Anda di halaman 1dari 11

MUSCLE RELAXANT

Oleh:
Dewa Ayu Agung Gita Sugandhi
Aldesy Yustika Indriani
depolarisasi

Muscle
relaxant
Non depolarisasi

• Long acting
• Imtermediate acting
• Short acting

Obat-obat pelumpuh
otot dapat berupa
senyawa
benzilisokuinolin atau
aminosteroid.
Muscle Relaxant Golongan Depolarizing

serabut otot mendapat


rangsangan depolarisasi
Obat pelumpuh otot menimbulkan depolarisasi
menetap sehingga akhirnya
depolarisasi ini bekerja persisten pada lempeng
kehilangan respons
sebagai agonis ACh. akhir saraf.
berkontraksi sehingga
menimbulkan kelumpuhan.

Ciri kelumpuhan ditandai dengan fasikulasi otot.


Pulihnya fungsi saraf otot sangat bergantung pada kemampuan daya hidrolisis enzim kolinesterasi.
Suksametonium (succvnil choline)

Indikasi Kegunaan Kontra indikasi absolut

• Pelumpuh otot jangka • untuk mempermudah • Hiperkalemia


pendek intubasi trakea, karena • Kelainan otot: malignant
• Dosis : 1-2 mg / kg BB / IV mula kerja cepat dan hyperthermia, myastenia
• Mula kerja: 1-2 menit lama kerja yang singkat. gravis, muscular distrophy
dengan lama 3-5 menit. Juga dipakai untuk • Trauma otot masive
memelihara relaksasi otot
• Cara pemberian : IV / IM • Luka bakar, 7-60 hari
dengan cara pemberian
/ Intra lingual / Intra • Luka tusuk orbita
kontinyu per infuse atau
bukal • Gangguan neurology:
suntikan intermitten.
paraplegia,
neurodegenerative
disease.
Muscle Relaxant
Golongan Non
Depolarizing
Mekanisme Blok Saraf Otot

Hambatan kompetisi atau blok non


depolarisasi

Hambatan depolarisasi atau blok depolarisasi

a) Hambatan fase II atau blok desensitisasi /


bifasik (blok ganda)
b) Hambatan campuran
Pemilihan obat pelumpuh otot :

Gangguan faal ginjal : atrakurium, vekuronium

Gangguan faal hati : atrakurium

Miastenia gravis: dosis 1/10 atrakurium

Bedah singkat : atrakurium, rokuronium, mivakuronium

Kasus obstetric : semua dapat digunakan kecuali galamin


TANDA-TANDA KEKURANGAN PELUMPUH
OTOT

Cegukan
(hiccup) Dinding perut
kaku Ada tahanan
pada inflasi
paru.
PENAWAR PELUMPUH OTOT
Anti kolinesterase
◦ dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan akumulasi asetilkolin. Obat ini mengalami
metabolisme terutama oleh kolinesterase serum.
◦ Dosis : 0,5mg bertahap sampai 5mg.
◦ Bersifat muskarinik menyebabkan hipersalivasi, keringatan, bradikardia, kejang bronkus,
hipermotilitas usus dan pandangan kabur. Sehingga pemberiannya harus disertai
dengan obat vagolitik seperti atropine dosis 1- 1,5mg.
◦ Ekskresi terutama di ginjal.
KESIMPULAN
◦ Walaupun obat-obat pelumpuh otot bukan merupakan obat anestetik, tetapi
penggunaannya dalam klinik sangat membantu pelaksanaan tindakan anestesia dan
pembedahan.
◦ Obat pelumpuh otot sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua golongan besar
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu golongan depolarisasi dan non-depolarisasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai