Anda di halaman 1dari 27

KAKI DIABETIK PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS


TIPE II
Kelompok B3

Dian Yulita Sarapang 102013212


Manggala Senapati 102013352
Yuliana Casandra 102014104
Jonathan B. Gilbert 102014109
Maya Saputri 102014152
Lim Kee Zhen 102014237
Septin Permata Sari 102014274
Thomy lekawael 102016283
SKENARIO
 Seorang perempuan 65 tahun datang ke
Poliklinik karena luka pada telapak kaki
kanannya sejak 3 minggu yang lalu. Pasien
memiliki riwayat kencing manis sejak 10 tahun
yang lalu dan tidak rutin berobat
RUMUSAN MASALAH
 Perempuan 65 tahun datang ke poliklinik karena
luka pada telapak kaki kanannya sejak 3 minggu
yang lalu dengan riwayat kencing manis sejak 10
tahun yang lalu dan tidak rutin berobat.
ANAMNESIS
 Idenditas : Perempuan 65 tahun
 Keluhan utama : Luka telapak kaki kanan yang tidak
sembuh sejak 3 hari lalu
 RPS
 Kedua kaki kebas dan sering kesemutan
 Luka terkena paku namun tidak sakit
 Mengobati hanya dengan cairan antiseptic
 Luka tampak kemerahan dan mengeluarkan nanah
 Setelah seminggu menjadi kehitaman dan berbau busuk
 RPD
 Diabetes Mellitus sejak 10 tahun lalu
 RPK (-)
 Riwayat Sosial Pribadi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum tampak sakit sedang
 Kesadaran compos mentis
 Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 140/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 90x / menit
 Frekuensi nafas : 20x/ menit
 Suhu tubuh : 38oC (demam)
 Pemeriksaan ektremitas bawah
 Inspeksi : Luka plantar pedis jari ke-1, hitam
dengan kemerahan di tengah, pus (+), ukuran 2x2 cm
 Palpasi : Suhu teraba hangat, nyeri tekan (-), pulasi
arteri kaki kanan melemah, sensitivitas kaki kanan
melemah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hb : 10,5 g/dL
 Ht : 33%
 Leukosit : 12.300/uL
 Trombosit : 275.000/uL
 LED : 55 mm
 GDS : 344 mg/dL
WORKING DIAGNOSIS
 Gangren Pedis Et causa Diabetes Mellitus Tipe II
KLASIFIKASI WAGNER ULKUS KAKI
DIABETIK
KLASIFIKASI TEXAS

 Resiko amputasi lebih sering terjadi pada pasien


dengan stadium infeksi saja ataupun bersama
dengan iskemik sebanyak 11x lipat
 Resiko amputasi kaki diabetik dengan iskemik
saja hanya 5x lipat
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Gangren Pedis et DM Tipe II PAD
causa
Etiologi Hiperglikemik Arterosklerosis
karena resistensi
insulin
Manifestasi Klinis • Poliuri • Pulsasi lemah
• Polidipsi • Suhu rendah
• Polifagi • Warna kaki pucat
• Penglihatan • Pertumbuhan
menurun rambut terhambat
• BB turun
• Neuropati
Pemeriksaan • Gula darah • Arteri Brachial
Penunjang sewaktu > 200 Index < 0.9
mg/dl • Dopller
• Gula darah puasa Ultrasound
> 126 mg/dL
ETIOLOGI
 Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi
kronis dari penderita Diabetes Mellitus

 Bakteri tersering penyebab infeksi pada ulkus :


 Staphylococcus aureus
 Infeksi polibakterial = Streptococcus sp, Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis.
EPIDEMIOLOGI
 Jumlah penderita DM diseluruh dunia tahun 2–
mencapai 131 juta orang dan diprojeksikan
mencapai 366 juta orang pada tahun 2020

 Di Indonesia, 15% penderita DM mengalami kaki


diabetik.

 Menurut data RSUPNCM tahun 2003, angka


kematian dan angka amputasi pasien kaki
diabetik mencapai 16% dan 25%
PATOFISIOLOGI
TATALAKSANA
 Tatalaksana dalam bentuk pencegahan
sekunder, yaitu pencegahan agar tidak terjadi
progresivitas kaki diabetik menjadi gangren
hingga mengakibatkan amputasi

 Pencegahan sekunder :
 Wound control
 Microbiologic control
 Vascular control
 Pressure control
 Metabolic control
 Education control
WOUND CONTROL
 Tujuan : membersihkan ulkus dari nanah atau pus
dan jaringan nekrotik serta membuka aliran darah
yang tersumbat

 Debridement pada bagian ulkus dan setelah itu


lakukan dressing atau pembalutan
 Pada ulkus masih aktif dapat menggunakan pembalut
dengan komponen zat penyerap
 Untuk mengurangi mikroba menggunakan pembalut
dengan saline
 Bila ulkus bersih dibalut dengan pembalut hidrokoloid.
MICROBIOLOGIC CONTROL
 Tujuan : mengambil sampel dari ulkus dan
pemberian antibiotik untuk mematikan bakteri
aerob maupun anaerob

 Antibiotik lini pertama menggunakan


sefalosporin generasi ke-3 dan metronidazole

 Pengambilan sampel dapat menggunakan swab


pada aerob dan aspirasi ulkus terdalam pada
bakteri anaerob
VASCULAR CONTROL
 Tujuan : melancarkan aliran darah bila terjadi
sumbatan pada kaki pasien dengan
revaskularisasi

 Pemeriksaan keadaan vaskular kaki pasien


dapat menggunakan ABI, ankle pressure test,
dan arteriografi

 Tindakan pembedahan diperlukan untuk


revaskularisasi
 Oklusi panjang = bedah pintas terbuka
 Oklusi pendek = endovaskular PTCA
 Oklusi akut = tromboakterotomi
PRESSURE CONTROL
 Tujuan : mengurangi tekanan permukaan kaki
yang terdapat ulkus untuk mempercepat masa
penyembuhan

Wheelchair Walker Felt Padding


METABOLIC CONTROL
 Tujuan : memperbaiki faktor resiko pencetus
dari kaki diabetik misalnya konsentrasi gula
darah yang tinggi dan kolesterol yang tinggi
EDUCATION
 Edukasi penting untuk tahap pengelolaan kaki
diabetes. Penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya diharapkan dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka. Edukasi
tersebut meliputi mengubah pola hidup dan
kontrol diabetes mellitus, mengurangi aktivitas
berat, dan melakukan kontrol rutin kepada
tenaga medis.
NUTRISI
PENCEGAHAN
 Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi kaki diabetik pada
penderita DM

 Pencegahan primer :
 Perubahan pola hidup
 Kontrol gula darah
 Kontrol pada tenaga medis
 Pengunaan alas kaki yang benar
 Hindari pekerjaan yang berat
KOMPLIKASI
 Osteomielitis
 Sepsis

 Amputasi

 Kematian
PROGNOSIS
 Prognosis baik bila ulkus ditangani dengan cepat
dan disertai kontrol metabolik yang teratur

 Prognosis buruk bila ulkus dibiarkan saja hingga


terjadi gangren disertai kontrol metabolik yang
tidak teratur

 14,3% pasien meninggal dalam 1 tahun pasca


amputasi, dan 37% meninggal dalam 3 tahun
pasca amputasi
KESIMPULAN
 Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi
kronik dari penderita diabetes mellitus,
sebanyak 15% pasien DM mengalami kaki
diabetik. Terjadinya luka pada kaki pasien
menjadi perjalanan awal terjadinya kaki diabetik
yang sebagian besar disebabkan oleh adanya
neuropati. Bila ditangani dengan benar dan DM
pasien terkontrol maka prognosis lebih baik dan
penyembuhan ulkus lebih cepat. Prognosis buruk
pada pasien yang telah mengalami gangren luas
pada kaki sehingga kaki harus diamputasi.

Anda mungkin juga menyukai