanan tidurnya inti > arah rol pakan searah tidurnya inti > arah rol
lusi
 Faktor arah pengerolan yang menarik atau menekan kolom → kolom
tertidur atau berdiri dan memanjang atau memendek
Hasil Uji Ketebalan

 Pengerolan arah lusi menyebabkan kolom


memendek karena terkena tekanan pada
saat pengerolan.
 Pengerolan arah pakan berlawanan tidurnya
inti membuat kulit tertarik dan kemudian
membuat kolom berdiri
 Pengerolan arah pakan searah tidurnya inti
membuat kulit tertarik dan menarik kolom →
panjang kolom bertambah
Hasil Uji Densitas
Densitas (g/cm^3)
Arah Rol
Arah Rol
Rasio Berat Pakan
Arah Rol Pakan
Serat:Resin Berlawanan
Lusi Searah
Arah
Tidurnya Inti
Tidurnya Inti
1:0.5 0.27± 0.052 0.24± 0.005 0.25± 0.003
1:0.75 0.31± 0.047 0.31± 0.009 0.24± 0.005
1:1 0.36± 0.030 0.30± 0.031 0.32±0.027
1:1.1 0.41± 0.016 0.28± 0.015 0.32± 0.041
1:1.5 0.45± 0.064 0.38± 0.011 0.41± 0.038

 Semakin besar rasio resin, densitas semakin tinggi


 Pengaruh rasio resin: resin menggantikan udara di dalam inti
 Arah pengerolan yang menghasilkan densitas tertinggi: arah rol lusi > arah
rol pakan searah tidurnya inti > arah rol pakan berlawanan arah tidur inti
 Pengaruh pengerolan: pengaruh dari ketebalan
Hasil Uji Bakar
Fraksi Volume Serat
Arah Rol
Arah Rol
Rasio Berat Pakan
Arah Rol Pakan
Serat:Resin Berlawanan
Lusi Searah
Arah
Tidurnya Inti
Tidurnya Inti
1:0.5 0.44±0 0.61±0 0.45±0
1:0.75 0.52±0 0.33±0 0.52±0
1:1 0.46±0 0.38±0 0.31±0
1:1.1 0.34±0 0.39±0 0.26±0
1:1.5 0.24±0 0.27±0 0.25±0

• Semakin besar rasio resin, fraksi volume serat semakin kecil


• Faktror fraksi volume resin yang bertambah membuat fraksi
volume serat mengecil
Pengaruh Arah Pengerolan Terhadap
Kekuatan Tekan
Kekuatan Tekan (MPa)
Arah Rol Arah Rol
Rasio Berat Pakan, Pakan,
Serat:Resin Arah Rol Lusi Berlawanan Searah
Arah Tidurnya Tidurnya
Inti Inti
1:0.5 0.08± 0.09 0.11± 0.05 0.24± 0.08
1:0.75 0.15± 0.19 0.52± 0.02 0.14± 0.01
1:1 0.39± 0.05 0.52± 0.08 0.73± 0.41
1:1.1 2.26± 1.34 0.16± 0.04 0.87± 0.65
1:1.5 3.75± 2.26 1.20± 0.43 2.68± 0.94

 Kekuatan arah pengerolan lusi > arah rol


pakan berlawanan tidurnya inti > arah rol
pakan searah tidurnya inti
 Kolom panjang dan tipis → kolom lebih mudah
mengalami buckling → kekuatan tekan komposit
𝜋2 𝐸𝐼
berkurang (𝑃 = 𝐾𝐿 2 )
 Luas area penampang kolom besar → tegangan
kolom mengecil → Kekuatan tekan komposit
sandwich meningkat
Pengaruh kadar resin terhadap
kekuatan tekan
Kekuatan Tekan (MPa)
Arah Rol Arah Rol
Rasio Berat Pakan, Pakan,
Serat:Resin Arah Rol Lusi Berlawanan Searah
Arah Tidurnya
Tidurnya Inti Inti
1:0.5 0.08± 0.09 0.11± 0.05 0.24± 0.08
1:0.75 0.15± 0.19 0.52± 0.02 0.14± 0.01
1:1 0.39± 0.05 0.52± 0.08 0.73± 0.41
1:1.1 2.26± 1.34 0.16± 0.04 0.87± 0.65
1:1.5 3.75± 2.26 1.20± 0.43 2.68± 0.94

 Semakin besar kadar resin, kekuatan tekan komposit sandwich tenunan 3D


semakin tinggi
 Semakin besar kadar resin → terbentuknya jaringan poliester pada kolom → luas
area penampang bertambah → tegangan kolom mengecil → kekuatan tekan
komposit sandwich meningkat
 Kolom tipis → kolom lebih mudah mengalami buckling → kekuatan tekan
𝜋2 𝐸𝐼
komposit berkurang (𝑃 = 𝐾𝐿 2)
Kekuatan tekan Spesifik komposit
Sandwich tenunan 3D
Kekuatan Spesifik (Mpa/(g/cm^3))
Arah Rol
Arah Rol
Rasio Berat Pakan,
Arah Rol Pakan,
Serat:Resin Berlawanan
Lusi Searah
Arah
Tidurnya Inti
Tidurnya Inti
1:0.5 0.29 0.42 0.95
1:0.75 0.48 2.12 1.66
1:1 1.84 1.31 2.29
1:1.1 5.52 1.00 1.95
1:1.5 8.36 3.17 6.51
Kesimpulan
 Komposit sandwich tenunan 3D serat gelas poliester berhasil
dibuat pada rasio serat : resin 1 : 1, 1 : 1.1 dan 1 : 1.5
dengan ketebalan 5.59 – 6.18 mm dan Kekuatan maksimum
3.75 Mpa.

 Pengerolan arah lusi menghasilkan kekuatan maksimum


yang tertinggi yaitu 3.75 MPa. Pengerolan arah pakan
berlawanan arah tidur inti menghasilkan kekuatan maksimum
terendah yaitu 1.20 Mpa. → Berkaitan dengan fenomena
buckling.

 Semakin tinggi kadar resin, kekuatan tekan komposit


sandwich tenunan 3D serat gelas - poliester semakin tinggi.
Peningkatan rasio berat serat : resin 1 : 1, 1 ke 1 : 1.5
menghasilkan peningkatan kekuatan dari 0.39 – 3.75 Mpa.
→ Berkaitan dengan pembentukan jaringan poliester pada
inti.
Saran
 Rasio serat berbanding resin dengan rasio yang lebih tinggi
daripada 1 : 1.5 perlu diteliti, misalnya 1 : 1.75, 1 : 2, dan
seterusnya, untuk menemukan rasio resin yang optimal agar
kekuatan spesifik optimum dari komposit sandwich tenunan
3D serat gelas – poliester ditemukan.
Daftar Pustaka
 ASTM. 2016. “Standard Test Method for Flatwise Compressive Properties of
Sandwich Intis”. Barr Harbor Drive: ASTM International
 Astrom, B.T. 1997. “Manufacturing of Polymer Composites”. 1st ed., Chapman
and Hall: London
 Atteshamuddin S. Sayyad, Yuwaraj M. Ghugal. 2017. “Bending, buckling and
free vibration of laminated composite and sandwich beams: A critical review
of literature”. Elsevier. Jumat 16 Agustus 2018
 Callister W.D. Jr., Materials Science & Engineering an Introduction, John
Wiley & Sons, 2003 U.S.A
 CMH-17.2013. “Composite Material Handbook Volume 3”.Wichita: SAE
International
 Hara Kim, Bong Hyun Cho, dkk. 2014. “A composite sandwich panel integrally
woven with truss core”. Elsevier. 16 Agustus 2018.
 Hibbler, R.C. 2011. “Mechanics of Material”. USA: Pearson Prentice Hall
 http://engineering.myindialist.com/2015/twelve-viva-questions-on-columns-
and-struts/#.VzmNfvl97cs, diakses pada 31 Agustus 2018
 http://www.fiberglassfiber.com/Item/Show.asp?m=5&d=343, diakses pada 3
Juni 2018
Daftar Pustaka
 http://www.instron.us/en-us/our-company/library/test-types/compression-test,
diakses pada 19 Agustus 2018
 http://www.nauticexpo.com/prod/ayres-composite-panels/product-28043-
471414.html, diakses pada 7-6-2018
 http://www.parabeam.nl/index.php/ct-menu-item-8/ct-menu-item-11, diakses
pada 16 Agustus 2018
 http://www.rroij.com/open-access/experimental-test-on-sandwich-panel-
composite-material-.php?aid=46392, diakses pada 10 Juli 2018
 http://www-materials.eng.cam.ac.uk/mpsite/interactive_charts/spec-
spec/basic.html, diakses pada 16 Agustus 2018
 https://mechanicalc.com/reference/column-buckling, diakses pada 29
Agustus 2018
 https://nptel.ac.in/courses/101104010/lecture7/7_7.htm, diakses pada 19
Agustus 2018
 https://www.ccm.udel.edu/research_summaries/multiple-gate-injection-
optimization-in-liquid-composite-molding-2/, diakses pada 19 Agustus 2018
 https://www.mt.com/my/en/home/supportive_content/matchar_apps/MatChar
_UC314.html, diakses pada 16 Agustus 2018
 https://www.tekscan.com/blog/pressure-mapping/what-compression-force,
diakses pada 19 Agustus 2018
 Jung-Seok Kim dan Seong-Kyun Chung. 2006. “A study on the low-velocity
impact response of laminates for composite railway bodyshells”. Elsevier. 16
Agustus 2018
 Van Vuure, William Art. 1997. “Composite Panels Based on Woven
Sandwich-Fabric Preforms”. Jerman: Leuven University
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai