Anda di halaman 1dari 50

ST ELEVASI MIOKARD

INFARK (STEMI)

Yusuf Ahmad Rizalni, S.Ked


71 2017 070
dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP
Latar Belakang

SKA  sindrom yang prevalensi penyakit


terdiri dari beberapa jantung koroner di
penyakit koroner yaitu, Indonesia pada tahun
unstable angina, Acute 2013 diperkirakan Sampai dengan saat
Myocardial Infarction sekitar 883.447 atau ini SKA juga
dengan segmen ST sebesar0,5%. merupakan penyebab
elevasi (STEMI) dan Prevalensi jantung utama kematian dini
Acute Myocardial koroner yang pada sekitar 40%
Infarction tanpa terdiagnosis di dari sebab kematian
segmen ST elevasi Sumatera Selatan laki-laki usia
(NSTEMI), maupun sebesar 0,4%, dan menengah di
angina pektoris pasca berdasar terdiagnosis Indonesia.
infark atau pasca dan gejala sebesar
tindakan intervensi 0,7%.
koroner perkutan.
Identifikasi
 No. RM : 04-53-05
 Nama lengkap : Ny. SU
 Umur : 29 Desember 1966 (52 tahun)
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Pertama
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Jln. Kapten Abdullah, lr Setia, RT 08
 Tanggal Masuk Rumah Sakit : 26 November 2018
 Tanggal Pemeriksaan : 26 Novermber 2018
 Dokter Pemeriksa : dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP
 Ruangan : Ahmad Dahlan 1 Bed 5
Anamnesis
 Keluhan Utama: Nyeri dada sejak ± 2 Hari SMRS.
 Riwayat Perjalanan Penyakit:
OS mengeluh nyeri dada sejak 2 hari SMRS, os
mengatakan mengalami keluhan nyeri dada kiri seperti
tertimpa benda berat, nyeri dada yang dirasakan hilang
timbul.
Sejak ± 2 jam SMRS os mengeluh nyeri dada yang
sama, seperti tertimpa benda berat, namun sakit dada
yang dialami saat ini terasa lebih berat dan sakit, nyeri
dada terasa tembus ke belakang menjalar ke punggung.
Nyeri dada yang dirasakan terutama ketika os sedang
beraktivitas. Nyeri dada yang dialami terasa hilang timbul.
Durasi nyeri dada berkisar antara 5-10 menit.
OS juga mengeluh sakit kepala dan mual dan
badan terasa lemas. Muntah disangkal. OS juga
mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak ± 10
tahun SMRS, os rutin mengkonsumsi obat untuk
menurunkan tekanan darah 1 tabet per hari. Os baru
mengetahui memiliki penyakit DM, namun os pernah
memeriksakan gula darah ± 6 bulan yang lalu dan
hasilnya gula darah os tinggi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat penyakit hipertensi: sejak ±10 tahun yang lalu
 Riwayat penyakit Diabetes melitus : ada
 Riwayat penyakit jantung: ada

 Riwayat Penyakit Keluarga


 Hipertensi : ada, Ibu dan adik
Alkohol (-),
Merokok (-)

Riwayat
kebiasaan
 Riwayat makan
makanan
Kebiasaan bersantan. Makanan tinggi
kolestrol 
rendang, ayam,
pindang, dan
makanan
berminyak
Pemeriksaan Fisik 26 Februari 2018
Keadaan umum:
Keadaan Kesadaran Tekanan
umum darah
• Tampak • Compos • 160/100
sakit mentis mmHg
sedang

Nadi Respiration Temperature


rate

• 74x/ menit, • 24 x/ menit • 36,8


 Pemeriksaan Kepala:
 Bentuk kepala : Normocephali
 Rambut : Hitam, tidak rontok, tidak mudah dicabut
 Muka : Pucat (-)
 Pemeriksaan Mata:
 Palpebra : edema (-/-)
 Konjungtiva : anemis (-/-)
 Sklera : ikterik (-/-)
 Pupil : refleks cahaya (+/+), isokor.
 Pemeriksaan Telinga:
 Liang telinga normal, serumen (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan (-/-),
gangguan pendengaran (-)
 Pemeriksaan Hidung:
 Deformitas (-), nafas cuping hidung (-/-), sekret (-), Epistaksis (-),
mukosa hiperemis (-)
 Pemeriksaan Mulut + Tengorokan:
 Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-),
gusi hiperemis (-), Uvula di tengah
 Pemeriksaan Leher:
 Inspeksi: Simetris, tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)
 Palpasi: Pembesaran Tiroid (-). Pembesaran KGB (-) JVP: (5-2) cm
H2O
 Kulit:
 Hipergigmentasi (-), ikterik (-), petikhie (-), sianosis (-), pucat pada
telapak tangan dan kaki (-), turgor normal.
 Pemeriksaan Thorax:
 Paru-paru
 Inspeksi: Statis: kanan sama dengan kiri, dinamis: tidak ada yang
tertinggal, sela iga melebar (-), retraksi intercostae (-), benjolan (-)
 Palpasi: Stem fremitus kanan sama dengan kiri, benjolan (-)
 Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru kanan kiri
 Auskultasi: Vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
 Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
 Palpasi: iktus cordis tidak teraba
 Perkusi: Kanan Atas: ICS II linea parasternalis dextra, Kanan bawah:
ICS IV linea parasternalis sinistra,Kiri atas: ICS II linea parasternalis
sinistra, Kiri bawah: ICS VI linea midclavicularis sinistra
 Auskultasi: HR: 74x/menit, S1- S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi: Cembung, caput medusa (-), benjolan (-)
 Palpasi: Lemas, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba, massa (-), ballotement (-)
 Perkusi: Tympani (+), undulasi (-), shifting dullness (-)
 Auskultasi: Bising usus (+) Normal
 Pemeriksaan Genitalia: tidak diperiksa
 Ekstremitas:
 Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT < 2 detik,
Kekuatan (5)
 Inferior : Akral hangat (+/+), pitting edema (-/-), CRT < 2
detik, Kekuatan (5)
Pemeriksaan Laboratorium 27 November 2018
 Darah Lengkap Kimia Darah
 Hematokrit: 33,7 %  GDS : 211 mg/dl
 Hemoglobin: 11,7 g/dL  Ureum : 32 mg/dl
 Trombosit : 318.000 /ul  Creatinine : 0,5 mg/dl
 Natrium : 140 mEq/L
 Leukosit : 8.200 /ul
 Kalium : 5,1 mEq/L
 Hitung Jenis :
 CKMB: 16 U/L
 Eosinofil : 0,1 %
 CPK : 99 U/L
 Basofil : 0,4 %
 Neutrofil batang :0% Kimia Klinik
 Glukosa Darah Puasa : 144 mg/dL
 Neutrofil Segmen : 76,4 %
 Glukosan Darah 2 jam post prandial : 146
 Limfosit : 14,5 %
mg/dL
 Monosit : 8,6 %
 Trigliserida : 191 mg/dL

 HbA1c : 7.8 %

 Kolesterol total : 232 mg/dL

 HDL Kolesterol : 45 mg/dL

 LDL Kolesterol Direk : 149 mg/dL


Pemeriksaan EKG 26 Februari 2018

 Irama sinus, HR 75-100x/menit, normal axis. T inverted di V1-


V4. P mitral Lead 2. Interpretasi : Iskemi anteroseptal, Right
Atrial Enlargment
Pemeriksaan ECHO 28 November 2018

Interpretasi:
 Anatomi Katup : Normal
 Dimensi Ruang : Normal
 Global Wall Motion : Normal
 Regional Wall Motion : Normal
 Fungsi Sistolik LV : EF
 Fungsi Diastolik LV : E/A > 1
 Lain-lain : TAPSE 21
 Kesan : Dimensi ruang
jantung normal, fungsi diastolic normal, fungsi
sistolik av normal, katub-katub baik.
RESUME
 OS mengeluh nyeri dada kiri menjalar sampai ke punggung,
os mengatakan mengalami keluhan nyeri dada kiri seperti
tertimpa benda berat, nyeri dada yang dirasakan hilang
timbul. Nyeri dada dirasakan ketika os sedang beraktivitas,
durasi nyeri dada berkisar antara 5-10 menit.
 OS juga mengeluh sakit kepala dan mual dan badan terasa
lemas. Muntah disangkal. OS juga mengatakan memiliki
riwayat hipertensi sejak ± 10 tahun SMRS, os rutin
mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah 1
tabet per hari. Os baru mengetahui memiliki penyakit DM,
namun os pernah memeriksakan gula darah ± 6 bulan yang
lalu dan hasilnya gula darah os tinggi.
 Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah : 160/80
mmHg, nadi : 74 x/ menit, pernafasan : 18 x/ menit, dan
temperature : 36,8 oC. Batas jantung kiri bawah ICS VI
linea midclavicularis sinistra. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan Irama sinus, HR 75-100x/menit, normal axis. T
inverted di V1-V4. P mitral Lead 2. Interpretasi : Iskemi
anteroseptal, Right Atrial Enlargment. Dari pemeriksaan
echocardiography didapatkan kesan: Dimensi ruang jantung
normal, fungsi diastolic normal, fungsi sistolik av normal,
katub-katub baik. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Glukosa Darah Puasa : 144 mg/dL, glukosan Darah 2 jam
post prandial : 146 mg/dL, HbA1c : 7.8 %, Kolesterol total :
232 mg/dL, HDL Kolesterol : 45 mg/dL, LDL Kolesterol Direk
: 149 mg/dL (CKMB : 16 U/L dan CPK : 99 U/L).
Diagnosa Kerja
 Angina pectoris tidak stabil + Hipertensi + DM
Tatalaksana

Non Farmakologis Farmakologis

 Edukasi (disarankan untuk  IVFD RL gtt xx/mnt


membatasi aktivitas)
 ISDN 1x5 mg (KP)
 Terapi gizi (diet rendah
garam, kolesterol dan gula)  Bisoprolol 1x 2,5 mg
 Aspilet 1x80 mg
 Clopidogrel 1x75 mg
 NRF 1x2,5 mg
 Metformin 2x500 mg
Prognosis
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad fungtionam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
SKA  sindrom yang terdiri dari beberapa penyakit
koroner yaitu, unstable angina, Acute Myocardial
Infarction dengan segmen ST elevasi (STEMI) dan
Acute Myocardial Infarction tanpa segmen ST elevasi
(NSTEMI), maupun angina pektoris pasca infark atau
pasca tindakan intervensi koroner perkutan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Keluar masuknya darah, ke
masing-masing ruangan, dikontrol
juga dengan peran 4 buah katup
di dalamnya, yaitu :
 Katup trikuspidal (katup yang
terletak antara atrium kanan dan
ventrikel kanan).
 Katup mitral (katup yang terletak
antara atrium kiri dan ventrikel
kiri).
 Katup pulmonalis (katup yang
terletak antara ventrikel kanan
ke arteri pulmonalis).
 Katup aorta (katup yang terletak
antara ventrikel kiri ke aorta).
EPIDEMIOLOGI

 Menurut WHO tahun 2008, penyakit jantung iskemik


merupakan penyebab utama kematian di dunia (12,8%)
 di Indonesia menempati urutan ke tiga. Berdasarkan
diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di
Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan sekitar
883.447 atau sebesar 0,5%.
 Prevalensi jantung koroner yang terdiagnosis di Sumatera
Selatan sebesar 0,4%, dan berdasar terdiagnosis dan
gejala sebesar 0,7%.
FAKTOR RESIKO

Tidak Dapat Diubah Dapat Diubah


 Usia  Hiperlipidemia
 Riwayat keluarga  Hipertensi
 Merokok
 Riwayat penyakit jantung
 Diabetes mellitus
koroner sebelumnya
 Obesitas
 Jenis kelamin (laki-laki)  Ketidakaktifan fisik
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang Tidak dapat Diperbaiki

Riwayat keluarga
Usia Jenis kelamin dengan penyakit
jantung koroner
• Kerentanan yang • Kejadian penyakit • Meningkatkan
serius jarang koroner relatif kemungkinan
terjadi sebelum lebih rendah timbulnya
usia 40 tahun. pada wanita aterosklerosis
sampai prematur.
menopause,
KLASIFIKASI

UAP
Asimtomatik
PJK Akut (Sindrom NSTEMI
koroner akut)
Simtomatik
Kronis (Angina STEMI
pektoris stabil
Kondisi Durasi Kualitas Lokasi Enzim Jantung
Angina ≥2 menit dan Tertekan, Retrosternal,
≥10 menit tertindih beban, menjalar ke
terbakar leher, rahang
bawah &
lengan kiri
Angina Tidak 10-20 menit Sama seperti Sama seperti Tidak ada
Stabil angina, + angina peningkatan
pada SKA troponin T
disertai dan/atau
keringat dingin, CKMB
mual muntah &
lemas
Infark Bervariasi, Sama seperti Sama seperti Peningkatan
Miokardial kadang ≥30 angina tidak angina troponin T
Akut menit stabil dan/atau
CKMB
DIAGNOSIS

 Anamnesis  nyeri dada


 Pemeriksaan fisik  seringkali normal.
 Kondisi yang berhubungan dengan aterosklerosis:
hipertensi, penyakit paru kronis (akibat rokok),
xanthelasma (dislipidemia), dll.
 Pemeriksaan penunjang  lab (darah rutin, BSS,
profil lipid, enzim jantung) dan EKG
DIAGNOSIS

Gambar 2. Pola nyeri pada pasien infark miokard akut


ST Elevasi Myocardial Infarction
 Menuru ACC/AHA STEMI Guidelines 2004, STEMI
adalah elevasi segmen ST >1mm pada 2 lead
berturut-turut (baik prekordial atau limb leads).
Progresifitas infark miokard dibagi menjadi akut
(beberapa jam pertama - 7 hari), healing (7 – 28
hari), dan Sembuh (29 hari).
ST Elevasi Myocardial Infarction
DIAGNOSIS BANDING

 Perikarditis akut
 Emboli paru
 Diseksi aorta akut
 Gangguan GI.

Gambar 3. Diagnosis banding nyeri pada dada


Algoritma
Tatalaksa
na STEMI
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
 Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia,
aritmia yang sering memberikan komplikasi adalah
ventrikel fibrilasi. Ventrikel fibrilasi 95% meninggal
sebelum sampai rumah sakit. Komplikasi lain
meliputi disfungsi ventrikel kiri/gagal jantungdan
hipotensi/syok kardiogenik.
PROGNOSIS

Terdapat beberapa sistem yang ada dalam menentukan pronosis pasien pasca IMA.4
Analisis Masalah
 Perempuan berusia 52 tahun nyeri dada kiri menjalar sampai ke
punggung, nyeri seperti tertimpa benda berat, nyeri hilang timbul.
Nyeri dirasakan ketika beristirahat, durasi antara 5-10 menit.

 Nyeri dada tanpa trauma dapat terjadi karena sindrom koroner


akut.

 Sindrom koroner akut adalah gabungan gejala klinik yang


menandakan iskemia miokard akut, yang terdiri dari infark
miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST segment elevation
myocardial infarction = STEMI), infark miokard akut tanpa
elevasi segmen ST (non ST segment elevation myocardial infarction
= NSTEMI), dan angina pectoris tidak stabil (unstable angina
pectoris = UAP).
Analisis Masalah

 OS juga mengeluh sakit kepala dan mual dan


badan terasa lemas. Muntah disangkal.

 Keluhan angina pektoris tidak stabil dapat


berupa rasa tidak enak atau nyeri di daerah
epigastrium yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
dan dapat disertai gejala otonom sesak napas,
mual sampai muntah, kadang-kadang disertai
keringat dingin. Pada pemeriksaan jasmani
seringkali tidak ada yang khas
Analisis Masalah
 OS memiliki R/ hipertensi sejak ± 10 tahun SMRS, rutin
mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah 1 tabet per
hari.

 Riwayat hipertensi merupakan faktor risiko

 Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi


terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, akibatnya beban
kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi
ventrikel untuk menguatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan
ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi
kompensasi akhirnya terlampaui, terjadi dilatasi dan payah jantung.
Jantung jadi semakin terancam dengan adanya aterosklerosis
koroner. Kebutuhan oksigen miokardium meningkat sedangkan
suplai oksigen tidak mencukupi, akhirnya mengakibatkan iskemia.
 Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 160/80 mmHg. Batas
jantung kiri bawah ICS VI linea midclavicularis sinistra. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan Irama sinus, HR 75-100x/menit,
normal axis. T inverted di V1-V4. P mitral Lead 2.

 Interpretasi : Iskemi anteroseptal, Right Atrial Enlargment.

 Adanya depresi segmen ST yang baru menunjukan


kemungkinan adanya iskemi atau NSTEMI
Lokasi Miokard Infark
 Pada pemeriksaan darah didapatkan Glukosa Darah Puasa : 144
mg/dl, glukosan Darah 2 jam post prandial : 146 mg/dL, HbA1c :
7.8 %, Kolesterol total : 232 mg/dL, LDL Kolesterol Direk : 149
mg/dL (CKMB : 16 U/L dan CPK : 99 U/L).

 Pemeriksaan enzim jantung pada kasus ini dalam batas normal.

 Hal ini sesuai dengan diagnosis angina pectoris tidak stabil bila
pasien mempunyai keluhan iskemi sedangkan tidak ada kenaikan
troponin maupun CK-MB dengan ataupun tanpa perubahan EKG
untuk iskemi, seperti adanya depresi segmen ST ataupun elevasi
yang sebentar atau adanya gelombang T yang negatif.
Penanda Biokimia Cedera Sel Jantung

Setelah infark miokardium akut, CK dan CK-MB meningkat


dalam waktu 4 hingga 6 jam dengan kadar puncak dalam 18-
24 jam, dan kembali menurun setelah 2 hingga 3 hari.

Penanda Meningkat Memuncak Durasi


Creatinin kinase 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari

Creatinin kinase MB (CKMB) 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari

Cardiac spesific troponin T (cTnT) 4-6 jam 18-24 jam 10 hari

Cardiac spesific troponin I (cTnI) 4-6 jam 18-24 jam 10 hari


 Penatalaksanaan pada kasus ini adalah IVFD RL gtt
xx/mnt ISDN 1x5 mg (KP), Bisoprolol 1x 2,5 mg,
Aspilet 1x80 mg, Clopidogrel 1x75 mg dan NRF
1x2,5 mg.

 Tindakan umum pada pasien dengan angina


pectoris tidak stabil yaitu perawatan rumah sakit,
sebaiknya di unit intensif koroner, dan
diistirahatkan (bed rest), diberi obat penenang
dan oksigen.
 Pemberian ISDN dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena
dan arteriol perifer, dengan efek mengurangi preload dan afterload
sehingga dapat mengurangi wall stress dan kebutuhan oksigen
 Pemberian bisoprolol (Beta Blocker) menurunkan kebutuhan oksigen
miokardium melalui efek penurunan denyut jantung dan daya
kontraksi miokardium serta menurunkan resiko infark.
 Pemberian aspilet (aspirin) banyak studi telah membuktikan bahwa
aspirin dapat mengurangi kematian jantung dan mengurangi infark
fatal pada pasien UAP.
 Klopidogrel merupakan derivat tienopiridin, yang menghambat
agregasi platelet. Klopidogrel juga terbukti dapat mengurangi
strok, infark dan kematian kardiovaskular dan dianjurkan pada
pasien yang tidak tahan aspirin.
KESIMPULAN

 Kasus Angina Pectoris tidak stabil, perempuan 52 tahun keluhan Os


datang dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung
yang memberat sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Os
mengatakan nyeri dada timbul saat beraktivitas, nyeri dada yang
dirasakan hilang timbul dan berdurasi berkisar antara 5-10 menit. Os
juga mengeluh sakit kepala, mual dan badan terasa lemas.
KESIMPULAN

 OS juga mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak ± 10 tahun


SMRS, os rutin mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah 1
tabet per hari. Os baru mengetahui memiliki penyakit DM, namun os
pernah memeriksakan gula darah ± 6 bulan yang lalu dan hasilnya
gula darah os tinggi.
KESIMPULAN

 Hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal didapatkan GDS: 211


mg/dl, GDP: 144 mg/dl, GDPP: 146 mg/dl, HbA1c: 7,8%, Kolesterol
total 232 mg/dl, LDL kolesterol direk 149 mg/dl.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai