Anda di halaman 1dari 21

 Volume plasma meningkat 20 – 100 %

 Volume eritrosit meningkat (1400 mL 


bertambah 240 -400 mL)

 Hemoglobin  menurun pada


pertengahan kehamilan dan akan
meningkat lagi pada akhir kehamilan
 Anemia merupakan suatu keadaan adanya
penurunan kadar hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, atau hitung eritrosit dibawah
batas “normal”
 WHO
 < 11 g/dL

 CDC
 < 11 g/dL (trimester 1)
 < 10,5 g/dL (trimester 2)
 < 11 g/dL (trimester 3)
 Postpartum < 10 g/dL
 37,1% ibu hamil menderita anemia (Riskesdas 2013)

 36,4% di kawasan perkotaan

 37,8% di kawasan pedesaan

 30-50% wanita menderita anemia dalam kehamilan,

dengan defisiensi besi sebagai penyebab tersering,

yakni lebih dari 90% kasus


 Peningkatan cardiac output, terutama
dengan peningkatan frekuensi denyut
jantung
 Vasodilatasi akibat hipoksia dengan
penurunan resistensi vaskuler
 Peningkatan perfusi jaringan
 Redistribusi darah
 Peningkatan volume respirasi
 Peningkatan gradient oksigen
arteriovenosa
 Pelepasan eritropoietin
 Kelelahan, kelemahan
 Simptom kardiovaskular (contohnya
palpitasi)
 Pucat pada kulit dan mukosa
 Takikardia dan hipotensi
 Hipertrofi jantung (pada kasus
kronik)
 Abortus
 Persalinan preterm
 Partus lama karena inersia uteri
 Perdarahan postpartum karena atonia uteri
 Syok
 Infeksi, baik intrapartum maupun
postpartum
 Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada
anemia yang sangat berat dengan Hb
kurang dari 4 g/dl)
 Kematian mudigah
 Kematian perinatal
 Prematuritas
 Cadangan besi kurang pada janin
 Anemia akibat perdarahan
 Anemia akibat penurunan atau
inefektivitas eritropoesis
 Anemia defisiensi (besi atau asam folat)
 Penyakit ginjal
 Kelainan sumsum tulang

 Anemia akibat penghancuran eritrosit


dan hemolisis
 Hemoglobinopati
 Kebutuhan besi berbeda tiap trisemester
 Kebutuhan besi meningkat cepat pada trimester
kedua dan ketiga karena pertumbuhan fetal, dan
terjadi peningkatan dari volume plasma yang
sangat bermakna
 Kebutuhan besi adalah 1000mg : terdiridari
kebutuhan maternal 500 mg untuk ekspansi sel
darah merah, 300 mg untuk kebutuhan janin dan
200 mg besi hilang lewat usus, urine, dan kulit
 Defisiensi besi dapat dipicu karena intake,
gangguan serapan dan kehilangan besi yang
meningkat
 Total besi ↓  penurunan cadangan besi
pada hepatosit dan makrofag hati, limpa
dan sumsum tulang belakang

 Setelah cadangan habis  penurunan


kadar besi plasma  suplai besi pada
sumsum tulang untuk pembentukan Hb
menurun  peningkatan jumlah eritrosit
protoporfirin  produksi eritrosit mikrositik
dan penurunan nilai HB
 Pertama : cadangan besi berkurang tanpa
disertai penurunan kadar besi dalam serum
 nilai feritin rendah
 Kedua : cadangan besi habis dan nilai Hb
masih dalam batas normal, penurunan
saturasi transferin, peningkatan TIBC dan
peningkatan protoporfirin eritrosit bebas
Nilai MCV dbn, ditemukan sel mikrositik
pada blood smear
 Ketiga : penurunan Hb  anemia defisiensi
besi
 Anamnesis
 Mudah lelah

 Tampak pucat

 Berdebar-debar

 Pemeriksaan fisik
 Konjungtiva pucat

 Abnormalitas epitel : kuku koilonikia


 Pemeriksaan penunjang
 Hb dan Ht rendah

 MCV,MCH dan MCHC rendah


(mikrositik dan hipokrom)
 Ferritin menurun, SI menurun, dan
TIBC meningkat
 protoporfirin eritrosit tinggi

 tidak ditemukan hemosiderin dalam


sumsum tulang
 Tatalaksana Umum
 ± 200 mg besi elemental per hari

 Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan


pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin
 Tatalaksana Khusus

Transfusi untuk anemi dilakukan pada pasien


dengan kondisi berikut :
 Kadar Hb <7g/dl atau kadar hematokrit <20%

 Kadar Hb 7-10 g/dl dengan dengan gejala klinis


: pusing, pandangan berkunang – kunang, atau
takikardi (frekuensi nadi>100x/menit)
Jenis Sediaan Dosis Sediaan Kandungan
(mg) besi elemental
(mg)
Sulfat ferosus 325 65
Fero fumarat 325 107
Fero glukonat 325 39
Besi 150 150
polisakarida
 Komplikasi
 Pada Bayi/Anak
 Defisiensi besi pada 3 bulan pertama usia
kehidupan
 Penurunan kondisi mental dan psikomotor
 Kontrol emosi yang buruk
 Pada Ibu
 Kelahiran preterm
 BBLR
 Solusio Plasenta
 Meningkatkan resiko perdarahan post partum
Pasien yang ditatalaksana dengan tepat
menunjukkan prognosis yang baik
 ditemukan megaloblas atau promegaloblas
dalam darah atau sumsum tulang
 anemia makrositer dan hiperkrom tidak
selalu dijumpai
 pemeriksaan asam formimino-glutamik
dalam air kencing
 percobaan penyerapan dan percobaan
pengeluaran asam folat
 Tablet asam folat diberikan dalam
dosis 1x 2 mg /hari
 vitamin B12 dengan dosis 1x 250 –
1000 mikrogram /hari, baik per os
maupun parenteral
 Darah tepi menunjukan gambaran
normositer dan normokrom, tidak
ditemukan ciri – ciri defisiensi besi,
asam folat, atau vitamin B12.
 Sumsum tulang bersifat normoblastik
dengan hipoplasia erithropoesis yang
nyata. Perbandingan mieloit:eritroit
yang diluar kehamilan 5:1 dan dalam
kehamilan 3:1 atau 2:1, berubah
menjadi 10:1 atau 20 :1.
 Pengobatan dengan segala macam
obat penambah darah tidak memberi
hasil  transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai